" Kamu dari mana, Shak?" tanya Mama Kinan, saat melihat putranya baru saja memasuki rumah.
"Dari rumah sakit, Ma," jawab Shakti.
"Lho, bukannya kamu libur?" Mama Kinan mendekati Shakti yang berdiri didekat sofa di ruang tamu.
"Shakti menemui Andien, Ma," jawab Shakti jujur.
"Kenapa dengan Andien, apa dia mencoba bunuh diri lagi?" tanya Mama Kinan memastikan.
"Enggak Ma, semalam Andien mendapatkan kesadarannya. Terus dia nanyain Shakti, tapi nggak lama kemudian dia histeris lagi. Dan susternya menghubungi Shakti, memberi tahu apa yang terjadi, makanya Shakti ke sana," jelas Shakti.
"Apa Zia sudah tau soal Andien?"
Shakti menggeleng sebagai jawaban.
"Apa perlu Mama bantu untuk bicara pada istri kamu?"
"Nggak usah Ma, nanti Shakti sendiri yang akan bicara pada Zia," tolaknya.
Mama Kinan mengangguk tanda mengerti.
"Pesan Mama, jangan pernah tinggalkan istri kamu untuk bisa bersama Andien. Karena sampai kapan pun, Mama tidak akan pernah merestui!" ancam Mama Kinan.
Bukan karena Mama Kinan jahat, atau karena Mama Kinan benci kepada Andien . Mama Kinan bahkan sangat menyayangi Andien. Shakti menyewa suster untuk menjaga dan merawat Andien, itu juga karena usul dari Mama Kinan.
Tapi ada hal yang membuat Mama Kinan tidak menyetujui Shakti, putranya, untuk bisa bersama Andien. Terlebih dalam ikatan pernikahan.
" Tapi, Shakti masih ingin memenuhi janji Shakti kepada Andien, Ma," ucap Shakti.
Janji ini lah yang dulu membuat Shakti menolak pernikahannya dengan Zia.
"Dengan meninggalkan istri kamu begitu!" tanya Mama Kinan dengan nada tinggi.
"Shakti, Mama sangat berharap bisa punya cucu dari kamu," lanjut mama Kinan.
"Ma, Orang dengan HIV/AIDS juga bisa memberikan keturunan," jelas Shakti.
Andien mengidap HIV/AIDS karena p*********n itu. Karena nya, Mama Kinan tidak menyetujui hubungan Shakti dengan Andien.
ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) bisa juga memiliki keturunan yang sehat tanpa membawa virus dari ibunya, tentunya dengan prosedur yang dianjurkan oleh dokter.
Saat merencanakan kehamilan, ODHA harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter. Dokter, kemudian akan memintanya rutin melakukan tes Cluster Differentiation 4 (CD4) untuk mengontrol jumlah sel darah putih.
Ketika semua kondisi baik, maka pada saat masa subur, ODHA dapat berhubungan badan tanpa menggunakan k****m. Pada kondisi ini, risiko penularan HIV/AIDS melalui s***** atau cairan v***** bisa saja terjadi, tetapi kemungkinannya cukup kecil.
Maka, pada ODHA wanita yang ingin hamil harus menjalani program khusus untuk mencegah bayinya tertular HIV/AIDS. Program tersebut dinamakan PMTCT (Preventing Mother to Child Transmission). Dan rutin meminum ARV (Anti Retroviral Virus).
"Maksud kamu ... kamu mau punya anak dari Andien? kamu yakin!"
"Meskipun begitu, Mama tetap tidak setuju. Mama cuma mau punya cucu dari Zia!" ucap Mama Kinan akhirnya, untuk mengakhiri pembicaraannya dengan Shakti.
Mama kinan langsung pergi meninggalkan Shakti, tak mau mendengar apapun lagi penjelasan anaknya itu.
Melihat mamanya yang pergi begitu saja, Shakti hanya bisa terdiam. Dia lantas beranjak naik menuju kamarnya di lantai atas.
Shakti langsung merebahkan tubuhnya, begitu sampai di kamar. Mengistirahatkan tubuhnya yang lelah, setelah menjaga Andien semalaman.
"Kamu baru pulang?" tanya Zia yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Hmm," jawab Shakti singkat, tanpa merubah posisinya.
Zia tak lagi bertanya karena dia tau suaminya ini butuh istirahat setelah bergadang di rumah sakit. Zia kemudian memilih turun, untuk membantu mama Kinan dan mbak Anggun menyiapkan sarapan.
.
.
.
.
.
Sore hari, Zia dan Shakti memutuskan kembali pulang ke apartemen mereka. Sampai di apartemen sudah jam delapan malam, karena sebelumnya mereka mampir ke sebuah cafe untuk makan malam.
