Part (3)

Yeji tak mengira, ia menikah besok, tak pernah ia bayangan sebelumnya.

Masa lajangnya, berakhir di sini.

Ke esokan paginya, saat akan menjelang siang pelayan mengarahkan Yeji ke ruangan di sebelah kamar Taehyung.

Taehyung juga bersiap, mereka melangsungkan pernikahan diam-diam.

Tapi, tetap sangat megah. Setelah selesai, Taehyung meminta pengawalnya untuk memberikan kue dan hadiah yang akan dikirimkan ke rumah Yeonjun.

Tentu saja, dengan foto pernikahan dan bukti yang sah.

Tak butuh waktu lama, keluarga Yeonjun langsung menyerbu kediaman Kim Taehyung.

Memastikan sendiri kabar pernikahannya, termasuk Yeonjun yang tak percaya kala melihat foto Yeji menggandeng Taehyung dengan bahagia.

Ya, rasa bahagia karna pembalasan.

“Kim Taehyung!” teriak Yeonjun.

Masuk ke dalam rumah Taehyung, bersama orang tuanya.

Taehyung duduk di sofa, hanya memperhatikan. Ia sudah tahu ini akan terjadi, dan memang ini tujuannya.

Sangat tepat sasaran, Yeonjun memang sangat cepat bertingkah tanpa berpikir.

“Kau, anak manja pertunanganmu sudah selesai?” sapa Taehyung.

Membuat Yeonjun berjalan ke arahnya.

“Kau, apa yang kau lakukan! Dia ....”

“Aku bosan, mari jalan-jalan.” Yeji berjalan menuruni tangga, memotong pembicaraan Yeonjun.

Yeji mendekat ke arah Taehyung dan duduk di pangkuannya, tepat di depan mata Yeonjun.

Ia memperlihatkan kebahagiaan bersama suaminya.

“Boleh saja, kau mau ke mana sayang?” jawab Taehyung, menggenggam erat tangan Yeji.

Ia tak menyangka bahwa Yeji akan bersikap seperti ini, di luar kendalinya. Ternyata Yeji memang menginginkan pembalasan yang sepadan.

“Kau mengatakan apa tadi? Dia ... Yeji?” tanya Taehyung kepada Yeonjun.

Menatap dengan sinis, Taehyung bisa merasakan Yeonjun sedang terbakar hebat.

“Ah, ada tamu. Jadi, kita tidak jadi jalan-jalan?” Yeji memeluk Taehyung.

Menunjukkan kemesraan yang membuat Yeonjun seperti gunung meletus.

Sangat panas, sepanas lava yang membara.

“Kenalkan dia sepupu saya, Yeonjun dan Yeonjun dia kakak sepupumu, Yeji.”

Yeonjun ingin menangis detik ini juga.

Hatinya sangat sakit, bahkan lebih sakit dari keadaan Yeji waktu itu.

“Kim! Kau tidak bisa seperti ini!” ujar orang tua Yeonjun.

Tak menerima bahwa Taehyung mendapatkan warisan sepenuhnya yang memang sudah ditujukan kepada Taehyung.

Kakek ingin agar Taehyung menikah, dan memiliki seseorang untuk menemaninya. Tapi, Taehyung terlalu mementingkan bisnisnya hingga tak mau menikah.

Membuatnya tak ada pilihan lain di saat terakhirnya.

Kakeknya salah menyebutkan bahwa “Warisanku, akan diberikan kepada cucuku yang menikah terlebih dulu, setidaknya tiga bulan dari sekarang.” ia maksudkan kepada Taehyung, dalam pikirannya Taehyung akan tergiur dengan warisannya yang sangat banyak dan memutuskan menikah.

Akan tetapi, ia lupa jika cucunya ada dua, Taehyung dan Yeonjun, meskipun orang tua Yeonjun adalah anaknya yang membangkang.

Sedari kecil, Taehyung memiliki bakat yang tidak dimiliki Yeonjun. Bahkan Taehyung bisa sukses membangun perusahaannya sendiri tanpa campur tangannya. Tidak seperti Yeonjun yang selalu mengandalkannya.

“Bukankah warisan ini memang ditujukan kepada saya?” jawab Taehyung lugas.

Menegaskan bahwa ia adalah cucu kesayangan kakeknya.

“Dan ya, Yeonjun kau masih belum dewasa untuk menikah. Tapi, sekarang kau bisa belajar dari kakakmu ini.” sambung Taehyung.

Yeonjun yang marah langsung menarik tangan Yeji, membuatnya beralih dari pangkuan Taehyung—jatuh tersungkur dengan satu tangan terangkat.

Taehyung tak kalah berani, ia menampar Yeonjun membuatnya melepaskan Yeji.

“Kau gila!” seru Yeji tak terima.

“Lancang sekali kau!” seru Taehyung.

Meskipun ia tak memiliki rasa terhadap Yeji, tapi membiarkannya seperti itu justru sebuah hinaan baginya.

“Saya beritahu sekali lagi, Yeji—istri saya!”

Ia sangat jengkel dengan sikap Yeonjun yang kekanak-kanakan.

“Dari sekian banyaknya wanita, kenapa harus dia?” tanya Yeonjun.

Menatap lekat pada Taehyung yang sudah tersulut amarah.

“Kenapa? Apa dia penting bagimu? Kau saja meninggalkannya demi warisan, jadi kenapa kau peduli sekarang?” balas Taehyung.

Yeji ingin menangis, apa yang dikatakan Taehyung membuatnya terharu.

Padahal mereka hanya sebatas kontrak, tapi Taehyung sungguh-sungguh dalam melindunginya.

Ini bukan kali pertama Yeonjun main tangan, bagi Yeji ini seperti bom yang kapan saja bisa meledak. Yeonjun memiliki emosi tinggi dan pikiran yang tidak stabil saat sedang marah.

Trauma dari kedua keluarga merubahnya.

Yeonjun diam, tak menjawab Yeji sangat penting, tapi demi mendapat warisan kakek dan mengambil hati kedua orang tuanya, mampu membuatnya melupakan Yeji.

Bahkan mengambil langkah serius untuk berumah tangga, sesuatu yang pernah ia impikan, bersama Yeji.

“Anggap saja, kita tidak pernah bertemu.” Yeji mulai bicara, “biar bagaimanapun, dia suamiku. Tolong, setidaknya hargai dia sebagai suami dari teman masa sekolahmu.”

“Aku ... minta maaf,” lirih Yeonjun.

“Tapi aku tidak akan memaafkanmu.” Yeji berjalan masuk ke kamar.

Meninggalkan Yeonjun yang masih membeku menatapnya.

“Tolong, jaga dia baik-baik.” suara Yeonjun merendah.

Memohon kepada Taehyung, meskipun ia sudah usai dengan Yeji.

“Saya tahu apa yang harus saya lakukan!” Taehyung bukan anak kecil.

Usianya sudah matang untuk menikah.

Yeonjun pergi meninggalkan rumah Taehyung, meskipun orang tuanya masih berdebat dengan kakak sepupunya.

Itu tak mudah, Kim Taehyung sempurna dari segi apapun dan tidak ada yang bisa mengalahkannya.

“Aku tidak menyangka, Yeji akan sejauh ini.”

Yeonjun frustasi dengan keputusannya melepaskan Yeji, dan sekarang menjadi istri seseorang.

Ia kehilangan warisan, cinta, dan kepercayaan orang tuanya semakin tipis. Tak ada yang bisa ia pertahankan lagi, tujuannya baik tapi sayang takdir menolak.

‘Dring-dring’ ponselnya berdering.

Panggilan dari Jisu.

Yeonjun mengangkat, dengan suara yang lemas ia menceritakan kepada sahabatnya tentang keadaannya saat ini.

“Dia, sudah menikah, dengan kakak sepupuku, Kim Taehyung.” Yeonjun merasa sesak.

Pelupuknya mendorong untuk keluar, tapi ia menahannya.

“Benarkah? Aku akan menemuinya,” jawab Jisu.

Mengerti siapa ‘dia’ yang dimaksud oleh Yeonjun.

Mereka mengakhiri panggilan, Yeonjun berjalan entah kemana, tak ada tujuan.

Ia terus berjalan pasi memikirkan Yeji.

Terlalu dalam, Yeonjun terluka terlalu dalam.

Kekejaman Kim Taehyung menghancurkannya. Tidak! Itu salahnya sendiri karna terlalu gegabah mengambil keputusan.

Jisu langsung bersiap-siap pergi menuju kediaman Taehyung, untuk menemui Yeji.

Ia sama sekali tak berpikir bagaimana reaksi Yeji ketika ia datang.

Bahkan ia tak memikirkan perasaan Yeji saat ia bertunangan dengan Yeonjun.

Seseorang yang sudah lama ia kejar, kesempatan untuk hidup bersama, tak mungkin ia lewatkan.

“Kenapa Yeji sangat nekat?” tanyanya selama perjalanan.

Jujur saja, ia sedikit khawatir Yeji akan disakiti suaminya.

Jisu tak tahu siapa Kim Taehyung, tapi supirnya tahu alamat yang diberikan Yeonjun.

Nama Kim Taehyung sangat tak asing baginya, ia pernah mendengar, bahkan beberapa kali di rumahnya.

Jisu sampai di kediaman Taehyung, setelah melapor pada penjaga, ia masuk di ruang tamu menunggu Yeji.

“Kenapa dia lama sekali?” Jisu tak sabaran.

Suara high heels membuat pandangannya teralihkan.

“Yeji!” sapanya.

Yeji yang mendekat justru bersikap dingin kepada Jisu.

Ia tak mudah lupa, terlebih lagi soal rasa.

“Langsung pada intinya saja, kenapa kau datang?” pintanya duduk jauh dari Jisu.

“Jujur saja, kau menikah?”

Yeji hanya mengangguk, pasalnya teman di depannya ini tak tahu malu. setelah merebut, lalu peduli.

“Hey, kenapa? Sangat buru-buru? Dan kapan dilangsungkan?” Jisu melontarkan semua pertanyaannya.

“Apa kau bermasalah? Kau bertunangan dengan kekasihku, jadi kenapa aku tidak boleh menikah?” cecar Yeji.

Berusaha tenang menghadapi Jisu, karna api amarahnya tak boleh terpancar di hadapan Jisu.

“Tapi ....”

“Aku tidak peduli, kau tahu hubunganku dan Yeonjun, aku tahu kau mencintainya, dan kalian bermain di belakangku.” Yeji berdiri, mempersilahkan Jisu untuk pergi.

Karena baginya, pembicaraan mereka sudah cukup. Dan tidak ada yang harus dijelaskan atau diperbaiki.

“Kita masih teman kan?” Jisu kembali mempertanyakan hal yang sudah sangat jelas baginya.

Membuat Yeji merasa risih, “Oh ya, kita teman, teman yang sangat dekat hingga membunuh yang lain.”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!