Part (14)

Yeonjun memijakkan kaki, pada tempat yang menjadi tujuannya.

Matanya menelisik ke beberapa sudut, pikiran mulai memikirkan mulai dari bagian mana ia mencari.

Jisu yang tiba-tiba datang dan berdiri di sampingnya, membuat Yeonjun sedikit kaget.

“Ada apa?” tanya Yeonjun.

Jisu senyap tak seperti biasanya, gadis itu tak banyak bicara setelah perdebatan mereka terakhir kali.

“Tidak apa-apa,” Jisu melirik sendu.

Yeonjun tak akan bisa melihat kekecewaannya, karna hati itu hanya milik Yeji.

Jisu mulai sadar dengan semua yang dilakukannya selama ini.

“Tidurlah, kau pasti lelah.” titah Yeonjun.

Mengingat perjalanan mereka yang membutuhkan waktu lama, hanya Jisu yang menghampirinya disaat semua sudah lelap dalam kantuk.

“Tidak! Aku tidak lelah sama sekali!” tegasnya.

Menyatakan bahwa rasa sakit yang kini ia rasakan bukan hanya sekedar lelah.

Yeonjun punya impian, begitu juga dengan Jisu, hanya saja impian mereka bertolak belakang.

“Apa kau baik-baik saja?” tanya Yeonjun.

Mulai curiga dengan tingkah Jisu, ia hanya tak ingin Jisu merusak semua rencananya.

“Kenapa kau peduli? Aku selalu baik, karna kau tak pernah melihat rasa sakitku.” jelas Jisu.

Mengarah pada sesuatu yang tak pernah dilirik Yeonjun. Pria itu diam, tak paham dengan yang diucapkan Jisu.

Tentu saja, karna dia tak menggunakan hatinya!

“Apa yang kau bicarakan?” tanya Yeonjun.

“Lupakan saja,” minta Jisu.

Berlalu meninggalkan Yeonjun, bagaimanapun ia menjelaskannya jika Yeonjun tak paham akan sangat sia-sia.

Yeonjun kembali dalam pandangannya, berusaha tak menghiraukan ucapan Jisu.

Dalam pikirannya, gadis itu tak lebih dari teman baginya.

Yeonjun tak pernah menganggap cinta Jisu nyata, menurutnya itu hanya sebatas obsesi belaka.

***

Dalam sebuah rumah villa yang indah, tepat di sebuah ruang tengah. Semuanya berkumpul, membahas sesuatu yang menjadi senjata mereka untuk membalas.

“Mungkin kita harus memulai dari sini,” ucap Yeonjun.

Menunjuk ke sebuah foto, tempat kuliah Taehyung dulu. Lengkap dengan alamat di bawahnya.

“Apa kau tahu siapa saja teman seangkatan Kim?” tanya orang tua Jisu.

Sedikit tak percaya dengan kemampuan Yeonjun, jika dibandingkan dengan Taehyung jelas sekali mereka berbeda.

“Tak jauh dari tempat ini, Kim pernah mengatakan temannya tinggal di sana.” jawab Yeonjun.

Memastikan dengan jelas apa saja yang ia ketahui.

Menatap seluruh keluarga yang bersatu hendak melawan Kim Taehyung.

“Bagaimana jika seperti ini, kalian berdua cari teman Kim dan kami akan mencoba menyuap staf di sana.” saran orang tua Jisu.

Membagi team di antara mereka.

Yeonjun dan Jisu akan mencari rumah teman Taehyung dan sisanya pergi menyelidiki.

“Baik. Tapi, pastikan semuanya baik-baik saja.” ujar Yeonjun.

Masih terbayang-bayang kemungkinan apa saja yang mungkin terjadi jika Taehyung sampai tahu.

“Aku tidak ingin ikut sebenarnya,” batin Jisu.

Ia sangat malas dengan semua ini, karna tujuan Yeonjun membuatnya khawatir.

Bisa saja disaat semua sudah terbongkar Yeonjun akan berpaling darinya.

“Baik cepat bersiap!”

Mereka beranjak pergi, sesuai dengan kesepakatan mereka.

Jisu mengekori Yeonjun hingga sampai di tempat tujuan mereka.

Sejujurnya ia tak nyaman detik ini. Akan tetapi, antusias anggota keluarga memaksanya.

“Belok kiri setelah tiang, rumah dengan warna abu-abu.” ucap Yeonjun sendiri.

Membelokkan setir mobilnya pelan-pelan dan mengamati jalan di depannya.

Ia bisa berkonsentrasi ekstra saat Jisu sedang diam.

“Bantu aku mencari,” pinta Yeonjun.

Kepada Jisu yang malah bersantai menatap layar ponselnya.

Jisu dengan malas hanya bergumam untuk menjawab, ia mengalihkan matanya agar pria itu tak beralih memarahinya.

“Itu, warna abu-abu.” Jisu menunjuk.

Ke arah sebuah rumah dengan pagar pendek, memang benar dinding rumah itu berwarna abu-abu. Sama seperti yang diucapkan Yeonjun. Agaknya pria itu tak begitu yakin, ia memparkirkan mobilnya tepat di sebelah rumah itu.

Kemudian turun untuk mencari tahu.

