KISAH INI HANYALAH KHAYALAN BELAKA, AKAN ADA ADEGAN - ADEGAN YANG MEMBUAT EMOSI DAN MENAMBAH TENSI, JADI MOHON TINGKAT KESABARANNYA DI TAMBAH YA GENGS 🌊❤️🌹
Ke esokan harinya, Sheela bangun sangat awal pagi ini, tidak seperti biasanya.
Gazel yang baru saja membuka matanya, menghirup aroma makanan yang menyengat di indra penciumannya.
Dengan sedikit menyeritkan keningnya, Gazel yang penasaraan akhirnya bangkit dari tidurnya dan berjalan keluar dari kamar. "Sheela, kamu bangun pagi?" Tanyanya dengan sedikit rasa keheranan.
Sheela sedikit terkejut mendengar teguran dari Gazel, lalu dia menganggukan kepalanya pelan.
Gazel tersenyum lalu duduk di meja makan yang berhadapan langsung dengan dapur. "Tumbun sekali, ada apa emangnya?" Tanya Gazel lagi.
"Tumben?" Tanya Sheela bingung.
Gazel mengambil segelas air minum yang ada di depannya lalu menegukanya. "Kamukan biasanya bangun siang sayang, bahkan kalau aku mau pergi kerja kamu masih tidur. Dan sekarang kamu bangun pagi, itu suatu pencapaian yang besar tahu." Jawabnya, mengingatkan Sheela bahwa selama ini istrinya itu selalu saja bangun siang.
Sheela menggaruk keningnya yang tidak gatal, "masa sih? Perasaan aku selalu bangun pagi kok." Sahutnya dengan begitu santai.
Dia bahkan berjalan mendekati Gazel dengan membawa dua piring berisikan American Breakfast buatannya.
Tetapi Gazel hanya tersenyum saja mendengar kalimat istrinya, sepertinya penyakit ingatan jangka pendeknya kambuh lagi, jadi dia tidak akan mengingat kejadian - kejadian kemarin.
"Apakah ini kamu membuatnya sendiri?" Tanya Gazel mengalihkan pembicaraan mereka.
Sheela tersenyum lalu menganggukan kepalanya pelan. "Tentu saja dong, aku tadi pagi melihat catatan di buku kalau kamu menyukai American Breakfast, jadi aku mencoba melihat - lihat resepnya di internet, lalu aku mulai memasaknya." Jawabnya dengan begitu antusias.
Lalu dia buru - buru memberikan garpu dan pisau pada Gazel. "Nah, cobalah!" Pintanya dengan tatapannya yang begitu menggemaskan.
Tentu saja Gazel merasa senang, bahkan dia tidak ragu mengambil garpu itu dan lalu mencobanya. "Bagaimana?" Tanya Sheela penasaraan, ketika Gazel mulai memakannya satu sendok.
Tetapi, Gazel memasang wajahnya datar, dan malah terlihat berpikir - pikir saja. "Bagaimana ya?" Tanya Gazel, mencoba menggoda Sheela.
Dia bahkan kembali memasukan potongan - potongan sosis itu ke dalam mulutnya. Dan dengan polosnya Sheela hanya diam dan menunggu Gazel memberikan reaksi padanya. Apa lagi sorot mata Sheela mengikuti pergerakan Gazel.
Sampai makanan itu habis tidak tersisa, Sheela masih terus menunggu komentar Gazel untuk masakannya.
"Bagaimana?" Tanya Sheela sekali lagi, ketika Gazel sudah meletakan garpunya ke atas piring.
Gazel rasanya ingin tertawa, namun dia masih berusaha menahannya. "Bagaimana kalau kamu membuatkan aku Segelas coffe terlebih dahulu, baru aku menjawabnya." Pintanya dengan lembut.
"Aku?" Sheela ragu, ketika dirinya di minta untuk membuat Coffe.
"Kamu tidak takut, nanti aku memecahkan gelasnya atau aku merusak alat coffenya?" Sheela mengambil garpunya untuk memulai memakan masakannya sendiri.
Gazel memahami hal ini, sudah sering kali Sheela berusaha membawa gelas yang berisikan coffe atau tea, tapi selalu saja jatuh dan berujung dirinya yang harus membuatnya sendiri.
"Baiklah, aku akan membuatnya sendiri." Ucap Gazel, lalu dia beranjak dari duduknya bersamaan dengan ponselnya yang berbunyi.
