A & Z: Bab 3

Kini, Zidan dan Zila duduk di sofa ruang tamu untuk di sidang oleh Satria yang tak habis pikir dengan kabar yang membuat ia dan istrinya shock. Bagaimana bisa putrinya pulang-pulang sudah berstatus istri orang.

"Jadi, kenapa kalian bisa menikah siri?" Satria melontarkan pertanyaannya dengan tegas dan menampilkan raut wajah seriusnya.

Sepasang pengantin baru yang menikah dadakan itu saling berpandangan. Zidan menghela napas kasar dan Zila tertunduk dengan kedua tangan yang saling bertautan.

"Ini hanya kesalah pahaman warga saja, Om. Awalnya kami berdua hanya berteduh di pos kamling saat hujan deras kemarin. Dan karna hujan tidak kunjung berhenti dan semakin deras kami sampai tertidur di sana dan tidak menyangka saat terbangun sudah banyak warga yang mengerumuni kami berdua dan menuduh kami melakukan hal tak senonoh," jelas Zidan apa adanya. Sementara Zila mengangguk-anggukkan kepalanya membenarkan ucapan pria itu.

Papa Satria mengusap wajahnya kasar dengan wajah yang terlihat frustasi. Bagaimana tidak frustasi, usia putri bungsunya masih 18 tahun dan masih duduk di bangku SMA kelas 12. Masa depan Zila masih sangat panjang, lain lagi bila pihak sekolah mengetahui Zila sudah menikah bisa-bisa di keluarkan dari sekolah tersebut.

"Saya bingung mau bicara apalagi dengan kalian berdua, terutama kamu!" Papa Satria menunjuk Zidan."Anak saya ini masih sekolah, dan sekarang sudah jadi istri kamu. Umur Zila masih delapan belas tahun, terlalu dini untuk dia berperan sebagai istri. Mengurus diri saja tidak bisa, dan sekarang mendadak jadi istri." ucap papa Satria bernada tinggi.

Mama Reni yang sedari tadi diam dan duduk di sofa bersebelahan dengan putrinya, kini bangkit dari sofa.

"Jangan salahkan dia saja, Pa. Tapi anak kita juga, sudah Mama bilang setelah pulang sekolah langsung pulang ke rumah bukannya berkeliaran ke mana-mana. Dan lihat sekarang pulang-pulang bawa suami!" ucap mama Reni yang kini menjewer telinga Zila.

"Aw! Sakit, Ma..."

Zila merintih kesakitan kala telinganya sudah di jewer sangat kencang oleh sang mama. Ia berusaha menjauhkan tangan mama Reni yang semakin kuat menjewer telinganya.

"Mama lepas, sakit..." mohon Zila kesakitan.

Mama Reni yang sudah puas menjewer langsung melepaskan telinga Zila yang sudah memerah. Gadis itu mencak-mencak dalam hati dengan raut wajah merengut tak terima dengan perlakuan mama Reni. Dari ketiga anaknya hanya Zila yang paling nakal dan susah di nasehati. Entah bagaimana nanti jadi istri.

Sedangkan Zidan meringis melihat pemandangan di depan matanya. Papa Satria menepuk bahu Zidan yang refleks mendongak menatap pria paruh baya yang berdiri hadapannya sekarang.

"Kamu kerja apa sekarang? Saya tidak mau anak saya hidup sengsara apalagi sampai serba kekurangan," ucap papa Satria menatap serius pada Zidan.

"Dia kerja jadi guru, Pa," sahut Zila tiba-tiba.

"Diam! Papa tidak tanya kamu!" Papa Satria melotot tajam pada Zila yang langsung menciut dan menunduk.

Papa Satria kembali menatap ke arah Zidan."Jawab pertanyaan saya yang tadi."

"Saya bekerja sebagai guru di sekolah Bina Bangsa," jawab Zidan.

Zila membulatkan matanya dan tampak terkejut dari raut wajahnya."Itukan sekolah aku. Kenapa aku baru tahu sekarang Om jadi guru di sana. Kemarin-kemarin aku nggak lihat Om?" tanya Zila yang mengoceh panjang lebar.

"Hanya jadi guru?" Papa Satria kembali bertanya tanpa menghiraukan ocehan putrinya. Sementara mama Reni mendengarkan setiap pembicaraan keduanya walau sesekali mencubit putrinya yang tidak bisa diam terus grasak-grusuk.

Zidan menggeleng."Saya hanya menggantikan ayah saya yang tidak bisa mengajar dalam beberapa waktu. Beliau mengalami kecelakaan tunggal dan sekarang menjalani perawatan."

Papa Satria manggut-manggut mendengarnya.

"Ya sudah, mau bagaimana lagi, kalian berdua sudah menjadi suami istri. Tapi besok saya ingin bertemu dengan wali yang menikahkan kalian berdua tadi," ucap papa Satria yang langsung diangguki oleh Zidan.

"Kamu jaga Zila baik-baik, jangan berani menyakitinya apalagi sampai main fisik dengan putri bungsu saya ini. Jika suatu saat itu terjadi, bukan hanya burungmu saja yang saya potong tapi juga leher kamu!" ancam papa Satria tak main-main.

Zidan yang mendengar itu refleks merapatkan kedua kakinya.

"Dan satu lagi. Selama Zila masih sekolah kamu jangan pernah menggauli dia apalagi memaksa dia melayani kamu di ranjang. Tunggu dia sampai lulus sekolah. Paham?"

Zidan terdiam sejenak tidak langsung mengiakan. Ia menoleh, memandangi Zila dari atas sampai bawah, entah apa yang pria itu pikirkan. Sementara gadis itu tampak ngeri melihat tatapan pria dewasa itu pada dirinya, semoga saja itu bukan tatapan n*fsu. Mendadak seluruh badannya merinding.

Zila melangkah cepat ke arah kamarnya. Ia sudah tak sabar ingin membersihkan badannya yang terasa lengket dan tak nyaman. Satu jam duduk di sofa membuat kaki dan pantatnya keram, tapi syukur semuanya selesai.

Gadis itu melempar tas sekolahnya yang basah ke atas kasur, tak peduli spreinya akan basah dan tentunya akan berakhir mendengarkan ceramah gratis dari sang mama. Dari ketiga anak mama Reni, hanya Zila yang paling susah di atur.

Baru hendak melepaskan seragamnya tiba-tiba pintu terbuka dan menampilkan sosok Zidan yang masuk ke dalam kamar Zila.

"Om kenapa ke sini?" pekik Zila yang kembali memakai seragamnya. Beruntung Ia tidak melepaskan pakaiannya.

"Papa kamu yang menyuruh saya ke sini," jawab Zidan seraya melangkah masuk dan tak lupa menutup pintu kamar.

Zila menjaga jarak dari pria dewasa itu walaupun sudah berstatus halal Ia tidak ingin terjadi hal yang tak dinginkan. Ketakutan dan pikiran buruk waktu itu semakin menjadi-jadi ketika Zidan membuka satu persatu kancing kemejanya.

"O-om mau apa?" Zila menatap takut-takut pada suaminya. Apalagi Zidan sudah melepaskan kemeja yang membalut tubuh atasnya yang kini sudah telanjang.

Gadis itu tampak terpesona menatap tubuh proporsional pria itu hingga matanya tak berkedip apalagi bulu-bulu halus yang tumbuh di dada bidang Zidan, membuat pria itu terlihat sexy. Mendadak pikiran kotor mulai hinggap dalam otak gadis 18 tahun itu.

__________

Terima kasih sudah mampir. Jangan lupa follow akun ini untuk mendapatkan notif karya terbaru aku.

Jangan lupa komen dan like juga ya!^^

Terpopuler

Comments

StAr 1086

StAr 1086

aman....

2023-11-14

0

Yanti Aja

Yanti Aja

alur ceritanya bagus

2023-11-05

0

Aira Zaskia

Aira Zaskia

🤣🤣

2023-05-19

1

lihat semua
Episodes
1 A & Z: Bab 1
2 A & Z: Bab 2
3 A & Z: Bab 3
4 A & Z: Bab 4
5 A & Z: Bab 5
6 A & Z: Hukuman
7 A & Z: Perhatian Zidan
8 A & Z: Mantu apa murid?
9 A & Z: Cara memuaskan suami
10 A & Z: Ucapan pedas Zidan
11 A & Z: Senjata Makan Tuan
12 A & Z: Kaum Sosialita
13 A & Z: Unboxing
14 A & Z: Pingsan
15 A & Z: Undangan
16 A & Z: Gadis Nakal
17 A & Z: Hasrat atau Logika?
18 A & Z: Malam pertama tertunda
19 A & Z: Jilat ludah sendiri
20 A & Z: Menolong berkedok imbalan
21 A & Z: Perasaan aneh tapi sakit
22 A & Z: Emosi tak terkendali
23 A & Z: Cemburunya seorang wanita
24 A & Z: Tuduhan berakhir penyesalan
25 A & Z: Harga diri seorang pelakor
26 A & Z: Kekhawatiran yang berlebihan
27 A & Z: Dia kembali
28 A & Z: Ketakutan
29 A & Z: Jangan sentuh!
30 A & Z: Jangan tinggalkan aku
31 A & Z: Layani saya
32 A & Z: Pil KB?
33 A & Z: Perselisihan
34 A & Z: Kembali terulang
35 A & Z: Pria Psiko
36 A & Z: Rasa bersalah
37 A & Z: Tespeck?
38 A & Z: Impian yang pupus
39 A & Z: Selingkuh?
40 A & Z: Pingsan di sekolah
41 A & Z: Penghinaan
42 A & Z: Memiliki Mu
43 A & Z: Dia istriku
44 A & Z: Amarah Kayla
45 A & Z: Kemarahan
46 A & Z: Trauma
47 A & Z: Penangkapan
48 A & Z: Sensitif Ya?
49 A & Z: Salah lagi
50 A & Z: Kapal Azila & Zidan
51 A & Z: Tolong bertahan!
52 A & Z: Sebuah ketakutan
53 A & Z: Koma
54 A & Z: Harapan penuh
55 A & Z: Siuman
56 A & Z: Jagoan kecil
57 A & Z: Merasa bersalah
58 A & Z: Akhir
59 A & Z: Tersinggung
60 A & Z: Aku Mau Kerja
61 Pengumuman
Episodes

Updated 61 Episodes

1
A & Z: Bab 1
2
A & Z: Bab 2
3
A & Z: Bab 3
4
A & Z: Bab 4
5
A & Z: Bab 5
6
A & Z: Hukuman
7
A & Z: Perhatian Zidan
8
A & Z: Mantu apa murid?
9
A & Z: Cara memuaskan suami
10
A & Z: Ucapan pedas Zidan
11
A & Z: Senjata Makan Tuan
12
A & Z: Kaum Sosialita
13
A & Z: Unboxing
14
A & Z: Pingsan
15
A & Z: Undangan
16
A & Z: Gadis Nakal
17
A & Z: Hasrat atau Logika?
18
A & Z: Malam pertama tertunda
19
A & Z: Jilat ludah sendiri
20
A & Z: Menolong berkedok imbalan
21
A & Z: Perasaan aneh tapi sakit
22
A & Z: Emosi tak terkendali
23
A & Z: Cemburunya seorang wanita
24
A & Z: Tuduhan berakhir penyesalan
25
A & Z: Harga diri seorang pelakor
26
A & Z: Kekhawatiran yang berlebihan
27
A & Z: Dia kembali
28
A & Z: Ketakutan
29
A & Z: Jangan sentuh!
30
A & Z: Jangan tinggalkan aku
31
A & Z: Layani saya
32
A & Z: Pil KB?
33
A & Z: Perselisihan
34
A & Z: Kembali terulang
35
A & Z: Pria Psiko
36
A & Z: Rasa bersalah
37
A & Z: Tespeck?
38
A & Z: Impian yang pupus
39
A & Z: Selingkuh?
40
A & Z: Pingsan di sekolah
41
A & Z: Penghinaan
42
A & Z: Memiliki Mu
43
A & Z: Dia istriku
44
A & Z: Amarah Kayla
45
A & Z: Kemarahan
46
A & Z: Trauma
47
A & Z: Penangkapan
48
A & Z: Sensitif Ya?
49
A & Z: Salah lagi
50
A & Z: Kapal Azila & Zidan
51
A & Z: Tolong bertahan!
52
A & Z: Sebuah ketakutan
53
A & Z: Koma
54
A & Z: Harapan penuh
55
A & Z: Siuman
56
A & Z: Jagoan kecil
57
A & Z: Merasa bersalah
58
A & Z: Akhir
59
A & Z: Tersinggung
60
A & Z: Aku Mau Kerja
61
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!