Zia langsung pergi ke kamar mandi saat memasuki kamar untuk membersihkan dirinya dan berganti pakaian. Sementara itu, Shakti memilih berada di balkon kamarnya. Pandangannya menatap gedung-gedung pencakar langit di depannya. Begitulah yang di tangkap oleh Zia saat keluar kamar mandi dan menyusul Shakti ke balkon.
Zia langsung memeluk Shakti dari belakang. Shakti yang kaget hendak memutar tubuhnya, tapi Zia menahannya.
"Jangan bergerak, biarkan seperti ini," pinta Zia.
Shakti mengikuti kemauan istrinya itu. Dia hanya diam, menyediakan punggungnya untuk Zia peluk. Tak lama, punggung Shakti terasa basah. Dia tahu Zia sedang menangis. Tapi, yang tidak Shakti ketahui, apa penyebab istrinya ini menangis.
Shakti masih tetap diam tanpa bertanya, dan membiarkan Zia memuaskan tangisnya.
"Aku jatuh cinta sama kamu," ucap Zia masih memeluk Shakti dari belakang.
Kalimat itu terdengar bagai petir untuk Shakti.
"Aku akan menunggu mu, sampai kamu bisa melepaskan Andien dan menerima ku," lanjut Zia lirih.
Shakti semakin kaget mendengarnya. Darimana, istrinya ini tau soal Andien.
Zia sudah tau soal Andien saat dia berada di rumah mama Kinan. Saat itu, Zia berniat ke dapur untuk membantu menyiapkan sarapan. Saat hampir sampai di tangga, dia melihat Shakti suaminya sedang berbicara dengan mama Kinan.
Dari situlah, Zia mengerti maksud dari ucapan Shakti kemarin 'untuk jangan terluka.'
Menyakitkan memang. Mendengar suaminya masih menginginkan wanita lain, dan bahkan rela kalau harus meninggalkan dirinya.
Shakti memutar tubuhnya, menatap mata sendu istrinya. "Kamu tau soal Andien?" tanya Shakti.
Zia mengangguk sebagai jawaban.
"Kamu tidak harus membalas perasaan ku sekarang, cukup aku yang mencintai mu," ucap Zia menahan air matanya kembali menetes. "Aku akan membantumu jatuh cinta kepada ku," lanjutnya.
Dengan sedikit berjinjit, Zia mengalungkan lengannya ke leher Shakti. Menyentuhkan bibirnya dengan bibir suaminya itu. Zia mencium Shakti. Ciuman ini tidak sama dengan ciuman yang diberikan Shakti kemarin. Hanya sekedar saling mempertemukan bibir. Maklumlah, Zia belum pandai berciuman.
Shakti masih terdiam dengan apa yang dilakukan Zia. Ada ketakutan yang dia rasakan. Rasa takut, jika harus membuat Zia tersakiti.
"Jangan terluka, karena aku bukanlah orang yang pantas untuk membuat mu terluka," ucap Shakti.
Kalimat yang diucapkan Shakti setelah Zia melepaskan bibirnya itu, seolah memupuskan harapan Zia. Seperti orang yang kalah, bahkan sebelum berperang.
Rasanya dia ingin kembali menangis, mendengar itu. Namun, Zia berusaha tegar menahan air matanya.
"Aku sudah memilih terluka, saat aku memutuskan untuk mengatakan semua ini," jawab Zia berusaha tegar.
"Aku tidak tahu seberapa berarti Andien untuk mu, dan seberapa kecil tempat untukku di hati mu. Tapi, aku sudah memutuskan untuk membantu mu jatuh cinta pada ku," lanjutnya yakin.
Dengan mantap, Zia mengucapkan kata hatinya.
Zia sudah siap untuk terluka dan kalah. Namun sebelum itu, dia ingin mencoba berperang, memenangkan hati suaminya. Setidaknya, dia akan dengan lapang dada menerima kekalahannya setelah perjuangan.
"Biarkan aku menjadi istri mu seutuhnya," pinta Zia yang langsung membuat Shakti melebarkan matanya tidak percaya.
"Kamu tidak perlu memaksakan diri, kamu masih terlalu muda untuk tersakiti," tolak Shakti.
"Aku tidak akan bisa meninggalkan Andien, dan aku mohon, jangan sakiti diri kamu." lanjutnya bersikukuh. Agar Zia tidak semakin terluka.
Zia menggeleng keras, menunjukan penolakannya. Dia tetap ingin pada keputusannya, berusaha membantu suaminya jatuh cinta. Dan untuk semua itu, dia sudah siap terluka.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya ... like ... komen ... favorite ... dan vote juga ya.
tengkyu❤❤❤sayang hee
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
LENY
KASIHAN ZIA
2024-10-07
0
Ernadina 86
takut takut..orang udah terjadi juga..udah sakit tuh Zia..tapi dia bersikap dewasa pdahal masih sekolah
2023-11-06
0
Rin's
ikie cerita melasss po??
2023-04-26
1