Waktu berlalu hingga rama tumbuh menjadi anak yang pintar dan ceria, dia di sayangi oleh seluruh penduduk kota bintang roh.
Hampir semua penduduk kota mengenali rama, karna sesekali dia akan di bawa oleh ayahnya berkeliling kota bintang roh.
Selain pintar dan ceria, rama juga memiliki sisi nakalnya, karna tidak jarang dia akan mengerjai para pengawal di kota, dan kadang membuat keributan di kediaman walikota.
Ayahnya sering kali menjadi sakit kepala karna kelakuan nakal rama, bahkan dia pernah menghabiskan banyak harta untuk mengganti rugi akibat beberapa pedagang di kota yang sering di ganggu oleh rama.
Hari ini, semua orang sedang berkumpul di aula kediaman walikota, para bawahan setia serta kerabat razaki juga datang untuk mendiskusikan upacara kebangkitan roh elemen.
Upacara kebangkitan roh elemen ini, di lakukan setiap tahunya, tentu saja upacara ini hanya di peruntukan kepada anak anak yang baru berusia tujuh tahun.
Di usia tujuh tahun, setiap anak di wajibkan untuk melakukan upacara kebangkitan roh elemen, untuk mempermudah pelatihan seni bela diri mereka di masa depan.
Upacara kebangkitan akan di laksanakan pada pilar besar di tengah tengah kota bintang roh.
Pilar besar tersebut adalah pilar batu yang berisikan tujuh batu roh elemen, yang di khususkan untuk memanggil roh elemen pada tubuh manusia.
...****************...
Di dalam kediaman walikota.
"tuan wali kota..kami dengar tuan muda juga akan ikut untuk melakukan ritual kebangkitan, saya sarankan untuk mengundang seluruh penduduk kota datang untuk memeriahkan acara.
"ucap salah satu bawahan razaki yang bertugas sebagai kepala pengawas di kota roh bintang.
"hemm..aku rasa tidak perlu terlalu meriah, aku fikir menarik perhatian semua orang tidaklah baik, terlebih putraku juga bisa di pastikan akan mengendalikan elemen api atau angin, sesuai dengan elemenku dan ibunya, jadi tidak ada yang istimewa" balas razaki dengan santai.
"tapi tuan, saya rasa tuan muda sangat berbakat, di usia muda dia sangat pintar dan bersemangat, mungkin tuan muda bisa menjadi contoh untuk setiap anak di kota bintang roh ini" ucap kepala pengawas.
"itu memang hal yang bagus, tapi itu tidak perlu, biarkan anak anak yang mengikuti upacara dan orang tuanya saja yang hadir, dan tidak ada yang di izinkan melihat proses kebangkitan di mulai. " balas razaki dengan tegas.
"baik tuan...tujuh hari lagi upacara akan di lakukan dan kami sudah melakukan persiapan yang di butuhkan, apa tuan memiliki hal lain yang perlu kami lakukan" tanya kepala pengawas.
"tidak ada, cukup awasi semua persiapan upacara, dan coba lihat apa ada berita tentang orang orang misterius yang beberapa hari ini menyerang penduduk di kota" perintah razaki pada kepala pengawas.
"baik tuan, akan segera saya laksanakan" jawab kepala pengawas dengan hormat.
"hemm...aku sudah mengirim pesan kepada kamal dari dua bulan yang lalu, aku harap dia akan segera datang" gumam razaki.
Di tengah aula razaki sedang menikmati teh hangat dan bersantai dan baru saja menyelesaikan pertemuan dengan beberapa bawahanya, tiba-tiba anak kecil yang datang dari belakangnya melompat ke arah razaki dan membuatnya terkejut hingga teh yang di minum di muntahkan kembali dari mulutnya.
"ayaahh!!... Rama sudah berlatih pedang, ayah coba lihat pedangku, aku sangat hebat" ucap rama yang tiba tiba datang membawa pedang kayu dan memeluk ayahnya dari belakang.
"anak nakal!...ayah sedang menikmati teh, dan sekarang teh nya sudah habis dan hampir membuat mulutku melepuh" ucap razaki menegur rama.
"hehehe..ayah jangan marah, ibu bilang jika ayah marah, ayah akan berubah menjadi iblis bermata tiga, dan itu pasti akan mengerikan" balas rama tertawa nakal.
"ohh..iblis bermata tiga?...hemm..baiklah, maka ayah akan berubah menjadi iblis dan memakanmu warrgghh.." ucap razaki menaku nakuti rama.
"hahaha..haha..ayah sangat jelek..hahaha.."ucap rama tertawa mengejek ayahnya.
"bocah bau!..bukanya takut malah semakin bahagia huh.." ucap razaki menggelengkan kepalanya tak berdaya.
"ayah..ayah..ayo kejar rama..ayo kejar rama.." ucap rama tertawa bahagia melihat sikap tak berdaya ayahnya.
Melihat tawa rama yang sangat menggemaskan, razaki akhirnya tidak bisa marah lagi dan hanya tersenyum manis.
"baiklah..ayah akan mengejarmu, jangan sampai tertangkap, jika tidak, ayah akan menggantungmu di tengah kota" ucap razaki tersenyum dengan wajah licik.
"hahaha...haha..ayah ayo kejar..ayo kejar rama..." beberapa saat, ayah dan anak itu berlarian di dalam aula, tiba tiba rama tidak sengaja menabrak kursi kayu di dalam aula, dan membuatnya terjatuh.