Jisu juga turun dari mobil, hanya saja gadis itu berdiri menyender di depan mobil.

Memperhatikan Yeonjun yang sedang berjalan mendekati rumah itu.

Tangannya memayungi mata yang sedari tadi terkena sinar matahari.

“Harusnya aku membawa kacamata,” dengusnya.

Memilih untuk mengikuti Yeonjun yang sudah berada dalam halaman rumah. Di sana cukup dingin dan terhindar dari sinar matahari.

‘Tok-tok-tok’ Yeonjun mengetuk.

Tangannya mengulangi hingga beberapa kali.

Hanya saja tak ada respon, sepertinya sang pemilik sedang keluar rumah.

“Apa tidak ada orang?” tanya Jisu.

Mulai penasaran dengan semua ini, sudah beberapa menit Yeonjun mengetuk.

Namun, tetap tak ada respon dari dalam rumah itu.

“Mungkin, sebaiknya kita tunggu.” ajak Yeonjun.

Berjalan kembali menuju mobil bersama Jisu.

Mereka hendak menunggu di dalam mobil.

“Kau tidak salah rumah kan?” sergah Jisu.

Mengingatkan Yeonjun jikalau mereka mungkin datang ke rumah yang salah.

“Kurasa tidak ... ah, diamlah aku bingung.” anjurnya.

Sepersekian detik Jisu diam, gadis itu begitu penurut.

Yeonjun memijat keningnya perlahan, merasa sangat pusing dengan teka-teki ini.

“Hey, hey! Itu ... pria tua plontos!” panggil Jisu.

Sesaat setelah maniknya mendapati seorang pria tua dengan kepala plontos memasuki rumah yang mereka datangi.

“Cepat turun!” perintah Yeonjun.

Mereka berdua segera menghampiri pria itu sebelum ia masuk ke dalam rumah.

Yeonjun berlari mendahului Jisu yang mengekor di belakangnya.

“Permisi ... pak!” sapanya.

Menahan pria itu untuk tak masuk dulu ke dalam rumahnya.

Setelah menarik atensi pria itu, Yeonjun mengatur nafasnya yang tergesa-gesa.

“Siapa kalian?” tanyanya.

Memperlihatkan ekspresi tak suka dengan kehadiran Yeonjun dan Jisu.

Dua remaja yang mungkin akan mengusik hari indahnya.

“Saya ingin bertanya tentang sesuatu ... bolehkah?” minta Yeonjun.

Memperbaiki postur tubuhnya di hadapan pria tua itu.

“Huft, berapa banyak yang bisa kau berikan jika aku menjawab?” adu pria itu.

Dengusan kesalnya seakan menantang Yeonjun untuk mengeluarkan uangnya.

“Jika mulutmu bisa dipercaya, aku bisa memberikan beberapa.” jawab Yeonjun.

Pria itu mempersilahkannya masuk begitu juga dengan Jisu.

Gadis itu langsung duduk menyenderkan tubuhnya di sofa. Tak peduli dengan pandangan aneh sang pemilik rumah.

“Jadi, apa yang ingin kalian tanyakan?”

Pria itu menyajikan dua gelas air putih kepada Yeonjun dan Jisu.

Dengan tatapan serius ia duduk di sebelah mereka.

“Alamat rumahmu ada pada seseorang, apa kau punya anak yang menjadi teman Kim Taehyung?” Yeonjun langsung pada intinya.

Pria itu tercengang, wajahnya memerah panas dan tiba-tiba saja mengeluarkan air mata.

“Dia ... pria jahat! Aku tidak akan pernah memaafkannya!” tegasnya.

Mencengkram erat kedua tangannya, hatinya berdesir amarah setelah mendengar pertanyaan Yeonjun.

“Tapi, kenapa? Apa kau mengenalnya?” timpal Jisu.

Merasakan ada hal yang tak biasa pada pria itu, seakan ada dendam tersembunyi dalam lubuk hati.

“Dia! Dia dan orang tuanya memasukkan anakku ke penjara!” serunya.

Menunjukkan air mata yang berlinang kala teringat akan putra satu-satunya yang kini berada sangat jauh.

Terkurung dalam jeruji besi dan hidup seakan berada dalam sangkar.

“Apa maksud anda? Maaf apa bisa diperjelas?” minta Yeonjun.

Menemukan sebuah bom yang akan meledak di wajah Taehyung.

“Hanya karna anakku mengganggu kekasihnya, dia menghajar anakku! Mereka berkelahi dan orang tuanya tidak terima memasukkan anakku ke penjara!” jelasnya.

Kejadian yang sudah berlalu dalam tahun, hari-harinya sunyi setelah itu.

“Siapa kekasih Kim Taehyung?” tanya Yeonjun.

Ingin tahu dengan jelas kekasih yang dimaksudkan pria itu. Semua yang menjadi pertanyaan Yeonjun mulai jelas arahnya.

“Aku tidak tahu namanya, hanya wajahnya saja waktu itu!” pria itu masih dalam emosi.

Jisu yang sedari tadi memperhatikan mulai terpikirkan sesuatu.

“Di mana penjara anakmu? Apa anda mau ikut kami menemuinya?” ajak Jisu.

Pria itu mulai tenang, rasa rindunya bisa terbalaskan jika ia menemui anaknya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!