Maafkan Daddy?!

Semuanya masih terasa begitu mengejutkan bagi Delano. Alana juga tidak mungkin bisa menghadapi semua ini sendirian, Delano semakin bingung dan tidak tahu harus melakukan apa. Saat ini dia hanya perlu untuk mencari keberadaan Alana dan dia berharap jika Alana dan calon bayinya baik-baik saja jika benar kalau dia sedang hamil sekarang.

"Kenapa Daddy baru memberi tahu aku sekarang? Kenapa Dad?"

Dario menghembuskan nafas pelan, dia duduk di atas sofa dengan mengusap wajah frustasi. "Waktu itu karena Daddy sangat kecewa dan tidak menyangka jika kalian akan melakukan hal itu selama Daddy tidak ada"

"Terus sekarang dimana Alana?" teriak Delano dengan setengah berteriak.

Dario menggeleng pelan, dia memang  tidak tahu dimana Alana berada saat ini. "Daddy benar-benar tidak tahu, maafkan Daddy karena tidak sempat berkata padamu"

Arghh..

Delano berteriak frustasi dengan mengacak rambutnya. Delano tidak pernah menyangka jika Ayahnya akan menyembunyikan hal sebesar ini padanya. Bagaimana keadaan Alana saat ini? Apa bayinya baik-baik saja?

"Maafkan Daddy Delan"

Dario keluar dari kamar anaknya ketika dia melihat jika Delano sedang butuh waktu sendiri. Delano yang memang membutuhkan waktu untuk menenangkan dirinya. Dario tahu itu.

Delano menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur. Delano benar-benar bingung dengan apa yang sedang terjadi. Alana yang sedang hamil tapi Delano yang tidak tahu.

Entah apa yang harus dia lakukan saat ini, Delano yang tidak pernah tahu apapun tentang hal ini semakin membuatnya frustasi. Delano juga bingung sekarang harus melakukan apa saat ini.

Di tempat yang berbeda, Alana hanya berfokus pada pekerjaannya tanpa banyak berpikir tentang masalah yang sedang terjadi padanya. Alana hanya ingin fokus pada anaknya dan pekrjaannya untuk bisa bertahan dan memberikan yang terbaik untuk anaknya. Fokus Alana saat ini hanya kebaikan anak dalam kandungannya.

"Alana, apa kamu tidak merasa lelah bekerja seperti ini dalam keadaan hamil?"

Alana tersenyum mendengar itu, dia sudah terbiasa dengan pertanyaan seperti itu. Alana yang tidak kenapa teman-temannya itu selalu mempertanyakan hal itu. "Aku tidak papa kok, lagian kehamilan aku ini tidak merasakan apapun. Kehamilan yang tidak rewel, jadi aku bisa bekerja dengan nyaman"

Meski jika rasa lelah selalu dia rasakan, karena itu memang manusiawi. Namun Alana lebih merasa lelah dengan kehidupannya ini. Dia lebih merasa lelah dengan keadaan yang ada.

"Semoga anak kamu lahir dengan sehat dan selamat ya, nanti"

Alana tersenyum dan mengangguk, dia begitu senang karena banyak orang yang begitu peduli padanya dan juga calon bayi dalam kandungannya. Setidaknya Alana begitu di terima oleh orangg-orang di tempatnya sekarang, meski tidak sedikit juga yang mungkin tidak menyukai.

"Ayo kita bekerja lagi, jangan banyak mengobrol"

Seperti kepala pelayan di Resto ini yang sepertinya memang tidak menyukai Alana. Dia selalu bersikap dingin pada Alana.

Alana kembali bekerja dengan baik, dia selalu menunjukan kinerja yang bagus karena memang dia membutuhkan pekerjaan ini agar bisa mempunyai uang untuk biaya melahirkan anaknya. Hingga malam hari dia selesai bekerja dengan keadaan yang lelah. Namun dia tetap menikmati semua ini dan pekerjaannya.

Alana baru saja selesai mandi, dia duduk di pinggir tempat tidur dengan mengelus perutnya. Alana mulai merasakan getaran dan sebuah tendangan bayi dari dalam kandungannya.

Baik-baik Nak, Ibu akan terus berusaha untuk kamu.

Pagi ini, entah kenapa Alana pergi ke rumah Delano.Meski dia hanya berdiri jauh dari rumah Delano hanya untuk bisa melihat pria itu. Karena Alana yang tiba-tiba sangat ingin melihat Delano. Mungkinkah ini yang dinamakan ngidam. Karena selama ini dia tidak pernah mengalami hal seperti ini.

Meski sebenarnya Alana sudah begitu kecewa pada Delano yang ternyata malah telah melupakannya dan beralih pada Lerita yang memang Alana ketahui jika wanita itu sudah menyukai Delano sejak lama.

Alana berdiri di bawah pohon di sebrang jalan depan rumah Delano. Sengaja hanya karena dia ingin melihat wajah pria itu saja, tapi Alana tidak mau jika harus bertemu dengan Delano karena dia yang tidak akan siap bertemu langsung dengan pria itu.

Alana langsung mengelus perutnya dengan lembut ketika dia melihat Delano yang keluar dari rumahnya. Melihat wajahnya dari jauh saja sudah membuat Alana senang dan bersyukur karena masih bisa melihat pria yang dicintainya baik-baik saja. Meski penampilannya yang terlihat berbeda dari biasanya.

Itu Ayahmu, Nak. Kita lihat dari jauh saja ya karena Ibu tidak siap jika harus bertemu dengan Ayahmu.

Hati Alana semakin terasa sakit ketika dia melihat Lerita yang mengejar Delano yang keluar dari rumahnya. Alana semakin yakin jika Delano memang sudah bersama dengan Lerita, atau mungkin mereka sudah menikah.

"Kita pulang saja ya Nak, kamu tidak boleh melihat Ayahmu bersama dengan wanita lain"

Alana naik ke dalam angkutan umum yang dia berhentikan barusan. Alana tidak bisa terlalu lama berada disini dan melihat Delano yang sedang bersama dengan Lerita.

######

"Delan, kamu kenapa si tidak mau aku temani saja. Bukannya kamu masih merasa pusing ya karena efek mabuk semalam"

"Apaan si? Memangnya untuk apa kamu harus datang kesini setiap hari? Ingat ya, kau bukan siapa-siapa untukku"

Delano sudah merasa jengah dengan Lerita yang selalu datang ke rumahnya hampir setiap hari dengan alasan jika dirinya memang di suruh oleh Dario untuk melihat keadaan Delano. Tidak tahu saja jika Delano sudah merasa jengah dengan kedatangannya yang setiap hari.

"Jangan pernah datang kesini lagi, aku malas bertemu dan melihat wajahmu. Faham!"

Delano menoleh ke sebrang jalan ketika dia merasa ada yang mengawasi.Namun dia tidak menemukan apapun selain sebuah angkutan umum yang berhenti disana dan kembali melaju setelah penumpangnya naik.

"Kamu jahat ya Delan, padahal aku sudah sangat mencintai kamu. Tapi kamu sama sekali tidak memperdulikan aku. Memangnya apa yang tidak aku punya dari Alana yang kamu cintai itu"

Delano menatap Lerita dengan lekat, dia sudah harus menegaskan pada wanita itu agar tidak terus mengganggunya seperti ini. "Yang tidak kamu miliki adalah hati aku dan cinta aku"

Lerita terdiam mendengar itu, mungkin memang benar apa yang diucapkan oleh Delano barusan. Dirinya memang tidak pernah memiliki hati Delano dan cintanya. Nyatanya Lerita memang tidak pernah bisa memaksakan perasaan Delano padanya.

Delano masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya menuju kantor.Dia sudah bosan mendengar Ayahnya yang selalu mengomel dan selalu datang ke rumahnya.

"Kenapa aku merasa ada Alana disini"

Delano merasa jika ada Alana yang datang mengawasinya. Delano yang merasakan kehadiran Alana. Dia juga bingung kenapa bisa merasakan hal seperti itu.

"Mungkin karena aku yang begitu merindukannya. Alana, dimana kamu? Kenapa aku sangat sulit melupakannya"

Delano merasa bingung dengan perasaannya sendiri yang merasa jika ada Alana di sekitarnya itu.

Bersambung

Episodes
1 Pernikahan Daddy!
2 Mantan Kekasih?!
3 Mencoba Menjaga Kesucian
4 Makan Malam
5 Hubungan Terlarang
6 Ulah Delano?!
7 Ancaman Lerita?!
8 Menggagalkan!
9 Ketahuan
10 Melarikan Diri
11 Alana Menghilang
12 Penyesalan Dario?!
13 Cinta Delano Yang Begitu Besar
14 Mencoba Menghadapi Semuanya
15 Kehamilan Simpatik?!
16 Maafkan Daddy?!
17 Tidak Bisa Melupakan Delano
18 Ngidam Bersamaan?!
19 Menghindar?!
20 Bertemu
21 Hanya Akan Mencintai Alana?!
22 Bisa Merasakan Masa Kehamilan
23 Pelukan Di Dalam Lift
24 Apa Tidak Ada Yang Ingin Diceritakan?
25 Masih Cemburu?!
26 Belum Bisa Menerima Delano Kembali
27 Apa Ini Adil?
28 Tidak Akan Berhenti Berjuang
29 Mempunyai Seorang Putri?
30 Selalu Yakin Untuk Menikahimu!
31 Gaun Pengantin
32 Dimana Keluargaku?!
33 Persiapan Perniakahan
34 Resmi Menikah
35 Hanya Ingin Alana Bahagia
36 Merajuk
37 Ingin Menemui Keluarganya?!
38 Bukan Ayah Kandungmu?!
39 Kekesalan Lerita?!
40 Masih Saja Dibohongi?!
41 Terbebani Dengan Kenyataan Yang Terjadi?!
42 Pria Misterius?!
43 Pertemukan Papa Dengan Alana?!
44 Manjanya Alana
45 Anak Perempuan Yang Merindukan Ayahnya?!
46 Kemarahan Abraham?!
47 Tidur Diluar?!
48 Apa Ini Sebuah Balasan?!
49 Melahirkan
50 Kakeknya?!
51 Ayahku Masih Hidup?!
52 Akhirnya Merasakan Kasih Sayang Ayah
53 Kedatangan Vina?!
54 Ingin Mengetahui Kehidupan Papa?!
55 Ingin Bertemu Ibu
56 Meninggal?!
57 Kemarahan Alana
58 Tidak Benar-benar Marah
59 Bertemu Vina
60 Kehancuran Aku, Karena Kakak!
61 Tentang Vina Dan Kekasihnya?!
62 Jangan Cari-cari Vina Lagi
63 Sudah Bisa Melewati Semua Ini
64 Menyesalkah?
65 Vina Menghilang?!
66 Semuanya Sudah Takdir?!
67 Menyelamatkan Masa Depanmu?!
68 Cemburu!
69 Selamanya Akan Bersama Dan Bahagia
70 Hati Dan Cintaku Hanya Menjadi Milikmu!
71 Merasa Beruntung Memilikimu!
72 Masuk Angin?!
73 Aini Mempunyai Adik?!
74 Final Episode
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Pernikahan Daddy!
2
Mantan Kekasih?!
3
Mencoba Menjaga Kesucian
4
Makan Malam
5
Hubungan Terlarang
6
Ulah Delano?!
7
Ancaman Lerita?!
8
Menggagalkan!
9
Ketahuan
10
Melarikan Diri
11
Alana Menghilang
12
Penyesalan Dario?!
13
Cinta Delano Yang Begitu Besar
14
Mencoba Menghadapi Semuanya
15
Kehamilan Simpatik?!
16
Maafkan Daddy?!
17
Tidak Bisa Melupakan Delano
18
Ngidam Bersamaan?!
19
Menghindar?!
20
Bertemu
21
Hanya Akan Mencintai Alana?!
22
Bisa Merasakan Masa Kehamilan
23
Pelukan Di Dalam Lift
24
Apa Tidak Ada Yang Ingin Diceritakan?
25
Masih Cemburu?!
26
Belum Bisa Menerima Delano Kembali
27
Apa Ini Adil?
28
Tidak Akan Berhenti Berjuang
29
Mempunyai Seorang Putri?
30
Selalu Yakin Untuk Menikahimu!
31
Gaun Pengantin
32
Dimana Keluargaku?!
33
Persiapan Perniakahan
34
Resmi Menikah
35
Hanya Ingin Alana Bahagia
36
Merajuk
37
Ingin Menemui Keluarganya?!
38
Bukan Ayah Kandungmu?!
39
Kekesalan Lerita?!
40
Masih Saja Dibohongi?!
41
Terbebani Dengan Kenyataan Yang Terjadi?!
42
Pria Misterius?!
43
Pertemukan Papa Dengan Alana?!
44
Manjanya Alana
45
Anak Perempuan Yang Merindukan Ayahnya?!
46
Kemarahan Abraham?!
47
Tidur Diluar?!
48
Apa Ini Sebuah Balasan?!
49
Melahirkan
50
Kakeknya?!
51
Ayahku Masih Hidup?!
52
Akhirnya Merasakan Kasih Sayang Ayah
53
Kedatangan Vina?!
54
Ingin Mengetahui Kehidupan Papa?!
55
Ingin Bertemu Ibu
56
Meninggal?!
57
Kemarahan Alana
58
Tidak Benar-benar Marah
59
Bertemu Vina
60
Kehancuran Aku, Karena Kakak!
61
Tentang Vina Dan Kekasihnya?!
62
Jangan Cari-cari Vina Lagi
63
Sudah Bisa Melewati Semua Ini
64
Menyesalkah?
65
Vina Menghilang?!
66
Semuanya Sudah Takdir?!
67
Menyelamatkan Masa Depanmu?!
68
Cemburu!
69
Selamanya Akan Bersama Dan Bahagia
70
Hati Dan Cintaku Hanya Menjadi Milikmu!
71
Merasa Beruntung Memilikimu!
72
Masuk Angin?!
73
Aini Mempunyai Adik?!
74
Final Episode

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!