A & Z: Gadis Nakal

Zila mengernyitkan keningnya kala Zidan memberhentikan sepeda motor scoopy nya di sebuah apartemen. Seharusnya mereka berdua langsung pulang ke rumah tidak berhenti di sini. Atau mungkin Zidan ada urusan di apartemen yang cukup mewah ini?

"Kenapa kita ke sini, Om?" Zila melontarkan pertanyaannya karna penasaran.

Zidan melepaskan helm yang melekat di kepalanya lalu menoleh ke arah sang istri."Kita tinggal di sini mulai sekarang. Semua barang-barang kamu sudah diangkut ke tempat ini."

Mata Zila melotot kaget mendengarnya. Tanpa sadar ia meneguk ludahnya kasar. Itu berarti mereka berdua akan tinggal di apartemen ini hanya berdua saja? Bukankah itu malah membahayakan dirinya. Bagaimana, tiba-tiba Zidan..."

"Zila! Zila!" Zidan mengguncang bahu sang istri yang langsung tersadar dari pemikiran buruknya. "Kenapa?"

Zila menggeleng kaku. Ia menundukkan kepalanya seraya memilin ujung baju sekolah.

"Ayo ikuti saya," titah Zidan yang  melangkah lebih dulu memasuki area lobby apartemen lalu diikuti dari belakang oleh Zila.

Sepanjang menyusuri lorong apartemen sampai masuk ke dalam lift, raut wajah Zila sudah cemas bercampur gelisah. Yang ia pikirkan saat ini bagaimana agar bisa keluar malam ini? Ia kira akan pulang ke rumah mertuanya karna hanya bunda Melati yang menjadi kartu As baginya agar Zidan membolehkan ia keluar.

"Mau sampai kapan berdiri di sana?" Suara serak Zidan membuat Zila tersadar. Pria itu sudah keluar dari lift setelah sampai di lantai yang dituju sementara ia masih di dalam lift tersebut, buru-buru Zila keluar dari sana dan menyusul suaminya yang sudah meninggalkannya.

Mata Zila menatap kagum pada apartemen yang akan mereka berdua tempati. Apartemen yang Zidan tempati merupakan apartemen mewah dengan fasilitas yang lengkap. Aroma maskulin menyapa indra penciuman Zila yang memejamkan matanya seraya menikmati aroma yang membuatnya melayang. Aroma pria jantan yang memabukkan.

"Kamar aku di sebelah mana, Om?" tanya Zila setelah puas menatap setiap sudut ruangan dalam apartemen yang lebih didominasi warna abu-abu dan hitam.

"Di apartemen ini hanya ada satu kamar," balas Zidan.

Mata Zila langsung melotot."Lho? Masa kita tidur berdua lagi sih! Percuma apartemen besar kalau cuma punya satu kamar!" decaknya kesal.

"Kalau kamu tidak mau tidur satu kamar dengan saya, kamu tidur di ruang tamu saja."

Gadis itu menatap marah pada suaminya yang seolah tak peduli padanya. Seharusnya pria itu yang tidur di ruang tamu dan ia yang tidur di kamar. Sangat menyebalkan!

"Om!"

Zila melangkah cepat menyusul Zidan yang hendak masuk ke dalam kamar.

"Om Zidan!" Ia semakin mengeraskan suaranya dan berhasil membuat pria itu berbalik badan ke arahnya.

Belum sempat Zila membuka suara Zidan lebih dulu menimpali.

"Bisa tidak jangan memanggil saya, Om. Telinga saya sakit mendengarnya."

"Nggak bisa! Panggilannya sudah cocok untuk Om!"

Zidan memicingkan matanya tajam pada Zila."Umur saya baru dua puluh delapan tahun bukan lima puluh, ubah panggilanmu itu!"

Gadis itu menggeleng dengan raut wajah yang seolah menantang." Nggak bisa, lidah aku sudah enak manggil Om." Ia tersenyum miring.

Zidan mendengus. Sepertinya gadis itu sangat suka sekali memancing emosinya. Ia menghela napas berat dan memilih masuk ke dalam kamar dibanding harus berdebat. Badannya juga sangat lelah hari ini.

Zila menatap penampilan dirinya dari balik pantulan cermin. Malam ini ia akan pergi ke ulang tahun Kayla meski Zidan tidak mengizinkannya. Pria itu hanya berstatus suami dalam akta nikah dan tidak memiliki hak mengaturnya.

Senyuman terukir di bibir tipisnya yang merah merona. Di tambah pakaian yang ia kenakan membuat ia semakin cantik dan percaya diri. Di rasa semuanya sudah sempurna dari make up dan pakaian, ia melangkah keluar dari kamar dengan langkah pelan. Sebelum benar-benar keluar dari apartemen Zila mengintip Zidan yang tengah sibuk dengan lembaran kertas di meja kerja. Saat ini pria tersebut tengah berada dalam ruang kerja pribadinya.

"Teruslah sibuk bekerja sampai aku kembali pulang," gumam Zila cekikikan pelan. Setelahnya ia kembali menutup pintu itu dengan pelan lalu melangkah keluar dari apartemen tersebut.

"Lama banget sih datangnya! Aku sampai jadi santapan nyamuk," gerutu Dina yang hampir setengah jam menunggu kedatangan temannya itu di halte.

Dina menggaruk-garuk bagian tubuhnya yang sudah benjol-benjol.

Zila cengegesan." Maaf, tadi aku harus melihat situasi terlebih dahulu sebelum pergi."

Dina mendelik sinis."Orang tua kamu protektif banget," celetuk Dina.

"Namanya juga aku anak bungsu dan anak perempuan satu-satunya. Aku juga mau bebas kayak remaja yang lain, tapi ya sudahlah. Ayo berangkat," balas Zila yang lebih dulu masuk ke dalam mobil milik Dina.

Suara deguman musik DJ yang memekikkan telinga serta kelap-kelip lampu disko mengiringi pesta ulang tahun Kayla yang lebih mirip club malam. Aroma menyengat alkohol dan asap rokok menjadi hal pertama yang Zila rasakan.

Muda-mudi berjoget-joget riang dibawah lampu disko. Kapan lagi mereka bisa merasakan pesta ulang tahun yang seperti ini. Zila yang baru masuk ke dalam Bar tersebut langsung menutupi hidungnya, aroma alkohol menyakiti indra penciumannya.

"Kamu yakin ini tempat ulang tahun Kayla?" tanya Zila pada Dina di sampingnya yang melenggak-lenggokkan pinggulnya mengikuti alunan musik DJ.

"Apa matamu picak? Lihat saja baliho di sana." Dina menunjuk baliho besar yang menampilkan wajah Kayla beserta ucapan ulang tahunnya.

Zila yang melihat itu manggut-manggut.

"Kamu mau coba?" Dina menawarkan minuman beralkohol pada Zila. Jarang-jarang mereka bisa meneguk minuman haram ini.

Zila terdiam sejenak, sebenarnya ia penasaran dengan rasa minuman itu tapi takut kesadarannya terambil alih oleh minuman itu. Zila meneguk ludahnya kasar kala melihat Dina meneguk minuman itu dengan mata merem melek seolah begitu nikmat.

"Zila..." Seseorang menepuk bahu Zila.

"Eza..." Zila menatap pria tampan tersebut yang kini berdiri di hadapannya.

"Aku kira kamu tidak datang ke sini," ucap Eza seraya memindai penampilan Zila terlihat begitu sexy di matanya.

Sementara Zila yang mendengar itu hanya tersenyum tipis.

Sedangkan di apartemen, Zidan tampak gelabakkan mencari istri kecilnya yang sudah tidak ada di dalam kamar. Ia sudah mencari ke setiap ruangan yang ada di apartemen ini.

"Awas saja kamu, Zila." Zidan menggeram marah. Lihat saja apa yang akan ia lakukan pada gadis nakal itu.

_______

Hai girl! Terima kasih sudah mampir

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan like dan komen.

See you di part selanjutnya💋

Terpopuler

Comments

nurul jannah

nurul jannah

ikutan was was q zhi

2023-07-06

0

anaktsm

anaktsm

Perasaan ku ga enak banget nih

2023-04-27

2

Zara Ra

Zara Ra

kpn updet lagi

2023-04-24

1

lihat semua
Episodes
1 A & Z: Bab 1
2 A & Z: Bab 2
3 A & Z: Bab 3
4 A & Z: Bab 4
5 A & Z: Bab 5
6 A & Z: Hukuman
7 A & Z: Perhatian Zidan
8 A & Z: Mantu apa murid?
9 A & Z: Cara memuaskan suami
10 A & Z: Ucapan pedas Zidan
11 A & Z: Senjata Makan Tuan
12 A & Z: Kaum Sosialita
13 A & Z: Unboxing
14 A & Z: Pingsan
15 A & Z: Undangan
16 A & Z: Gadis Nakal
17 A & Z: Hasrat atau Logika?
18 A & Z: Malam pertama tertunda
19 A & Z: Jilat ludah sendiri
20 A & Z: Menolong berkedok imbalan
21 A & Z: Perasaan aneh tapi sakit
22 A & Z: Emosi tak terkendali
23 A & Z: Cemburunya seorang wanita
24 A & Z: Tuduhan berakhir penyesalan
25 A & Z: Harga diri seorang pelakor
26 A & Z: Kekhawatiran yang berlebihan
27 A & Z: Dia kembali
28 A & Z: Ketakutan
29 A & Z: Jangan sentuh!
30 A & Z: Jangan tinggalkan aku
31 A & Z: Layani saya
32 A & Z: Pil KB?
33 A & Z: Perselisihan
34 A & Z: Kembali terulang
35 A & Z: Pria Psiko
36 A & Z: Rasa bersalah
37 A & Z: Tespeck?
38 A & Z: Impian yang pupus
39 A & Z: Selingkuh?
40 A & Z: Pingsan di sekolah
41 A & Z: Penghinaan
42 A & Z: Memiliki Mu
43 A & Z: Dia istriku
44 A & Z: Amarah Kayla
45 A & Z: Kemarahan
46 A & Z: Trauma
47 A & Z: Penangkapan
48 A & Z: Sensitif Ya?
49 A & Z: Salah lagi
50 A & Z: Kapal Azila & Zidan
51 A & Z: Tolong bertahan!
52 A & Z: Sebuah ketakutan
53 A & Z: Koma
54 A & Z: Harapan penuh
55 A & Z: Siuman
56 A & Z: Jagoan kecil
57 A & Z: Merasa bersalah
58 A & Z: Akhir
59 A & Z: Tersinggung
60 A & Z: Aku Mau Kerja
61 Pengumuman
Episodes

Updated 61 Episodes

1
A & Z: Bab 1
2
A & Z: Bab 2
3
A & Z: Bab 3
4
A & Z: Bab 4
5
A & Z: Bab 5
6
A & Z: Hukuman
7
A & Z: Perhatian Zidan
8
A & Z: Mantu apa murid?
9
A & Z: Cara memuaskan suami
10
A & Z: Ucapan pedas Zidan
11
A & Z: Senjata Makan Tuan
12
A & Z: Kaum Sosialita
13
A & Z: Unboxing
14
A & Z: Pingsan
15
A & Z: Undangan
16
A & Z: Gadis Nakal
17
A & Z: Hasrat atau Logika?
18
A & Z: Malam pertama tertunda
19
A & Z: Jilat ludah sendiri
20
A & Z: Menolong berkedok imbalan
21
A & Z: Perasaan aneh tapi sakit
22
A & Z: Emosi tak terkendali
23
A & Z: Cemburunya seorang wanita
24
A & Z: Tuduhan berakhir penyesalan
25
A & Z: Harga diri seorang pelakor
26
A & Z: Kekhawatiran yang berlebihan
27
A & Z: Dia kembali
28
A & Z: Ketakutan
29
A & Z: Jangan sentuh!
30
A & Z: Jangan tinggalkan aku
31
A & Z: Layani saya
32
A & Z: Pil KB?
33
A & Z: Perselisihan
34
A & Z: Kembali terulang
35
A & Z: Pria Psiko
36
A & Z: Rasa bersalah
37
A & Z: Tespeck?
38
A & Z: Impian yang pupus
39
A & Z: Selingkuh?
40
A & Z: Pingsan di sekolah
41
A & Z: Penghinaan
42
A & Z: Memiliki Mu
43
A & Z: Dia istriku
44
A & Z: Amarah Kayla
45
A & Z: Kemarahan
46
A & Z: Trauma
47
A & Z: Penangkapan
48
A & Z: Sensitif Ya?
49
A & Z: Salah lagi
50
A & Z: Kapal Azila & Zidan
51
A & Z: Tolong bertahan!
52
A & Z: Sebuah ketakutan
53
A & Z: Koma
54
A & Z: Harapan penuh
55
A & Z: Siuman
56
A & Z: Jagoan kecil
57
A & Z: Merasa bersalah
58
A & Z: Akhir
59
A & Z: Tersinggung
60
A & Z: Aku Mau Kerja
61
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!