Bismillah.
1 Minggu telah berlalu kepergian opa Amran untuk selamanya masih terasa dibenak setiap mereka yang ditinggalkan rasa duka masih begitu membekas pada semua orang.
Azlam maupun Athar belum tau pasti apa penyebab opa mereka meninggal dunia, Radit dan Jihan belum memberitahu kedua putra mereka. Alhamdulillah nya, walaupun begitu Athar dan Azlam, tetap menjalankan kehidupan mereka seperti biasa.
Sayangnya sifat Azlam bertambah dingin, bahkan dia sekarang irit bicara bukan pada orang lain saja pada keluarga pun tak ada bedanya sekarang.
Azlam benar-benar tumbuh menjadi laki-laki yang lebih dingin lagi, semua orang hanya bisa pasrah melihat perubahan Azlam.
Athar, Azlam dan ayah mereka baru saja pulang dari masjid bersama, setelah melaksankan shalat isya di masjid dekat rumah.
"Astagfirullah." ucap Athar.
"Ada apa Thar?" tanya ayahnya.
"Ada yang ketinggalan ayah, ayah sama Azlam duluan aja, Athar mau balik lagi ke masjid."
"Baik." Jawab Radit sementara Azlam hanya mengangguk.
Di bawah langit malam yang sama.
Hari semakin gelap di kota J, langit terlihat sudah hampir tamaram di malam hari, tapi jam masih menunjukkan pukul 20: 15.
Seorang gadis tengah asyik menatap ponselnya, sambil menonton drama indonesia kesukaannya yang lagi viral akhir-akhir ini yang berjudul magic 5, ditayangkan oleh stasiun tv dichenel indosiar, tapi ada juga diyoutube dan aplikasi video.
Tiba-tiba saja ponsel gadi itu bergetar, dia segera menekan tombol hijau untuk mengangkat panggilan dari seorang.
"Halo." Sapanya dari telepon.
"Alya, jadi nggak sih? katanya lo mau ikut kita nonton rame-rame, udah pada nungguin lo nih!"
Suara orang dari seberang telepon terdengar sedikit ketus, "Astagfirullah, sorry Lia gue lupa."
"Ish! Gimana sih lo."
"Lo tunggu bentar gue siap-siap dulu, serloc tempatnya dimana nanti gue nyusul, by!" Alya mematikan teleponnya sepihak.
"Kenapa bisa lupa sih kalau ada janji sama yang lain." Alya menepuk jidatnya sendiri.
Namun gadis itu tak beranjak dari tempatnya seperti sedang memikirkan sesuatu, "Gimana caranya keluar kalau gini." Bingungnya.
Baru saja akan melangkah masuk ke dalam kamar mandi, Alya mendengar suara mamanya dari pintu kamar.
"Alya." Panggil Mama Warda.
Alya segara membuka pintu kamarnya dan menemui mamanya, "Iya Ma." Sahut Alya.
"Tidur sayang sudah malam, besok sekolah loh."
"Siap Ma!" jawab Alya senang..
'Yes! untung mama lebih awal dateng ke kamar gue.' Batin Alya.
"Selamat malam ma, Alya tidur dulu."
"Selamat malam sayang, ya sudah mama ke kamar ya." Alya mengangguk antusias.
Buru-buru Alya menutup pintu kamarnya. Tak lupa dia juga menguci pintu.
"Yees! Saatnya beraksi."
Secepat kilat Alya mengganti bajunya, bersiap untuk menemui teman-temannya yang lain, tak butuh waktu lama Alya sudah rapi dengan stelan anak genz.
Setelah itu Alya bergegas keluar dari kamarnya, tentu saja dia keluar lewat jendela kamar.
"Tinggi banget sih!" keluhnya saat menoleh ke bawa.
Padahal sudah berkali-kali Alya kabur lewat jendela.
"Bego banget sih lo Al, biasanya juga kalau kabur lewat sini."
Segera Alya turun dari kamarnya lewat jendela. Disisi lain Athar sudah balik lagi dari masjid melewati jalan dekat rumah Alya.
Alya masih berusaha untuk turun, sayang dia salah menempatkan pijakan kakinya, karena tidak seimbang akhirnya Alya terjun bebas.
"Ark!" pekik Alya.
Bruk!
Alya akhirnya terjatuh. "Astagfirullah."
"Tapi tunggu kok nggak sakit." Bingung Alya.
"Woi! Gila lo ya!" sentak Athar yang menjadi tumbal Alya.
Mendengar ada suara seorang laki-laki Alya akhirnya tersadar, jika dia sudah menimpa cowok tak dikenal.
