A & Z: Unboxing

Setelah pulang dari arisan bersama bunda Melati. Zila menjadi trauma jika kembali ikut dalam perkumpulan ibu-ibu yang lebih sibuk mereview tentang dirinya. Tidak salah mertuanya mengajak ia ke sana, tapi masalahnya ia tak nyaman selalu di tanya-tanya hal yang menurutnya privasi.

Dan tak terasa malam pun tiba-tiba. Zila dan Zidan tinggal berdua dalam rumah besar tersebut sementara bunda Melati akan menginap di rumah sakit untuk menemani suaminya yang besok akan pulang ke rumah. Sebenarnya ada beberapa pembantu yang masih sibuk dengan pekerjaannya, tapi setelah pukul 09: 00 malam mereka akan segera pergi ke paviliun tempat mereka tidur.

Zila menggaruk pipinya dengan raut wajah yang tampak kebingungan. Kerutan terlihat jelas di kening Zila, sepertinya gadis itu tengah berpikir keras mengerjakan PR matematika yang suaminya berikan dan besok harus di kumpul. Manik coklat itu menyorot ke arah Zidan yang terlihat serius membaca buku yang cukup tebal di single sofa. Dengan ragu-ragu Zila bangkit dari kursi kayu dan melangkah mendekat pada suaminya sambil membawa buku PR nya.

"Om..."

"Hmm?" Zidan hanya membalas dengan deheman singkat tanpa mengalihkan pandangan matanya dari buku yang ia pegang sekarang.

Zidan tersentak kala Zila duduk di pangkuannya. Pria itu mendengus pelan. Sepertinya gadis ini suka sekali menyiksanya.

"Jangan biasakan duduk di pangkuan saya!" ucap Zidan galak.

Kening Zila mengkerut."Memang kenapa? Biasanya aku duduk dipangkuan kak Dafa tidak apa-apa," balas Zila dengan tampang polosnya.

Zidan memejamkan matanya seraya menghela napas pelan."Tapi lain kali jangan biasakan duduk dipangkuan kakakmu lagi, termasuk dipangkuan saya. Kamu bukan anak-anak lagi."

"Kak Dafa itu kakak kandungku, jadi tidak masalah. Dan Om juga suamiku."

Zidan terdiam sejenak, menyorot tajam Zila yang sepertinya tak ingin kalah debat dengannya."Terserah kau saja."

"Kamu ingin bicara apa?" Zidan melirik buku yang Zila bawa. Dan posisi gadis itu tetap sama, duduk dipangkuannya.

"Om, ini jawabannya apa? Aku tidak paham." Zila menunjuk soal yang tidak ia kerjakan satu pun. Mengerjakan satu soal matematika saja sudah membuat kepalanya pening. Dan ia benci matematika. Karna alasannya hanya satu, jawabannya tiba-tiba bisa beranak jadi banyak.

"Kamu ini tanya jawabannya apa cara pengerjaannya?"

"Dua-duanya, Om." Zila cengengesan.

"Tinggal kamu kali kan lalu dibagi. Kamu sudah kelas 12 seharusnya bisa, soal yang saya kasih soal untuk kelas 11."

Bibir Zila mengerucut.

"Kalau gitu tolong kerjakan, Om."

"Kerjakan sendiri! Kemarin sudah saya jelaskan bagaimana cara pengerjaanya. Bukannya kamu bilang mudah mengerjakannya?" Zidan terlihat meledek.

Raut wajah Zila langsung merengut sedangkan Zidan kembali fokus pada bukunya.

"Padahal aku istri Om, seharusnya kasih kemudahan atau keringanan aja. Nggak ada gunanya nikah sama guru kalau gitu."

Zidan memejamkan matanya sejenak mendengar ucapan Zila yang seolah-olah memancing-mancimg emosinya.

"Lalu, kamu kira saya senang menikah dengan bocah ingusan seperti kamu?!" sentak Zidan seraya meletakkan kasar buku yang ia baca tadi di meja samping.

"Aku bukan bocah ya!" Zila bangkit dari pangkuan Zidan dengan raut wajah tak terima."Aku bisa buat anak!"

Mendengar itu membuat Zidan langsung menyeringai. Sementara Zila langsung membekap mulutnya, merutuki kebodohan mulutnya yang lemes.

"Ooh, berarti kemarin kamu mengerjain saya. Iya?"

Zila dengan cepat menggeleng. Membantah tuduhan suaminya."Ma-maksud Om apa? Aku tidak paham," ucapnya pura-pura tak tahu.

Gadis itu melangkah mundur dan hendak berlari dari Zidan yang dengan cepat menarik pergelangan tangan Zila yang langsung jatuh kepangkuannya. Kedua tangan kekar itu menahan pinggang Zila kala hendak bangkit dari pangkuannya.

"Tadi, kamu bilang bisa buat anak. Berarti kamu tidak sepolos yang saya kira!"

"Apaan sih Om, aku nggak paham maksud Om!" Zila berusaha menyingkirkan tangan suaminya yang melingkar semakin erat di pinggangnya.

Zidan semakin merapatkan tubuh mungil itu pada tubuhnya hingga ia bisa mencium aroma vanilla yang menguar dari tubuh Zila. Sedangkan Zila menahan napasnya ketika jarak wajah mereka semakin dekat. Kedua tangannya mendorong dada bidang suaminya agar tubuh mereka tidak semakin merapat.

"Om..., jaga batasannya," ucap Zila memperingatkan Zidan yang semakin mengikis jarak diantara mereka berdua. Hembusan napas Zidan yang beraroma mint menerpa wajah Zila yang berusaha menahan napasnya.

"Bagaimana malam ini kita buat anak." Senyuman jahat terukir di wajah Zidan dan mendadak wajah Zila langsung pucat.

Gadis itu menggeleng cepat."Jangan Om. Aku masih dibawah umur. Badannya aku juga krempeng Om juga nggak akan suka," ucap Zila memelas.

"Masa. Coba saya lihat." Tangan kanan Zidan terulur membuka kancing piyama Zila dan tangan yang lain menahan agar gadis itu tidak kabur.

Zidan seperti pria hidung belang yang haus belaian di mata Zila.

"Om, jangan. Aku nggak mau di unboxing."

Zidan seolah tuli dengan suara Zila yang terus memohon. Mata gadis itu sudah berkaca-kaca. Tangannya berusaha menahan tangan Zidan yang tak sabaran membuka kancing piyama istri kecilnya.

"Aku janji nggak minta jawaban matematika lagi, Om..." Zila sudah menangis terisak-isak. Ia takut dengan Zidan yang malam ini begitu mengerikan.

_________

Hai semuanya! Terima kasih sudah mampir

Jangan lupa like dan komennya ya!(✿❛◡❛)

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

aitu kamu salah Zila, Harusnya kamu manpaatin guru mu ini utk belajar dan kasih soalan2 lain utk kamu belajar, Biar waktu ujian nanti kamu gampang menjabnya..🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️

2023-09-19

0

Zara Ra

Zara Ra

kpn uplod bab selanjut y

2023-04-22

3

@puje_devi

@puje_devi

ampun dah balada menikahi bocil🤣🤣🤣mau unboxing penuh dg drama

2023-04-21

2

lihat semua
Episodes
1 A & Z: Bab 1
2 A & Z: Bab 2
3 A & Z: Bab 3
4 A & Z: Bab 4
5 A & Z: Bab 5
6 A & Z: Hukuman
7 A & Z: Perhatian Zidan
8 A & Z: Mantu apa murid?
9 A & Z: Cara memuaskan suami
10 A & Z: Ucapan pedas Zidan
11 A & Z: Senjata Makan Tuan
12 A & Z: Kaum Sosialita
13 A & Z: Unboxing
14 A & Z: Pingsan
15 A & Z: Undangan
16 A & Z: Gadis Nakal
17 A & Z: Hasrat atau Logika?
18 A & Z: Malam pertama tertunda
19 A & Z: Jilat ludah sendiri
20 A & Z: Menolong berkedok imbalan
21 A & Z: Perasaan aneh tapi sakit
22 A & Z: Emosi tak terkendali
23 A & Z: Cemburunya seorang wanita
24 A & Z: Tuduhan berakhir penyesalan
25 A & Z: Harga diri seorang pelakor
26 A & Z: Kekhawatiran yang berlebihan
27 A & Z: Dia kembali
28 A & Z: Ketakutan
29 A & Z: Jangan sentuh!
30 A & Z: Jangan tinggalkan aku
31 A & Z: Layani saya
32 A & Z: Pil KB?
33 A & Z: Perselisihan
34 A & Z: Kembali terulang
35 A & Z: Pria Psiko
36 A & Z: Rasa bersalah
37 A & Z: Tespeck?
38 A & Z: Impian yang pupus
39 A & Z: Selingkuh?
40 A & Z: Pingsan di sekolah
41 A & Z: Penghinaan
42 A & Z: Memiliki Mu
43 A & Z: Dia istriku
44 A & Z: Amarah Kayla
45 A & Z: Kemarahan
46 A & Z: Trauma
47 A & Z: Penangkapan
48 A & Z: Sensitif Ya?
49 A & Z: Salah lagi
50 A & Z: Kapal Azila & Zidan
51 A & Z: Tolong bertahan!
52 A & Z: Sebuah ketakutan
53 A & Z: Koma
54 A & Z: Harapan penuh
55 A & Z: Siuman
56 A & Z: Jagoan kecil
57 A & Z: Merasa bersalah
58 A & Z: Akhir
59 A & Z: Tersinggung
60 A & Z: Aku Mau Kerja
61 Pengumuman
Episodes

Updated 61 Episodes

1
A & Z: Bab 1
2
A & Z: Bab 2
3
A & Z: Bab 3
4
A & Z: Bab 4
5
A & Z: Bab 5
6
A & Z: Hukuman
7
A & Z: Perhatian Zidan
8
A & Z: Mantu apa murid?
9
A & Z: Cara memuaskan suami
10
A & Z: Ucapan pedas Zidan
11
A & Z: Senjata Makan Tuan
12
A & Z: Kaum Sosialita
13
A & Z: Unboxing
14
A & Z: Pingsan
15
A & Z: Undangan
16
A & Z: Gadis Nakal
17
A & Z: Hasrat atau Logika?
18
A & Z: Malam pertama tertunda
19
A & Z: Jilat ludah sendiri
20
A & Z: Menolong berkedok imbalan
21
A & Z: Perasaan aneh tapi sakit
22
A & Z: Emosi tak terkendali
23
A & Z: Cemburunya seorang wanita
24
A & Z: Tuduhan berakhir penyesalan
25
A & Z: Harga diri seorang pelakor
26
A & Z: Kekhawatiran yang berlebihan
27
A & Z: Dia kembali
28
A & Z: Ketakutan
29
A & Z: Jangan sentuh!
30
A & Z: Jangan tinggalkan aku
31
A & Z: Layani saya
32
A & Z: Pil KB?
33
A & Z: Perselisihan
34
A & Z: Kembali terulang
35
A & Z: Pria Psiko
36
A & Z: Rasa bersalah
37
A & Z: Tespeck?
38
A & Z: Impian yang pupus
39
A & Z: Selingkuh?
40
A & Z: Pingsan di sekolah
41
A & Z: Penghinaan
42
A & Z: Memiliki Mu
43
A & Z: Dia istriku
44
A & Z: Amarah Kayla
45
A & Z: Kemarahan
46
A & Z: Trauma
47
A & Z: Penangkapan
48
A & Z: Sensitif Ya?
49
A & Z: Salah lagi
50
A & Z: Kapal Azila & Zidan
51
A & Z: Tolong bertahan!
52
A & Z: Sebuah ketakutan
53
A & Z: Koma
54
A & Z: Harapan penuh
55
A & Z: Siuman
56
A & Z: Jagoan kecil
57
A & Z: Merasa bersalah
58
A & Z: Akhir
59
A & Z: Tersinggung
60
A & Z: Aku Mau Kerja
61
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!