Hal itu membuat razaki sedikit kaget, karna cara rama terjatuh terlihat melilit kakinya, jika itu terjadi, maka rama kemungkinan kakinya akan terkilir dan kesakitan
Razaki lalu bergegas mencegah rama terjatuh, namun baru saja dia akan melesat ke arah rama tapi tiba tiba seseorang yang datang dari arah depan pintu aula mendahuluinya dan langsung menangkap tubuh rama yang akan terjatuh.
Orang tersebut langsung mengangkat rama dan membiarkan dia naik ke atas pundaknya.
Orang itu ternyata adalah kamal, sahabat ayahnya yang sudah ia kenali, karna beberapa kali, kamal akan mengunjungi ayahnya dan bermain bersama rama.
Melihat orang yang menagkapnya adalah kamal, mata rama menjadi berbinar dan penuh semangat menatap kamal.
"paman kamal!!....yeyyyy....pamak kamal datang, paman kamal datang...paman...paman...lihat, rama akan belajar pedang" ucap rama dengan semangat menunjukkan pedang kayunya pada kamal.
"hahaha..haha..anak yang baik, nanti paman akan mengajarimu bermain pedang, apa kamu mau nak? Tanya kamal menatap rama dengan senyuman hangat.
"rama mau!...rama mau!..yeeyy ..paman akan mengajari rama" jawab rama penuh semangat.
"hahaha..baiklah..kamu pergilah bermain di luar, paman akan bicara dulu dengan ayahmu sebentar" ucap kamal kepada rama.
"huh..rama tidak ingin main!..rama ingin bersama paman!.." jawab rama dengan cemberut"
"hahaha..nanti paman akan bermain dengan rama, tunggu sebentar saja ya.." ucap kamal menghibur rama dan menggosok kepalanya.
Mendengar perkataan kamal, akhirnya rama dengan cemberut meninggalkan aula dan terpaksa bermain di luar.
Kamal dan razaki hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah rama yang cemberut.
Di dalam aula saat ini hanya tersisa kamal dan razaki, mereka berdua tersenyum saling memandang sebelum akhirnya mereka berpelukan seperti saudara yang lama tak bertemu.
"saudaraku...akhirnya kamu datang, upacara kebangkitan akan di laksanakan tujuh hari lagi dan kamu bisa melihat rama membangkitkan elemenya. " ucap razaki.
"yahh...aku akhirnya sampai tepat waktu, aku juga penasaran dengan kekuatan jiwanya sudah mencapai level mana di usia tujuh tahun" balas kamal.
"hem..bukankah sudah jelas? Tentu saja elemenya adalah api atau angin, bukankah aku dan ibunya memiliki elemen itu, aku berharap rama memiliki elemen api, sama sepertiku, agar aku bisa dengan mudah mengajarinya " ucap razaki.
"ohhh...aku fikir mengapa tidak dua-duanya saja, bukankah akan hebat? " ucap kamal dengan nada bercanda.
"omong kosong! Kamu fikir aku ini orang tua yang serakah? bagiku..sudah syukur rama bisa mengendalikan satu elemen, dan sangat tidak mungkin hal itu terjadi"
"lagipula..di dunia ini, hanya satu orang yang bisa memiliki lebih dari satu elemen, bahkan itu hanya ada pada zaman kuno lima ribu tahun yang lalu" ucap razaki dengan mendesah pelan karna candaan konyol dari kamal.
"hahaha..yaah..kamu benar, hanya satu orang, dan orang itu telah menjadi legenda di dunia ini, tapi tidak ada salahnya bukan jika kita berharap"
"lagipula jika itu terjadi, bukankah akan menjadi keajaiban untukmu dan rama" ucap kamal dengan santai.
"yahh..kamu benar, namun itu sangatlah tidak mungkin, hem...jika itu terjadi bukankah putraku akan menjadi pendekar ilahi? ..hahaha.." balas razaki tertawa konyol.
"hemmm...baiklah mari kita tunggu, tapi lebih baik kita membuat taruhan" ucap kamal tiba tiba ingin bertaruh dengan razaki.
"ohh...bertaruh untuk apa? Tanya razaki.
"jika rama memiliki elemen angin, aku yang menang, dan jika elemenya api kamu yang menang"
"jika kamu menang, aku akan memberikan pil yang bisa meningkatkan kekuatan fisikmu menjadi lebih kuat dua kali lipat" ..ucap kamal menjelaskan taruhan.
"hemm..menarik, baiklah..aku akan bertaruh, katakan saja apa yang kamu inginkan, nanti akan aku berikan" balas razaki dengan santai.
"hehehe..baiklah kalau begitu, apa yang aku inginkan akan aku beritahu jika aku menang" ucap kamal tertawa santai.
"ohh..sepertinya kamu cukup yakin? Tanya razaki.
"hemm..ini bukan karena yakin, tapi ini agar membuat upacaranya tidak membosankan" ucap kamal dengan santai.
"baiklah..aku akan bermain dengan keponakanku dulu, jika tidak, dia benar benar akan mengamuk dan mengabaikanku" ucap kamal bergegas pergi meninggalkan razaki di aula.
Melihat kamal yang bergegas mencari putranya, razaki hanya menggelengkan kepalanya.
"tidak heran mengapa putraku begitu nakal, sepertinya selama ini saudaraku sudah meracuni kepalanya" gumam razaki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments