Part (11)

Mereka bertiga mendekat, mengarahkan senter masing-masing ke arah empat makam itu.

Dua berinisial P, dua lagi berinisial C.

Tanggal dan tahun ke empatnya hampir berdekatan, membuat mereka sangat bingung.

Sayangnya, Yeonjun tak tahu pasti yang mana makam kekasih Taehyung.

“Bagaimana jika dia tidak tiada?”

Yeonjun melirik mereka berdua yang meragukannya.

Tapi, Yeonjun sangat yakin dengan apa yang ia lakukan.

“Jika dia masih ada, kenapa Kim tidak menikah dengannya? Dan kenapa kakek membuat warisan seperti itu?” jawab Yeonjun.

Kakek! Ya, kakek pasti tahu semuanya.

Setelah orang tua Taehyung, ia adalah yang paling dekat. Mustahil jika kakek tidak tahu.

“Mungkin kita harus mencari tahu dari asisten kakek.” ujar Yeonjun.

Masih tak menyerah dengan teka-teki ini.

“Tidak mungkin, dia sangat setia.”

“Tolong! akh pergilah!” suara teriakan dari arah gerbang.

Mereka bergegas menghampiri, dengan tergesah-gesah meninggalkan senter mereka di empat makam.

Terlihat, burung hantu sedang menyerang Jisu dengan ganas.

Membuat gadis itu sangat ketakutan. Terlebih lagi, posisi mereka yang berada di depan pemakaman.

Dini hari mulai hadir dan mereka mengalami masalah.

Yeonjun mengambil ranting yang berada tak jauh dari sisi mereka. Memukul burung hantu itu berkali-kali, hingga pergi.

Mereka semua bergegas masuk ke mobil dan meninggalkan pemakaman, sebelum kawanan burung hantu kembali.

Jisu sangat depresi, ia tak berhenti menangis dan membekap telinganya kuat-kuat.

Sangat menakutkan! Jisu tak ingin mengalaminya lagi.

Meskipun ia pergi dengan Yeonjun, ini terlalu membuatnya tertekan.

Yeonjun berusaha tenang, memikirkan jawaban dari teka-teki ini.

Sebelum Taehyung mengetahuinya, ia harus segera menyelesaikan ini.

Waktu mereka tidak banyak, Taehyung bisa bertindak dengan cepat.

“Burung hantu itu ... aku memukulnya berkali-kali, kenapa tidak terluka?” batin Yeonjun.

Ia baru sadar, jika kejadian tadi bisa saja merupakan keamanan yang sengaja di pasang dan empat makam tadi, mungkinkah hanya satu yang asli? Lainnya hanya untuk mengecoh?

“Cessa, Catherine, Prin, Penelov. Apa mungkin kekasih Kim itu orang luar? Tapi, kenapa makamnya ada di sini?” Yeonjun masih jelih.

Memikirkan segala kemungkinan yang bisa saja terjadi.

Saat kembali ke rumah, ia akan mencari tahu di mana Taehyung menyelesaikan pendidikannya.

Karna saat itu, ia tak terlalu memperdulikannya.

“Kim menyelesaikan pendidikannya di luar negeri bukan?” tanya Yeonjun.

“Iya, saat itu kakakku sedang ada bisnis di luar negeri.”

Yeonjun kembali berpikir, dengan sangat keras.

Tentang cinta pertama Taehyung, apa yang akan Yeonjun dapat ketika mengetahuinya?

***

Suasana yang tenang, pada dini hari di sebuah ruangan.

Taehyung mengercit, matanya menatap tajam pada meja di depannya.

Amarahnya sangat membara, tiba-tiba ia berdiri, kakinya mendorong meja itu hingga terserat jauh.

Membuat para pengawalnya gemetar ketakutan.

“Cepat bersihkan kekacauan itu!” tegasnya.

Setelah melihat video yang ditunjukkan pengawalnya.

Tentang makam Princess yang sangat dijaganya.

Burung hantu yang menyerang Jisu, merekam segalanya.

Itu bukan benar-benar sebuah hewan.

Dari situ Taehyung bisa selalu memantau keadaan di sana, waspada dengan ancaman yang mungkin datang mengusiknya.

“Mereka ingin bermain? Baiklah, pembalasan akan segera tiba.”

Taehyung tak suka jika ada siapapun yang berani ikut campur dalam hubungan masa lalunya.

Mengganggu Princess yang sedang beristirahat dengan tenang.

Taehyung sudah mempersiapkan semuanya, membuat teka-teki yang sangat sulit dipecahkan.

Yeonjun pikir dia hebat bisa melihat tatto di lehernya dan langsung menyimpulkan jika itu kekasihnya.

Duduk di rooftop memandang senja yang indah, cukup menyenangkan.

Bagi gadis itu, itu sebuah keajaiban dunia.

Tentang keindahan sementara yang datang hampir setiap hari, menghiasi langit yang biru merona.

Princess berani bersumpah bahwa keindahan senja adalah yang paling sempurna.

“Kau sempurna, sangat sempurna.” Taehyung memuji.

Gadis yang ia panggil Princess itu tak dapat menyembunyikan bahagianya, semburat merah terpancar di sana.

Dengan malu, Princess memeluk Taehyung.

Menyenderkan kepalanya dalam dekapan Taehyung.

“Apa kau tahu? Jika aku tiada sebagai kekasihmu, itu lebih baik dari apapun.” ucap Princess.

Ia asal berbicara, berlagak seperti seorang penyair. Penyair berdarah dingin, luka itu tertoreh di sana tanpa sengaja.

“Itu tidak akan terjadi, kalau terjadi, kita akan pergi bersama.”

Sebenarnya, Taehyung tak suka membahas kematian, terlebih soal orang yang sangat dicintainya.

Taehyung tak pernah membayangkan jika kalimat yang keluar dari mulut Princess, menjadi kenyataan.

Hubungan mereka terlampau jauh, Princess mengandung anak Taehyung.

Parahnya, pria itu tak mau mengakui janinnya, ia malah meminta Princess untuk menggugurkannya.

Dan saat itu juga, menjadi titik pertemuan terakhirnya dengan Princess.

Selamanya! Taehyung kehilangan Princess selamanya!

***

Suara langkah kaki menarik atensi Taehyung untuk menatapnya. Ya! Orang itu memang sedang ditunggu Taehyung sedari tadi.

“Dari mana saja kau?” tanya Taehyung.

Ia bisa melihat dengan jelas, Yeonjun yang sedang berjalan di kegelapan.

Pria itu baru saja pulang dari pemakaman—mencari tahu orang spesial di hati Taehyung.

“Kak, kenapa kau bangun?” Yeonjun mendekat.

Dengan tangan mengaruk rambutnya asal, tersenyum ke arah Taehyung.

“Itu tidak penting, apa yang kau lakukan se pagi ini?”

Taehyung memojokkan Yeonjun yang mulai berkeringat, berusaha menutupi sebuah fakta yang sebenarnya sudah diketahui Taehyung.

“Aku habis berolahraga, bersama Jisu. Dia bilang nanti siang akan ke sini.” ujar Yeonjun.

Terlintas begitu saja dalam pikirannya, ia terlalu takut dengan Taehyung.

Pria itu bisa saja langsung membunuhnya saat ini juga.

“Tapi, sepatumu kotor sekali. Masih jam 3 dan kau berolahraga?”

Taehyung beralih ke jejak sepatu Yeonjun, yang penuh dengan tanah.

Ditambah baju Yeonjun yang lusuh, membuat Taehyung semakin yakin dengan yang disaksikannya.

Yeonjun diam tak berkutik, ia harus berpikir dengan hati-hati agar tidak ketahuan.

Dari kejauhan Taehyung bisa melihat Yeji yang datang sembari mengusap matanya beberapa kali.

Gadis itu baru saja tenang dan tak mengganggunya, entah apa lagi responnya setelah mengetahui pembicaraannya dengan Yeonjun.

“Bersihkan dirimu dan ingat jika kau terlalu dalam kau tidak akan menemukan apa-apa.”

Taehyung beranjak, menghampiri Yeji yang sedang mencarinya.

Akhir-akhir ini gadis itu selalu mencarinya meskipun Taehyung ada di rumah.

Yeonjun bernafas lega, segera menuju ke kamarnya.

Setelah bersih-bersih ia pergi tidur, pekerjaan itu melelahkan untuknya.

Namun, Yeonjun tak akan pernah menyerah.

“Ke mana saja?” tanya Yeji.

Menyadari Taehyung sudah berada di depannya, membuatnya hampir menabrak tubuh besar itu.

Yeji memfokuskan pandangannya, mungkin saja ia bisa salah orang.

“Tidak, kembalilah ke kamar. Saya ingin berbicara.” titah Taehyung.

Sejujurnya Taehyung tak tahu ingin membicarakan apa dengan Yeji.

Mulutnya tiba-tiba meleset di hadapan Yeji, mengatakan sesuatu yang tak sejalan dengan pikirannya.

Mereka berjalan menuju kamar, dengan Yeji yang mendahului Taehyung.

Matanya masih sangat mengantuk. Namun, terus dipacu oleh kakinya yang ingin segera sampai.

Yeji penasaran apa yang akan dibicarakan Taehyung kepadanya.

Saat akan memasuki kamar, Yeji kehilangan kendali dan hampir menabrak pintu.

Taehyung dengan sigap menarik tangannya agar gadis itu tak terluka.

Membuat Yeji menabrak dadanya, “Ada apa!” Yeji belum sadar.

“Lihat ke depan, buka matamu!” Taehyung tak terima.

Niat baiknya justru dipertanyakan oleh Yeji.

Melepaskan pegangannya dan berjalan mendahului Yeji. Langsung duduk di tepi ranjang, masih menatap Yeji yang berjalan.

“Tubuh kecilmu memang lambat!” sergah Taehyung.

Di depannya adalah seorang siput. Gadis cantik itu menjadi siput dalam pikirannya.

“Ih, apa yang ingin dibicarakan?” Yeji menutup pintu sedikit keras.

Melipat kedua tangannya menatap kesal ke arah Taehyung.

Pria itu diam, dengan segala ocehannya barusan. Cukup membuat Yeji semakin kesal.

“Tadi menyuruh cepat-cepat, sekarang diam.” Yeji merasa dipermainkan.

Matanya melotot kepada Taehyung, pria itu masih berpikir apa yang harus dibicarakannya.

“Yeonjun ... sepertinya curiga.” Taehyung asal mengungkit.

Yeji terlihat serius, dari ekspresinya yang berubah Taehyung dapat menyimpulkan jika gadis itu ingin semua berjalan lancar.

“Tidak, apa yang harus kita lakukan?” tanya Yeji.

Meminta Taehyung untuk mencari solusi, dari masalah yang sebenarnya tidak terjadi.

“Saya tidak yakin dengan hal ini, nanti siang pengacara akan datang mengatur warisan. Kemungkinan orang tua Yeonjun akan datang,” terang Taehyung.

Malah membuat Yeji semakin bingung. Pernikahannya dan kedatangan orang tua Yeonjun? Apa hubungannya?

“Tapi, apa yang akan mereka lakukan di sini?”

Yeji duduk di sebelah Taehyung. Menghilangkan segala pikiran buruknya.

“Mengajukan tuntutan, saya rasa tentang anak.”

Taehyung memaksudkan anaknya dengan Yeji. Namun, gadis itu malah mengira antara Taehyung dan Yeonjun.

“Bukankah tuan yang dapat warisannya? Kenapa dengan Yeonjun?”

Taehyung berdengus kesal, tersenyum dengan kepolosan Yeji. Padahal mereka sudah menikah.

“Anak kita ... mereka akan menuntut anak kita,”

Semburat merah itu terlihat jelas, Taehyung tersenyum dengan ekspresi Yeji.

Maniknya seakan membulat dengan sempurna.

“Hah ... bagaimana mungkin?” Yeji menolak.

Ia tak siap melahirkan anak, masih tak ada persiapan untuk menjadi orang tua.

“Bisa saja tentang siapa yang akan menjadi penerus saya, atau bukti jika kita memang.”

Ya, pernikahan! Sekarang Yeji terjebak dalam rencananya sendiri.

Kesepakatannya dengan Taehyung hanya sebatas pernikahan. Akan tetapi, jika ia mundur saat ini juga maka semuanya akan sia-sia.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!