A & Z: Cara memuaskan suami

"Umur kamu berapa, Nak?" tanya bunda Melati lembut disertai senyuman ramahnya.

Kini, mereka bertiga berada di ruang tamu dan tengah duduk di sofa.

Zila menatap sekilas pada Zidan di sampingnya sebelum menjawab ucapan mertuanya itu.

"Umur aku baru 18 Ten-eh Bunda," ucap Zila yang semakin canggung saat hampir salah ucap memanggil mertuanya.

"Wah, muda sekali. Ternyata Zidan sekarang tipenya daun muda baru mekar ya." Ucapan yang bunda Melati lontarkan seolah menyindir putranya.

Sementara Zidan tampak santai. Toh, mau muda ataupun tua wanita yang ia nikahi yang penting bisa menjalankan perannya sebagai seorang istri dan melahirkan anak-anaknya. Walaupun harus diajarkan dulu olehnya mengingat Zila masih kekanak-kanakan baginya tapi kalau sudah jodoh sulit untuk dihindari. Dan untuk masalah cinta, seiring berjalannya waktu cinta itu akan tumbuh.

"Sudah berapa tahun pacaran dengan Zidan?" Bunda Melati kembali melontarkan pertanyaannya, membuat Zila mengkerutkan keningnya, bingung harus menjawab apa.

"A-aku bukan pacarnya, tapi istrinya, Bunda."

Bunda Melati hampir tersedak ludahnya sendiri mendengar jawaban Zila yang membuat jantungnya hampir copot. Ia langsung menatap Zidan. Bisa-bisanya putranya menikah tanpa memberitahu dirinya.

"Kapan kamu menikah dengan Zidan?!"

Zila menatap takut mertuanya yang menatap dirinya seperti hendak menelan hidup-hidup. Tangan mungilnya meremas celana kain yang Zidan kenakan sekarang.

"Kemarin, Bunda." Zila menjawab dengan suara yang tercekat di tenggorokan.

"Zidan! Kamu apakan dia sampai sudah jadi istri? Jangan bilang kamu sudah coblos duluan anak ini!" sentak bunda Melati seraya menunjuk ke arah Zila.

"Bunda tenang dulu, aku tidak sekurang ajar itu langsung meniduri dia. Ini hanya kesalah pahaman," balas Zidan cepat.

"Kesalah pahaman apa sampai kalian menikah?"

Zidan menghela napas panjang dan mulai menceritakan dari awal ia dan Zila bertemu di pos kamling dan berakhir menjadi pasangan suami istri karna kesalah pahaman warga di tempat itu dan mau tidak mau ia harus menikahi Zila dibanding masuk penjara atas kasus pencabulan anak SMA.

Bunga Melati yang mendengar itu seketika tertawa-tawa."Ini gara-gara kamu kualat karna nolak dijodohkan dengan perempuan-perempuan pilihan Bunda dan sekarang kamu nikah dadakan dengan Zila," ejek Bunda Melati yang tak henti-hentinya tertawa dan tersirat kebahagiaan di wajahnya.

Mungkin ini panjatan doa yang sering ia gumamkan dan sekarang terkabul walaupun menantu yang ia dapat sangat muda. Tapi tak masalah, yang penting bisa buat cucu.

"Biasanya umur 18 tahun itu lagi subur-suburnya, lho. Kamu nggak ada niatin buat bercocok tanam, Zidan?" ucap bunda Melati seraya melirik Zila yang terlihat tak paham dengan ucapan mertuanya.

"Bunda..." tegur Zidan seraya melirik Zila di sampingnya. Ia tidak ingin mengotori otak istrinya.

Bukannya diam bunda Melati semakin menjadi-jadi." Sudah diapain saja kamu saja Zidan, Nak?"

Zila menampilkan wajah bingungnya mendengar ucapan yang mertuanya ucapkan. Melihat wajah polos yang tampak kebingungan membuat wanita paruh baya itu semakin gemas melihatnya, ia tanpa sungkan mencubit pipi berisi Zila.

"Sstt...sakit," ringis Zila pelan.

"Bunda, jangan di cubit kasihan Zila." Zidan menyingkirkan tangan bunda Melati dari pipi istrinya dan menarik Zila dalam pelukannya melindungi dari cubitan gemas bunda Melati.

Badan Zila langsung menegang kala dalam dekapan suaminya. Aroma maskulin yang memabukkan tercium jelas di indra penciumannya. Ia mendongak menatap Zidan, entah kenapa pria itu terlihat sangat tampan jika dilihat dari bawa seperti ini. Apalagi pemandangan jakun pria itu yang turun naik membuat Zila meneguk ludahnya kasar. Tanpa sadar tangan Zila meraba-raba bagian dada kokoh suaminya.

"Khm...romatisnya," goda bunda Melati membuat Zidan langsung melepaskan pelukannya pada sang istri.

Zila mendengus ketika pelukannya di lepas seolah tak ikhlas.

"Maaf," bisik Zidan di telinga Zila yang langsung meremang sekujur tubuhnya merasakan hembusan napas pria itu di telinganya.

Bunda Melati tersenyum-senyum melihat interaksi keduanya, baru kali ini melihat putranya sangat dekat dengan wanita apalagi dengan posisi yang terlihat mesra. Ia tak sabar menggendong cucu dan mengumumkan Zila sebagai menantunya.

"Kamu bisa masak?" tanya bunda Melati yang masih berada di ruang tamu dengan Zila namun Zidan sudah masuk ke kamarnya dengan alasan ingin mandi.

Gadis itu menggeleng."Aku belum bisa masak, Bun," balasnya merasa malu.

"Tidak pa-pa, nanti Bunda ajarkan. Termasuk cara membuat masakkan kesukaan Zidan. Kamu tahu, Zidan itu suka makan rendang dan ayam kecap."

"Nginap di sini saja ya? Nanti Bunda buatkan makanan spesial untuk kamu dan Zidan," bujuk bunda Melati.

Zila menggaruk pipinya, bingung ingin jawab apa, pasalnya ia tidak membawa baju ganti. "Em...tapi aku tidak punya baju ganti, Bun."

"Kalau soal itu gampang. Tunggu sebentar." Bunda Melati bangkit dari sofa dan melangkah menuju kamarnya.

Sementara Zila menatap setiap sudut ruangan yang cukup luas. Ia suka ukiran bunga di setiap sisi tembok di tambah tersusun rapi beberapa barang antik. Sepertinya mertuanya sangat suka mengoleksi barang-barang antik.

Tidak lama bunda Melati kembali dengan membawa selembar pakaian berwarna merah menyala.

"Ini, langsung ganti aja pakaiannya."

Zila mengambil pakaian yang mertuanya berikan dengan muka cengongnya, bagaimana tidak yang diberikan bukan pakaian melainkan lingerie tembus pandang dengan renda rendah di bagian dada. Dan ada tali di lingerie tersebut yang mana sekali tarik kain tipis itu langsung terlepas dari tubuh Zila.

"Ayo cepat ganti, Nak," titah bunda Melati tak sabaran. Ia ingin Zidan langsung melempar gadis ini ke ranjang dan mereka berdua langsung melakukan produksi anak.

Ia jamin Zidan langsung jadi singa kelaparan ketika melihat Zila mengenakan pakaian ini, bathin bunda Melati dengan senyuman seringainya.

"Tapi, ini kainnya tipis Bunda. Nanti aku kedinginan," alibi Zila menolak halus.

"Tinggal minta hangatkan sama Zidan."

Jawaban wanita paruh baya itu membuat Zila menatap ngeri. Apalagi bunda Melati seolah memaksanya. Ia kembali menatap lingerie tersebut.

_______

Hai semuanya! Jangan lupa beri dukungan untuk author supaya semakin rajin updatenya:)

See you di part selanjutnya:)

Terpopuler

Comments

StAr 1086

StAr 1086

mertuanya gokil....

2023-11-14

0

Azhure

Azhure

emaknya somplak, ngakak trs drtd aku 🤣🤣🤣

2023-11-04

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Alhamdulillah ku pikir bunda menolak pernikahan ini..

2023-09-19

0

lihat semua
Episodes
1 A & Z: Bab 1
2 A & Z: Bab 2
3 A & Z: Bab 3
4 A & Z: Bab 4
5 A & Z: Bab 5
6 A & Z: Hukuman
7 A & Z: Perhatian Zidan
8 A & Z: Mantu apa murid?
9 A & Z: Cara memuaskan suami
10 A & Z: Ucapan pedas Zidan
11 A & Z: Senjata Makan Tuan
12 A & Z: Kaum Sosialita
13 A & Z: Unboxing
14 A & Z: Pingsan
15 A & Z: Undangan
16 A & Z: Gadis Nakal
17 A & Z: Hasrat atau Logika?
18 A & Z: Malam pertama tertunda
19 A & Z: Jilat ludah sendiri
20 A & Z: Menolong berkedok imbalan
21 A & Z: Perasaan aneh tapi sakit
22 A & Z: Emosi tak terkendali
23 A & Z: Cemburunya seorang wanita
24 A & Z: Tuduhan berakhir penyesalan
25 A & Z: Harga diri seorang pelakor
26 A & Z: Kekhawatiran yang berlebihan
27 A & Z: Dia kembali
28 A & Z: Ketakutan
29 A & Z: Jangan sentuh!
30 A & Z: Jangan tinggalkan aku
31 A & Z: Layani saya
32 A & Z: Pil KB?
33 A & Z: Perselisihan
34 A & Z: Kembali terulang
35 A & Z: Pria Psiko
36 A & Z: Rasa bersalah
37 A & Z: Tespeck?
38 A & Z: Impian yang pupus
39 A & Z: Selingkuh?
40 A & Z: Pingsan di sekolah
41 A & Z: Penghinaan
42 A & Z: Memiliki Mu
43 A & Z: Dia istriku
44 A & Z: Amarah Kayla
45 A & Z: Kemarahan
46 A & Z: Trauma
47 A & Z: Penangkapan
48 A & Z: Sensitif Ya?
49 A & Z: Salah lagi
50 A & Z: Kapal Azila & Zidan
51 A & Z: Tolong bertahan!
52 A & Z: Sebuah ketakutan
53 A & Z: Koma
54 A & Z: Harapan penuh
55 A & Z: Siuman
56 A & Z: Jagoan kecil
57 A & Z: Merasa bersalah
58 A & Z: Akhir
59 A & Z: Tersinggung
60 A & Z: Aku Mau Kerja
61 Pengumuman
Episodes

Updated 61 Episodes

1
A & Z: Bab 1
2
A & Z: Bab 2
3
A & Z: Bab 3
4
A & Z: Bab 4
5
A & Z: Bab 5
6
A & Z: Hukuman
7
A & Z: Perhatian Zidan
8
A & Z: Mantu apa murid?
9
A & Z: Cara memuaskan suami
10
A & Z: Ucapan pedas Zidan
11
A & Z: Senjata Makan Tuan
12
A & Z: Kaum Sosialita
13
A & Z: Unboxing
14
A & Z: Pingsan
15
A & Z: Undangan
16
A & Z: Gadis Nakal
17
A & Z: Hasrat atau Logika?
18
A & Z: Malam pertama tertunda
19
A & Z: Jilat ludah sendiri
20
A & Z: Menolong berkedok imbalan
21
A & Z: Perasaan aneh tapi sakit
22
A & Z: Emosi tak terkendali
23
A & Z: Cemburunya seorang wanita
24
A & Z: Tuduhan berakhir penyesalan
25
A & Z: Harga diri seorang pelakor
26
A & Z: Kekhawatiran yang berlebihan
27
A & Z: Dia kembali
28
A & Z: Ketakutan
29
A & Z: Jangan sentuh!
30
A & Z: Jangan tinggalkan aku
31
A & Z: Layani saya
32
A & Z: Pil KB?
33
A & Z: Perselisihan
34
A & Z: Kembali terulang
35
A & Z: Pria Psiko
36
A & Z: Rasa bersalah
37
A & Z: Tespeck?
38
A & Z: Impian yang pupus
39
A & Z: Selingkuh?
40
A & Z: Pingsan di sekolah
41
A & Z: Penghinaan
42
A & Z: Memiliki Mu
43
A & Z: Dia istriku
44
A & Z: Amarah Kayla
45
A & Z: Kemarahan
46
A & Z: Trauma
47
A & Z: Penangkapan
48
A & Z: Sensitif Ya?
49
A & Z: Salah lagi
50
A & Z: Kapal Azila & Zidan
51
A & Z: Tolong bertahan!
52
A & Z: Sebuah ketakutan
53
A & Z: Koma
54
A & Z: Harapan penuh
55
A & Z: Siuman
56
A & Z: Jagoan kecil
57
A & Z: Merasa bersalah
58
A & Z: Akhir
59
A & Z: Tersinggung
60
A & Z: Aku Mau Kerja
61
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!