Hubungan terlarang diantara Delano dan Alana masih terus berlanjut. Hampir setiap hari Delano menemui Alana di saat Ayahnya masih belum kembali dari luar kota. Seperti saat ini, mereka baru saja selesai melakukan hal yang membuat Delnao candu. Dengan tubuh yang sama-sama polos, mereka saling berpelukan di atas tempat tidur. Delano beberapa kali mengecup kening Alana dengan lembut.
"Delan, kalau sampai aku hamil bagaimana? Daddy kamu pasti sangat marah besar kalau sampai aku hamil anak kamu"
"Justru itu kenapa aku melakukan ini sama kamu, biar kamu hamil dan bisa membuat Daddy melepaskan kamu"
Alana terdiam dengan ucapan Delano barusan, dia tidak yakin dengan hal itu. Apa dia bisa lepas dari pernikahan ini atau tidak. Nyatanya Alana tidak bisa melakukan apapun lagi. Bahkan kedua orang tuanya pun seakan tidak peduli dengan keadaan Alana saat ini.
"Sekarang kamu mandi dan ikut aku ke rumahku. Ada yang ingin aku tunjukan sama kamu"
Alana mendongak dan menatap Delano dengan bingung. "Memangnya apa yang ingin kamu tunjukan?"
"Sudah ayo kita mandi dulu"
Delano mengangkat tubuh Alana ke dalam gendongannya. Membawanya ke kamar mandi untuk mandi bersama.
Di tempat yang berbeda, Dario mulai gelisah karena Delano yang tidak bisa di hubungi. Padahal Dario ingin meminta anaknya itu untuk menggantikan dia mengurus pekerjaan di sini. Namun Delano tetap tidak bisa di hubungi.
Akhirnya Dario menghubungi Lerita dan menanyakan apa Delano masuk kantor hari ini atau tidak dan ternyata memang Delano tidak masuk kantor. Dario pun meminta Lerita untuk mengecek keberadaan Delano di rumahnya.
"Kalau memang dia tidak ada di rumahnya, kamu bisa cek ke rumah Om, siapa tahu dia ada disana"
"Baik Om"
Dan malam ini Lerita benar-benar datang ke rumah Delano untuk mengecek keberadaannya sesuai dengan aa yang di tugaskan Dario padanya. Lerita baru saja sampai di depan rumah Delan dan dia mengetuk pintu terlebih dahulu, tapi tidak ada yang membukakan pintu. Hingga Lerita mencoba untuk memutar handel pintu dan ternyata terbuka, pintu rumah memang sedang tidak terkunci sepertinya.
Lerita melangkah masuk ke ruang tengah dan tubuhnya mematung seketika saat melihat pemadangan di depannya. Delano yang sedang bercumbu mesra dengan Alana yang dia ketahui adalah ibu tiri dari Delano.
"Kalian? Ada apa ini?" teriak Lerita membuat Delano dan Alana terkejut dan langsung melepaskan tautan bibir mereka.
"Mau apa kau kesini?!" tanya Delano yang menatap Lerita dengan tajam. Sementara Alana hanya diam tanpa berbicara apapun. Wajahnya menunduk malu karena ulahnnya telah di ketahui orang lain.
Lerita berjalan ke arah Delano dan berdiri di depannya dengan menatap Delano dengan tajam. "Kau yang sedang melakukan apa? Ya ampun Delano, kamu harus sadar kalau dia itu adalah istri dari Ayahmu. Kenapa kalian melakukan ini?"
Lerita menatap Alana yang mneunduk dengan tatapan tidak suka. Dia menunjuk Alana dengan kesal. "Dan kau! Apa kau semurahan ini sampai menggoda anak dari suamimu sendiri? Aku benar-benar tidak menyangka kau akan melakukan ini. Pokoknya aku akan laporkan kelakuan kalian berdua pada Om Dario"
Alana langsung berdiri saat Lerita yang mengatakan akan melaporkan semua yang dia lihat pada Dario. Tentu Alana belum siap semua ini di ketahui oleh Dario, karena bukan hanya dirinya saja yang akan terkena masalah besar, tapi juga dengan Delano.
"Jangan lakukan itu, apa kamu siap melihat Delano kesulitan karena mendapatkan masalah besar dengan Ayahnya?"
Lerita tersenyum tipis, dia menatap Delano dan Alana secara bergantian. "Kalau begitu, kalian harus menghentikan semua ini dan kamu Delan, kamu harus menjadi kekasihku mulai saat ini. Bagaimana?"
"Iya"
"Tidak!"
Jawaban yang serempak tapi tidak dengan jawaban yang sama. Alana menatap Delano dan mendekatinya, dia memegang tangan Delano dan menatap mata prianya dengan lembut.
"Mungkin memang saatnya kita mengakhiri semua ini. Kamu harus bisa meninggalkan aku dan melupakan aku, Delan. Karena tidak mungkin kita akan terus seperti ini"
"Tidak Alana, aku tidak akan melakukannya. Aku hanya akan bersamamu dan tidak akan meninggalkan kamu. Aku tidak peduli jika suatu saat nanti aku akan terkena masalah besar dengan Daddy, asalkan aku tetap bersama kamu"
"Tapi aku tidak bisa Delan, aku tidak bisa terkena masalah dengan Daddy kamu. Karena jika itu terjadi maka kedua orang tuaku akan semakin menyulitkan hidupku. Kamu tahu sendiri bagaimana aku hidup diantara kedua orang tua yang nyaris tidak pernah memperdulikan aku"
Delano terdiam, dia tahu soal itu. Tapi apa memang harus seperti ini caranya? Saling melepaskan hanya karena Alana yang tidak akan siap mendapatkan masalah besar bersama Dario, karena hal itu juga akan berdampak pada orang tuanya yang pastinya akan semakin membenci Alana. Setidaknya Alana tidak mau sampai harus pergi dan menganggap dirinya tidak mempunyai orang tua.
"Baiklah, tapi selama itu aku akan benar-benar mencari cara agar kau terlepas dari Daddy"
Delano berlalu ke kamarnya dengan pikiran yang kacau. Dia tidak akan bsia melepaskan Alana sampai kapan pun, karena di hati Delano hanya ada Alana seorang.
Alana jatuh terduduk di atas sofa dengan tubuh yang terasa lemas. Pada akhirnya cinta terlarang tidak akan mendapatkan restu dari banyak orang dan tidak mungkin benar-benar bersatu.
Lerita tersenyum penuh kemenangan hari ini.Tidak peduli jika memang Delano sudah melakukan hal yang lebih dari sekedar ciuman dengan Alana. Karena yang penting sekarang dia bisa melepaskan Delano dari Alana. Meski sebenarnya Lerita juga belum tahu bagaimana cerita dan masa lalu mereka bisa sampai seperti ini.
"Ingat ya, kalau kau sampai mengingkari janji dan ucapanmu itu. Maka aku akan benar-benar memberi tahukan pada Om Dario atas apa yang aku lihat barusan"
Alana hanya bisa mengangguk pasrah saja. Dia memang sudah tidak mempunyai kesempatan apapun. Alana hanya ingin Delano hidup dengan baik dan tidak mendapatkan masalah dengan Ayahnya.
"Aku titip Delano dan jaga dia dengan baik" Alana menepuk bahu Lerita sebelum dia berlalu keluar dari rumah ini.
Alana kembali ke rumah suaminya dengan menggunakan taksi. Di dalam taksi dia hanya menatap keluar jendela dengan tangisan yang tiba-tiba pecah dan tidak bisa dia tahan. Alana benar-benar tidak bisa melakukan apapun saat ini. Hidupnya seolah diatur oleh orang tuanya dan semua orang yang ikut terlibat. Alana bahkan tidak bisa menentukan jalan hidupnya sendiri. Bahkan dalam hal cinta pun, Alana tidak bisa memilih sesuai kata hatinya.
Kuatkan aku Tuhan, mungkin memang seperti ini takdirku.
Masih di dalam kamar, Delano juga merasakan hancur yang sama dengan Alana. Sebenarnya Delano tidak pernah takut jika memang dia harus terkena masalah dengan Ayahnya sendiri, karena Delano hanya sedang memperjuangkan cintanya pada Alana. Tapi saat dia tahu jika Alana tidak siap untuk mendapatkan masalah yang besar dengan Dario, maka Delano juga tidak bisa memaksanya.
"Aku tetap akan cari cara agar Alana berpisah dari Daddy"
Tekad Delano masih kuat untuk memisahkan Alana dan Ayahnya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
lerita ambil kesempatan aja ,coba aja kl kamu bisa ngambil hati nya dalion
2023-04-22
0