Diluar dugaan

Meskipun Dandi sangat angkuh dan terkesan sombong, dia masih memiliki pemikiran dan tidak begitu bodoh.

Eza Bustomi tiba-tiba melampiaskan amarahnya dan menunjukkan taringnya, dengan memukulinya.

Ini menunjukkan bahwa Eza Bustomi memiliki keyakinan mutlak.

Lagipula, Eza Bustomi tahu identitas dan latar belakangnya dan Miranda Danuarta yang ada di belakangnya.

Beberapa hari ini, ketika dia berinteraksi dengan Eza Bustomi, Dandi juga tahu bahwa Eza Bustomi adalah ibarat harimau didalam kandang, siap menerkam mangsa jika dilepaskan.

Eza Bustomi juga tidak punya nyali untuk membuat masalah dengan-nya.

Tapi sekarang, karena pemuda asing ini dia berani bertindak.

Itu berarti pemuda ini memiliki latar belakang yang tidak biasa.

"Kamu tidak mengenalku?" Vero memandang Dandi dengan tenang.

"Aku... aku tidak." Dandi berkata dengan ragu-ragu.

"Kamu tidak mengenalku.! Lalu siapa yang memberimu nyali untuk berulah di luar dengan nama Tuan Muda Destin dari kota Kekaisaran,!?" Teriak Vero dengan lantang.

"Apa!" Dandi jelas terkejut. Dia menatap Vero dengan keringat menetes di dahinya.

Plakk..!!

Plakk..!!

Eza Bustomi berjalan cepat kedepan Dandi dan menamparnya untuk menyadarkannya dari rasa bingungnya.

"Ha, dasar bodoh. kamu memakai nama besar Tuan Muda Destin, dan Tuan muda Destin yang kamu tinggikan sedang duduk tepat di depan kamu. kamu bahkan menyebut ku udik desa." Selorohnya dengan wajah tersenyum miring.

"Kamu benar-benar memiliki mata tajam, tapi tidak mengenali Aku yang kamu tinggikan!" Hardik Vero dengan tatapan tajam dan tersenyum miring.

"Tidak! Ini, bagaimana ini mungkin! Anda adalah Tuan muda Destin?" Ucapnya mencoba menatap wajah Vero, tapi dengan cepat dia menundukkan kepalanya.

Dandi menutupi wajahnya yang terasa mulai membengkak dengan rasa tidak percaya.

Dandi tidak menyangka Tuan muda Destin, yang dia puji, akan duduk tepat di depannya.

Apalagi dia sebelumnya membual di depan Tuan muda Destin?

Untuk sesaat, wajah Dandi memerah. Dia sangat malu dan keringat terus merembes dari balik bajunya.

"Aku tidak percaya! Bagaimana kamu bisa menjadi Tuan Muda Destin dari Kota Kekaisaran yang bermartabat?" Mata Dandi merah saat dia berbicara dengan bingung dan jengkel.

Setelah ditampar oleh Eza Bustomi beberapa kali, Dandi sangat marah. Dia tidak ingin percaya kalau Vero adalah Tuan muda Destin, dia mencoba tidak menundukkan kepalanya kepada Vero.

Namun, Dandi belum pernah melihat penampilan Tuan muda Destin. Dia menjadi salah tingkah.

Pada saat ini, dia merasa bersalah dan kesal pada saat bersamaan.

"Hahh." Vero menggelengkan kepalanya dengan senyum dingin dan mematikan rokoknya. "Kalau begitu aku sedikit penasaran. Siapa Tuan muda Destin yang kamu bicarakan? Panggil dia dan biarkan aku melihatnya." ucap Vero dengan nada yang sangat tenang.

"Kamu!" Wajah Dandi memerah dan dia berkata dengan suara yang dalam, "Beraninya kamu berpura-pura menjadi kakak iparku. Ketika kakakku datang, dia pasti akan memberimu pelajaran." Teriak Dandi yang terdengar sangat marah.

Plakk!

Dandi masih keras kepala dan ingin mengatakan sesuatu. Eza Bustomi berjalan dan memukulnya dengan sangat keras, membuat tubuhnya lansung tersungkur di lantai.

Vero perlahan berdiri dan berjalan ke dekat jendela dengan tangan di dalam sakunya.

"Sepuluh menit. Jika Miranda tidak datang. Eza Bustomi, pergi dan lumpuhkan pria ini dan kirim dia kembali ke Keluarga Danuarta di Kota Kekaisaran." ucap Vero memberi perintah kepada Eza Bustomi.

Dandi lansung gemetar ketakutan. Wajahnya langsung pucat pasi.

★ ★ ★

Di sisi lain.

Kota Liberio, Lintang Hotel.

Miranda baru saja meletakkan ponselnya dengan cemas, dia keluar dari kantor dengan dua pengawal wanita dan bergegas turun.

Setelah Lintang Hotel dibeli oleh Vero, itu menjadi tempat pertemuannya dengan bawahannya Roman dan Ardy.

Sejak Miranda datang ke Kota Liberio, dia tinggal di Lintang Hotel untuk menangani segala masalah.

Ardy dan Roman juga ditempatkan di bawah penjara bawah tanah oleh bawahannya.

"Vero sudah kembali ke Kota Liberio, tapi dia tetap diam." Miranda meringkuk bibirnya menjadi senyum main-main.