Gazel pergi ke dapur sembari mengangkatnya. "Ya, Erald! Katakan!" Perintahnya ketika sudah mengangkat panggilan telpon itu.
Tak lama kemudian, Gazel duduk kembali di sebelah Sheela dengan membawa segelas Coffenya.
"Nanti malam aku di undang pergi ke Acara rekan bisnis yang ada di London, apakah kamu ingin ikut?" Tanya Gazel, mengajak Sheela untuk pergi.
"Aku?"
"Memang bisa?" Tanya Sheela dengan ragu.
"Tentu saja bisa, kamu adalah istriku, jadi wajar jika kita pergi bersama ke acara - acara besar seperti ini." Jawab Gazel dengan serius.
Sheela tersenyum dengan gembira, lalu kembali memakan sarapannya yang masih belum habis.
***
Sedangkan di sisi lain, Chloe dan Aultrecy terlihat makan dengan hening. Hanya terdengar decitan Garpu dan Pisau yang beradu dengan piring.
"Apakah semalam tidurmu nyenyak?" Tanya Aultrecy mulai memecah keheningan di antara mereka.
Chloe tersenyum tipis, lalu sedikit menganggukan kepalanya pelan. "Nanti malam akan ada acara perjamuan dari rekan bisnisku, aku harap kamu mau untuk ikut bersamaku." Ajak Aultrecy pada Chloe.
"Sure." Respon Chloe, tanpa berbicara panjang lebar.
Dia memang sudah sering pergi untuk menemani Aultrecy ke acara - acara besar.
Selain karena menghargai ajakan Aultrecy, ini juga merupakan kewajiban dirinya sebagai seorang istri.
Di saat mereka sedang menikmati sarapan pagi mereka, tiba - tiba saja Dilbo asisten pribadi dari Aultrecy masuk dan menundukan kepalanya hormat pada Aultrecy dan juga Chloe.
"Tuan, berkas yang Anda minta semalam
Sudah saya dapatkan." Lapornya, lalu meletakan sebuah map yang cukup tebal ke atas meja makan di sebelah Aultrecy.
"Apakah ini sudah semua?" Tanya Aultrecy penasaraan, lalu sedikit melirik ke arah Chloe yang ternyata dia sama sekali tidak memperdulikan obrolan mereka.
Gadis itu terlihat terus fokus pada makananya dan berpura - pura tidak mendengarkan apa - apa.
"Masih separuh saja Tuan, itu hanya biodata lengkap tentang Nona Chloe, sisanya saya masih berusaha mencarinya, dan tentu saja ke dua orang Tuanya pun masih dalam pencarian saya." Jawab Dilbo, yang membuat Gerakan tangan Chloe terhenti.
"Baiklah kamu boleh pergi." Ucap Aultrecy, mempersilahkan Dilbo untuk pergi meninggalkan mereka berdua.
Aultrecy mengambil map yang ada di atas meja sebelahnya itu, lalu membukannya.
"Di sini adalah biodata lengkap tentangmu, dan juga nama orang tuamu, apakah kamu tidak ingin melihatnya?" Tanya Aultrecy dengan senyumannya.
Chloe meletakan sendok dan garpunya, lalu memilih untuk beranjak berdiri dari duduknya. "Hanya biodata seperti itu, aku tidak tertarik, aku hanya menginginkan semua cerita tentang masa lalu aku hingga kecelakaan itu terjadi. Seluruhnya aku tidak perduli." Jawabnya, lalu melangkahkan kakinya pergi.
Aultrecy tahu, pasti Chloe memilih untuk ke ruang Gym yang ada di lantai paling atas. Wanita itu akhir - akhir ini sering sekali berolahraga.
"Baguslah kalau begitu, cepat atau lambat aku pasti akan memberitahukan kamu kebenaranya." Lirihnya dengan pelan, sambil menunjukan semeriknya kejam bagaikan seorang iblis.
Dia jelas tahu apa yang di inginkan oleh Chloe, namun dia memilih untuk menyimpanya lagi sedikit lebih lama. Sampai pada bom waktunya tiba, baru dia akan membongkarnya.
To Be Continue. *
**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti ******🙏🏻🙏🏻**** dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.
Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰*** jangan Sinder.***
Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya😎
*Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal ****😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya********😘😘*** ****
*****Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh ******😭😭😭*
Terima kasih🙏🏻🙏🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments