Delano pulang ke rumah Ayahnya, dia tersenyum ketika melihat Alana yang sedang menata makanan di atas meja, lalu dia menghampiri Alana dan memeluknya dari belakang. Tentu saja hal itu membuatnya begitu terkejut.
"Delan, kamu jangan seperti ini. Nanti kalau Daddy kamu pulang dan melihat kamu yang seperti ini dia pasti akan marah"
Delano melah mengecup bahu Alana dengan lembut. Sama sekali tidak menghiraukan apa yang Alana uacpkan. Saat ini Delano hanya ingin melepas lelahnya dengan memeluk Alana dengat lembut dan erat.
"Sayang, kamu tahu kalau aku sangat lelah seharian ini terus bekerja. Jadi tolong biarkan aku seperti ini saja, sebentar saja"
Alana tidak bisa menjawab apapun, dia juga sebenarnya begitu merindukan pelukan ini.Meski sebenarnya dia tidak mengerti apa yang harus di lakukan saat ini.Ketika dia terjebak diantara Ayah dan anak. Namun, sejatinya hati Alana hanya untuk Delano seorang.
"Sayang, apa kamu tidak melakukannya dengan Daddy?" Meski Delano sudah tahu jawabannya, tapi dia tetap ingin bertanya pada Alana dan mendengar langsung jawaban gadis itu.
Alana menggeleng pelan, dia juga bingung kenapa dia sampai menahan diri untuk tidak memberikan hak suaminya hanya karena ucapan Delano saat itu.
"Pertahankan itu Sayang, aku janji akan melepaskan kamu dari Daddy"
Alan hanya diam, dia menoleh ke arah pintu utama saat mendengar deruman mesin mobil di luar sana. "Lepas Delan, Daddy kamu sudah sampai"
Akhirnya terpaksa Delano melepaskan pelukannya pada Alana. Dia menarik kursi meja makan dan duduk disana, Delano terdiam saat dia melihat Dario yang datang bersama dengan Lerita.
Mau apa wanita itu ikut datang kesini?
"Hai Delano"
Sapaan Lerita benar-benar diabaikan oleh Delano. Dia sangat malas meladeni gadis itu. Sementara Alana yang sedang membantu membawakan tas kerja dan jas suaminya hanya bisa terdiam melihat ada seorang wanita yang menyapa Delano dengan begitu lembut. Apalagi ketika wanita itu duduk di samping Delano.
"Jangan seperti itu lah Delan, dia sengaja datang kesini untuk bertemu denganmu. Jadi jangan bersikap dingin seperti itu pada Lerita"
Alana sedikit melirik wanita yang duduk di sampinga Delano. Wanita cantik yang berpenamplan seksi itu dengan tubuhnya yang ideal, tentu akan semakin membuat semua pria tertarik padanya. Dan mungkin tak terkecuali Delano.
Ya Tuhan, kamu ini kenapa si Alana? Kenapa harus kesal, sekarang kamu dan Delano adalah Ibu dan anak. Kamu sudah menjadi istri dar Ayahnya.
"Mas mau makan dulu, atau mau mandi dulu?" Alana mencoba untuk menjadi istri yang baik, setidaknya dia masih melayani suaminya dalam hal lahir. Meski tidak melayaninya secara batin.
"Aku lapar, ingin mandi dulu"
"Baiklah"
Suasana makan malam yang menegangkan. Delano yang terus menolak apa yang Lerita tawarkan, tapi malah meminta Alana yang sebagai Ibu tirinya untuk mengambilkan makanan untuknya.
Hal ini tentu membuat Alana bingung, sementara Lerita juga kesal dengan sikap dingin Delano. Namun dia tetap tidak akan menyerah. Disini, Lerita tidak tahu jika yang menjadi istri Dario adalah mantan pacar Delano.
"Biar aku saja yang ambilkan Delan, ini kan dekat dengan aku"
"TIdak, biar istri Daddy saja yang mengambilkannya"
Alana menghela nafas pelan ketika Delano kembali berulah. Dia sudah bingung harus bagaimana. Apalagi ketika suaminya juga menatapnya dengan tajam. Alana merasa sedang berada disuasana yang begitu mencekam. Padahal saat ini dia sedang makan malam keluarga. Namun suasananya malah terasa menegangkan.
