KISAH INI HANYALAH KHAYALAN BELAKA, AKAN ADA ADEGAN - ADEGAN YANG MEMBUAT EMOSI DAN MENAMBAH TENSI, JADI MOHON TINGKAT KESABARANNYA DI TAMBAH YA GENGS 🌊❤️🌹
Ke esokan harinya, Gazel bangun terlebih dahulu, karena Sheela terlalu letih melayani Gazel semalaman.
Tadi malam, Gazel tidak sepenuhnya tidur, dia terbangun di saat subuh hari, dan kembali memaksa Sheela untuk melayaninya.
Dan itu membuat Sheela tidak bisa bangun walaupun sudah jam 2 siang. "Tuan," panggil Sheela, ketika dia baru bangun, dan menggunakan pakaian tidur yang tipis pergi menemui Gazel di luar.
Gazel menoleh, lalu mengangkat tanganya untuk memberikan kode pada Sheela jika dia sedang sibuk.
Sheela melihat Gazel yang sedang menatap layar Laptopnya. Sepertinya dia sedang meeting. Membuat Sheela memilih untuk masuk lagi ke dalam kamar untuk membersihkan tubuhnya.
Dia benar - benar merasa tubuhnya ingin remuk, dan sepertinya dia ingin mandi agar tubuhnya bisa sedikit segar.
Sheela masuk ke dalam kamar mandi, lalu dia menatap tubuhnya yang sedang nampak dari cermin. "Apakah ini benar?" Tanyanya, merasa jika dirinya saat ini sangatlah hina.
Sheela memejamkan matanya, merasa jika semua yang terjadi saat ini bukanlah hal yang begitu dia inginkan. "Apakah seharusnya aku membuat Kontrak saja?" Sheela berpikir untuk membuat sebuah kontrak untuk Gazel. Agar tidak selama - lamanya menjadi budak naf su pria itu.
"Tapi aku mau berbuat apa setelah ini? Bukankah lebih baik jika aku hidup dengan jaminan kenyamanan seperti ini, dari pada aku hidup di luar sana tanpa pernah beristirahat." Gumamnya lagi.
Terlalu banyak pemikiran Sheela, sebelum akhirnya dia meyakinkan dirinya sendiri untuk tetap seperti ini saja.
Toh tugasnya sudah tidak berat, jika biasanya dia selalu di tugaskan untuk membunuh dan berpetualang mencari musuh, kali ini dia hanya tinggal diam, dan melayani. Sangat mudah bukan.
***
Tak lama kemudian Sheela keluar lagi dengan menggunakan dress mininya, membuatnya terlihat sangat anggun dan bahkan begitu cantik, bahkan Gazel tersenyum tipis ketika dia melirik wanita itu.
"Apakah ini makanan saya?" Tanya Sheela ketika melihat makanan yang ada di atas meja makan sebelah Gazel.
Ya, Gazel memang melakukkan pekerjaanya di atas meja makan, karena tadi selepas makan siang, dia langsung buru - buru untuk meeting.
Gazel menganggukan kepalanya pelan, dengan pandangan yang terus lurus ke depan. Sheela mengedikan bahunya pelan, menandakan ketidak perduliannya dengan pekerjaan Gazel karena yang penting dia makan.
Gazel kembali melirik ke arah Sheela yang sedang menikmati makananya. Dia begitu lembut, dan bahkan cara makannya seperti tertata rapi. Berbeda dengan Chloe, yang tidak ada anggunnya sama sekali.
Mantan istrinya itu adalah orang yang bar - bar, bahkan tidak jarang dia menunjukan sisinya yang begitu masculine. Sedangkan Sheela, terlihat sangat lembut sekali, dan bahkan kemarin di dalam rekaman CCTV, Sheela membunuh dengan sangat lembut bahkan dia mengucapkan kata maaf sesudah orang itu meninggal. Jika mata orang awam, pasti tidak akan menyangka jika Sheela adalah wanita pembunuh berantai.
"Mereka sangat berbeda," lirihnya pelan.
"Ha? Apakah Tuan sedang berbicara dengan saya?" Tanya Sheela, ketika dia mendengar Gazel seperti mengatakan sesuatu.
Gazel buru - buru menggelengkan kepalanya, dan berpura - pura fokus pada Sheela.
Tak lama kemudian, meeting Gazel selesai, dan membuatnya langsung menutup laptopnya dan menatap ke arah Sheela yang sedang makan.
"Ini ponsel kamu." Ucap Gazel, memberikan satu box ponsel yang sejak tadi ada di sebelahnya.
