Alana terbangun di hari yang hampir sore, dia merasa tubuhnya yang begitu remuk redam. Kekuatan Delano benar-benar sulit dia tandingi. Pria itu seolah tidak punya rasa lelah sedikit pun. Bahkan sampai Alana tidak kuat dan terus memintanya untuk berhenti, namun Delano begitu bergairah untuk menjamahnya.
Cup..
Kecupan di bahunya membuat Alana menoleh dan menatap Delano yang sedang memeluknya dari belakang.
"Kamu benar-benar tidak bekerja hari ini?"
"Tidak, aku ingin bersamamu. Ingin selamanya bersamamu"
Alana menatap Delano dengan lekat, dia tidak bisa menghindari perasaan yang ada. Meski dia sudah mencoba untuk melupakan perasaannya pada Delano, tapi nyatanya memang perasaan dia hanya untuk Delano.
"Delan, apa yang kita lakukan ini salah. Aku tidak bisa terus seperti ini, karena mau bagaimana pun aku tidak mempunyai hak lagi atas kamu. Aku sudah menjadi istri dari Daddy kamu"
"Ya, aku tahu itu tapi aku yang mencintai kamu dan aku juga yang kamu cintai. Jadi, jangan sampai berpikir untuk meninggalkan aku"
Alana mengelus pipi Delano, dia menatap Delano dengan lekat. Hatinya masih selalu berdebar ketika dia berada dalam jarak dekat dengan Delano seperti ini. Nyatanya perasaannya masih sama.
"Apa kamu bisa membuat Daddy kamu melepaskan aku?"
Melihat Delano yang terdiam, dan tidak bisa menjawab. Alana tahu jika Delano pun tidak akan bisa melepaskan dirinya dari ikatan nikah paksa ini. Karena mau bagaimana pun, Delano tetap tidak mungkin bisa melawan Ayahnya.
"Aku tidak tahu bagaimana ke depannya, tapi aku tidak mungkin bisa lepas dari Daddy kamu. Jadi, tolong untuk tetap bersamaku dan tidak meninggalkan aku apapun yang terjadi"
Mendengar itu, Delano tersenyum. Dia mengecup kening Alana dengan lembut. "Semoga suatu saat nanti kita bisa bersama. Ayo kita berjuang sama-sama"
Dan benar, jika Alana tidak mungkin bisa menaha diri dan perasaannya pada Delano. Dia tidak peduli dengan hal apa yang telah di lakukan oleh dirinya dan Delano. Karena saat ini Alana maupun Delano sedang mempertahankan perasaan mereka.
"Tidak ada yang bisa aku lakukan dan aku janjikan, selain aku akan selalu bersama kamu apapun yang akan terjadi kedepannya"
Alana memeluk Delano, menyandarkan kepalanya di dada polos Delano. Mendengarkan suara detak jantung Delano yang berirama.
"Aku mandi dulu"
Alana bangun dari tidurnya, namun dia meringis saat bagian bawahnya yang terasa sakit. Melihat itu Delano segera bangun, dia tahu jika Alana pasti akan kesakitan karena ulahnya semalam. Apalagi ini adalah yang pertama bagi Alana.
"Biar aku gendong, maaf ya karena aku sudah membuat kamu sakit"
Alana mengalungkan tangannya di leher Delano saat pira itu menggendongnya dan membawanya ke kamar mandi, Berendam di dalam bak mandi dengan Delano berada dibelakang Alana dan menggosok punggung gadis itu.
"Masih sakit?"
Alana malah merasa malu sendiri dengan pertanyaan Delano. DIa jadi teringat dengan apa yang terjadi diantara dirinya dan Delano beberapa jam lalu.
"Sudah ahh, kamu ngapain bahas itu. Aku malu"
Delano terkekeh, dia mengecup bahu Alana dengan lembut. "Kenapa malu? Nanti kita coba lakukan lagi ya, pasti nanti tidak akan sakit lagi"
Alana hanya diam dengan wajah menunduk, dia tidak mau menjawabnya karena dia sangat malu.
######
Selama Darrio berada di luar kota dan menyelesaikan pekerjaan. Maka Delano dan Alana terus melakukan hal yang tidak seharusnya mereka lakukan dengan status Alana yang sudah menjadi istri dari Ayahnya Delano. Namun sepertinya cinta telah membuat mereka nekat untuk terus melakukan itu. Tanpa memikirkan apa yang akan terjadi ke depannya nanti.
Malam ini Alana sedang duduk di atas pangkuan Delano yang baru saja pulang dari kantot. Delano yang merasa lelah karena pekerjaan, langsung sirna ketika memeluk Alana dan menghirup aroma tubuh gadis itu.
Alana memainkan rambut Delano yang memeluk tubuhnya.Kepala Delano berada di dadanya. "Delan, kira-kira kapan Daddy kamu akan pulang?"
Delano langsung mendongak dan menatap wajah Alana dengan tatapan tidak suka. "Apa maksudmu? Kau merindukan Daddy, iya? Kenapa harus menanyakan dia pas kita sedang bersama?"
Alana tersenyum, dia mengelus kapala Delano dengan lembut.Nyatanya Delnao yang dia kenal masih sama. Manja dan selalu cemburuan. "Bukan begitu Delan, tapi aku menanyakan Daddy kamu karena aku takut kalau dia datang dan kita sedang bersama seperti ini"
"Daddy tidak mungkin pulang cepat, masih banyak masalah yang harus dia selesaikan disana"
Alana menyipitkan matanya ketika dia melihat senyuman penuh arti dari Delano. "Bukan kamu yang sengaja membuat Daddy kamu berlama-lama disana?"
Delano tidak menjawab, dia mengelus pipi Alana dengan lembut. "Sayang, Daddy bisa sampai satu bulan di sana. Jadi, kita bisa terus bersama dan menghabiskan waktu berdua lebih lama lagi"
Delano memang melakukan sesuatu tanpa di ketahui oleh Ayahnya. Dia melakukan hal agar Ayahnya bisa lebih lama lagi dan tidak bisa segera pulang.
Drett..Drett..
Ponsel Alana berdering di atas meja, Delano meliriknya dan melihat nama Ayahnya yang terlihat di layar ponsel. Alana mencoba turun dari pangkuan Delano, tapi Delano malah menahan kakinya.
"Sebentar, aku harus angkat telepon dari Daddy kamu. Kalau tidak aku angkat, dia akan curiga"
Akhirnya Delano membiarkan Alana untuk turun dar pangkuannya, meski dengan wajah yang cemberut. Alana mengecup sekilas pipi Delano yang sedang cemberut itu. Alana langsung mengangkat telepon dari Dario.
"Hallo, Mas"
Delano langsung menatap Alana dengan tatapan tidak suka saat dia mendengar panggilan Alana pada Daddynya.
"Kamu sedang apa? Aku sepertinya akan lama disini"
Alana langsung menatap ke arah Delano, dia merasa jika memang benar apa yang diucapkan Delano jika Dario lebih lama di luar kota. "Aku sedang diam saja, baru persiapan mau tidur"
"Oh, baiklah. Hati-hati dengan Delano, jangan dekat-dekat dengan dia"
Alana kembali menatap ke arah Delano, dia tahu kalau suaminya pasti tidak akan membiarkan Alana dekat dengan anaknya yang sudah jelas jika mereka adalah mantan kekasih"
"Iya, aku tidak akan dekat-dekat dengan dia"
Alana menatap layar ponselnya yang mati setelah Dario memutuskan sambungan teleponnya. Alana kembali pada Delano dan menatapnya dengan lembut.
"Kamu benar-benat tidak melakukan apapun? Daddy kamu beneran akan pulang lebih lama"
Delano tersenyum tipis, dia menarik tangan Alana dan mendudukan kembali gadis itu di atas pangkuannya. "Yang penting kita bisa bersama tanpa ada yang mengganggu"
Hubungan terlarang ini baru saja di mulai. Entah bagaimana kedepannya, mungkin mereka juga belum memikirkannya. Saat ini yang ada di pikiran mereka, hanya ingin memperjuangkan cinta mereka ini.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Neng Ati
duh berharap Dario bisa melepaskan Alana untuk anaknya sendiri,drpd anaknya berbuat dosa
2023-04-21
0
Widi
Ini Dario benar2 sedang melakukan pekerjaan hasil dari kelakuan Delano apa Dario ada main dengan Lerita atau siapa deh wanita yg menyukai Delano di kantor?
2023-04-21
0
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
Delano bener" licik ya ,buat Deddy nya banyak kerjaan di luar kota biar dia dan Alana bebas berzinah
2023-04-21
0