Part (6)

Jisu yang marah beranjak pergi, namun tak ke mall seperti yang sudah ia ajakkan kepada Yeji.

Jisu masuk ke dalam, menuju kamarnya, kemudian menguncinya dari dalam.

Ia tak memberitahu Yeji jika tidak akan ke mall, Yeji yang tidak melihat mobil Jisu menyusul terus menelpon Jisu berkali-kali.

Ia tidak bisa mentoleransi ketidakpastian.

“Apa-apaan dia! Aku mencintainya!” dengus Jisu.

Menangis sembari melempar sembarangan tas yang sedari tadi ia bawa.

Tak menghiraukan ponselnya yang terus berdering.

Yeonjun sudah tahu apa yang akan terjadi, ia bergegas menyusul Jisu.

Saat akan masuk, ia mendapati kamar itu terkunci.

Jisu sangat cepat marah, hanya karna keinginannya tidak dituruti.

Lebih cepat daripada Yeji, tapi Yeji tidak akan seperti itu.

“Jisu ... buka pintunya,” panggil Yeonjun.

Mengetuk pintu beberapa kali, namun tak ada respon.

Ia berharap Jisu tak melakukan hal yang bisa membahayakan dirinya.

“Kenapa kau peduli!” suara Jisu sangat serak.

Ditambah air matanya, yang masuk ke dalam mulut. Membuatnya sesenggukan, semakin menangis.

“Baiklah, aku yang salah. Aku minta maaf.” ucap Yeonjun menyerah.

Ia harus mengalah, atau ini semua tidak akan berakhir.

Jisu membuka pintu, mengajak Yeonjun ke mall sekarang, Yeonjun tak menolak.

Mereka pergi bersama, menghampiri Yeji yang sudah sampai di sana.

Saat keduanya tiba, mereka menerima amukan dari Yeji yang sudah sangat bosan.

“Sialan! Apa saja yang kalian lakukan. Aku sudah lama menunggu!” seru Yeji.

Membuka pintu mobilnya, berjalan keluar.

“Ah, kakak ipar maafkan kami.” canda Jisu.

Kakak ipar, ya Yeonjun sudah sangat malas berada di tengah dua wanita itu.

“Cepatlah! Dasar lambat!” lanjut Yeji.

Ini bukan Yeji yang lembut seperti biasa, yang ini lebih tidak sabaran dan pemarah.

Mereka bertiga masuk ke dalam mall bersama-sama.

Tidak, Yeji berjalan terlebih dahulu dengan Jisu yang menggandeng tangan Yeonjun di belakangnya.

Yeji hanya tersenyum sinis, mengerti bahwa Jisu berusaha memanasinya.

Tapi, Yeji sudah menyiapkan sebuah rencana yang matang. Sesuatu yang akan membuat Jisu dan Yeonjun terkejut.

Mereka mengawali pergi ke tempat pakaian, Yeji dan Jisu memilih. Sementara Yeonjun menunggu.

“Mungkin harus ku belikan satu untuk om,” lirih Yeji.

melihat sebuah pakaian yang ia pikir sangat bagus jika dipakai oleh Taehyung.

“Kau mengatakan apa?” sahut Jisu.

Merasa Yeji sedang berbicara dengannya dan ia tidak mendengarnya dengan jelas.

“Tidak, lupakan.” jawab Yeji.

Bersyukur Jisu tak mendengarnya.

Mereka membeli beberapa, dan melanjutkan ke tempat aksesoris, seperti sebelumnya. Yeonjun menunggu, sembari membawakan belanjaan Jisu yang ditumpangkan kepadanya.

Tak seperti Yeji, mandiri dan tidak merepotkan orang lain.

“Shi, cepatlah!” panggil Jisu.

Tak membantu Yeonjun yang kesusahan membawakan belanjaannya.

“Barang-barangmu sangat banyak!” jawab Yeonjun yang kesal.

Astaga, kenapa dia mau melakukan hal ini? Padahal dia bisa menolak dan Jisu akan kembali menangis membuatnya merasa bersalah.

Yeji merasa kasihan kepada Yeonjun, tapi ia tak mau terlalu peduli dan membuat Yeonjun kembali berharap.

Meskipun begitu, sesekali Yeji melirik ke arah Yeonjun.

“Aku yakin, kau masih Yeji yang sama.” ucap Yeonjun.

Mereka duduk di restoran mall, Jisu sedang pergi ke toilet.

Meninggalkan mereka berdua, memberikan waktu kepada Yeonjun untuk berbicara dengan Yeji.

“Sayangnya, aku sudah menikah bukan milikmu lagi.” sakit, Yeji merasakan lukanya kembali.

Yeonjun yang pernah sangat ia cintai, kini berada di hadapannya sebagai sepupu dari suaminya.

“Kim tidak baik untukmu!” tegas Yeonjun.

Memaksa Yeji untuk mundur dari keadaannya sekarang—karna ia masih menginginkan Yeji.

Tapi, Yeonjun tak siap membatalkan kesepakatannya dengan Jisu.

Bagi keluarganya, itu penting untuk saat ini. Terlebih lagi, warisan jatuh kepada Kim Taehyung. Yeonjun harus memutar otak untuk mengendalikan keadaan. Antara perasaan dan pikiran, ia sangat bingung.

“Siapa kau? Kenapa kau mengatur hidupku? Jangan lupa, aku adalah kakak iparmu! Dan itu mutlak, aku menikah secara sah!” terang Yeji.

Menyakiti hati Yeonjun, ia tak tega, tapi Yeonjun yang memaksanya.

Yeji punya sudut pandang tersendiri kepada Taehyung, tak seperti yang Yeonjun lihat.

“Aku mencintaimu,”

Berhasil membuat Yeji terdiam sejenak. Kata-kata basi itu, Yeonjun lontarkan dari mulutnya yang sudah terlalu banyak mengucapkan janji.

Semua kepalsuan, Yeonjun anggap sebagai ketulusan.

“Tapi, itu sudah berakhir, kau harus mengerti status kita saat ini.” sahut Yeji.

Menangkis kata-kata Yeonjun. Membalikkannya menjadi sebuah ledakan yang langsung mengarah pada Yeonjun.

Tak berselang lama, Jisu kembali dan duduk di sebelah Yeonjun.

Langsung menyantap makanan dan minuman yang sudah tersaji, gelas Yeji berembun—tapi ia tak berniat meminumnya.

Yeonjun membuatnya kesal, ditambah celotehan Jisu yang mencurigainya.

“Kau, tidak menggoda tunanganku bukan?” sangat mengintimidasi, Jisu menatap lekat pada Yeji yang fokus memandangi sekeliling.

Seakan sedang mencari seseorang.

“Hah? Apa kau serius mengatakan itu? Dia ... aku goda? Untuk apa aku menggoda bekasku sendiri?” jawab Yeji.

Mengingatkan Jisu jika yang dicintai Yeonjun adalah dirinya. Bukan gadis itu! Ia tak memiliki tempat di hati Yeonjun!

Ruang hati itu masih terisi namanya, bahkan tanpa alat bantu penglihatan, semua jelas bagi Yeji.

“Astaga ... kenapa kau sangat lucu?” lanjut Yeji.

Bertepuk tangan di hadapan Jisu dan Yeonjun.

Jisu yang tak bisa menjawab, mendorong piring makanannya kasar.

Membuat Yeji semakin tertawa akan kelakuannya, sangat menggelikan.

Ketika Jisu berusaha menunjukkan haknya sebagai tunangan Yeonjun. Padahal Yeji yang memiliki hati Yeonjun.

“Apa kau bisa berhenti tertawa?”

Jisu sangat kesal kepada Yeji, ia menyesal telah mengajaknya ke mall dan mengalami kejadian ini.

Yeji menerima panggilan, dari Taehyung. Sejenak ia tenang dan mengangkatnya, menunjukkan kemesraan di depan Yeonjun dan Jisu.

“Halo, apa sudah selesai?” sapa Yeji.

Sedikit mempoutkan bibirnya, sengaja menunjukkannya.

“Ah, benarkah? Datang saja.” Yeji tersenyum gembira dan mematikan panggilannya.

“Bagus jika kau akan pergi,” ledek Jisu.

“Umh? Siapa bilang aku pergi? Suamiku akan menemaniku,” balas Yeji.

Tak habis ide untuk membuat Jisu geram kepadanya.

“Kau ....”

“Diamlah, bisakah kau makan dengan tenang? Dia istri sepupuku! Tunjukkan rasa hormatmu.” Yeonjun membela Yeji.

Sebagai istri dari sepupunya, ia sudah risih dengan ocehan Jisu yang tak masuk akal.

Terlalu cemburu dengan hal yang tak pasti terjadi, Jisu terlalu ikut campur dengan urusannya.

Membuat Yeonjun malu di hadapan Yeji.

“Itu, dia.” Yeji menghampiri Taehyung.

Yang memang sudah dari tadi berada di luar mall, menelpon untuk bertanya lokasi Yeji.

Yeji memeluk Taehyung, keduanya terlihat sangat harmonis. Membuat Yeonjun cemburu, ia merindukan Yeji yang dulu—masih menjadi miliknya.

Seakan dunia milik berdua, saat-saat yang membahagiakan.

“Ah, aku benci melakukan ini.” bisik Yeji kepada Taehyung.

“Tidak lama lagi, kau bisa jatuh cinta.” jawab Taehyung.

Melepaskan pelukan Yeji, dan berjalan bersamanya duduk di depan Yeonjun dan Jisu.

Terlihat sekali, jika Yeonjun sangat ingin mengumpat, semua orang membuatnya kesal hari ini. Moodnya memburuk, Yeonjun menyenderkan punggungnya, mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Tak ingin melihat Yeji dan Taehyung, atau bahkan Jisu.

“Oh syukurlah kau datang,” ucap Jisu.

Melirik tajam ke arah Yeji yang juga meliriknya. Mata mereka bertemu, saling menyiratkan api yang sama-sama membara hebat.

“Tentu saja, suamiku sukarela datang kemari hanya untuk menemaniku.” balas Yeji.

Ia tahu tentang yang terjadi, sontak membuat Yeonjun memusatkan poros matanya kepada Yeji.

“Apapun untukmu, sayang.” manis, Jisu sangat iri dengan perlakuan Taehyung kepada Yeji.

“Cepat, kita harus kembali berbelanja!” pinta Jisu.

Sesaat setelah Yeonjun terus menatap Yeji. Meskipun depannya adalah Kim Taehyung.

Terpopuler

Comments

Candra Faisal

Candra Faisal

klok bisa taehyung agak dingin ke orang kecuali yeji

2023-07-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!