KISAH INI HANYALAH KHAYALAN BELAKA, AKAN ADA ADEGAN - ADEGAN YANG MEMBUAT EMOSI DAN MENAMBAH TENSI, JADI MOHON TINGKAT KESABARANNYA DI TAMBAH YA GENGS 🌊❤️🌹
Seperti apa yang di katakan oleh Gazel, saat ini mereka sudah sampai di Brazil, di sebuah Vila sederhana milik Gazel.
Sheela melihat ke sekelilingnya, lalu memijat keningnya pusing. "Ya ampun, Sheela, kamu itu sedang ingin di jadikan wanita pemuas naf su, malah sukarela banget kamu datang ke sini." Batinnya berbicara pada dirinya sendiri.
Dia juga rasanya ingin menyesali kebodohannya yang mau - maunya saja menjadi budak nafsu.
"Anu, Tuan, bisakah saya batalkan saja? Atau Anda mencari wanita lain saja untuk menjadi kekasih Anda, sedangkan saya akan menjadi anak buah saja, misalnya bodyguard atau -"
"Saya tidak menerima penolakan, dan lagian ini adalah pilihan terbaik yang saya tawarkan pada kamu."
"Jika tidak, kamu harus mati menggantikan 6 anak buah saya yang kamu bunuh." Gazel memberikan ancaman pada Sheela. Membuat Sheela sebenarnya masih dalam kebingungannya.
'Kenapa aku takut mati? Padahal di dunia ini aku sudah tidak punya siapa - siapa, lalu untuk apa aku -'
"Jangan terlau banyak berpikir! Tugasmu itu sangatlah enak! Hanya perlu melayaniku, sudah itu saja." Gazel menegur Sheela, ketika dia melihat wanita itu hanya diam saja dan seperti sedang memikirkan sesuatu.
'melayani? Aku bahkan masih Vir gin, dan dia minta aku layani? Kenapa pria ini sangat begitu mudah sekali dalam berbicara,' keluh Sheela , tidak bisa berkata apapun lagi.
Dia hanya bisa diam dan menuruti apapun yang di inginkan oleh Gazel. "Bersihkan tubuhmu! Kamu akan melayaniku mulai malam ini!" Perintah Gazel, yang membuat Sheela menatapnya penuh dengan tanda tanya.
"Kenapa diam? Atau kamu mau aku -" Gazel menghentikan kalimatnya, lalu dia mengambil pisau kecil dari sakunya.
Sreeekkkkk, Gazel menyayat bahu Sheela dengan panjang. Tetapi tidak ada suara rintihan dari wanita itu, seperti apa yang biasa Chloe lakukkan. "Tuan, anda sedang apa?" Tanya Sheela dengan polosnya.
'What? Sedang apa? Aku baru saja menyayat lengan mu dengan panjang, dan bahkan itu sudah mengeluarkan banyak darah karena lukanya dalam, dan kamu bertanya aku sedang apa?' Gazel bergumam dalam hatinya.
'Sepertinya memang benar, di dalam otakmu ada saraf yang putus,' tambahnya lagi, lalu melangkah begitu saja meninggalkan Sheela yang masih melihat ke arah lukanya.
"Tuan, apakah Anda mempunyai kotak P3K?" Tanya Sheela dengan sedikit berteriak.
"Cari saja di bawah meja! Erlad selalu menyimpannya di sana!" Jawab Gazel dari dalam kamar.
Sheela merasa bingung sejenak dengan tingkah Gazel, tetapi pada detik selanjutnya dia merasa sangat tidak perduli. Dan memilih untuk bergerak mencari kotak P3K untuk mengobati luka sayatan buatan dari Gazel barusan.
***
Sedangkan di dalam kamar, Gazel buru - buru membuka box es, yang di berikan oleh Erald barusan. 'Ingat Tuan! Anda hanya boleh meminumnya 1 bulan 1 kali, saya membawakan Anda dua, karena kita hanya mempunyai Stock 5 saja.' Ucap Erald, di saat memberikan box es itu.
Gazel membukanya, dan melihat dua botol kecil yang berisikan darah milik Chloe. Darah itu sempat dia ambil dulu, tetapi Semenjak Chloe meninggal, dia malah harus meminumnya sekali dalam sebulan, dari yang biasanya seminggu sekali.
"Persetan dengan botol ini!" Umpatnya, lalu meminum ke dua botol itu.