Buru-buru Alya bangkit, "Kok lo ada disini sih?" tanya Alya tanpa dosa.
Athar memutar bola matanya malas, "Bukanya minta maaf, gadis aneh!" dengus Athar.
"Untung gue kagak papa, dah gue pergi dulu." Ucap Alya.
Belum sempat dia melangkah, tangannya ditarik lebih dulu oleh Athar.
"Enak banget hidup lo ya, sembarangan main pergi-pergi aja! Udah nimpa orang bukannya minta maaf, malah mau main pergi gitu aja."
"Lagian lo cewek main manjat-manjat segala, mau kabur lo ya? gue bilang sama orang tau lo, tau rasa lo."
Alya memutar bola matanya malas mendengar ocehan Athar.
"Berisik lo! laki kok berisik."
"Apa lo bilang!" sentak Athar.
"Gue mau bawa lo ketemu orang tua lo, lagian bocah kayak lo bukannya belajar di rumah malah kabur."
'Astagfirullah, ini orang dari mana sih? laki-laki kok berisiknya minta mampun melebih beo.' Kesal Alya.
"Kagak usah ngomongin gue!"
"Dih ge'er."
Athar sudah tak peduli lagi, dia menarik Alya agar mau ikut dengannya, Athar sangat geram pada Alya, pasalanya saat ini baju Athar sudah kotor semua, badannya juga terasa sakit, untung dia sudah pulang dari masjid coba kalau belum.
"Ets, mau kemana?" cegah Alya.
"Mau gue aduin sama orang tau lo."
"Bang jangan gitu lah, gini aja, oke gue minta maaf, nggak sengaja nimpa lo tadi, terus ini." Alya mengambil sesuatu dari dalam dompetnya.
Athar hanya memperhatikan gerak gerik gadis aneh yang ada di depannya ini, "Nih gue ada uang sebagai ganti rugi, by bang!"
Secepat kilat Alya pergi dari hadapan Athar yang masih bengong di tempatnya, bagaimana tidak bengong, dia seorang Ceo muda disogok uang 50.000 oleh gadis tak dikenal.
"Cek. gadis aneh, sial banget gue ketemu tu orang, mudah-mudahan gue kagak ketemu lagi."
Athar segera pulang menuju rumahnya yang tak jauh dari rumah Alya, mungkin jarak 5 rumah, hanya saja karena orang-orang di kompleks rumah itu pada sibuk, jadi tak kenal satu sama lain, mungkin hanya tetangga samping kiri kanan saja yang kenal, juga tetangga depan rumah.
"Assalamualaikum." Salam Athar.
Dia masuk begitu saja ke dalam rumah, "Wa'aikumsalam, Astagfirullah, anak bunda abis pulang dari masjid kok kotor banget?" kaget Jihan.
"Hahahahaha!"
Athar menatap datar ketiga orang yang menertawakan dirinya, "Abis ketemu orang aneh yah jadinya gini bun."
"Bang Athar abis main dimana?" Zira mendekati abangnya.
Bukannya menjawab Athar malam menatap adiknya dari atas sampai bawah, "Mau kemana kamu malam-malam begini?"
"Apa sih bang kalau orang nanya ya jawab, jangan balik tanya." Kesal Zira.
"Abang tanya kamu mau kemana?"
"Nonton sama temen-teman." Jawabnya.
"Sudah-sudah Athar bersih-bersih dulu sana, Zira jagan pulang malam." Pesan Jihan.
"Week, dah bang Athar Zira pegi dulu."
"Siapa yang kasih kamu izin keluar malem?"
"Pan sih bang, orang udah dikasih izin sama bang Azlam juga."
Athar menoleh pada saudara kembarnya untuk memastikan, "Benar Az?"
"Hmmm." Jawab Azlam.
"Zira pergi dulu, Assalaumaikum."
"Wa'aikumsalam." Jawab semua orang yang ada di ruang tamu.
Nafisa bangkit mendekati adiknya, "Athar, Athar jadi cowok itu kayak si Azlam, jangan petakilan."
"Dia terlalu kutub mbak ogah dah."
Di bioskop, Zira dan Alya sampai secara bersama, "Akhirnya kalian berdua datang juga. Lama amat sih lo Al, Zi." Perotes Lia.
"Udah sih jangan dibahas gue lagi kesel." sahut Alya.
"Udah-udah, ayo kita cus nonton aja langsung." ajak Zira.
Ada sekitar 7 orang teman Alya yang ikut, mereka semuanya perempuan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments