Alana seketika langsung berdiri dan berbalik badan. Alana benar-benar terkejut ketika melihat Dario yang berdiri diambang pintu. Alana segera mendekat pada suaminya itu. "Emm. Mas, Alana bisa menjelaskan semuanya"
Dario menatap tajam pada putranya yang masih saja diam, seolah tidak berniat menjelaskan apapun. "Delano!"
Panggilan penuh penekanan dari Ayahnya membuat Delano merasa jengah. Dia berdiri dan menatap pada Ayahnya dengan tatapan datar.
"Ya, kami adalah sepasang kekasih yang terpaksa harus berepisah karena dia yang dipaksa menikah oleh kedua orang tuanya. Asal Daddy tahu, sampai saat ini aku dan Alana masih saling mencintai. Jika tidak percaya, langsung tanya saja pada Alana"
Tangan Dario mengepal erat mendengar ucapan Delano barusan. Tentu hatinya sangat tidak rela saat apa yang telah dia miliki harus di ganggu oleh orang lain. Meski mungkin Dario tidak mempunyai perasaan apapun pada Alana. Semuanya hanya karena naf*su semata.
"Benar itu Alana?!"
Alana tidak bisa menjawab apapun, dia hanya menundukan kepalanya. Mau bagaimana pun, Alana tetap tidak bisa membohongi perasaannya jika dia memang masih sangat mencintai Delano.
Dan keterdiaman Alana benar-benar telah menjadi sebuah jawaban atas pertanyaan Dario padanya. Dengan kasar Dario langsung menarik lengan Alana dan membawanya masuk ke dalam rumah. Melihat sikap kasar Ayahnya pada Alana tentu tidak akan membuat Delano diam saja. Dia segera menyusul mereka untuk masuk ke dalam rumah.
"Dad, stop menyakiti Alana!" Delano melepaskan secara paksa cekalan tangan Dario di lengan Alana. Tangannya langsung mengepal erat ketika melihat bekas kemerahan di pergelangan tangan Alana.
"Kau jangan ikut campur urusan pernikahan Daddy dan Istriku!"
"Aku tidak akan diam saja saat Daddy berani berlaku kasar pada Alana!"
Melihat perdebatan itu, membuat Alana bingung harus melakukan apa. Akhirnya dia melepaskan tangan Delano yang berada di lengannya.
"Maaf Delan, tapi sepertinya apa yang Daddy kamu bicarakan memang benar"
Delano terhenyak dengan ucapan Alana barusan. Ya, Alana memang harus melakukan ini. Karena mau bagaimana pun, dia jelas sudah resmi menikah dengan Dario. Meski hatinya masih sangat mencintai Delano. Alana hanya tidak ingin membuat hubungan Delano dan Ayahnya akan semakin runyam dengan semua ini.
"Sudahlah, aku capek dan ingin istirahat" Dario berlalu dari sana dengan wajah marah.
Alana menghela nafas pelan, lalu dia berbaik dan siap melangkah pergi dari sana. Namun Delano langsung menahan tangannya dan menarik Alana hingga dia terjatuh dalam pelukan Delano. Pria itu memeluknya dengan erat dan mengunci tubuh Alana sampai dia benar-benar tidak bisa bergerak atau melepaskan diri dari pelukan Delano.
"Apa kau tidak mau kembali padaku? Aku sangat mencintaimu"
Alana tidak bisa menjawab, tapi air mata sudah menetes begitu saja di pipinya. "Delan, lepaskan aku. Kalau sampai Ayahmu melihatnya, maka tidak akan baik. Pasti akan terjadi pertengkaran lagi,aku tidak mau membuat kamu sulit dengan keadaan ini"
Cup..
Delano mengecup puncak kepala Alana, sampai kapan pun dia tidak akan membiarkan Alana bersama Ayahnya. Delano akan melakukan hal apapun asalkan Alana bisa menjadi miliknya kembali.
"Alana..." Delano membalikan tubuh Alana agar gadis itu menatap ke arahnya. "...Jika kau memang masih mencintaiku, tolong jangan berikan kagadisanmu pada Daddy, meski dia adalah suamimu sekarang. Apa kau tidak akan menyesal jika memberikan harta berharga dalam hidupmu pada orang yang tidak kau cintai"
Alana tidak menjawab, dia hanya menundukan wajahnya dengan sesekali tangannya menghapus air matanya.