"Vero, Vero, Aku ingin melihat bagaimana kamu akan terus bertindak arogan, perselingkuhan mu di Hong Kong tersebar dan Alisa pasti akan meninggalkanmu, aku tau dia adalah titik lemah bagimu." Miranda sambil tersenyum simpul dan berjalan menuju mobilnya.

"Miranda, kemana kamu pergi?"

Miranda yang hendak membuka pintu mobil mendengar suara yang tidak asing baginya.

Maybach hitam berhenti. Seorang pria muda berjas putih berjalan turun dengan dua bodyguard di kiri dan kanannya.

"Kakak? Kapan kamu kembali dari Hong Kong? Kenapa kamu tidak memberitahuku?" Miranda melihat sepupunya itu dan berkata dengan ekspresi terkejut.

"Apa yang terjadi di Hong Kong di luar dugaan ku. Aku takut kamu akan menyebabkan masalah besar, jadi aku datang ke Kota Liberio untuk menghentikan mu." Wajah Moran Danuarta terlihat begitu tenang. Dia berkata dengan serius.

"Apa yang kamu ingin aku lakukan?" Miranda bertanya dengan bingung.

"Jangan memprovokasi Vero. Keluarga Danuarta tidak mampu menyinggung perasaannya." Moran Danuarta terlihat serius.

Setelah berselisih dengan Vero di Hong Kong, Moran Danuarta sempat meragukan kemampuan dirinya sendiri.

Akhirnya, dia memutuskan untuk bergegas kembali ke Kota Liberio. Dia menyarankan saudara perempuannya untuk berhenti sementara dan tidak memprovokasi Vero untuk melakukan sesuatu yang membahayakan.

Lagi pula, dia sudah melihat dengan matanya sendiri situasi seperti apa yang dihadapi Edward Dalton di Hong Kong karena Vero.

Orang terkaya di Negara Hong Kong, seperti Edward Dalton, sudah membuat masalah dengan Vero dari Kota Kekaisaran. Dia bahkan tidak bisa lolos dari kematian bahkan jika dia lari dari Hong Kong. Mungkin seluruh Keluarga Dalton juga telah runtuh.

Jika saudara perempuannya sengaja bertindak bodoh, dan Vero benar-benar memulai perang dengan Keluarga Danuarta, semuanya akan menjadi cerita yang memilukan untuk keluarga Danuarta.

"Kakak, apa yang terjadi? Bukankah kamu pergi ke Hong Kong dan semuanya baik-baik saja? Mengapa kamu tiba-tiba kembali dan mengatakan hal-hal ini kepadaku?" Miranda bertanya dengan heran. Semakin dia mendengar, semakin dia bingung.

"Masalah di Hong Kong adalah cerita yang panjang. Singkatnya, aku yang terlalu meremehkan Vero. Kekuatan Vero sungguh diluar dugaan." Moran Danuarta menghela nafas dan berkata dengan lirih.

Setelah pertarungan dengan Vero, Moran Danuarta tidak punya pilihan selain membuang sikap sombongnya dan mulai lebih berhati-hati.

"Kakak, apakah kamu bercanda denganku? Kamu datang jauh-jauh ke sini hanya untuk masalah ini?" Miranda berkata dengan sinis, "Aku tidak peduli. Aku tidak akan melakukan kesalahan apa pun dan tidak akan melakukan sesuatu yang berlebihan." Ucap Miranda menenangkan Moran.

"Foto yang Aku kirim terakhir kali. Apakah kamu sudah menyebarkannya?" Moran berpikir sejenak dan bertanya dengan nada serius.

"Ya. Aku menunjukkannya kepada Alisa dan keluarganya." Miranda berkata dengan santai, "Kakak, tidak apa-apa jika kamu tidak menentang hubunganku dengan Vero. Namun kamu memberikan informasi dan foto itu, aku sangat kesal. Vero Destin adalah menantu dari Keluarga Danuarta. Tidak apa-apa jika dia menikah dengan Alisa karena itu hanya masalalu. Sekarang setelah aku muncul di hidupnya, dia masih menggoda gadis di Hong Kong? Bukankah ini jelas kalau dia meremehkan ku?" ucap Miranda dengan menggebu-gebu.

"Selain itu, kamu juga sudah berjanji saat itu. Kamu mengatakan kalau kamu pasti akan membantuku memberi pelajaran pada Vero." Miranda berkata dengan tidak puas.

"Namun, pada akhirnya, kamu datang untuk memberitahu kalau kamu tidak mampu melawan Vero. Kamu terlihat ketakutan." Lanjut Miranda dengan senyum yang dipaksakan.

"Apakah kamu masih kakak laki-laki yang aku kenal?" Miranda memandang Moran Danuarta dengan bingung.

Moran terlihat salah tingkah ketika mendengar kata-kata Miranda.

Memang, dia sebelumnya sangat percaya diri, Putra sekaligus pewaris Keluarga Danuarta? Di seluruh Negara Lugo, hanya ada beberapa orang yang setara dengan Moran Danuarta.

Namun, kekuatan Vero memang membuat Moran tidak bisa berkutik. Tidak mungkin baginya untuk bersikap seperti dulu, bahkan jika dia mampu dia akan memutar waktu dan membuang pikiran bodoh untuk menghadapi Vero Destin.

Terpopuler

Comments

Sarip Hidayat

Sarip Hidayat

lanjutkan.

2023-10-18

0

iwan gumilar

iwan gumilar

lanjut

2023-08-06

0

Silvester Susanto

Silvester Susanto

Moran kapok

2023-07-20

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!