Tiba2 baik

Bismillah.

Beberapa hari berlalu, Athar dan Azlam sama-sama sibuk dengan kegiatan keduanya. Mulai dari kegiatan kampus sampai pekerjaan kantor.

Akhir-akhir ini pendapatan perusahaan Amran Mining meningkat pesat, sampai Athar dan Azlam tidak bisa lepas tangan begitu saja.

"Laper banget dah gue." Keluh Athar.

Athar melirik arlojinya, ternyata jam sudah menunjukkan waktu istirahat tiba.

"Lebih baik aku mengisi perutku lebih dulu." Putus Athar.

Athar segera bangkit dari kursinya, dia memutuskan untuk mencari makan di luar kantor saja. Tak lupa Athar memeriksa para karyawannya lebih dulu, ternyata hampir seluruh karyawan di perusahaan Amran mingin sudah pergi beristirahat

Perusahaan Amran mining memang menyiapkan kantin sendiri untuk seluruh karyawan mereka.

Athar segera turun menggunakan lift khusu Ceo dan direktur utama, tapi Azlam jarang sekali menggunakan lift tersebut. Entah apa yang ada di otak laki-laki itu, ketimbang menggunakan lift, dia lebih suka naik menggunakan tangga. Sama seperti mbak Nafisanya kalau di rumah.

Tidak butuh waktu lama lift yang Athar gunakan sudah sampai di bawah, dia segera keluar untuk mencari makan di pinggir jalan.

Baik Nafisa, Athar, Azlam dan Zira sudah terbiasa makan di pedagang kaki lima. Awalnya Radit tidak membolehkan mereka membeli makanan sembarangan. Tapi Jihan memberi tahu Radit, tidak semua makan murah tidak higienis.

"Mang nasi padangnya satu ya, makan disini." Pesan Athar.

"Siap den Athar."

Athar adalah salah satu pelanggan setia ditukang jualan nasi padang di depan perusahaan Amran mining.

Sambil menunggu pesannya Athar mencari tempat duduk yang nyaman, setelah mendapatkan tempat yang pas Athar langsung fokus pada hpnya, entah apa yang Athar lakukan pada benda tersebut.

Sampai Athar tidak menyadari, jika di hadapannya ini ada seorang, tanpa permisi Athar duduk tepat di depan gadis yang saat ini duduk berhadap-hadapan dengan Athar.

Gadis itu juga tak merasa terganggu, karena dia sedang fokus pada hpnya pula, sambil terus mengemut permanen sunduk miliknya.

Tak lama seorang laki-laki paruh baya menghampiri meja tempat Athar duduk, dia merupakan penjual nasi padang tersebut.

Bapak itu membawa dua poris nasi padang untuk Athar dan perempuan yang duduk di hadapan Athar.

"Den Athar, neng Alya ini nasi padang kalian." Ucap si penjual nasi padang.

Benar gadis yang duduk di hadapan Athar saat ini Alya. Athar dan Alya sama-sama mengangkat kepala mereka.

"Lo!" ucap keduanya bersama..

Bapak tukang nasi padang tadi sudah pergi setelah meletakkan dua piring nasi pada di meja Athar dan Alya, karena beliau masih banyak pelanggan.

'Cek! kenapa harus ketemu cewek ini lagi.' Malas Athar dalam benaknya.

"Kenapa pula bangnya Zira ada disini, bisa nggak sih sehari aja gue kagak ketemu ini orang." Gumun Zira.

Athar samar-samar mendengar Alya gerudel, tapi sayangnya Athar tidak tahu apa yang dibicarkan oleh Alya.

Sedetik kemudian Alya langsung mengambil nasi padang miliknya tanpa mengucapkan sepatah katapun pada Athar.

Melihat Alya fokus makan, Athar juga akhirnya memutuskan ikut makan, dia juga sudah sangat lapar.

Selama acara makan Athar dan Alya berlangsung kedua orang itu tidak mengeluarkan sepatah katapun, keduanya seperti orang bisu.

Mereka hanya fokus pada makanan mereka masing-masing, tanpa Alya sadari Athar sedari tadi terus mencuri pandangan pada dirinya, tidak tahu apa yang Athar lakukan.

Hmmm.

"Kok kamu bisa ada disini? Jauh amat mainnya?" tanya Athar basa-basi.

