Di pagi yang cerah semua warga desa yang tersisa memulai perjalanan menuju ke desa terdekat. Satoru ikut pergi bersama mereka sekaligus menjadi pengawal untuk melindungi para warga dari serangan dalam perjalanan.
Mereka hanya bisa berjalan kaki di karenakan semua kuda yang ada di desa sudah berlarian entah kemana akibat serangan para orc.
"Tak kusangka tuan penyelamat memiliki kantong sihir, apa mungkin anda seorang pendekar yang terkenal?"
"Tidak, kantong sihir ini di berikan oleh guruku sebagai hadiah lulus dari ujian"
Di malam hari kemarin, para warga desa membantu Satoru mengola material dari pada orc dan mengumpulkan batu sihir mereka. Saat semua material terkumpul mereka bingung bagaimana cara untuk membawanya, tapi Satoru dengan mudahnya mengeluarkan kantong sihir dan memasukkan semua material itu kedalam kantung dimensi nya.
Setelah perjalan yang panjang akhirnya mereka sampai di desa tersebut. Seorang penjaga desa langsung menghampiri mereka dan bertanya mengenai insiden kemarin.
"Apa kalian orang yang selamat?"
"Iya, semua ini berkat pemuda ini"
Warga desa yang menjawab pertanyaan tuan penjaga menunjuk ke arah Satoru. Penjaga itu tampak kurang yakin karena melihat usia Satoru yang masih muda.
"Nak berapa usiamu?"
"Eh? Aku berusia 16 tahun"
Penjaga itu melihat dari kaki hingga ke ujung rambut Satoru.
"Heee~ tak kusangka ternyata ku sudah dewasa. Penampilan ternyata bisa menipu yah"
Di dunia itu seseorang sudah di kategori kan dewasa saat berumur 15 tahun. Sedangkan dari penampilan Satoru, ia layaknya seorang berumur 14 tahun di dunia itu. Itulah kenapa penjaga itu tampak ragu jika Satoru bisa menghadapi banyak orc seorang diri, terlebih lagi karena ada laporan jika jendral orc terlibat dalam penyerangan tersebut.
Mereka di perbolehkan masuk, salah satu penduduk desa di tunjuk dan di bawa ke tempat kepala desa untuk menceritakan kejadian sebelumnya. Satoru juga di minta untuk ikut kesana.
Di rumah kepala desa, warga desa yang selamat menceritakan semua kejadian yang terjadi saat penyerangan tersebut. Ia menceritakan semuanya dengan detail hingga pertarungan Satoru.
"Jadi pemuda inilah yang telah mengalahkan para orc itu sendirian? terlebih lagi di antaranya ada satu jendral orc"
"Iya!"
Kepala desa itu menundukkan kepalanya dan berterima kasih kepada Satoru karena telah menyelamatkan desa tersebut. Setelah semua urusan di rumah kepala desa selesai Satoru pergi ke sebuah bangunan dengan tanda guild petualang.
"Jadi ini guild petualang?"
Saat ia masuk kedalam, terlihat banyak sekali orang menatapinya. Tak menghiraukan tatapan tersebut, Satoru berjalan dengan santai menuju ke meja resepsionis guild.
"Apa ada yang bisa saya bantu tuan?"
Sang resepsionis guild menyapa Satoru dengan begitu sopan.
"Apa aku bisa menjual material monster disini?"
"Tentu saja bisa, apa yang ingin anda jual?"
Satoru mengeluarkan semantung batu sihir dari orc yang di kalah kan nya. Total batu sihir itu ada 30 org biasa dan 1 jendral orc.
"Eh!? Jangan-jangan kamu orang yang menyelamatkan desa itu?"
"Iya, apa ada yang salah?"
"Tidak, kami berterima kasih karena telah menyelamatkan mereka. Saya akan memproses batu sihirnya"
Resepsionis itu membawa dan mengecek semua batu sihir orc tersebut. Setelah cukup lama menunggu resepsionis itu kembali dengan sekantung uang.
"Ini uang dari batu sihirnya"
Satoru menerima uang itu dan pergi meninggalkan guild, setelah itu ia bertemu lagi dengan pedagang yang berada di desa sebelumnya.
"Hei apa kau ingin ke ibu kota?"
Pedagang itu bertanya kepada Satoru yang baru keluar dari guild petualang. Mendengar pertanyaan dari si pedangan Satoru mengangguk.
"Apa kamu mau ikut?"
Mendengar hal itu si pedagang tersenyum lebar dan menerima ajakan Satoru. Mereka pergi mencari kereta kuda yang mengarah ke ibu kota. Ketika bertemu dengan kereta kuda yang mengarah ke ibu kota, mereka langsung berangkat.
Untuk sampai ke ibu kota mereka perlu melewati 2 desa lagi, dengan kereta kuda mereka akan sampai ke ibu kota selama 2 hari perjalanan.
Di tengah perjalanan saat melewati jalan yang berliku, Satoru menanyakan sebuah jalan yang menuju ke arah lain.
"Pak, jika kita mengikuti jalan yang sebelah sana kita akan sampai kemana?"
"Hmm, jika kita belok kesana kita akan mengarah ke kota dungeon atau bisa di bilang kota para petualang"
Mendengar hal itu Satoru menjadi bersemangat dan hendak pergi kesana secepatnya. Setelah perjalanan yang cukup lama hari mulai gelap, untung nya mereka sampai di perdesaan sebelum malam hari.
Setelah pagi hari mereka melanjutkan perjalanan kembali. Saat di dalam kereta Satoru hanya bisa melihat sekeliling sembari menikmati hembusan angin sejuk yang bertiup. Karena bosan berada di dalam ia naik ke atas kereta agar bisa bersantai.
Di saat dirinya tengah bersantai, terdengar suara pedang yang beradu di kejauhan. Mendengar hal itu Satoru meminta agar sang kusir meningkatkan kecepatan nya.
"Pak apa kau bisa meningkatkan kecepatan? ku rasa di depan ada sebuah pertarungan"
Mendengar hal itu, si kusir kebingungan, biasanya orang-orang akan menghindari sebuah pertarungan yang tak perlu dan lebih memilih perjalanan yang aman. Karena si kusir tak kunjung meningkatkan kecepatan nya, Satoru meloncat dari atap dan langsung berlari dengan cepat menuju ke sumber suara.
Saat cukup dekat dengan suara, Satoru bisa melihat ada dua buah pihak yang sedang bertarung. Satu menggunakan armor yang bagus layaknya kesatria sedangkan satunya menggunakan perlengkapan yang berbeda. Dari pemikiran Satoru hanya bisa menduga kalau mereka sedang di serang oleh bandit, karena melihat dari kereta kuda yang cukup mewah.
"Aeria Spada!"
Dengan begitu cepat Satoru langsung menerjang para bandit dan membuat mereka semua lumpuh. Melihat hal itu para bandit yang lain langsung menyerbu ke arah Satoru.
Ia melawan semua bandit itu dengan begitu mudah dan berhasil melumpuhkan mereka semua.
"Yosh, pembasmian selesai!"
Saat semua bandit itu di kalahkan para kesatria menjadi waspada dengan Satoru. Karena kebisingan di luar sudah tak terdengar, orang yang berada di dalam kereta keluar untuk melihat keadaan.
Di saat pintu kereta itu terbuka, terlihat seorang gadis berambut putih dengan bola mata berwarna biru keluar dengan begitu anggun. Tanpa perlu di beri tahu, Satoru sadar jika gadis itu merupakan seorang bangsawan. Tak mau ikut terlibat, Satoru langsung menundukkan kepalanya dan pergi dari tempat kejadian.
Ia berlari kebelakang dan kembali ke kereta tumpangannya. Gadis pedagang dan si kusir bertanya kepadanya tentang apa yang terjadi di depan.
"Hanya sebuah kereta yang di serang bandit, tapi itu sudah di atasi"
Mendengar hal itu keduanya hanya bisa merasa lega sekaligus penasaran dengan Satoru. Perjalanan di lanjutkan dan pada akhirnya mereka sampai di ibu kota saat sore hari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Dr. Rin
gak boros mukanya 😁
2023-06-12
1
Dr. Rin
kau ya harusnya? 🤔
2023-06-12
0
Amuba Jogging
kasian banget ni cewek, waktu tampilnya cuman buat ngelongok keluar kereta kuda😂🤣
2023-05-04
1