KISAH INI HANYALAH KHAYALAN BELAKA, AKAN ADA ADEGAN - ADEGAN YANG MEMBUAT EMOSI DAN MENAMBAH TENSI, JADI MOHON TINGKAT KESABARANNYA DI TAMBAH YA GENGS 🌊❤️🌹
5 Bulan Kemudian
Sudah 5 bulan berlalu, semenjak Gazel hidup bersama dengan Sheela. Dan sebulan yang lalu Sheela di nyatakan hamil oleh dokter. Dan kandungnya sudah menginjak usia 4 bulan, yang menandakan bahwa dia kosong sebulan sebelum mengandung bayi Gazel, dan di saat kehamilan Sheela sudah di umumkan, Gazel buru - buru langsung menikahinya.
Dia bahkan perlahan sudah melupakan Chloe, melupakan niat awalnya yang ingin membalaskan dendam kematian Chloe.
Saat ini, Sheela baru saja pulang dari berbelanja di Mall, dia pulang dengan wajahnya yang kusam dan merasa muak dengan para bodyguard.
"Kamu kenapa sayang? Kenapa wajahmu di tekuk seperti itu? Apakah kamu tidak happy?" Tanya Gazel, ketika melihat wajah kekesalan istrinya.
Sheela menatap Gazel dengan kesal, lalu menatap para bodyguardnya. "Sepertinya bodyguard - bodyguard ini sudah sangat bekerja keras, sampai menjagaku dengan sangat terang - terangan." Jawabnya dengan sinis.
Gazel tersenyum, lalu mendekat ke arah Sheela, "jangan begitu sayang, kitakan tidak tahu kapan musuh akan datang menyerang. Kamu tahukan aku adalah pria yang mempunyai banyak musuh."
"Bukankah dengan kondisi kamu yang sedang hamil seperti ini, tindakan bagus jika di kawal."
"Di kawal apanya? Kamu lihat dong, apakah mereka benar - benar berguna? Aku bisa melindungi diriku sendiri dan bayi kita, jadi kalau bisa di kurangi saja bodyguardnya, gak sampai 20 orang juga dong." Keluh Sheela, merasa risih ketika dia berjalan di ikuti 20 orang banyaknya.
Apa lagi saat di mall tadi, orang - orang malah menatapnya dengan risih karena di ikuti oleh banyak bodyguard.
"Dan kalau mereka terus menempel kemanapun aku pergi, itu namanya bukan di kawal tapi aku sedang di awasi!"
"Huhh, rasanya aku bisa stress."
Gazel tersenyum lalu mengusap kepala istrinya dengan lembut. "Baiklah, aku akan menguranginya seperti dulu, bagaimana kalau 10?" Tanya Gazel yang di jawab dengan anggukan kepala oleh Sheela.
"Makasih ya, kamu sudah mengerti aku." Balas Sheela lalu memeluk Gazel dengan erat.
"Sama - sama sayang." sahut Gazel, dengan membalas pelukan Sheela.
Gazel merasa jika dia sudah berubah, dia sangat lembut dengan Sheela, berbeda di saat dia bersama dengan Chloe.
"Apakah aku tidak adil? Dulu aku hanya memberikan luka pada Chloe, dan sekarang aku banyak memberikan kebahagiaan untuk Sheela."
"Aku hanya tidak ingin, kehilangan Sheela lagi, seperti aku kehilangan Chloe, aku akan memberikan semua kebahagian untuk Sheela, sampai dia merasa enggan untuk pergi." Gazel berucap dalam hatinya.
Tidak bisa di pungkiri, reaksi dirinya waktu mengetahui kehamilan Chloe dan Sheela sangatlah berbeda.
Di saat kehamilan Chloe, dia rasanya belum siap untuk menjadi seorang ayah, hingga pikiran untuk membunuh bayinya itu muncul dan menyakiti hati Chloe, sedangkan ketika Sheela hamil, dia malah bahagia, seakan - akan dia memang sudah siap menjadi seorang ayah.
Lalu, di saat Chloe hamil, tidak seharipun dia menemani Chloe apa lagi menanyakan apa keinginan istrinya itu, tetapi sekarang, kalau bisa di bilang tidak seharipun Gazel meninggalkan Sheela dan Terus menanyakan apa keinginan istri ke duanya ini.
Benar - benar menunjukan sikap yang sangat tidak adil, dan Jika Chole mengetahui ini, dia pasti sangat - sangat sedih.
Di saat Gazel dan Sheela sedang berpelukan, tiba - tiba Erald datang dan memanggil Gazel.
"Tuan, di luar ada Janesh yang ingin bertemu." Ucap Erald, membuat Gazel menganggukan kepalanya pelan.
Kemarin memang Janesh mengatakan jika ada sesuatu yang ingin di katakan, makanya dia dengan sengaja terbang ke Brazil untuk memberitahunya.
Janesh masuk dan melihat Gazel bersama dengan seorang wanita. Apa lagi dia bisa melihat jika wanita itu sedang hamil.
"Gazel, siapa wanita ini?" Tanya Janesh penasaraan.
Gazel menoleh, dan mengerucutkan bibirnya, pria ini masuk bukannya menyapa dulu malah langsung menanyakan istrinya.
"Dia adalah istriku, Sheela." Jawab Gazel, membuat Janesh menatap Sheela dengan lekat.
Sebelum akhrinya dia membulatkan matanya besar. "Bukankah dia -"
"Buronan itu!" Sahut Gazel, seperti tahu apa yang sedang ingin di bicarakan oleh Janesh.
Sheela menatap Janesh dengan tatapan waspada. "Tenanglah sayang, dia tidak akan menangkapmu, aku mempunyai bisnis dengannya, jadi sekarang kamu istirahat saja di kamar, nanti aku menyusul." Ucap Gazel, di saat dia tahu jika istrinya sedang khawatir.
Sheela menganggukan kepalanya pelan, dan menuruti perkataan Gazel. Dia di antar oleh Erald untuk masuk ke dalam kamar.
Sedangkan Janesh dan Gazel pergi masuk ke dalam ruang kerja Gazel.
"Kamu menikahi dia? Wanita buronan itu? Bukankah kamu mencintai Chloe dan membahayakan banyak nyawa untuk membalaskan dendam Chloe?" Janesh menyerang Gazel dengan banyak pertanyaan.
Gazel menghela nafasnya. "Semuanya sudah berlalu Janesh, Chloe sudah meninggal, dan aku adalah seorang pria yang membutuhkan wanita sebagai pendamping, dan Sheela memberikan itu, dia memberikan aku kenyamanan, dan bahkan sekarang dia sedang hamil anak aku, jadi wajar kalau aku menikahinya." Jelas Gazel, membuat Janesh merasa bingung sendiri.
"Berarti kamu sekarang sudah yakin dengan keputusanmu?" Tanya Janesh, memancing reaksi Gazel.
"Maksudnya?"
"Kamu sudah memiliki Sheela dalam hidupmu, dan bahkan kalian sudah membuat keluarga kecil, jadi aku rasa informasi ini sudah tidak kamu butuhkan." Janesh, memperlihatkan amplop dokumen yang ini dia berikan pada Gazel tadi.
Tetapi, karena dia barusan tahu tentang pernikahaan Gazel dengan wanita lain, maka dia lebih baik mengurungkan niatnya ini.
Entah dia merasa jika informasi ini sangat tidak berguna, atau dirinya tidak ingin ada wanita lain yang terluka jika Gazel mengetahui informasi ini.
"Apakah informasi itu penting?" Tanya Gazel penasaraan ketika melihat amplop itu.
Janesh mengedikan bahunya singkat. "Awalnya aku merasa penting, tapi mungkin sekarang tidak lagi." Jawab Janesh dengan acuh.
"Berikan padaku! biarkan aku melihatnya!" Pinta Gazel, menginginkan informasi itu.
"Kenapa harus?" Tanya Janesh mempermainkannya.
"Karena aku tahu jika informasi itu sangat penting, karena jika tidak untuk apa kamu terbang ke Brazil hanya untuk memberitahukan informasi yang tidak berguna." Tuturnya dengan yakin.
Janesh tersenyum, lalu memberikannya pada Gazel. "Kalau kamu sudah mengetahuinya, aku harap kamu bisa membuat keputusan yang bijak." Ucap Janesh, membuat Gazel langsung buru - buru membuka amplop dokumen itu.
To Be Continue. *
**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti ******🙏🏻🙏🏻**** dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.
Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰*** jangan Sinder.***
Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya😎
*Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal ****😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya********😘😘*** ****
*****Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh ******😭😭😭*
Terima kasih🙏🏻🙏🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Dam Dyy
kecewa bgt sama gazl
2023-06-03
0