Alya tahu Athar bicara pada dirinya, Alya tak langsung menjawab dia melakukan penilaian lebih dulu pada Athar.

'Tidak ada salahnya berdamai dengan laki-laki ini.' Batin Alya.

"Kebetulan lewat." Jawab Alya cuek.

"Ohha." Sahut Athar.

"Tapi kayaknya penjual nasi padang ini kenal kamu."

"Sering kesini sama bokap." Athar mengangguk saja.

Setelahnya tidak ada lagi pertanyaan atau ucapan yang keluar dari mulut Athar maupun Alya, keduanya saling diam begitu saja.

Keduanya seperti orang yang sangat kaku tidak bisa mengobrol satu sama lain, mungkin karena pertemuan pertama mereka yang tidak ada perdebatan lagi membuat kedua orang itu merasa kaku satu sama lainnya.

Tanpa diduga Athar dan Alya menyelesaikan makan nasi padang secara bersama, padahal keduanya tidak sadar mereka berdua kembali kompak saat melakukan sesuatu.

"Rumah kamu bukannya jauh dari sini?" berani tidak berani Athar akhirnya bertanya juga pada Alya.

"Benar."

"Terus kenapa bisa ada disini?"

"Karena tempat ini langganan gue, kalau gue lagi pengen makan nasi Padang." Jelas Alya.

"Terus abang sediri kenapa bisa ada disini, mana pakai-pakian formal lagi?"

Alya sedikit penasaran pada Athar, kakak dari Zira. Alya tidak tau jika kedua abang Zira pengusaha muda yang begitu sukses.

"Kebetulan kerja di daerah sini." Jawab Athar tidak menjelaskan semuanya pada Alya.

Alya mengangguk paham. "Bang gue duluan ya." Pamit Alya.

"Mau kemana buru-buru banget?"

Entah apa yang Athar lakukan pada Alya, yang jelas Athar masih ingin mengobrol bersama sahabat adiknya yang kini berdiri di depan Athar.

Alya tak jadi melangkah kala mendapatkan pertanyaan dari Athar, dia menoleh sejenak pada Athar.

"Mau pulang lah bang, nanti Alya dapat hukuman dari mama sama papa, kalau kelamaan nggak langsung pulang sekolah."

"Naik?" tanya Athar lagi.

Alya merasa heran pada Athar, walaupun begitu Alya tetap menjawab semua pertanyaan Athar.

"Mungkin taksi online atau tukang ojek, kalau tidak naik angkot juga bisa." Jawab Alya seadanya.

Tiba-tiba Athar bangkit dari kursinya, tidak tahu apa yang akan Athar lakukan, Alya masih terdiam memperhatikan Athar.

"Kamu tunggu dulu disini." Ujar Athar.

Anehnya Alya menuruti apa yang Athar katakan, tidak tahu kenapa tiba-tiba saja Alya menurut pada Athar.

Ternyata Athar membayar nasi padang dirinya dan Alya, setelah itu Athar kembali berdiri disebela Alya.

"Biar gue antar." Tawar Athar.

Alya memincangkan matanya pada Athar, apa yang memasuki diri Athar tiba-tiba saja baik pada Alya. Padahal biasanya Athar mengibarkan bendera perang pada Alya.

"Gue bisa pulang sendiri." Sahut Alya.

"Nggak papa biar gue antar aja." Tawar Athar lagi.

Tidak menunggu persetujuan dari Alya, Athar menarik tangan Alya begitu saja agar ikut dengan dirinya.

Athar menuju mobilnya sambil masih menggandeng tangan Alya lembut, Alya saja dibuat heran oleh tingkah Athar.

'Ini orang kenapa sih, tiba-tiba baik sama gue.' Nahkan Alya jadi bingung sendiri.

Dari kejauhan seorang yang menyaksikan hal tersebut mengangkat sudut bibirnya untuk membentuk sebuah senyum.

"Aku berharap mereka jodoh." Ucap orang itu.

Kembali pada Alya dan Athar, mereka berdua sudah berada di dalam mobil Athar.

Alya maupun Athar tidak banyak bicara, Athar segera melajukan mobilnya.

'Dia baik sama gue bukan mau nagih utangkan.' Tebak Alya.

Sekarang dia hanya bisa menebak di dalam benaknya saja, tanpa berani bertanya takut-takut tebakannya benar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!