Satu hari sudah berlalu semenjak keberangkatan Satoru menuju ke ibu kota, di dalam peta yang ia lihat ada sebuah desa kecil yang berada di depannya.
Dia langsung meningkatkan kecepatan karena ingin segera sampai di desa tersebut. Saat berlarian di jalan, ia melihat gumpalan asap berada di depannya.
Asap? apa terjadi sebuah kebakaran?
Kalau begitu aku harus meningkatkan kecepatan ku!
Melihat hal itu Satoru langsung meningkatkan kecepatannya lagi, hingga pada akhirnya ia sampai di sumber asap. Desa yang ingin dia kunjungi sudah menjadi lautan api, terlihat ada gerombolan orc yang menyerang desa tersebut.
Di balik kerumunan para orc, ada seekor orc yang tubuhnya lebih besar dan membawa sebuah kapak yang besar. Sedangkan disisi lain, para orc itu melingkari para warga desa wanita dan yang laki-laki di bunuh dengan sadis.
Itu orc bukan?
Karena tampilannya seperti manusia babi, dan hal itu cukup umum di dalam game.
Apa aku perlu menyelamatkan para warga desa itu?
Saat berfikiran ingin meninggalkan para warga desa itu, Satoru menampar keras pipinya.
Apa yang kau pikirkan Satoru!
Apa kau lupa janji mu dengan kakek?
Setelah memantapkan hatinya, Satoru memikirkan sebuah rencana untuk mengalahkan para orc tersebut.
Jika aku ingin memadamkan apinya aku perlu pedang dengan atribut elemen air, tapi jika aku melakukan itu pasti akan menimbulkan embun yang tebal dan sulit untuk melihat.
Jika aku menggunakan Aerial Spada, apinya akan makin besar karena tertiup oleh angin.
Saat berfikir mengenai angin, Satoru teringat satu hal.
Kenapa aku bisa melupakan hal itu, aku hanya perlu membuat pusaran angin di setiap rumah untuk menghilangkan oksigen yang ada di sekitarnya, dengan begitu apinya bisa padam!
Setelah cukup yakin dengan rencananya Satoru mengeluarkan Aerial Spada, dengan mengendalikan angin yang berada di sekitar pedangnya dia bergerak dengan cepat membuat sebuah pusaran angin di setiap rumah di desa.
Dengan pengendalian tinggi Satoru berhasil memadamkan api di setiap rumah yang terbakar.
Karena hal itu pada orc langsung waspada dan mengangkat senjata mereka. Satoru masih bersembunyi di balik sebuah rumah di desa sembari memantau para orc dari jauh. Tapi dia melupakan satu hal penting, indra penciuman seorang orc sangat lah tajam.
Tak perlu waktu lama para orc langsung mengetahui lokasi Satoru yang sedang bersembunyi. Karena sudah ketahuan, Satoru langsung keluar dan berdiri di hadapan banyak orc dengan sebilah pedang di tangannya.
"Kalian para babi majulah! aku akan meladeni kalian secara bersamaan"
Satoru berteriak di hadapan banyak orc dengan senyuman sinis. Para orc yang terprovokasi langsung maju menyerang Satoru secara bersamaan. Walaupun begitu, pemuda itu bisa mengimbangi pertarungan 1 lawan banyak orang layaknya menari.
Sebagian besar pasukan orc itu berhasil di kalahkan oleh Satoru dan menyisakan sedikit dari mereka serta seorang orc yang lebih besar.
Sembari mengangkat pedangnya ke arah para orc, terlihat senyuman kecil di mulutnya.
"Sepertinya kau pemimpinnya"
Sudah sekian lamanya Satoru tidak menikmati pertarungan seperti ini. Saat dirinya di bumi dulu, Satoru selalu bertarung kendo dengan orang-orang dewasa di Dojo milik kakeknya. Jarang sekali ada orang yang bisa membuatnya bertarung dengan serius.
Pada saat dia mendapat trauma karena berpikir kalau sudah membunuh orang, ia ingin berhenti berlatih kendo. Tapi sang kakek menyemangati nya dan bercerita tentang seorang pendekar pedang yang sudah mengambil banyak nyawa.
Walaupun dia sedang terbaring di rumah sakit, sang kakek bercerita dengan bersemangat. Saat mendengar cerita itu, Satoru mulai merasa lega dan mau berlatih kendo kembali, walaupun tidak segiat dulu.
Saat berpindah ke dunia lain, Satoru mulai merasakan kenikmatan dalam pertarungan kembali. Di mulai bersemangat lagi untuk me jadi lebih kuat, terlebih lagi di dunia yang penuh dengan pertarungan dan berbagai monster yang berbahaya, hal itu membuat hatinya berdebar-debar.
Setelah berada di hadapan sisa orc, Satoru langsung berlari menerjang mereka. Walau berhasil mengalahkan semua orc biasa, satu yang berbadan besar cukup kuat dan berhasil menahan serangan Satoru.
"Hahah! bagus! jika kau bisa di kalahkan dengan mudah itu tak akan seru!"
Pedang dan kapak besar milik orc itu saling beradu, tapi hal itu tak akan bertahan lama mengingat kemampuan penetrasi yang di miliki oleh pedang milik Satoru.
Tass!
Kapak milik orc itu hancur, Satoru melesatkan serangan nya dan mengincar kepala orc berbadan besar itu. Namun, orc itu berhasil menahannya dengan cara mengorbankan lengan kiri miliknya.
"Hahaha! jadi kau mengorbankan anggota tubuh yang lain untuk melindungi anggota tubuh yang lebih penting yah. Tapi, itu tak berguna"
Satoru langsung bergerak dengan cepat dan memenggal kepala orc tersebut.
"Dengan begini pembasmian selesai!"
Satoru menarik kembali Aerial Spada dan pergi menuju ke warga desa yang tersisa, mereka semua seorang wanita.
"A- apa kau seorang kesatria yang di kirim dari ibu kota?"
Mendengar hal itu Satoru menggelengkan kepalanya.
"Bukan, aku hanya seorang pengelana yang lewat. Saat aku melihat gumpalan asap di langit, aku langsung bergegas kemari"
Satoru melihat sekelilingnya, terdapat banyak mayat para penduduk desa yang terkapar di mana-mana.
"Maaf, andai saja aku datang lebih cepat kesini, mungkin hal ini tak akan terjadi"
Melihat pemuda yang menyelamatkan mereka menunduk dan meminta maaf, semua warga desa yang tersisa langsung bangun berdiri.
"Apa yang kau katakan?! kau adalah penyelamat kami! mereka yang mati disini pasti tak akan berfikir jika ini adalah kesalahanmu, mereka pasti akan pergi kesana dengan tenang karena melihat istri dan keluarga mereka yang selamat!"
Mendengar ucapan itu, terlihat senyuman kecil di bibir Satoru, ia pun tersenyum.
"Iya!"
Setelah itu semua warga desa mengumpulkan mayat penduduk yang tewas dalam serangan orc sebelumnya. Mereka semua menangis di hadapan keluarga mereka yang tewas.
Di suasana yang sedih, Satoru menghampiri seorang wanita yang terlihat berdiri diam sembari melihat warga desa yang lain.
"Apa di antara mereka tak ada keluargamu?"
Mendengar pertanyaan dari Satoru, gadis itu menunjukkan raut muka yang sedih.
"Tidak, aku bukanlah penduduk desa ini. Aku hanya seorang pedagang yang kebetulan sedang menjual dagangan ku ke desa ini"
"Begitu yah, jadi apa yang akan kau lakukan selanjutnya?"
"Aku akan kembali ke ibu kota, tapi jaraknya cukup jauh. Tak mungkin aku bisa berjalan kaki sejauh itu"
Hari mulai sore, pada warga desa melakukan acara pemakaman secar bersamaan dan berniat untuk pergi ke desa terdekat. Mendengar hal itu, Satoru ingin ikut bersama mereka, begitu pula dengan gadis pedagang itu.
Perjalanan menuju ke desa terdekat tidak terlalu jauh dan hanya memakan waktu 5 jam dengan berjalan kaki. Mereka akan berangkat mulai besok pagi setelah semuanya selesai beristirahat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Dr. Rin
menjadi
2023-06-12
1
Dr. Rin
kasar 😅
2023-06-12
0
Amuba Jogging
hmm, apa ini sama seperti yang saya pikirkan?
2023-05-04
0