"Delano, kenapa kau terus memerintah Alana? Ingat ya, dia itu istri Daddy bukan pelayan untuk kamu"
Lerita tersenyum mendengar itu, dia merasa jika Ayahnya Delano begitu romantis dan penyayang. "Tuh dengarkan kata Daddy kamu. Sini biar aku yang ambilkan"
Akhirnya Lerita yang mengambilkan makanan yang diinginkan Delano. Dia merasa begitu bahagia karena Dario yang membantunya untuk mendekati Delano. Lerita tidak pernah menyangka jika dia bisa mendapatkan dukungan dari Ayahnya Delano dengan begitu mudah.
Delano hanya diam dengan tatapan yang terus tertuju pada Alana yang duduk di sebrang sana. Melihat Alana yang mengambilkan makanan untuk Ayahnya, membuat hati Delano benar-benar kesal.
Alana hanya akan menjadi milikku. Lihat saja apa yang akan aku lakukan.
Selesai makan malam, Delano terjebak dengan Lerita di ruang tengah. Seolah sengaja Dario malah berdiam di dalam kamar dengan Alana. Delano terus menatap ke arah pintu kamar Ayahnya yang tertutup. Pikiran Delano sudah tidak karuan. Yang dia pikirkan adalah yang tidak-tidak yang terjadi diantara Dario dan Alana.
"Delano, Daddy kamu itu sangat romantis ya. Terlihat jika dia begitu mencintai istrinya. Wajar si, istrinya terlihat sangat muda"
Delano tidak menghiraukan ucapan Lerita. Dia hanya menganggap Lerita hanya sebuah tiang penyangga. Di tidak memperdulikan keberadaan Lerita yang saat ini sedang duduk disampingnya.
Melihat Delano yang hanya diam, Lerita mengambil kesempatan untuk menyandarkan kepalanya di bahu Delano. Tapi dengan segera Delano langsung berdiri dan membuat Lerita hampir terjatuh.
"Kau pulang sana, kenapa masih disini"
Delano berlalu keluar rumah, dia malas terus berada di luar rumah sementara Alana dan Ayahnya sedang berada di dalam kamar. Entah apa yang mereka lakukan di dalam sana. Tapi Delano benar-benar tidak bisa terlalu lama berada di rumah ini dengan pikiran yang melayang entah kemana.
"Delano tunggu..." Lerita mengejar Delano yang terlihat begitu jengah dengan kehadirannya. "...Aku tidak membawa mobil. Aku 'kan datang kesini bareng sama Daddy kamu"
"Siapa suruh kau datang kesini. Aku tidak menyuruhmu"
"Daddy kamu yang meminta aku untuk datang" Lerita merasa menang dengan itu, karena memang dirinya di minta datang oleh Dario, Ayah dari Delano sendiri.
"Yaudah, kalau gitu minta Daddy saja untuk mengantar kamu pulang. Kan yang minta kamu datang kesini juga dia, bukan aku"
Lerita sedikit terkejut dengan jawaban Delano barusan. Pria yang dia sukai ini benar-benar seorang pria dingin yang tidak mudah untuk di dekati hanya dengan modal cantik dan seksi saja.
"Ayolah Delano, menumpang kali ini saja sama kamu. Lagian mana mungkin aku meminta Daddy kamu untuk mengantarkan aku. Dia sekarang sedang bersama istrinya dan sedang melakukan hal yang mungkin tidak akan bisa di ganggu oleh apapun"
Mendengar itu, Delano semakin kesal saja. Dia membayangkan jika apa yang diucapkan oleh Lerita adalah benar. "Sudah cepat kau masuk mobil, bukan malah terus bicara"
Lerita tentu langsung bersorak riang dalam hati. Dia senang sekali karena akhirnya dia bisa lebih dekat dengan Delano. Merasa jika semua perjuangannya kali ini tidak sia-sia.
Namun mobil Delano yang ditumpanginya tiba-tiba berhenti saat sudah keluar dari komplek perumahan mewah ini. Lerita menoleh pada Delano, menatap pria itu dengan penuh tanya.
"Delan, kenapa berhenti disini?"
Delano tidak menjawab, dia membuka kaca jendela mobil dan berteriak memanggil taksi yang lewat. Lalu dia menoleh pada Lerita saat taksi sudah berhenti di dekat mobilnya.
"Turun, aku sudah memesankan taksi untuk kamu. Kau hanya menumpang, jadi aku hanya memberi tumpangannya sampai disini saja"
"Apa?!"
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Neng Ati
Dario kok sama anak kandung aja gitu ya,aturan ngalah dong begitu tau Alana adalah kekasih anaknya
2023-04-19
0
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
emang enak lerita di turunin di jalan
2023-04-18
0
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
sengaja datang apa situ yg mengundang
2023-04-18
0