Zein merasa sangat terkejut, karena ternyata dirinya dibawa bukan untuk bertemu dengan Zaira dan memberikan kejutan padanya. Akan tetapi ia dibawa untuk dinikahkan dengan seseorang yang bahkan ia sendiri pun tak tahu siapa yang akan menjadi istrinya.
Zein masih remaja, bahkan usianya saja belum genap delapan belas tahun ia juga masih berstatus pelajar. Tetapi ayahnya tiba-tiba memintanya untuk menikah, itu berarti ia akan menjadi seorang suami. Ya ... menjadi seorang suami yang calon istrinya pun ia tidak tahu. Bagaimana rupanya dan seperti apa orangnya.
Hancur sudah perasaan Zein, ia tidak pernah menyangka jika ayahnya akan tega melakukan semua ini padanya. Kenapa ia sangat tega kepada putranya sendiri. Kenapa ayahnya datang bukan untuk memberikan kebahagiaan padanya. Kenapa ia harus datang jika hanya akan menghancurkan hidupnya. Kenapa ia bodoh dan percaya begitu saja pada ayahnya yang jahat ini.
Rasa sesal kini telah menyergap hatinya, menyesal karena telah percaya pada orang yang bahkan selama hidupnya tak pernah memperlihatkan kasih sayang padanya. Kini hanya bayangan Zaira yang tersenyum padanya seolah sirna begitu saja. Berganti dengan bayangan - bayangan buram yang akan menjadi masa depan dan kehidupannya kelak.
"Kenapa ayah melakukan semua ini padaku?" tanya Zein sedih.
"Sebagai anak kau harus berbakti pada ayahmu, setidaknya anggaplah jika sekarang kau sedang balas budi pada ayahmu," jawab Mirna sekenanya, tanpa mempedulikan bagaimana perasaan Zein saat ini.
"Sudahlah, aku tidak ingin ada drama. Pernikahan sebentar lagi dimulai. Dan putriku sedang menunggu di sana." ucap pria yang katanya sebentar lagi akan menjadi mertuanya.
"Aku menolak pernikahan ini," ucap Zein.
"Itu berarti aku akan menghancurkanmu sekarang juga," ancamnya.
"Aku tidak peduli hancurkan saja hidupnya!" geram Zein.
"Zein!!!" sentak Mirna, bahkan wajah Tama pun kini sudah pucat, ia merasa takut jika ia akan dihaj4r habis-habisan oleh anak buah bos nya. Dan jangan lupakan, jika Zein sampai tidak jadi menikah maka ia pasti akan menjadi gelandangan.
"Zein! Jika kau berani menolak pernikahan ini maka Ayah akan memberitahukan masalah ini pada kakakmu. Apa kau ingin kakakmu menderita, apalagi saat ini ia sedang mengandung. Apa kau ingin terjadi sesuatu pada kakak dan juga keponakanmu!" ancam Tama.
Zein pun kembali berpikir, jika saat ini Zaira tahu maka Zaira pasti akan langsung menolongnya. Akan tetapi semua masalah ini akan mengganggu pikirannya, kandungannya juga sudah besar. Zein tidak mau terjadi sesuatu pada kakak dan juga keponakannya.
"Apa kau ingin merepotkan kakakmu dan membuatnya cemas berlebihan?" tanya Tama menakuti Zein.
"Kau tidak akan mudah keluar dari tempat ini. Karena aku tidak akan membiarkan kau lari begitu saja. Kau harus menikahi putriku atau tidak ..." beberapa pria berjas langsung mendekati Tama dan menodongkan sebuah senjata.
"Wuusshhh... ucapkan selamat tinggal pada ayahmu sekarang juga," ancamnya lagi. Sungguh Zein berada pilihan yang sulit. Bagaimana pun juga Zein tidak mau kehilangan ayahnya, setidaknya jangan dengan cara seperti ini. Ia tidak mau melihat ayahnya lenyap didepan matanya sendiri dengan cara yang mengerikan.
"Zein ... kau sangat jahat! Kau tega pada ayahmu!" sentak Mirna.
"Diam kau wanita sial4n!" tunjuk Zein.
"Aku yakin semua ini pasti ulahmu, karena ayahku yang bodoh itu selalu saja mengikuti perintahmu!" untuk pertama kalinya pemuda kalem ini mengeluarkan amarahnya.
"Habisi Tama sekarang juga!" sentak pria itu, hingga terdengar bunyi senjata itu dan hanya tinggal menarik pelatuknya. Maka ayahnya akan lenyap sekarang juga, perasaan Zein semakin kalut saat ini. Bahkan ia tidak bisa berpikir dengan jernih. Zein tidak punya waktu berpikir, ancamannya pun tidak main-main.
"Zein, tolong ayah." ucap Tama gemetar.
"Habisi sekarang!"
"Tunggu!!"
"Baiklah, aku akan menikahi putrimu. Tapi lepaskan ayahku," ucap Zein lemah. Pria itu tersenyum penuh kemenangan. Ia akan melakukan apapun demi pernikahannya ini terjadi, ia tidak mau jika pernikahan putrinya gagal. Karena nama baiknya yang akan menjadi hancur, begitu pun nama putrinya. Ia tidak mau jika hal itu akan terjadi. Jadi pria ini akan melakukan apapun demi menyelamatkan nama baik keluarganya.
"Anak pintar ..." gumamnya.
*
*
*
Di rumah, entah kenapa perasaan Zaira menjadi tidak nyaman. Ia tiba-tiba merasa sedih, akan tetapi ia sendiri tidak tahu kenapa. Air matanya mengalir begitu saja, Nara yang melihat menantunya tiba-tiba menangis pun langsung menghampirinya.
"Zaira, ada apa sayang?" tanya Nara dan menghapus air mata di pipi Zaira. Zaira kembali meneteskan lagi air matanya. Entah kenapa hatinya tiba-tiba sakit.
"Aku tidak tahu Mommy, tiba-tiba aku merasa sedih." jawabnya sambil menunduk. Nara pun kemudian memeluk menantunya dan mengusap rambut Zaira.
"Mungkin karena kehamilanmu, kau menjadi sensitif. Tidak apa-apa, itu sudah biasa. Jangan menangis lagi kasihan anakmu," ucap Nara. Zaira pun kemudian mengangguk.
"Kenapa hatiku tiba-tiba sakit," gumam Zaira dalam hati.
*
*
*
"Sah ..."
Terdengar sahutan orang-orang saat Zein selesai mengucapkan ijab kabul pernikahannya. Jika menikah adalah impian kebanyakan orang, maka lain halnya dengan Zein yang sejujurnya sangat tidak menginginkan pernikahan ini. Dan sepertinya bukan hanya Zein yang tidak menginginkan pernikahan ini. Akan tetapi juga perempuan yang kini menjadi istrinya juga, sepertinya sangat tidak menginginkan pernikahan ini terjadi. Terlihat jelas dari gurat wajahnya jika gadis ini menikah karena terpaksa.
Apa terjadi sesuatu pada gadis ini, hamil misalnya. Dan pria yang menghamilinya tidak mau bertanggung jawab. Astaga bahkan pikiran Zein sudah kemana-mana. Ia jadi membayangkan jika ia sebentar lagi akan menjadi seorang ayah sambung, sangat lucu pikirnya.
Bahkan sekolah saja ia belum lulus dan ia sudah menjadi seorang suami, ini sungguh gila pikir Zein. Apa ini yang dirasakan oleh Zaira saat itu. Tiba-tiba menikah dengan orang yang tidak dikenal. Hanya saja, cara Zein menikah lebih ekstrim karena di bawah ancaman. Hingga membuat jantungnya terasa sedang berlari-lari di dalam sana. Tapi ya sudahlah, menyesali nasibnya pun sudah tidak berguna.
Hanya saja mungkin ia akan meminta ijin jika ia masih ingin melanjutkan sekolahnya. Dan ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Zein tidak mau jika nanti ia kehilangan haknya untuk melanjutkan pendidikan.
Pesta pernikahan ini cukup megah dan juga meriah, hanya saja tak ada senyum dari sepasang pengantin baru itu. Sangat terlihat jika mereka tidak saling mencintai. Namun, siapa yang peduli pada mereka. Terdengar helaan napas dari keduanya.
"Aku tidak pernah menyangka aku akan menikah dengan anak kecil," gumamnya tapi masih terdengar jelas di telinga Zein. Perempuan yang baru saja menjadi istri Zein ini melihat Zein dengan tatapan mendelik kesal. Jujur saja sikapnya itu membuat Zein tersinggung. Memangnya siapa yang memaksa Zein menikah dengannya. Bahkan ayahnya yang kejam itu akan menembak ayah Zein jika ia tidak mau menikah dengannya
"Apa kau pikir aku bahagia menikah dengan gadis tua, yang menyamar jadi anak kecil!" balas Zein.
"Apa!"
***
Ya ampun Zein yang sabar yah, Mimin sayang sama Zein kok 🥺🥺🥺, dan buat Tama sama Mirna kalian bakal dapat karmanya tunggu aja 😑
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Mebang Huyang M
ceritanya seru ya thor.
2023-08-18
0
Defi
bagus Zein 👍, jangan jadi suami yang tertindas 😌
2023-05-27
0
Defi
Zaira itu pasti kontak batin dengan Zein adiknya 😥
2023-05-27
0