Bismillah.
Masih di tempat yang sama, di ruang meeting khusu para petinggi di perusahaan Amran Mining.
Athar dan Azlam menatap satu persatu para pejabat yang memiliki jabatan penting di perusahaan Amran Mining.
"Jawab saya!" ucap Athar.
Azlam masih diam, dia tahu saudaranya ini bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik. Azlam ingin melihat sampai mana para pengkhianat di ruang ini bisa bertahan.
"Pak Abas, bukankah anda yang bertanggung jawab penuh atas proyek baru kita?" suara Athar terdengar begitu dingin masuk ke dalam telinga semua orang.
"Benar tuan Athar." Jawab pak Abas.
"Tapi kenapa anda tidak tahu akan hal ini?"
"Maaf." Sesal pak Abas.
"Saya tidak butuh maaf anda pak Abas! yang saya butuhkan tanggung jawab kalian semua!" maki Athar.
Kesabaran Athar sudah hampir habis, dia menatap nyalang semua petinggi di dalam ruang meeting itu, tidak peduli mereka lebih tua darinya. Athar harus perfesional.
"Kenapa kalian semua diam? Ada yang bisa menjelaskan masalah ini!" makin Athar lagi.
Sunggu Athar muak pada orang-orang bermuka dua, dia sudah lama memperhatikan pengkhianat di perusahaan kakeknya. Athar dan Azlam tahu siapa saja yang berani bermain-main dengan mereka.
"Tidak ada yang ingin mengaku?"
Brak!
Sudah habis mungkin kesabaran Athar, sampai dia memukul meja dengan sangat keras, semua orang bahkan terlonjak kaget atas reaksi yang Athar tujukan.
"Kalian semua dengarkan saya baik-baik. Saya dan saudara saya memang lebih muda dari kalian semua! Tapi jangan pernah berpikir saya dan saudara saya bisa diperalat oleh kalian! Saya ingatkan jangan pernah macam-macam dengan kami berdua atau kalian tahu akibatnya!" maik Athar.
Athar bicara dengan mengebu-ngebu sekali, sudah hampir 5 bulan lebih dia dan Azlam memperhatikan para pengkhianat yang ada di perusahaan Amran Mining, siapa sangka semakin didiamkan para pengkhianat itu semakin menjadi.
Untungnya Athar dan Azlam pintar dan memiliki trik licik, tanpa sepengtahuan siapapun. Mereka tidak tahu jika Athar dan Azlam lebih bahaya dibandingkan Radit.
"Saka, Fatih tangkap para pengkhianat di perusahaan kita!" suruh Azlam dingin sambil tersenyum menyeringai.
Siapapun pasti akan merasakan merinding melihat tatapan Azlam saat ini, tidak pernah tersenyum pada mereka semua. Sekali tersenyum langsung memperlihatkan senyum yang amat mengerikan.
"Saya sudah pernah memperingati kalian sebelumnya, sayang sekali kalian tidak mengerti dengan bahasaku. Hahahahah." Tawa Azlam.
Semau orang kini merasa merinding atas reaksi Azlam yang tidak terduang sama sekali.
"Kalian semua ingat baik-baik, dan kalian perhatikan para pengkhianat di depan kalian ini." Ucap Azlam begitu dingin.
Sudah ada 3 orang yang terbukti berkhianat, satu orang perempuan yang menjabat sebagai manajer keuangan, dua lainnya sebagai manajer proyek baru.
"Ingat apa yang saya katakan hari ini, jika membunuh orang diperbolehkan nyawa kalian sudah melayang!" Azlam menatap tajam semua orang.
"Mulai hari ini, ibu Dita, pak Cakra dan pak Ishan. Dipecat dengan tidak hormat dari perusahaan Amran Mining, saya akan membawa kasus ini kerana hukum dan ingat kalian tidak akan diterima di perusahaan manapun!" ucap Athar tegas.
"Polisi!" panggil Azlam.
5 orang polisi yang sedari tadi sudah menunggu di depan ruang meeting segera masuk ke dalam ruangan tersebut. Athar dan Azlam sudah merencakan semuanya dengan matang.
Tak lupa Athar juga memberikan semua bukti atas kesalahan yang sudah mereka lakukan, bukti penggelapan dana ada juga laptop yang digunakan untuk mencopy proyrk baru yang tengah naik daun di perusahaan Amran Mining.
Ketiga orang pengkhianat itu sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Mereka tidak menyangka nasib mereka akan stragsi ini. Tak percaya Athar dan Azlam begitu licik, sampai mereka tertipu oleh kepolosan ceo dan direktur mereka sendiri.
"Bawa mereka pak!" perintah Athar.
Semua orang yang masih tersisi di dalam ruang meeting itu tidak dapat berkata apa-apa lagi mereka baru sadar ceo dan direktur muda mereka begitu berbahaya.
"Kalian semua lihat sendirikan, jika kalian tidak ingin bernasib sama dengan mereka maka jangan berani bermain dengan kami!" tegas Athar.
"Meeting hari ini selesai!"
"Saka, Fatih beresakan semuanya!" titih Athar.
"Baik!"
Saka merupakan orang kepercayaan Athar, kalau Fatih tentu sudah jelas, jika dia orang yang selalu setia pada Azlam.
Satu persatu mereka semua meinggalkan ruang meeting, setelah kejadian di ruang meeting tadi mereka tidak akan berani menyinggung Athar maupun Azlam.
Mereka semua tidak ingin bernasib sama dengan 3 orang pengkhianat yang baru saja ditangkap secara mengenaskan oleh Athar dan Alzam.
"Ternyata bos Athar sangat mengerikan jika sedang serius."
"Benar saya sampai merinding sendiri tadi."
"Hus! Sudah tidak perlu membahas hal itu lagi, ingat jangan berbuat kesalahan jika tidak ingin bernasib sama seperti mereka."
Para pejabat itu segera kembali ke ruang mereka masing-masing, mereka akan bekerja lebih giat lagi dan tidak mencari masalah di perusahaan.
Sore hari tiba, keadaan di perusahaan Amran Mining berjalan seperti biasanya, kejadian siang tadi seperti tidak terjadi apa-apa di perusahaan Amran Mining. Semua berlajan normal.
Satu persatu para karyawan juga sudah meninggalkan perusahaan, karena waktu jam pulang sudah tiba.
Athar dan Alzam juga sudah bersiap pulang ke rumah, semua kendala sudah diatasi oleh keduanya dengan cepat.
Athar juga Azlam menggunakan mobil mereka masing-masing pulang ke rumah, karena tadi pagi keduanya tidak berangkat secara bersama.
Azlam tiba lebih dulu dari pada Athar, "Assalamualaikum." Salam Azlam sambil berlalu masuk ke dalam rumah.
"Wa'alaikumsalam." Jawab ayah Radit yang kebetulan lewat.
"Azlam." Panggil Radit.
Azlam tak menjawab tapi dia segera menghampiri ayahnya, lalu mencium punggung tangan Radit takdzim.
"Papa ingin bicara sama kamu dan Athar setelah makan malam nanti."
Radit yang memang tidak suka berbasa-basi langsung saja menyampaikan niatnya pada putra keduanya.
"Iya pa."
"Jangan lupa beritahu Athar."
"Baik!"
Setelahnya Azlam pamit untuk membersihkan dirinya lebih dulu. Setelah Azlam naik ke lantai atas, secara bersama Athar mengucapkan salam. Ternyata dia pulang bersama Zira.
Athar menjemput adiknya lebih dulu, karena Zira memiliki kelas tambahan sampai sore, jadi gadis SMA itu terlambat pulang.
"Assalamuaikum." salam Athar dan Zira.
"Wa'alikumsalam." Jawab Radit yang masih berada di ruang tamu.
Athar dan Zira menghampiri ayah mereka, lalu melakukan hal yang sama seperti dilakukan oleh Azlam sebelumnya.
"Bunda dimana yah?" tanya Zira.
Sementara Athar sudah lebih dulu masuk ke dalam kamarnya untuk membersihkan diri.
"Bunda ada di dapur sayang." Jawab Radit sambil tersenyum.
"Oh, kalau gitu Zira ke kamar dulu, udah sore mau mandi." Pamitnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments