Part (2)

Master of ceremony memulai acara, kedua mempelai juga datang, sakit. Yeji melihat Yeonjun sangat tampan dengan jasnya.

Pasangan yang digandengnya, ternyata Choi Jisu.

Teman masa smpnya, yang ternyata juga sahabat Yeonjun.

Amarah Yeji mulai membara, ia merasa dikhianati oleh kekasih dan temannya.

Tekadnya semakin bulat, untuk membalas dendam.

Sorot mata Yeonjun mengarah padanya, ia tak peduli meskipun Yeonjun melihat api yang membara di sana. Karena ini, hiburan yang sesungguhnya. Untuk merayakan pertunangan kedua orang terdekatnya. Yang memberinya luka, sangat dalam!

“Jadi ini yang kalian lakukan, baik! Aku yang akan mengakhiri ... perbuatan kalian, tidak akan ku maafkan.” Yeji memiringkan wajahnya.

Melempar sebuah senyuman kepada mereka, senyuman pembalasan.

Yeonjun memalingkan pandangannya.

Tak berani menatap Yeji, ia takut kehilangan tekadnya saat ini juga.

Namun, paras Yeji membuatnya tak tahan untuk berbagi segalanya.

Yeji menyaksikan proses pertunangan, hatinya tak rela tapi ia tak bisa berbuat apapun saat ini.

Yeji mengambil wine yang disediakan, menengguknya dalam sekali minum.

Ini bukan pertama kalinya ia minum Yeji merasa senang. Musik dinyalakan, lampu juga mulai redup, meskipun alunan yang bergema sangat lembut.

Dalam kegelapan, Yeji bisa melihat siluet seseorang yang pernah ia lihat.

Pria itu! Yang tidur bersamanya! Yeji bergegas menuju ke sana, meninggalkan gelas winenya.

“Kau! Berhenti!” panggilnya.

Mencoba mendekati pria bernama Kim Taehyung, namun para pengawalnya mencegah.

Tubuh mereka sangat besar, untuk Yeji yang mungil.

Taehyung memiringkan kepalanya pertanda ia bertanya, “Siapa kau?”

Gadis ini tak asing baginya.

“Kau harus bertanggung jawab! Penjilat gadis muda!” cecar Yeji.

“Jaga bicaramu. Kau tidak tahu dia siapa?” ucap sekretarisnya.

“Dia meniduriku! Kau juga seorang wanita bukan? Lantas, bagaimana perasaanmu jika berada di posisiku?” bentak Yeji.

Sontak membuat sekretaris itu terdiam tak percaya.

“Oh, kau gadis kecil di klub waktu itu, kita memang tidur tapi saya tidak melakukan apapun.” terang Taehyung.

“Aku tidak percaya!”

“Tuan, tentang warisan, tidakkah dia saja?” ujar sekretaris kepada Taehyung.

Jujur saja, ia merasa kasihan kepada Yeji, terlebih lagi oleh seorang Kim Taehyung.

Bosnya yang dingin dan ambisius.

Taehyung berpikir sejenak, kemudian ia membawa Yeji pergi dengan mobilnya.

Yeji yang menolak terus memberontak, ia takut saat sekretaris mengatakan ‘dia’ kepada Taehyung.

“Om ... tolong lepaskan aku. Aku tidak akan membicarakan ini dengan siapapun, rahasiamu aman tapi lepaskan aku ....” Yeji membulatkan bibirnya.

Berharap Taehyung melepaskannya.

Taehyung hanya menyengir tak menjawab, gadis kecil.

Yeji tak punya pilihan, ia menangis memohon kepada Taehyung, dan terus mengguncang tangan Taehyung. Berharap pria itu punya sedikit cahaya dalam hatinya, tapi sayang, Taehyung tak memilikinya.

“Semakin kau diam maka semakin baik!” ucap Taehyung.

Membuat Yeji melepaskan tangannya dan bergeser menjauh dari Taehyung, menyenderkan kepalanya di jendela mobil.

Yeji kalah, tekadnya membalas dendam kepada Yeonjun ‘gagal?’ Padahal saat berangkat ke gedung ia sangat cool dan penuh amarah.

Tapi, di depan Taehyung ia terlihat seperti anak kecil.

Anak kecil yang memohon untuk dibiarkan keluar, Yeji perlahan mulai memejamkan matanya.

Hingga tertidur pulas, mobil yang tiba-tiba berhenti membuatnya terjatuh, kepalanya tersungkur menabrak kursi sebelah supir.

“Awh, sakit sekali ....” lirihnya.

Memegang kepalanya erat, sepertinya leher Yeji terkilir.

Tapi, Taehyung malah tertawa renyah melihatnya. Gadis ini berbeda dari gadis yang pernah di kencaninya.

“Kita di mana?” tanya Yeji kepada supir.

Ia berusaha tak menghiraukan Taehyung yang berada di sebelahnya.

Supir hanya diam, tak menjawab, membuat Yeji merasa kesal.

Melipat kedua tangannya di dada, dengan wajah yang cemberut.

Yeji tak berniat untuk bertanya kepada Taehyung, ia sedang marah kepadanya.

“Ayolah, ini di mana pak supir? Aku harus pulang.” ucap Yeji kesal.

Namun, supir tetap tak menjawab.

Yeji heran mengapa supir ini sangat membisu? Apa karena pria di sebelahnya?

“Siapa yang mengizinkanmu untuk pulang?” jawab Taehyung.

Taehyung turun dari mobil di susul para pengawalnya yang membawa Yeji masuk.

“Om! Lepaskan aku!” bentak Yeji.

Ia dipaksa masuk ke dalam rumah yang megah. Sangat indah, lebih dari gedung pertunangan Yeonjun.

Yeji sangat takut, mungkin ‘om’ di depannya ini ingin membuangnya ke hutan atau untuk dijadikan santapan bagi hewan peliharaannya.

Para pengawal membawanya masuk ke kamar, bersama Taehyung.

Kemudian, mereka semua keluar meninggalkan Yeji dan Taehyung.

“Saya tidak tahu apa hubunganmu dengan Yeonjun, tapi saya ingin sebuah kesepakatan.” ucap Taehyung.

Menatap Yeji yang duduk di pinggiran sofa sangat jauh dengannya.

“Apa maksud om! Aku tidak paham.”

Entah mengapa, ia tak bisa bersikap tegas jika di hadapan Taehyung. Tak seperti amarahnya ketika melihat Yeonjun dan lagi hanya dia yang berani berbicara seperti itu kepada Taehyung.

Di saat seisi rumahnya tak berani berbicara sebelum Taehyung yang menyuruh.

“Gadis kecil, saya butuh istri.” lanjut Taehyung, “hanya sebatas kontrak dan saya tidak akan melakukan apapun. Saya harus menikah lebih dulu daripada Yeonjun.”

Yeji terdiam, berpikir sejenak, “Apa hubungan om dengan Yeonjun, dan kenapa harus aku?”

“Yeonjun sepupu saya, tapi dia ingin mengambil warisan yang seharusnya milik saya. Saya tidak punya waktu mencari gadis lain dan lagi sepertinya Yeonjun tidak asing bagimu.”

Ini? Sebuah kebetulan? Mungkin, ini saatnya Yeji untuk membalas dendam. Jika Yeonjun bisa menikah demi warisan, maka ia bisa menjadi istri kontrak demi balas dendam.

“Aku setuju, tapi ada beberapa syarat.” jawab Yeji.

“Pertama, kita bisa menikah sekarang atau besok, tapi jawab pertanyaanku. Apa yang om lakukan malam itu?” tanya Yeji.

Menatap tajam pada Taehyung yang duduk santai.

“Saya? Waktu itu kau memaksa masuk dan tiba-tiba memeluk, kau terus menyebut Yeonjun lalu pingsan.” jelas Taehyung.

Tersenyum melihat kepolosan Yeji. Sangat polos untuk ukuran gadis yang pernah tidur bersamanya. Tapi, Taehyung suka.

“Kenapa kita seranjang?” Yeji mengerutkan alisnya. Memaksa Taehyung untuk mengatakan segalanya. Yeji sangat penasaran.

“Kau tidur di ranjang, saya di sofa, tapi saya tidak bisa tidur, jadi saya tidur di ranjang. Lagipula, kau keluar dengan pakaian utuh, dan tidak ada darah bukan?”

Yeji kembali diam, astaga kenapa dia tidak memperhatikan hal itu dan langsung menyimpulkannya.

Membuatnya malu di depan Taehyung, terlebih lagi tingkahnya saat di gedung.

“Sure, setelah menikah semua kebutuhanmu akan saya penuhi.” jawab Taehyung.

Setelah mendengarkan syarat dari Yeji, Taehyung sama sekali tak keberatan.

“Oh astaga, dia royal sekali, padahal hanya kontrak.” batin Yeji.

“Aku mau balas dendam kepada Yeonjun, dia mencampahkanku semaunya!” Yeji mengingat kejadian itu.

Kejadian yang mematahkan hatinya, seakan kaca yang pecah telah berserakan.

“Baiklah,”

Taehyung sudah bisa mengerti jika Yeji adalah seseorang yang pernah penting bagi Yeonjun.

Sehingga, saat Yeonjun tahu bahwa Yeji akan menikah dengannya, mungkin ia akan cemburu.

Para pelayan masuk ke dalam kamar, membawakan gaun pengantin dan perhiasan berlian. Persiapan sangat matang.

“Kita menikah besok,” ujar Taehyung.

Menatap gaun yang dibawakan pelayan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!