Gazel tidak perduli, apakah mereka masih memiliki Darah Chloe atau tidak. Yang jelas dia ingin menuntaskan rasa hausnya terlebih dahulu.
****
Pada malam hari ininya, Sheela terlihat baru saja selesai mandi. Dan Gazel masuk ke dalam kamar.
"Apakah kamu sengaja memancingku?" Tanya Gazel dengan suaranya yang berat.
"Ha? Apa?" Sheela merasa bingung dengan tuduhan Gazel.
Gazel menunjuk Sheela dengan menggunakan dagunya. Membuat Sheela menoleh dan mengikuti arah tunjukan Gazel.
"Kenapa kamu tidak mengeringkan rambutmu terlebih dahulu, sebelum kamu keluar dari kamar mandi?" Tanya Gazel dengan gemas.
Sifat Sheela dan Chloe sangatlah berbeda jauh, Chloe adalah wanita yang sangat tegas dan bahkan sangat pintar, sedangkan Sheela, adalah wanita yang sangat - sangat sembrono, dan lambat dalam berpikir. Dia tidak peka dalam keadaan biasa, dia hanya peka dalam keadaan genting saja.
Gazel menarik tangan Sheela sampai membentur ke tubuhnya. "Apakah kamu sudah siap?" Tanya Gazel, yang sudah sangat lama ingin menuntaskan has ratnya.
Sheela hanya diam saja, dan malah menundukan kepalanya. Gazel menaikan wajah Sheela dengan salah satu tangannya.
Dan mulai men ciumnya dengan paksa, sebelum ciu man itu berubah menjadi lu matan.
Sheela mulai menikmati permainan lidah dan bibir Gazel, sampai akhirnya Gazel melepaskan gengaman tangannya dan mengarahkan tangan Sheela untuk melingkar di lehernya.
Sheela menurut saja, dan mencoba mengikuti arahan Gazel.
Dengan cepat, Gazel menggendong Sheela ala anak koala, dan menidurkannya di atas ranjang.
Sreeeekkkkkk, Gazel yang sudah tidak sabar langsung merobek baju Sheela, dan tanpa aba - aba langsung mencapkan kukubirdnya pada liang apom milik Sheela.
"Aaaaaaaaarrrrgggggghhhh! Tuannn!" Terikanya kesakitan.
Gazel tersenyum mendengarnya. Dia merasakan jika dia baru saja merobek sesuatu di bawah sana. "Rupanya kamu juga bisa merasakan sakit ya." Ucap Gazel dengan suaranya yang sensasional.
Sheela hanya diam saja, dan memalingkan wajahnya malu. "Panggil aku Gazel!" Perintah Gazel, sebelum dia menggoyangkan kukubirdnya maju dan mundur.
"Ahhh, Gazel!" Suara Sheela terdengar sebelum mereka berdua berhasil mencapai puncak.
Gazel sangat merindukan Chloe, sehingga ketika dia berhubungan dengan Sheela saat ini, sedikit bayangannya memperlihatkan Chloe.
Setah mereka melakukkan kegiatan panas, Gazel memeluk tubuh Sheela dan menyelimutinya. Cuppp, Gazel memberikan ciuman singkat di kening Sheela.
"Apakah kamu bisa menjaga dirimu sendiri?" Tanya Gazel dengan serius pada Sheela yang saat ini sedang berada di dalam pelukannya.
"Bisa Tuan, dari remaja saya sudah mengurus diri saya sendiri. Jadi Anda tidak perlu mengkhawatirkannya." Jawab Sheela begitu meyakinkan.
Gazel tersenyum tipis, lalu kembali memeluk Sheela dengan erat. "Terima kasih, kerena kamu sudah mau suka rela menyerahkan tubuhmu."
"Aku hanya meminta satu, jangan pergi." Ucap Gazel, sebelum dia memejamkan matanya.
Dia merasa sangat lelah karena seharian ini dia sibuk dan malam inipun dia sibuk melakukkan kegiatan biologisnya.
'What? Suka rela? Jelas - jelas dia yang mengancam aku tadi, kalau tidak mau melayaninya, dia akan membunuh aku,' ucap Sheela dalam hati. Merasa jika Gazel ini sangat pandai bersilat lidah.
To Be Continue. *
**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti ******🙏🏻🙏🏻**** dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.
Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰*** jangan Sinder.***
Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya😎
*Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal ****😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya********😘😘*** ****
*****Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh ******😭😭😭*
Terima kasih🙏🏻🙏🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments