Alana yang sedang sibuk dengan pekerjaannya harus terkejut ketika dia melihat Delano yang tiba-tiba muncul di tempat dia berada sekarang. Lap yang sedang di pegang Alana untuk membersihkan meja, seketika langsung terjatuh ke atas lantai. Tubuh Alana mematung melihat Delano yang berdiri tidak jauh darinya. Delano yang masih mencari-cari keberadaan Alana yang sebenarnya berada di pojok ruangan.
Ya Tuhan, kenapa dia datang kesini dan kenapa dia bisa tahu kalau aku berada disini.
Alana langsung berlari ke arah belakang dari Restaurant ini. Dia tidak mau sampai Delano mengetahui keberadaannya.
"Alana kamu ngapain disini?" Seorang pekerja yang sedang mencuci piring disana tentu terkejut melihat Alana yang masuk ke dapur belakang. Karena tugas Aalana adalah di bagian depan sebagai pelayan, bukan di dapur belakang.
"Sudah, kamu gantiin aku di depan, biar aku saja yang cuci piring disini. Kalau ada yang nanyain aku, kamu bilang tidak tahu saja karena orang itu pasti orang jahat yang mau menangkap aku dan berbuat jahat padaku"
Alana mengambil alih pekerjaan temannya itu dan menyuruh dia untuk pergi ke bagian depan dan menggantikannya sebagai pelayan. Alana mencuci piring kotor ini dengan perasaan yang tidak tenang.
"Kenapa dia harus datang kesini? Darimana dia tahu kalau aku berada disini, atau memang dia datang bukan untuk mencariku tapi memang tidak sengaja saja datang ke Restaurant ini. Ya, lagian mana mungkin dia masih mencari aku ketika dia juga sudah menikah dengan wanita pilihan Ayahnya"
Alana jadi kesal sendiri ketika dia mengingat apa yang terjadi diantara dirinya dan Delano. Namun ternyata dengan mudahnya Delano malah berpaling darinya dan menikahi wanita lain dengan begitu mudah. Padahal Alana sudah memberikan segalanya pada Delano. Cinta dan kesuciannya.
Sementara itu, Delnao benar-benar bingung karena dia tidak menemukan Alana di Restaurant ini. Dia melihat ke sekelilingnya bahkan ke arah pojok ruangan, tapi sama sekali tidak menemukan sosok yang dia cari.
"Apa ada yang bernama Alana disini?" Tanya Delano pada seorang pelayan disana.
"Emm. Tidak ada Tuan, saya tidak tahu"
Entah kebetulan atau apa, tapi Delano benar-benar bertanya pada pelayan yang tadi bertemu dengan Alana di dapur belakang. Jadi tentu saja dia menutupi keberadaan Alana karena memang seperti itu yang di ucapkan oleh Alana tadi.
Delano terdiam dan merasa jika dia sedang di bohongi oleh orang suruhan Dario. Tapi rasanya juga tidak mungkin orang itu berani membohongi Delano tentang informasi yang dia dapatkan.
"Baiklah, terima kasih"
Akhirnya Delano memutuskan untuk kembali pulang dari Restaurant itu karena dia yang tidak menemukan Alana disana. Delano harus memastikan dulu pada orang suruhan Ayahnya itu jika memang benar yang dia lihat adalah Alana.
"Dad, aku ingin bertemu dengan orang suruhan Daddy itu"
Dario yang sedang memeriksa berkas di meja kerjanya langsung mendongak dan menatap Delano dengan kening berkerut. Dia membenarkan kacamatanya yang sedikit turun.
"Bukannya kamu sudah menemui Alana ke Restaurant itu. Kenapa sekarang malah ingin meminta untuk bertemu dengan orang suruhan Daddy itu. Apa dia tidak bekerja dengan baik dan memberikan informasi yang jelas?"
Delano menghembuskan nafas pelan, dia berjalan ke arah meja kerja Ayahnya dan duduk di kursi depan meja kerja Dario itu. "Aku memang sudah datang ke Restaurant itu, tapi aku tidak menemukan keberadaan Alana disana. Aku sudah bertanya pada pekerja disana, mereka juga mengatakan tidak tahu. Jadi aku harus memastikan pada orang suruhan Daddy itu, apa benar dia melihat Alana ada disana"
Dario mengerti sekarang, anaknya ini pasti sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Alana. Namun ternyata Alana tidak di tempat yang dia kunjungi itu.
"Baiklah, nanti malam akan Daddy suruh dia datang ke rumah"
Sementara Alana mulai merasa gundah dan tidak tenang sejak dia melihat Delano yang datang ke tempat dia bekerja ini. Alana bingung harus pergi kemana jika benar Delano datang ke Restaurant ini hanya untuk mencari keberadaannya. Mendengar dari temannya jika memang ada yang menanyakan Alana, maka sudah yakin jika memang Delano datang ke tempat ini untuk mencari keberadaan Alana.
"Aku harus bagaimana sekarang? Aku tidak mungkin pergi dari sini, karena mencari pekerjaan sekaligus bisa mendapatkan tempat tinggal seperti ini sangatlah susah jaman sekarang"
Alana jadi bingung sendiri harus melakukan apa sekarang. Dia tidak mungkin pergi dari tempat ini, dalam keadaan yang sedang hamil dan tidak tahu arah tujuan.
"Alana, tolong buang sampahnya keluar ya"
"Baik Mbak"
Restaurant baru saja tutup dan saatnya para pekerja untuk membereskan semuanya termasuk membuang sampah. Dan Alana yang selalu kebagian untuk membuang sampah disini. Namun ketika Alana membuang sampah itu, dia merasakan ada sebuah kilatan cahaya yang jelas sekali terasa. Saat Alana menoleh, dia melihat seorang pria yang berpakaian serba hitam seperti hari-hari sebelumnya sedang memegang kamera, pria itu langsung pergi saat menyadari jika Alana sudah melihatnya.
"Hey siapa kamu!!" Teriak Alana yang hanya terabaikan saja, karena orang itu langsung pergi menggunakan motornya.
"Ada apa Alana?"
Alana menoleh pada teman bekerjanya yang sengaja keluar dari dalam Restaurant karena mendengar teriakan Alana itu. "Tadi ada orang berpakaian serba hitam lagi dan dia membawa kamera seolah sedang memotret aku"
"Mana orangnya? Biar aku hajar sekalian"
"Sudah pergi menggunakan motor"
Alana masuk kembali ke dalam Restaurant dan segera pergi ke kamarnya. Alana bingung sendiri dengan kejadian ini, dia bingung kenapa ada orang yang seperti sedang mengintainya sejak beberapa hari yang lalu.
Semoga hanya perasaan aku saja.
######
Delano menatap tajam pada pria yang duduk di depannya itu. Jelas dia merasa sangat di bohongi karena ternyata Alana tidak ada disana.
"Aku tidak menemukan Alana dan bertanya pada pekerja disana pun tidak ada yang tahu Alana. Kau tidak mencoba untuk membohongiku 'kan?"
"Seharusnya kau datang malam hari bersama aku, kalau kau datang langsung ke tempat itu tanpa mengawasi sekitar lebih dulu. Bisa saja Alana lebih dulu melihat kamu dan dia bersembunyi"
Delano terdiam, rasanya memang benar apa yang dikatakan oleh orang suruhan Ayahnya ini. Mungkin memang Delano saja yang terlalu terburu-buru hingga tidak sadar jika Alana mungkin lebih dulu melihat dirinya dan akhirnya dia memilih bersembunyi dari Delano.
"Besok malam kita datang lagi kesana, kau ikuti aku dan jangan bertindak sendiri. Karena aku rasa Alana sedang dalam tekanan seseorang, seolah dia memang tidak ingin bertemu denganmu atas tekanan seseorang. Jadi kalau kau muncul tiba-tiba seperti itu, mungkin saja Alana akan bisa bersembunyi hanya agar dia tidak bertemu denganmu"
Delano hanya menurut saja, yang terpenting sekarang dia bisa bertemu dengan Alana. Delano sudah benar-benar tidak sabar untuk bisa bertemu dengan kekasih hatinya itu. Dia sudah sangat merindukan Alana.
Aku sangat merindukanmu, Alana. Semoga kita bisa segera bertemu dan bisa bersama kembali.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments