Part (16)

Taehyung langsung membaringkan tubuhnya di ranjang.

Yeji yang baru sadar banyak bungkus makanan di kamar Taehyung bergegas membuangnya. Sebelum Taehyung tahu dan memarahinya habis-habisan.

Taehyung mengambil air minum di sebelah ranjangnya, tak lupa dengan obat sakit kepala yang berada di laci.

Setelah meminumnya ia kembali merebahkan tubuh.

Membuka kancing bajunya satu persatu dan perlahan menutup matanya.

“Pak bergeserlah, aku tidur di mana?” omelnya.

Mendapati Taehyung berbaring di tengah ranjang yang memakan banyak tempat.

“Tidur di mana saja! Kepala saya sakit!” eluhnya.

Membuat Yeji yang berada di sebelahnya cemberut. Sembari tangan yang dilipat di dada dan menatap Taehyung.

“Pak Kim tidur di sofa,” mintanya.

Tak mau mengalah meskipun kondisi Taehyung sedang sakit.

“Ini kamar saya,” pinta Taehyung.

Menutup wajah dengan kedua tangannya.

Ini sangat sakit lebih dari biasanya, mungkin karna Yeji yang terus mengoceh.

“Mau dipijat? Tapi, biarkan aku tidur di sini.” tawar Yeji.

Ia tak ingin meninggalkan kamar yang sudah menjadi tempat favoritnya. Kamar Taehyung berbeda dengan kamar lainnya.

Taehyung beranjak bangun, membiarkan Yeji naik ke ranjang dan duduk di sebelahnya.

Jemari kecil itu mulai berada di dahinya, memutar perlahan sembari sedikit ditekan.

Taehyung merasa relaks dan nyaman, rasa sakitnya perlahan mulai menghilang.

“Hm, ke samping sedikit.” titahnya.

Mengarahkan tangan Yeji untuk memijat bagian yang nyeri.

“Iya tahu! Sabar saja,” jawab Yeji.

Wajahnya dan Taehyung sangat dekat. Yeji memperhatikan wajah Taehyung yang mulus dan bersih.

“Sudah cukup, terima kasih.” ucap Taehyung.

Kembali merebahkan tubuhnya, memperlihatkan perut bidangnya kepada Yeji.

“Pak Kim ke sofa, aku ingin tidur.” titah Yeji.

Turun dari ranjang dan menunjuk ke arah sofa, ia sudah membersihkannya tadi.

“Kepala saya sakit, tega sekali.” Taehyung mengetes kepedulian Yeji.

“Pak Kim tadi bilang apa?” Yeji ingin Taehyung mengulangi kata-katanya barusan.

“Kau tega, hm?” ulang Taehyung.

“Tidak ... umh aku tidur di mana?” tanya Yeji.

Berharap Taehyung akan mengizinkannya tidur di ranjang itu.

Yeji melewati malam-malamnya di ranjang itu.

“Tidur bersama saya, syaratnya jika kepala saya sakit pijat lagi.” usul Taehyung.

Menepuk sebelahnya yang kosong. Akan sangat menenangkan jika Taehyung mendapatkan pijatan itu lagi. Pijatan yang membuat kepalanya merasa segar.

“Nanti Pak Kim-”

“Tidak,” sergah Taehyung.

Gadis itu sangat takut jika harus satu ranjang dengannya. Padahal Taehyung tak akan melakukan itu tanpa persetujuan Yeji.

“Baiklah, pak Kim tidur saja dulu.” ujarnya.

Menunjukkan senyuman yang indah dan kemudian beralih menuju kamar mandi.

Yeji melakukan kegiatan rutinnya sebelum tidur, demi wajah yang indah ketika bangun di pagi hari.

Fasilitas di rumah Taehyung serba cukup, impian Yeji terpenuhi di sana.

Gadis itu bisa melakukan apa saja dan mendapatkan apa saja.

“Dia ... lumayan baik,” puji Taehyung.

Memperhatikan Yeji yang masuk ke kamar mandi.

Sejenak, ia menikmati kehidupannya. Tingkah Yeji tak biasa. Akan tetapi, cukup membuatnya tersenyum geli dan bahagia.

Sepersekian detik, Taehyung menutup matanya mulai masuk dalam bunga tidur.

Tak menghiraukan suara yang muncul untuk mengganggunya. Akan tetapi, tidak pada Yeji yang malah mendekatkan wajah mereka.

Setelah gadis itu selesai dengan kegiatannya ia beranjak kembali ke ranjang. Berbaring di sebelah Taehyung, sekedar penasaran apakah pria di sebelahnya ini benar-benar sudah tidur?

“Pak,” panggilnya, “apa pak Kim sudah tidur?”

Yeji memastikan, wajahnya dan Taehyung berdekatan. Taehyung sampai bisa mencium bau sabun cuci muka yang digunakan Yeji.

Jemari gadis itu mencolek pipinya.

“Hm,” jawab Taehyung pelan.

Menatap wajah Yeji yang perlahan mulai menjauh. Gadis itu berbaring di sebelahnya menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

“Matikan lampunya!” perintah Taehyung.

Sesaat sebelum Yeji berbaring menutup matanya.

“Aku tidak bisa tidur jika gelap,” terang Yeji.

Sebenarnya, Yeji takut tidur di kegelapan. Dalam pikirannya, saat gelap hantu akan menarik kakinya.

“Saya tidak bisa tidur jika terang,” balas Taehyung.

Memaksa untuk lampu dimatikan. Tidak! Dia mematikan lampu dan kembali tidur.

Membiarkan Yeji yang masih terbangun dengan mata terjaga.

“Pak ... suara apa itu,” tanya Yeji.

Seakan bisa mendengar suara gemeresek dari sudut sofa. Pandangannya tak bisa melihat dengan jelas saat gelap.

Yeji menarik tangan Taehyung, tak membiarkannya tidur nyenyak.

“Tidak ada apa-apa, tidur!” Taehyung menenangkan.

Menepis tangan Yeji dan kembali tidur.

Agaknya gadis itu ketakukan dengan halusinasinya sendiri.

“Pak ... itu? Pak, aku takut.” rengeknya.

Mengguncang tubuh Taehyung. Akan tetapi, pria itu tak menghiraukannya dan tetap memejamkan mata.

“Pak! Pak!” teriak Yeji.

Saat manik matanya seakan menatap bayangan yang sedang duduk di sofa.

Dengan reflek ia mendekat dan memeluk Taehyung. Membuat pria itu kaget bukan main.

“Hey, kenapa?” tanya Taehyung.

Menyalakan lampu dengan Yeji yang berada didekapannya.

Gadis itu tak mau melepaskan pelukannya dan tetap meriuh dengan yang dilihatnya.

“Lihat, tidak ada apa-apa.”

Taehyung menggendong Yeji melihat sudut yang sedari tadi diperhatikannya.

Memang tak ada apa-apa di sana. Bayangan yang dilihat Yeji hanyalah halusinasi.

“Hiks ... tidak itu tadi, ada! Skhh.”

Yeji menyembunyikan wajahnya dalam dada Taehyung.

Menangis di sana dan membuat Taehyung lengket dengan air mata.

Ia tak punya pilihan lain selain kembali tidur di ranjang, membaringkan Yeji yang menangis tersedu-sedu.

Taehyung tak mematikan lampu, memilih mengalah kepada Yeji.

Gadis itu tetap takut, ia tidur dengan memeluk Taehyung. Terus memegangi tangan pria itu meskipun sudah terpejam.

“Astaga, saya hanya ingin tidur!” gumam Taehyung.

Pasrah dengan keadaannya saat ini. Yeji sangat merepotkan baginya.

Malam itu larut begitu saja, Taehyung melewati tidur yang menurutnya tak nyaman itu.

Pertama kalinya ada seorang gadis yang lancang kepadanya.

Ke esokan paginya, mereka bangun bersamaan. Karna gestur tubuh yang berdekatakan membangunkan satu sama lain.

“Pak Kim,” Yeji merintih.

Mengusap kasar kedua matanya, sembari sedikit menyingkir.

Taehyung kembali memegangi kepalanya, rasa nyeri datang di pagi hari.

“Kepala saya pusing,” ucap Taehyung.

Melirik ke arah Yeji yang belum sadar sepenuhnya. Rambutnya acak-acakan dengan baju tidur yang lusuh.

Sejenak Taehyung mengingat kejadian semalam.

“Pak Kim mandi dulu saja, nanti ku pijatkan lagi.” jawab Yeji.

Kembali berbaring menatap Taehyung.

Pria itu langsung menuju lemari mengambil pakaiannya dan beranjak mandi.

Yeji menunggu beberapa menit, setelah Taehyung selesai ia bergegas masuk ke kamar mandi.

Seperti biasa, gadis itu sangat lama dengan mandinya.

Taehyung yang sudah siap duduk di sofa menunggu janji Yeji untuk memijat kepalanya.

Tak lupa dengan kepulan asap yang kini tengah dihisapnya.

“Dia mandi?” Taehyung heran.

Ia memikirkan apa saja yang mungkin Yeji lakukan hingga selama itu.

Ia beranjak berdiri, berjalan menuju kamar mandi hendak mengetahui apa yang dilakukan Yeji.

Tiba-tiba saja gadis itu membuka pintu, tepat saat Taehyung akan meraih knop.

“Pak Kim sedang apa?”

Yeji yang curiga langsung membombardir Taehyung dengan pertanyaannya.

“Mungkin kau tenggelam, cepat pijat kepala saya!” titah Taehyung.

Menarik tangan Yeji untuk ikut bersamanya di sofa.

Yeji menyesal telah mengatakan akan memijat kepala Taehyung.

“Pak Kim punya banyak pelayan,” gumam Yeji.

Jemarinya mulai memijat kepala Taehyung. Hanya saja kali ini lebih keras dengan tekanan.

“Kau harus belajar menjadi istri yang baik,” lolos begitu saja dari mulut Taehyung.

Yeji tercengang, ia dituntut menjadi istri baik disaat ia mendapatkan pria seperti Taehyung.

“Memangnya pak Kim suami yang baik?” balas Yeji.

“Saya memberikan nafkah bukan? Saya memberikan hak sebagai nyonya di rumah ini.” jawab Taehyung.

Ia selalu memikirkan apa saja yang harus dijawabnya. Dengan segala kemungkinan yang ada, Taehyung mengendalikan keadaan.

“Tidak tahu! Pak Kim licik!” ledek Yeji.

Tak melanjutkan pijatannya, malah beralih ke meja rias.

Taehyung berdecih kesal, lawan bicaranya tak menyelesaikan perdebatan argumen mereka.

“Benar tidak? Apa selama ini saya pernah tidak menuruti?” ungkit Taehyung.

Mengingat ia selalu melakukan apapun keinginan Yeji. Termasuk mengubah sikapnya kepada gadis itu.

“Baik, apa pak Kim pernah mengajak jalan-jalan? Apa kita pernah pergi keluar bersama?”

Yeji melempar tatapan sinis kepada Taehyung.

“Terakhir kali saat di mall, itu hanya untuk mengerjai Yeonjun dan ya, aku yang memintanya.”

Yeji tak puas dengan jawabannya. Mengerjai Yeonjun. Ah, Yeji tidak sadar Yeonjun berada sangat jauh dengannya.

“Hm, jadi?” timpal Taehyung.

Mematikan puntung dan meletakkannya di meja.

“Ya! Pak Kim tidak peka!” tegur Yeji.

Ia pikir Taehyung akan langsung paham. Tetapi, tidak! Taehyung hanya menanggapi biasa.

“Saya masih ada urusan,” jawab Taehyung.

Bisa tidur di rumah saja sudah menjadi sebuah keberuntungan. Belum lagi soal masalah Yeonjun yang menyelidiki masa lalunya.

“Tentu, pak Kim selalu menyalahkanku!” gerutu Yeji.

Mengoleskan pelembab di wajahnya, fokus pada cermin di depannya.

Taehyung menggeleng, sejak kapan ia menyalahkan Yeji? Atau setidaknya di part mana ia menyalahkan Yeji?

“Sebenarnya kau cantik, hanya saja terlalu banyak bicara.” ungkap Taehyung.

Mengejek Yeji yang selalu mengomel setiap saat, bahkan ketika makan

“Apalagi sekarang!” marah Yeji.

Tak terima jika ia banyak bicara. Yeji tak pernah merasa jika ia mengomel terlalu banyak.

“Kau banyak mengeluh, mengomel.” perjelas Taehyung.

Tak membiarkan Yeji melakukan kegiatan paginya. Gadis itu terus menjeda-jeda perawatannya berganti melirik Taehyung sinis.

“Tidak! Aku tidak seperti itu!” bantah Yeji.

Maksudnya, Taehyung yang salah dan berlebihan. Yeji tak merasa ada yang aneh dengan tingkahnya.

“Tentu saja, itu menurut pandangan saya.”

Taehyung beralih, mengambil sesuatu di lemari dan memberikannya kepada Yeji.

Pria itu berdiri di belakang Yeji, gadis itu tak menoleh barang sedetikpun.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!