"Kakak, kau—?" Miranda menatap Moran kesal
"Sudah, cukup. Kakek memanggilmu dan menyuruhku membawamu kembali ke Racoon City." Ujar Moran menyela ucapan Miranda.
Wajah tak berdaya Miranda memancing simpati Moran, dia tidak punya pilihan selain melaporkan kepada Kakeknya.
Karena bisa menjadi bencana untuk keluarga Danuarta, Moran bahkan memberi tahu Kakeknya Randu Danuarta tentang beberapa hal yang dia alami saat berhadapan dengan Vero saat di Hong Kong.
Dia menjelaskan kekuatan mengerikan Vero Destin secara detail.
Setelah Randu mendengarnya, dia dengan tegas memerintahkan agar Miranda harus dibawa kembali ke Racoon City. Dia tidak bisa membiarkannya mengacau dan membuat masalah yang lebih besar.
Bahkan Randu Danuarta seperti ketakutan terhadap gambaran kekuatan Vero Destin melalui cerita Moran.
"Huh!" Miranda mendecih sinis.
"Vero, jika kamu tidak datang kehadapan Keluarga Danuarta untuk menemuiku dan menjelaskannya secara gamblang, aku akan menemui Kakek Destin saat aku kembali ke Racoon City!" Ucap Miranda masih memandang sinis Vero.
Moran mendengus kesal dan langsung menarik Miranda pergi.
"Vero, Kakekku sebenarnya ingin memberitahumu sesuatu. Saat kamu pulang ke Racoon City, aku harap kamu bisa berkunjung ke Keluarga Danuarta secara langsung. Kakekku menunggu kedatangan kamu." Ujar Moran menyampaikan pesan kakeknya sambil terus memegang erat tangan Miranda.
Setelah menyampaikan pesan itu, Moran segera pergi bersama anak buahnya.
Vero memandang kepergian Miranda dan Moran dengan tatapan sinis dimatanya, membuat Eza Bustomi menunduk merinding.
"Eza, pergi dan bebaskan Roman dan Ardy dari penjara bawah tanah." Perintah Vero datar.
"Baik!" Eza Bustomi mengangguk seraya berjalan keluar bersama bawahannya.
★
★
Dua puluh menit kemudian.
Ardy dan Roman sudah tiba. Mereka berdiri di depan Vero dengan kepala tertunduk.
"Tuan Gibson, Anda telah kembali!" Roman membuka mulutnya memulai berbicara.
"Direktur Gibson,..." Ardi dengan cepat ikut menyapa Vero.
Ardy dan Roman masih berdiri di depan meja, mereka terus menunduk antara malu dan takut.
Mereka di tundukkan oleh Miranda tanpa bisa berbuat banyak.
Mereka berdua mendengar dari Eza Bustomi, Miranda benar-benar memanfaatkan tidak adanya Tuan Gibson untuk melakukan apapun yang dia inginkan di Kota Liberio, Miranda telah mengambil aset yang mereka berdua jaga untuk Direktur Gibson guna menindas Ny. Gibson.
Sekarang, mereka berdua sangat tidak tenang. Apakah Direktur Gibson akan kecewa padanya.
"Baiklah, bagus kalau kalian berdua baik-baik saja." Ujar Vero sedikit lega setelah melihat Roman dan Ardi baik-baik saja.
"Aku tidak menyalahkan kalian berdua untuk masalah ini. Kalian berdua tidak bisa berurusan dengan seseorang di level Moran." Lanjut Vero yang langsung membuat Roman dan Ardi sedikit tenang.
Vero tahu dengan kemampuan Roman dan Ardy, mereka tidak bisa menghadapi seseorang yang kejam seperti Moran, apalagi Moran memiliki kemampuan beladiri yang tidak bisa dilawan orang pada umumnya.
"Aku memanggil kalian berdua ke sini untuk melihat apakah kalian berdua baik-baik saja. Selain itu, aku punya beberapa perintah untuk kalian berdua lakukan." Ucap Vero perlahan.
"Asian Grup Real Estate dan Grup York Kota Liberio. Kalian berdua pergi dan selesaikan secepat mungkin, dan kembalikan semua bisnis seperti keadaan semula." Ucap Vero datar, dia benar-benar geram setelah mengingat Miranda yang membuat masalah di Liberio.
"Selain itu, bantu aku memulihkan bisnis Perusahaan Destin menjadi normal seperti sedia kala." Ucap Vero tegas yang di tanggapi anggukan bawahannya itu.
"Kami akan mengikuti perintah Direktur Gibson. Kami akan menyelesaikannya segera."Jawab Ardi dengan antusias.
"Baiklah, kalian semua bisa kerjakan secepatnya " Lirih Vero mengakhiri pertemuan itu.
★
★
★
Esok harinya.
Perusahaan Destin.
Sebuah Bentley berhenti didepan lobi. Han segera keluar dan membuka pintu untuk Vero dengan kepala tertunduk.
Vero keluar dari mobil dan berjalan masuk dengan wajah datarnya.
Ini adalah kantor pusat Perusahaan Destin milik Alisa setelah menjadi perusahaan besar.
Alisa menolak untuk menemuinya. Jadi Vero langsung datang ke perusahaan untuk meminta penjelasan dan mencari tau apa yang sedang terjadi.
Dia sudah tau kalau Miranda telah menyebabkan keributan di Kota Liberio.
Namun, dia tidak tau apakah wanita gila itu masih meninggalkan trik kotor di belakangnya.
Lagi pula, dengan pengaruh Miranda, dengan satu kalimat darinya bisa membuat seluruh Kota Liberio berantakan.
Miranda secara pribadi datang dan memanfaatkan latarbelakang nya untuk menekan perusahaan milik Alisa.
Orang tak berguna di keluarga Glover sangat pintar bagaimana menambahkan penderitaan di atas masalah. Mereka menantikan nasib buruk Alisa.
Vero masuk naik lift dan tiba di lantai 17.
Di dalam ruangan, sudah ada sekelompok orang berjas sedang melakukan kesibukannya.
Melihat Vero membuka pintu, semua orang yang ada didalam memandangnya dengan rasa penasaran.
"Semuanya, saya ingin bertanya, Boss kalian apakah dia datang ke perusahaan hari ini." Vero mengedarkan pandangannya dan bertanya dengan datar setelah tak melihat Alisa.
"Anda mencari Boss? Siapa?" Seorang pria berjas bertanya Dengan sedikit ramah. Lagipula Vero sedikit memiliki aura yang tidak biasa.
"Mungkinkah ada dua Boss di Perusahaan Destin?" Vero mengerutkan dahinya heran setelah yakin tak melihat keberadaan Alisa.
"Tentu saja! Ada dua Boss, Ketua, Gray Glover, dan Wakil Ketua, Tony Glover." Jawab pria itu berkata perlahan.
"Apakah Anda sudah membuat janji?" Tanya pria itu lagi.
Vero tersulut emosi saat mendengar penjelasan pria itu.
"Perusahaan Destin yang aku bangun untuk Alisa. Tapi orang-orang di perusahaan hanya tahu Boss mereka adalah Tony dan Gray, bukan Alisa? apa-apaan ini." Geram Vero dalam hatinya.
"Oh! Aku mengenalnya. Bukankah ini menantu terkenal paman David, Vero Gibson? Tamu yang terhormat!" Sungutnya sambil tersenyum miring.
"Apakah kamu di sini untuk mencari Alisa? Hahaha, sayang sekali. Istri Anda, Alisa, bukan lagi Boss Perusahaan Destin. Dia telah dipecat." Ucapnya dengan seringai mengejek.
Pria muda berjalan mendekat dan menatap Vero dengan pandangan sinis.
"Vero, Hem, sudah lama sekali! Jika kamu ingin mengemis, saya khawatir kamu salah tempat!" Ujarnya dengan tatapan iba.
Roby berjalan sambil merapikan jasnya yang sudah rapih dan melepas kacamata hitamnya. Dia menatap Vero dengan ekspresi datar.
"Roby? Siapa yang memberimu keberanian masuk ke sini?" Ucap Vero datar.
"Kamu belum tahu situasinya, kan?" Roby mengelus jam tangan mewahnya dan berkata dengan angkuh.
"Perusahaan Destin bangkrut beberapa waktu lalu! Tuan Muda Ketiga dari Keluarga Lewis membantu melewatkan masa kritis terhadap Perusahaan Destin. Keluarga kami mendapat dukungan penuh dari Keluarga Lewis." Ucap Roby memberi sedikit penjelasan.
"Aku penasaran. Jabatan apa yang kamu miliki bisa masuk kedalam perusahaan ini?" Roby bertanya datar.
"Vero, Vero, kamu masih saja tidak tau malu. Setiap kali kamu mendengar sesuatu yang besar, kamu akan muncul untuk mencari keuntungan" Ejek Roby mulai memprovokasinya.
"Saat ini, bahkan perusahaan istrimu sudah berpindah tangan. Kamu suami tidak berguna. Membiarkan istrinya terlunta-lunta begitu saja?" Sungut Roby mulai kesal melihat Vero tak bersuara.
Roby mencoba yang terbaik untuk memprovokasi Vero.
"Ah, aku lupa memberitahumu!" Roby menepuk dahinya.
"Kudengar istrimu telah menceraikan kamu? Alisa, sepupuku itu akan menikah dengan Tuan Muda Keluarga Lewis. Dia benar-benar menyingkirkan hubungannya denganmu, seorang pengecut!" Teriak Roby.
"Vero, kamu sekarang gelandangan tanpa Alisa. Aku ingin melihat siapa yang bisa melindungimu di Kota Liberio dan siapa yang bisa membantumu! Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk membalas perbuatan kamu sebelumnya!" Ucap Roby sambil tersenyum sinis.
Vero mulai tersulut emosi saat mendengar semua yang terucap dari mulut kotor Roby.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Dahlan Batubara
orang2 Glover ini tak pernah jera. Itu karena Verro masih selalu baik pada mereka..huahahaha
2023-12-20
0
Sarip Hidayat
Lanjut
2023-10-18
0
Silvester Susanto
Thor jangan banyak ulang tokoh nggak penting
2023-07-20
0