"Terima kasih Tuan." Balas Sheela menerima ponsel itu.
"Jangan panggil aku Tuan, panggil saja aku dengan nama." Sahut Gazel lagi, yang di respon dengan anggukan kepala oleh Sheela.
Gazel mengambil tangan Sheela, lalu mengecup singkat punggung tangan itu. "Terus hubungi aku, jika sekiranya kamu dalam bahaya!"
"Jangan bertindak sendirian, dan aku juga akan memberikan 10 bodyguard untuk kamu."
Sheela membelakkan matanya tidak percaya dengan apa yang dia dengar. 10 bodyguard untuk apa?
"Tuan,"
"Eh maksud saya, Gazel, sepertinya saya tidak memerlukan bodyguard, saya bisa menjaga diri saya sendiri." Tolaknya, tidak ingin dirinya di gantungi dan di ikuti oleh banyak orang.
"Apakah Gazel tidak mempercayai kemampuan saya?" Tanyanya membuat Gazel mengerucutkan bibirnya.
"Bicara tidak perlu formal denganku, gunakan aku kamu saja, itu lebih baik." Gazel merasa risih sendiri mendengat bahasa baku yang di gunakan oleh Sheela.
Gazel beranjak dari duduknya, lalu berdiri di sebelah Sheela, membuat Sheela harus mengangkat kepalanya untuk melihat apa yang sedang ingin di lakukkan oleh Gazel.
"Aku tidak ingin merasakan kehilangan untuk ke dua kalinya, aku sudah kehilangan Chloe, dan sekarang aku tidak mau kehilangan kamu."
"Aku percaya dengan kemampuanmu, tetapi aku tidak percaya dengan takdir. Jadi kalau bisa aku ingin menghindari takdir buruk itu." Ucap Gazel, sebelum dia pergi meninggalkan Sheela di meja makan.
Sheela menatap punggung Gazel, "apakah kamu merasakan trauma atas kehilangan wanita masa lalumu?" Tanyanya yang sudah pasti jawabannya adalah iya.
Sheela beranjak mengikuti Gazel, dia melihat Gazel yang sedang duduk dengan kepala yang tertunduk, sepertinya dia sedang sedih, atau dia malah mengingat mendiang istrinya itu.
Dengan inisiatif, Sheela melingkarkan tangannya di leher Gazel, lalu menyenderkan tubuh Gazel ke tubuhnya lalu memeluknya.
Gazel memejamkan matanya, dan menikmati kenyamanan pelukan Sheela, "lebih baik di doakan saja, dan ikhlaskan, dia pasti akan sedih jika kamu terus menerus sedih seperti ini." Ucap Sheela dengan lembut.
"Itu salahku, karena aku mengabaikan panggilannya, harusnya aku -"
"Sudah - sudah, yang lalu biarlah berlalu, jangan terus menyalahkan dirimu sendiri." Sheela benar - benar menunjukan sosok kedewasaanya. Hingga membuat Gazel begitu nyaman padahala dirinya baru saja mengenal Sheela. Namun, wanita ini seperti mempunyai Maghnet tersendiri.
"Jangan pergi dari aku, terus peluk dan berikan aku kenyamanan seperti ini." Ujar Gazel dengan lirih.
Meskipun dia adalah seorang Mafia, tetapi dirinya juga adalah seorang manusia yang membutuhkan sebuah kenyamanan.
***
Di sisi lain, di sebuah Kepolisian pusat, terlihat seorang pria yang bertubuh kekar sedang duduk di kursi kebesaraanya.
Dia adalah Janesh, petinggi kepolisian yang sering bekerja sama dengan Gazel. Makanya, Gazel sampai saat ini masih aman - aman saja, meskipun dia sudah membunuh banyak nyawa dan juga membuat banyak tindakan kriminal.
Anak buahnya terlihat masuk ke dalam ruangannya dan memberikannya sebuah amplop dokumen. "Pak Janesh, apakah Anda percaya dengan Hantu?" Tanya anak buahnya itu, membuat Janesh menyeritkan keningnya bingung. Dan lalu membuka dokumen itu.
"Oh shittt! Dia adalah -"
To Be Continue. *
**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti ******🙏🏻🙏🏻**** dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.
Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰*** jangan Sinder.***
Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya😎
*Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal ****😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya********😘😘*** ****
*****Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh ******😭😭😭*
Terima kasih🙏🏻🙏🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Dam Dyy
kok nysek ny prlkuan sama istri ny dn kelasihny beda bgt😭
2023-06-03
0