Setelah berjalan cukup jauh menuju ke arah timur, Satoru akhirnya bertemu dengan jalan setapak. Ia mengikuti jalan itu hingga sampai di sebuah rumah kecil di tengah hutan.
Eh, apa aku salah jalan yah...
Satoru mengetuk pintu rumah itu dengan ragu-ragu sembari menelan air ludahnya. Pintu rumah terbuka secara perlahan, terlihat seorang kakek tua yang membuka pintu tersebut.
"Hmm, siapa engkau wahai anak muda?"
"Eh? kita bisa saling bicara?"
"Hah? apa yang kau katakan?"
"Ah, tidak lupakan itu. Maaf karena saya mengganggu anda, tapi saya sebenarnya tersesat. Apa ada sebuah desa atau kota terdekat dari sini?"
Kakek tua itu melihat Satoru dari ujung kaki hingga ujung rambut, saat itu ia melihat sebuah pedang yang familiar berada di pinggang laki-laki muda itu.
"Pedang itu! kau dapat dari mana?!"
"Eh? ini, warisan yang di berikan oleh kakek saya..."
"Siapa nama kakekmu?"
"Shin Ryuha"
"Begitu, jadi kau yah... masuklah"
Satoru yang tak mengerti dengan apa yang terjadi, masuk kedalam rumah itu dan duduk di kursi tamu. Kakek itu memberikan sebuah minuman dan makanan.
"Kau pasti haus dan lapar bukan?"
"Eh, tak perlu repot-repot kek, saya hanya ingin menanyakan arah"
"Tak apa makanlah, kau berasal dari dunia lain bukan?"
Mendengar hal itu Satoru langsung tertegun diam.
Kenapa kakek ini bisa tau kalau aku dari dunia lain?
"Tak perlu kawatir seperti itu, aku berada di pihakmu. Lagi pula aku dan kakek mu adalah teman lama"
"Eh!? kakek adalah teman kakek saya? tapi kan berbeda dunia..."
"Ahahaha, dasar Ryuha sepertinya dia tak menceritakan nya padamu. Ryuha adalah seorang pahlawan yang berasal dari dunia lain, karena dia berhasil mengalahkan raja iblis 100 tahun yang lalu, dia meminta untuk di pulangkan ke dunianya. Tapi sang dewi memintanya untuk mendidik seorang pahlawan baru untuk menyelamatkan dunia ini kembali dari cengkraman raja iblis yang akan bangkit kembali. Dan pahlawan yang di maksud adalah dirimu nak"
Setelah mendengarkan hal itu, Satoru hanya bisa tertawa dengan terpaksa menerima kenyataan. Kakek itu memberikan sebuah kamar kosong untuk di tinggali oleh Satoru, ia juga bilang akan mengajarkan Satoru mengenai dunia ini.
Di pagi hari yang tenang terdengar suara teriakan.
"Uwaaahh!!! dingin!!!"
Kakek itu menyiram Satoru dengan air dingin untuk membangunkannya dari tempat tidur.
"Cepatlah bersiap kita akan mulai berlatih!"
Satoru langsung bersiap dan mengganti pakaiannya, di halaman depan rumah sudah ada sang kakek yang menunggu sembari memegang sebuah pedang kayu. Di pagi hari itu Satoru akan melakukan latih tanding dengan kakek itu.
"Etto, jadi kita akan melakukan latih tanding?"
"Yah, aku akan melihat bagaimana keterampilan mu dalam berpedang dan jangan panggil aku kakek, panggil saja aku guru atau master"
Uwahh... yah, tapi gak ada salahnya sih. Walaupun aku tak tau yang di katakan nya kemarin itu benar atau tidak, setidaknya aku tau jika kakek ini bukanlah orang jahat.
"Baiklah, master mohon bantuannya!"
Di pagi hari yang tenang terdengar suara hantaman pedang kayu yang saling beradu, walaupun di umur yang tua, keterampilan kakek itu sangat lah hebat. Satoru yang dikenal sebagai pemain kendo terbaik tak bisa bergerak dengan mudah dan selalu bertahan saat melawan kakek itu.
"Hah.. hah... bagaimana master bisa bergerak segesit itu walau sudah bau tanah?"
"Hmm? apa yang barusan kau katakan bocah?!"
Kakek itu langsung bergerak dengan sangat cepat dan memukul keras Satoru hingga terpental. Untungnya saat itu Satoru berhasil menahan pukulan itu dengan pedang kayu yang ia pedang sehingga meminimalisir rasa sakit yang ia terima.
"Sakit! apa-apaan gerakan itu..?"
"Bagaimana bocah? apa kau sudah paham perbedaan kekuatan kita?"
Mulai dari sana pelatihan bagai neraka di ikuti oleh Satoru, ia terus berlatih hari demi hari dan selalu kalah saat melakukan latih tanding.
"Baiklah latihan hari ini sudah cukup, istirahat lah. Besok kita akan bertarung melawan monster untuk ujian akhirmu"
"Hah.. Hah... mon- ster..?"
"Yah, jadi istirahat lah"
Di sore hari setelah selesai latihan, Satoru pergi ke sebuah sungai yang dekat dengan rumah untuk membasuh tubuhnya yang penuh oleh keringat.
Huft... dia benar-benar orang yang keras. Walaupun begitu dia sangatlah baik, dia hanya keras saat dalam pelatihan.
Dunia lain huh?
Aku masih tak percaya jika aku berada di sini sekarang.
Satoru menatap langit malam yang di penuhi oleh bintang dengan dua bulan. Ia masih belum tahu alasan dari pedang tanpa bilah yang di berikan oleh kakeknya. Pernah sekali dia bertanya kepada masternya, namun masternya bilang "Untuk saat ini aku belum bisa memberitahu mu, jadilah lebih kuat terlebih dahulu"
Setelah selesai membersihkan tubuhnya, Satoru pulang kerumah untuk memasak makan malam. Rumah yang ia tinggali memiliki sebuah kebun sayuran di halaman belakang, sedangkan daging di dapat dari hewan buruan.
"Hei master, besok nanti aku akan menghadapi monster apa?"
"Kau lihat saja nanti, jadi istirahat lah malam ini"
Mendengar jawaban yang tak pasti membuat Satoru cukup kawatir, mengingat masternya merupakan orang yang keras dalam melatih. Ia sudah mengikuti pelatihan selama 6 bulan dan ia juga sudah merasakan jika dirinya menjadi lebih kuat dari sebelumnya.
Di pagi hari mereka sudah bersiap untuk memasuki hutan untuk melakukan ujian pertama Satoru. Dimana ia akan melawan seekor monster. Dalam perjalanan masternya menjelaskan mengenai pedang yang ada di pinggang Satoru.
"Mengenai pedang mu, itu adalah sebuah Swordbirth. Sebuah pedang yang terlahir oleh pikiran dan hati si pengguna"
Mendengar penjelasan yang begitu singkat, Satoru tak mengerti sama sekali.
"Apa yang master katakan? saya tak mengerti"
"Pedang yang ada di pinggangmu itu tidak punya bilah bukan?"
"Iya..."
Masternya menjelaskan mengenai kemampuan yang di miliki oleh pedang tersebut. Sword Birth memiliki kemampuan untuk membuat banyak Pedang Sihir dengan atribut berbeda sesuai dengan keinginan pengguna. Bukan hanya itu, pengguna juga bisa membuat sebuah pedang suci ataupun pedang iblis sesuai keinginannya. Bahkan pedang terkutuk sekalipun. Pengguna juga bisa memunculkan pedang di manapun ia mau sesuai dengan jangkauan radius yang ia lihat. Bukan hanya satu pedang saja, pengguna juga bisa mengeluarkan banyak pedang sekaligus.
Bilah yang kosong pada pedang tak akan muncul, melainkan akan melahirkan sebuah pedang lain dari berbagai tempat. Bisa di bilang gagang dan sarungnya hanya merupakan pajangan. Sedangkan skill swordbirth adalah skill yang di dapat dengan memiliki gagang dan sarung pedang tersebut.
Setelah mendengar penjelasan panjang itu, Satoru mulai paham dengan pedang pemberian dari sang kakek. Bisa disimpulkan kalau pedang itu merupakan artefak yang memberikan skill pada sang pengguna.
"Apa kau sudah paham?"
"Iya master!"
"Baiklah, kemari kan pedangnya"
Satoru memberikan pedang tersebut pada masternya. Sebuah rapalan sihir di lantunkan oleh sang master sehingga membuat pedang itu bercahaya. Pedang itu secara perlahan bergerak dan masuk kedalam tubuh Satoru. Karena lonjakan kekuatan yang besar tiba-tiba masuk, Satoru kehilangan kesadaran.
"Eh? apa yang terjadi?"
"Oh, kau bangun juga akhirnya"
Master menjelaskan mengenai kejadian sebelumnya mengenai Swordbirth yang menyatu ke dalam tubuhnya, dengan begitu Satoru dapat menggunakan skill swordbirth.
"Baiklah, bangunlah. Kau akan menghadapi seekor ular kecil di gua sana"
Satoru melihat ke arah yang di tunjuk oleh masternya. Terlihat sebuah goa yang di pintu masuknya ada kepala ular super besar.
"Tidak-tidak-tidak! Apanya yang ular kecil! Ular itu sudah sebesar bus!"
"Ayo majulah, kau pasti bisa mengalahkannya"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
zen
good
2023-10-09
0
Richie
ahhhh
2023-07-07
0
Amuba Jogging
sudah kudagu
2023-05-02
1