A & Z: Jilat ludah sendiri

Suara tangisan mengisi kamar bernuansa putih abu-abu itu. Zila mempererat selimut yang membalut tubuh polosnya. Terlalu lama menangis membuat ia merasakan sakit di tenggorokan, mata Zila membengkak dan itu menenggelamkan bola matanya yang kini terlihat menyipit.

Zidan semakin erat memeluk tubuh polos Zila dalam satu selimut yang sama. Satu jam yang lalu mereka berdua baru saja selesai bercinta. Lebih tepatnya hanya Zidan yang menikmati pergumulan tersebut.

"Ke-kenapa Om jahat? A-aku nggak mau, kenapa Om maksa?!" ucapnya serak dan tersirat kemarahan.

Zidan diam tak ada niat menyahut. Ia membiarkan Zila terus melontarkan kemarahannya. Dan ia memang pantas di salahkan karna memanfaatkan keadaan sang istri yang tengah mabuk. Tapi, dalam lubuk hatinya paling dalam, ia sangat cemburu saat melihat Zila di sentuh pria lain. Ia tidak suka.

"Ka-karna aku mabuk Om memanfaatkan keadaanku. Om tidak lebih dari penjahat kelamin!" umpat Zila yang tidak bisa mengontrol ucapannya yang penuh emosi.

Sementara Zidan berusaha menahan rasa panas dalam benaknya mendengar ucapan Zila yang seolah merendahkan dirinya. Tapi, ia harus menahan dirinya agar tidak menyemburkan kemarahannya.

"Saya minta maaf__"

"Percuma Om minta maaf! Memangnya kata maaf Om bisa mengembalikan dalam diriku yang hilang?"

Zidan langsung mengantupkan bibirnya mendengar itu. Ternyata benar kata orang, jangan menyahut apalagi mendebat wanita yang tengah emosi. Dan sebaiknya ia diam.

Zila menyingkirkan tangan Zidan yang sedari tadi melilit di perutnya. Ia berusaha bangkit dari kasur yang sudah tak karuan lagi bentuknya setelah permainan Zidan.

"Sini biar saya bantu," ucap Zidan yang ikut bangkit dari kasur saat  Zila hendak turun dari kasur.

"Tidak usah!" Zila menepis kasar genggaman tangan Zidan di lengannya. Gadis itu semakin erat memegangi selimut yang membalut tubuh telanjangnya.

Baru saja turun dari kasur Zila sudah jatuh tersungkur ke lantai. Mendadak kakinya lemas seperti tak bertulang di tambah bagian intinya yang terasa ngilu dan sakit.

Zidan yang melihat sang istri tersungkur segera turun dari kasur dan membantu Zila berdiri, tanpa memperdulikan dirinya yang telanjang bulat tanpa sehelai benang pun yang menutupi.

"Sakit..." Tiba-tiba saja Zila menangis meraung-raung kala dalam pelukan Zidan.

Pria itu kembali mendudukkan istri kecilnya di kasur. Ia sedikit membungkuk tubuhnya dan mengusap air mata yang semakin membanjiri wajah Zila. Terselip rasa bersalah dalam benak Zidan, kala wanita semuda Zila dengan mental yang belum siap saat melakukan hubungan seperti ini.

"Kamu diam di sini, saya siapkan air hangat untuk kamu mandi," ucap Zidan lembut.

Zila hanya diam menahan isak tangis yang sesegukan. Tubuh wanita itu bergetar. Zidan beranjak dari hadapan Zila dan melangkah masuk ke dalam kamar mandi. Zila yang melihat keadaan Zidan yang polos tak bisa menahan semburat merah muncul di pipinya yang memanas.

Sekitar beberapa menit, Zidan kembali keluar dari kamar mandi setelah menampung air hangat di bath up dan sekarang pria sudah mengenakan celana boxer yang tergantung di belakang pintu kamar mandi.

"Sini, saya gendong," ucap Zidan berdiri di hadapan Zila yang mendongak menatap suaminya.

Wanita itu membuang muka, asal jangan menatap suaminya. Zidan menghela napas berat, ia menarik Zila dalam gendongannya tanpa ada penolakan dari Zila yang masih enggan bertatapan dengan dirinya.

"Lepas dulu selimutnya."

Ucap Zidan saat mereka sudah sampai di dalam kamar mandi. Dan Zila sudah ia turunkan dari gendongannya.

"Om keluar dulu!" Zila berucap ketus dan tak lupa tatapan tajamnya pada Zidan.

Seperti anak penurut, Zidan keluar dari kamar mandi dengan terpaksa. Sebelum benar-benar keluar ia menoleh ke arah Zila.

"Yakin bisa mandi sendiri? Nggak mau mandi bareng saya?"

"Keluar!" teriak Zila dengan suara yang memekikan telinga. Zidan buru-buru menutup pintunya.

Napas wanita itu memburu. Dengan langkah tertatih-tatih ia melangkah ke arah pintu lalu menguncinya. Waspada jika Zidan kembali masuk ke dalam kamar mandi.

Zila melepaskan selimut yang menutupi setengah tubuhnya dan terpampanglah bercak kemerahan dan kebiruan di sekujur tubuhnya. Bahkan bagian paha dalamnya dan perut tak luput dari tanda yang Zidan memberikan. Pria itu seperti drakula yang sudah lama tak mengisap darah.

"Ini bisa hilang apa tidak ya?" gumam Zila mengusap-ngusap bagian lehernya yang lebih banyak kissmark yang suaminya berikan.

Mata Zila beralih menatap bagian dadanya yang juga terasa sakit karna mendapatkan gigitan dari Zidan di pucuknya. Sumpah serapah tak henti-hentinya terlontar di mulut Zila. Bagaimana besok ia sekolah jika bagian lehernya banyak cap merah yang diberikan Zidan.

Sambil menunggu Zila keluar dari kamar mandi Zidan mengganti sprei kasur dan memunguti pakaian miliknya dan Zila yang berserakan di lantai. Senyuman bangga terukir di bibir Zidan kala mendapati bercak darah di sprei. Bagaimana tidak bangga, ia menjadi pria pertama bagi Zila. Dan Zila adalah wanita pertama baginya.

Sibuk dengan lamunan indahnya suara bel apartemen yang berbunyi nyaring membuat Zidan membuyarkan lamunannya. Ia segera memasukkan sprei dan pakaian kotor ke keranjang dan segera melangkah keluar dari kamar.

Ceklek

Saat pintu terbuka Zidan tidak bisa menyembunyikan raut keterkejutan kala mendapati sang bunda sudah berdiri di depan pintu dengan aura yang menyeramkan.

"Dasar anak nakal! Pindah ke apartemen nggak izin Bunda dulu!"

"Akh...sakit Bunda." Zidan merintih kesakitan kala mendapatkan cubitan yang cukup kuat di pinggangnya dari bunda Melati.

"Bunda sudah bilang dari awal, kalian berdua tinggal di rumah saja jangan pindah-pindah," sarkas bunda Melati yang semakin kencang mencubit perut Zidan.

"Ampun Bunda, sakit, lepas Bunda."

Wanita paruh baya itu menyudahi cubitannya di pinggang sang putra setelah puas melihat wajah kesakitan Zidan.

"Mana Zila? Bunda mau ketemu dia."

Zidan dengan cepat menggeleng dan menghalangi bunda Melati ketika hendak masuk ke dalam apartemennya.

"Zila kelelahan, tidak bisa diganggu."

Alis bunda Melati langsung mengkerut mendengar jawaban Zidan. Matanya langsung memicing tajam mengintimidasi.

"Jangan bilang kamu suruh Zila bersih-bersih apartemen sampai dia kelelahan!" tuding bunda Melati yang masih memasang tatapan tajamnya.

Zidan meneguk ludahnya kasar. Mendadak otaknya buntu ingin beralasan apalagi. Sangat memalukan jika ketahuan ia baru bercinta dengan Zila. Dan pasti bunda Melati akan mengejeknya karna kemarin ia menolak menyentuh Zila.

"Anu, anu..."

"Ngana nganu, ngomong yang jelas Zidan! Kamu ini kalau__"

Bunda Melati menghentikan ucapannya ia mengendus-endus aroma tubuh Zidan yang terasa berbeda.

_____

Hai semuanya! Terima kasih sudah mampir

Yang nemuin cerita ini dari tik tok terima kasih banyak sudah mampir ke lapak ini😁

Luv luv yang sudah baca cerita aku yang ini

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan like dan komen😘

Terpopuler

Comments

gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕

gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕

yaelahhh sama" pertama tapi soksoan bilang "aku akan memberikanmu kenikmatan yg belum pernah kamu rasakan" 😏

2023-05-21

3

Fatimah Aish

Fatimah Aish

up nya kapan thor udh mantau terus nih

2023-04-27

1

Zara Ra

Zara Ra

kpn lagi updet bab 20 kak

2023-04-27

2

lihat semua
Episodes
1 A & Z: Bab 1
2 A & Z: Bab 2
3 A & Z: Bab 3
4 A & Z: Bab 4
5 A & Z: Bab 5
6 A & Z: Hukuman
7 A & Z: Perhatian Zidan
8 A & Z: Mantu apa murid?
9 A & Z: Cara memuaskan suami
10 A & Z: Ucapan pedas Zidan
11 A & Z: Senjata Makan Tuan
12 A & Z: Kaum Sosialita
13 A & Z: Unboxing
14 A & Z: Pingsan
15 A & Z: Undangan
16 A & Z: Gadis Nakal
17 A & Z: Hasrat atau Logika?
18 A & Z: Malam pertama tertunda
19 A & Z: Jilat ludah sendiri
20 A & Z: Menolong berkedok imbalan
21 A & Z: Perasaan aneh tapi sakit
22 A & Z: Emosi tak terkendali
23 A & Z: Cemburunya seorang wanita
24 A & Z: Tuduhan berakhir penyesalan
25 A & Z: Harga diri seorang pelakor
26 A & Z: Kekhawatiran yang berlebihan
27 A & Z: Dia kembali
28 A & Z: Ketakutan
29 A & Z: Jangan sentuh!
30 A & Z: Jangan tinggalkan aku
31 A & Z: Layani saya
32 A & Z: Pil KB?
33 A & Z: Perselisihan
34 A & Z: Kembali terulang
35 A & Z: Pria Psiko
36 A & Z: Rasa bersalah
37 A & Z: Tespeck?
38 A & Z: Impian yang pupus
39 A & Z: Selingkuh?
40 A & Z: Pingsan di sekolah
41 A & Z: Penghinaan
42 A & Z: Memiliki Mu
43 A & Z: Dia istriku
44 A & Z: Amarah Kayla
45 A & Z: Kemarahan
46 A & Z: Trauma
47 A & Z: Penangkapan
48 A & Z: Sensitif Ya?
49 A & Z: Salah lagi
50 A & Z: Kapal Azila & Zidan
51 A & Z: Tolong bertahan!
52 A & Z: Sebuah ketakutan
53 A & Z: Koma
54 A & Z: Harapan penuh
55 A & Z: Siuman
56 A & Z: Jagoan kecil
57 A & Z: Merasa bersalah
58 A & Z: Akhir
59 A & Z: Tersinggung
60 A & Z: Aku Mau Kerja
61 Pengumuman
Episodes

Updated 61 Episodes

1
A & Z: Bab 1
2
A & Z: Bab 2
3
A & Z: Bab 3
4
A & Z: Bab 4
5
A & Z: Bab 5
6
A & Z: Hukuman
7
A & Z: Perhatian Zidan
8
A & Z: Mantu apa murid?
9
A & Z: Cara memuaskan suami
10
A & Z: Ucapan pedas Zidan
11
A & Z: Senjata Makan Tuan
12
A & Z: Kaum Sosialita
13
A & Z: Unboxing
14
A & Z: Pingsan
15
A & Z: Undangan
16
A & Z: Gadis Nakal
17
A & Z: Hasrat atau Logika?
18
A & Z: Malam pertama tertunda
19
A & Z: Jilat ludah sendiri
20
A & Z: Menolong berkedok imbalan
21
A & Z: Perasaan aneh tapi sakit
22
A & Z: Emosi tak terkendali
23
A & Z: Cemburunya seorang wanita
24
A & Z: Tuduhan berakhir penyesalan
25
A & Z: Harga diri seorang pelakor
26
A & Z: Kekhawatiran yang berlebihan
27
A & Z: Dia kembali
28
A & Z: Ketakutan
29
A & Z: Jangan sentuh!
30
A & Z: Jangan tinggalkan aku
31
A & Z: Layani saya
32
A & Z: Pil KB?
33
A & Z: Perselisihan
34
A & Z: Kembali terulang
35
A & Z: Pria Psiko
36
A & Z: Rasa bersalah
37
A & Z: Tespeck?
38
A & Z: Impian yang pupus
39
A & Z: Selingkuh?
40
A & Z: Pingsan di sekolah
41
A & Z: Penghinaan
42
A & Z: Memiliki Mu
43
A & Z: Dia istriku
44
A & Z: Amarah Kayla
45
A & Z: Kemarahan
46
A & Z: Trauma
47
A & Z: Penangkapan
48
A & Z: Sensitif Ya?
49
A & Z: Salah lagi
50
A & Z: Kapal Azila & Zidan
51
A & Z: Tolong bertahan!
52
A & Z: Sebuah ketakutan
53
A & Z: Koma
54
A & Z: Harapan penuh
55
A & Z: Siuman
56
A & Z: Jagoan kecil
57
A & Z: Merasa bersalah
58
A & Z: Akhir
59
A & Z: Tersinggung
60
A & Z: Aku Mau Kerja
61
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!