Sangat Sombong

..."Eza Bustomi, dari mana kamu mendapatkan teman seperti ini? Beraninya dia bertindak begitu lancang di depanku? Bukankah kamu harusnya sudah memberitahunya siapa aku?" Dandi berkata dengan jijik....

^^^Dandi terlihat sangat angkuh dan sombong.^^^

...Dahi Eza Bustomi lansung berkeringat. Dia tidak berani mengatakan apapun. Dandi pasti tidak mengenal Tuan Gibson....

^^^Dia mungkin tidak tahu bahwa orang yang duduk santai di depannya adalah saudara ipar yang dia bicarakan, Tuan Muda Destin yang terkenal dari Kota Racoon City.^^^

..."Eza Bustomi, untuk apa kamu masih berdiri di sana? Aku memintamu untuk menyerahkan kontrak yang ditandatangani. Kamu tidak mengerti juga? Selain itu, temanmu tidak tahu apa itu sopan santun. Katakan padanya untuk meminta maaf kepadaku. Orang kampung dari Liberio berani berucap di depanku." Dandi berkata dengan arogan....

^^^Dandi terlihat tidak senang saat dia menunjuk ke arah Eza Bustomi.^^^

...Meskipun dia hanya sosok yang tidak penting di Keluarga Danuarta di Kota Racoon City, tapi dia membantu sepupunya Miranda menjalankan tugas, dia menunjukkan kekuasaan Keluarga Danuarta dari Kota Racoon City ketika dia tiba di tempat pedesaan seperti Kota Liberio. Siapa yang berani tidak setuju dengannya?...

^^^"Kamu ingin aku meminta maaf kepadamu? Dan kamu ingin mengambil saham Perusahaan Destin? Apa nyawamu berlipat ganda untuk melakukan ini?" Vero memandang Dandi dengan penuh minat.^^^

..."Kamu tidak mengerti juga? Aku memintamu untuk segera meminta maaf kepadaku! kenapa masih banyak omong kosong" Dandi mengangkat kepalanya dan menatap Vero dengan sinis....

^^^"Apa statusmu bertanya sesuatu yang tidak pantas kamu tanyakan? Perusahaan Destin adalah milik saudara ipar ku, mengapa aku harus mengambil sahamnya? Bukan urusan kamu juga untuk bertanya!" Kata Dandi berteriak keras.^^^

..."Eza Bustomi, anak bodoh ini adalah teman bisnismu, bukan? Kenapa kamu tidak memberitahunya siapa aku? Beri dia pelajaran?" Dandi memberi perintah, sama sekali tidak bisa mentolerir Vero....

^^^Menurut Dandi, pemuda di samping Eza Bustomi harus menjadi teman Eza Bustomi di Kota Liberio.^^^

...Mungkin dia mengira dia orang penting di Kota Liberio, tetapi kenyataannya, dia hanyalah orang kaya kecil....

^^^Harusnya dia tahu bahwa Eza Bustomi adalah salah satu tokoh top di Kota Liberio, orang besar dari dunia abu-abu.^^^

...Pada akhirnya, dia tunduk di depan sepupunya. Dia bahkan tidak berani berbicara lantang. Dia sangat patuh. Bahkan di depannya, pesuruh ini tunduk karena sepupunya....

^^^Oleh karena itu, tidak peduli seberapa kuat pemuda ini di Kota Liberio, tidak ada gunanya. Dibandingkan dengan raksasa seperti Keluarga Danuarta dari Kota Racoon City, dia pemuda yang tidak sepadan dengan sepupunya.^^^

..."Ini..."...

^^^Eza Bustomi tercengang saat mendengarnya. Dandi ini benar-benar sombong didepan seorang guru. Dia segera menatap Vero dan meminta instruksi.^^^

..."Tuan Gibson."...

^^^"Aku benar-benar tidak tahu. Bisakah kamu memberi tahuku sekuat apa keluarga Danuarta dan saudara perempuanmu itu?" Vero tersenyum dan bertanya dengan santai.^^^

^^^"Apa? Kamu bahkan tidak tahu tentang Keluarga Danuarta di Kota Racoon City? Kamu memang orang kampung yang belum pernah melihat dunia. Aku merasa malu berbicara denganmu." Dandi memandang Vero dengan tatapan merendahkan.^^^

..."Izinkan aku memberi tahu kamu. Keluarga Danuarta dari Kota Racoon City, salah satu dari Lima Keluarga Besar Kota Racoon City. Jika kamu ingin tau lebih banyak. Pergi ke Kota Racoon City dan tanyakan jika kamu punya koneksi, kamu tidak akan mampu menyinggung perasaan mereka.!" Dandi berkata dengan suara lantang....

..."Apakah kamu pikir kamu hebat hanya karena kamu hidup dengan baik di Kota Liberio? Terus terang, kamu mungkin tidak berada di level yang sama denganku di Kota Racoon City. Kamu benar-benar tidak berguna." Dandi menggelengkan kepalanya dan mengejek....

^^^"Lima keluarga besar Kota Racoon City semuanya memiliki setidaknya kekayaan senilai lima ratus miliar dolar. Mereka sangat berkuasa, kamu mungkin tidak bisa membayangkannya. Bukankah keluarga Gravis dulu memiliki bisnis yang kuat di Laut Timur? Di Racoon City, itu hanya bisnis keluarga kecil." Kata Dandi dengan wajah sombongnya.^^^

...Dandi sangat sombong, dia merasa paling berkuasa diantara mereka bertiga....

^^^Semakin banyak dia berbicara, semakin dia puas. Dia merasa menggunakan identitas dan latar belakangnya di tempat kecil seperti Kota Liberio terlalu sedikit berlebihan, tapi itu juga menyenangkan.^^^

..."Oh? Benarkah? Keluarga Danuarta dari Kota Racoon City sangat kuat?" Kata Vero dengan tenang. Dia menyesap tehnya dan berkata, "Aku tahu satu atau dua hal tentang Keluarga Danuarta di Kota Racoon City. Bagimu, mungkin Keluarga Danuarta sangat kuat, tapi bagiku, itu hanya masalah waktu."...

^^^"Omong kosong. Kamu tidak tahu luasnya langit dan bumi. Apakah hanya itu yang harus dilakukan Keluarga Danuarta? Kamu bisa berpura-pura dengan hebat. Kamu pikir kamu orang yang seperti apa? " Dandi mencibir dan memandang Vero dengan jijik.^^^

..."Tidak peduli siapa aku.?"...

^^^"Aku tahu satu atau dua hal tentang Tuan Muda Destin di Kota Racoon City. Tetapi mengapa aku tidak pernah mendengar bahwa dia memiliki saudara ipar sepertimu? Aku juga belum pernah mendengarnya. Istri Tuan Muda Kota Racoon City adalah Miranda." Vero berkata perlahan dan menatap Dandi.^^^

..."Apa? Apakah kamu tahu Tuan Muda Destin dari Kota Racoon City?" Dandi menatap Vero dengan heran, lalu wajahnya berubah geram....

^^^"Kamu pikir kamu siapa? Apakah kamu merasa banyak uang di sini? Beraninya kamu berbicara omong kosong tentang hubungan antara sepupuku dan Tuan Muda Destin? Apa yang kamu tahu?" Dandi berkata dengan marah.^^^

..."Eza Bustomi, kupikir temanmu punya masalah dengan otaknya. Dia meminta kematian! Dia berani mempersulit sepupuku. Mengapa kamu tidak mengatur seseorang untuk mengurusnya?" Dandi memandang Eza Bustomi dan berkata dengan dingin....

^^^Semakin banyak Eza Bustomi mendengar, semakin terkejut dia. Butir-butir keringat terus muncul di dahinya.^^^

..."Hubungi sepupumu. Tanyakan apakah dia berani berurusan denganku." Vero memandang Dandi dengan senyum tipis....

^^^"Selain itu, kamu terus membanggakan kalau saudara ipar mu adalah Tuan Muda Destin dari Kota Racoon City. Bagaimana dengan ini? Mengapa kamu tidak menelepon saudara ipar mu dan memintanya untuk datang?" Vero tersenyum dingin.^^^

..."Kamu! Apa?" Dandi terlihat gugup....

^^^Dandi terkejut. Kata-kata Vero membuatnya terdiam.^^^

...Dia tidak berpikir bahwa Vero akan begitu berani terhadap Keluarga Danuarta dari Kota Racoon City....

^^^Terutama ketika dia memintanya untuk memanggil sepupunya Miranda dan memanggil Tuan Muda Destin dari Racoon City?^^^

...Orang udik di Kota Liberio ini, dari mana dia mendapatkan keberanian dan kepercayaan diri?...

^^^"Apa? Tidak berani memanggilnya? Mungkinkah yang kamu katakan itu bualan belaka?" Vero menyesap tehnya dan berkata perlahan.^^^

..."Aku pikir kamu mencari kematian!"...

^^^Dandi sangat marah. Dia tidak tahan lagi dengan provokasi Vero.^^^

...Namun, dia juga sedikit bingung....

^^^Karena dia tidak mengenal Tuan Muda Destin dari Racoon City. Dia bahkan belum pernah melihatnya sebelumnya. Bagaimana dia bisa menghubunginya?^^^

...Menyebut dirinya saudara iparnya? Dia hanya memanfaatkan situasi....

^^^Tuan Muda Vero Destin sangat terkenal di Kota Racoon City. Dia berjalan di lingkaran Kota Racoon City.^^^

..."Baiklah, Eza Bustomi. Temanmu sangat sombong. Mengapa kamu tidak memberinya pelajaran? Dia ingin aku memanggil sepupuku, kan? Aku akan menelepon sekarang! Tunggu kematian mu!" Dandi berkata dengan marah....

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***