Cup...
Delano mencium kening Alana, lalu pergi dari hadapan gadis itu. Alana mendongak dan menatap punggung Delano yang menjauh darinya. Alana mengusap kasar air mata yang kembali menetes di pipinya.
"Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan saat ini. Tapi jelas aku tidak bisa melakukan apapun, karena semuanya adalah pilihan hidupku sendiri"
Rasanya Alana ingin berteriak kencang jika dia tidak menginginkan pernikahan ini. Namun apa yang bisa dia lakukan ketika kedua orang tuanya saja benar-benar tidak lagi peduli padanya. Alana merasa jika dirinya memang sengaja dijual oleh kedua orang tuanya untuk membayar semua hutang Ayah.
Alana masuk ke dalam kamar dengan ragu, malam ini mungkin adalah hal yang akan menjadi akhir dalam hidupnya. Alana menatap Dario yang menatapnya dengan dingin.
Alana berjalan perlahan ke arah tempat tidur dan naik dengan perlahan ke atas tempat tdur.
Kalau kau mencintaiku, tolong jangan berikan kegadisanmu pada Daddy.
TIba-tiba saja Alana teringat kembali dengan ucapan Delano beberapa saat lalu. Tapi apa bis dia melakukan itu?
"Kau sudah menjadi istriku, jadi sudah waktunya kau memberikan hak 'ku"
Alana semakin gugup ketika mendengar ucapan Dario barusan. Tubuhnya mulai bergetar ketika Dario mulai mendekat padanya dan mulai mengecupi bahu dan lehernya membuat Alana sediki menjauhkan tubuhnya dari Dario.
"Emm. Maaf Mas, tapi aku baru saja kedatangan tamu bulanan"
"Kenapa kau tidak bicara dari tadi? Arghh sial, kau sudah terlanjur membuat aku bergairah" Dario turun dari atas tempat tidur dan berlalu ke kamar mandi untuk menenangkan jagoannya yang sudah terlanjur mengamuk ingin dikeluarkan.
Alana menghela nafas lega, entah kenapa dia seolah sedang ingin membuktikan pada Delano jika memang dia masih mencintainya. Namun entah sampai kapan Alana bisa mempertahankan semuanya ini.
######
Pagi ini Delano pergi ke perusahaan milik Ayahnya itu. Dia sudah mengirim surat pengunduran diri pada perusahaan yang lama.
Kenapa dia juga ada disini? Sial, kenapa aku sampai tidak tahu kalau dia bekerja di perusahaan Daddy.
Delano melirik seorang wanita yang bardiri di depan pintu lift dan tersenyum padanya dengan ceria. Delano sempat ingin memutar balik langkahnya, ketika Dario yang juga baru masuk ke dalam lobby kantor.
"Kau mau kemana? Cepat masuk, kenapa malah mau keluar lagi?"
Delano menghembuskan nafas kasar, lalu dia berbalik dan mengikuti langkah Ayahnya. "Kenapa Daddy sudah bekerja?"
"Ya, karena saat ini istriku sedang tidak bisa di ajak bermain. Dia sedang merah"
Delano tersenyum mendengar itu, merasa jika Alana sedang menunjukan ketulusan cintanya.
"Hai Delano"
Dario langsung menatap wanita cantik yang baru saja menyapa putranya. Sementara Delano langsung masuk ke dalam lift tanpa menghiraukan sapaan dari wanita itu. Dario tidak langsung masuk ke dalam lift. Membiarkan Delano pergi lebih dulu. Dario malah mendekat pada wanita itu.
"Siapa namamu?"
"Lerita Tuan"
"Apa kau menyukai Delano?"
Lerita langsung mendongak dan menatap atasannya itu. "Maksud Tuan?"
"Jika kau menyukai putraku, aku bisa membantu kamu untuk dekat dengannya. Besok malam datanglah untuk makan malam dan kau harus bisa memanfaatkan situasi ini. Aku juga akan menjadikanmu sekertaris Delano"
Lerita segera mengngguk, dia sangat menginginkan hal itu. Dan sekarang dia begitu mudah mendapatkan bantuan dari Ayahnya Delano.
"Baik Tuan"
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
jangan gitu lah tuan darion ngalah lah sama anak kamu
2023-04-18
0