Akhirnya Zein dan juga Aliana tetap menjadi pasangan suami istri. Namun, mereka berdua menjalani kehidupan masing-masing di rumah masing-masing. Akan tetapi komunikasi tak pernah putus dari mereka berdua. Meskipun cinta belum hadir pada diri keduanya, mereka berdua kini bersahabat dengan baik, apalagi sikap Aliana yang mudah bergaul membuat Zein tak ragu untuk berteman atau pun berbicara dengannya.
Dan untuk Tama, ayah dari Zaira dan juga Zein ini mendapatkan hukuman dari Rayan dan juga Lian. Ia dibuat tidak berdaya begitu pun dengan Mirna. Setelah itu mereka berdua diasingkan ke tempat yang jauh agar kedua makhluk durjana ini tidak menggangu kehidupan anak-anaknya lagi.
Dengan tubuh yang penuh luka, mereka seolah dibuang begitu saja ke tempat yang jauh dan juga asing. Hingga kini mereka berdua merasa seperti seorang manusia buangan saja, mereka benar-benar menyesal telah berbuat seperti ini. Karena kehidupan yang dijalani oleh mereka berdua sekarang itu, menjadi sangatlah parah dari sebelum-sebelumnya. Hidup di tempat baru tanpa pekerjaan baru. Mereka masih beruntung Rayan masih memberikan sebuah tempat tinggal walaupun tempat itu sangat kecil dan juga pengap. Namun, setidaknya mereka tak perlu menyewa tempat tinggal untuk tidur.
*
*
*
Hari berganti pun dengan tahun terus berlalu, kini Aliana dan Zein sudah beranjak dewasa. Zein kini sudah menjadi seorang pengusaha muda yang berhasil di bawah pimpinan Rayan dan Zayan. Mereka berdualah yang selalu membimbingnya hingga menjadi sukses sampai seperti sekarang. Begitu pun dengan Aliana yang tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat cantik. Ia melanjutkan pendidikannya seperti yang Zein harapkan. Aliana melanjutkan kuliahnya di luar negeri, dan mengambil kursus desain. Hingga gadis cantik itu kini mempunyai sebuah butik yang didirikan oleh Lian, khusus untuk Aliana.
Dan lusa adalah hari pembukaan butiknya, ia sudah tidak sabar ingin membuka butik yang selama ini sangat ia inginkan. Dan setelah bertahun-tahun tidak bertemu dengan suaminya. Gadis cantik ini memutuskan untuk bertemu dengan Zein. Namun, ia sengaja tidak memberitahukan kepulangannya pada Zein. Karena ia ingin membuat kejutan untuknya. Ia pun sudah tidak sabar ingin melihat suaminya yang pasti bertambah tampan itu.
"Ya ampun, aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Zein ku. Aduh kok jantungku jadi main jungkat-jungkit di dalam ya," ucap Aliana, ia kini sedang berjalan menuju ruangan Zein. Tanpa ia sadari ada seseorang yang sedang melihat kearahnya dengan tatapan menyelidik. Dan karena ia penasaran akhirnya ia pun mengikuti Aliana. Tapi sayangnya, ia tidak bisa masuk lebih ke dalam ruangan Zein dan hanya bisa melihatnya dari kejauhan.
'Aliana, benarkah itu kau."
Dengan langkah tidak sabar dan tanpa mengetuk pintu dulu, Aliana pun masuk kedalam ruangan Zein. Ia tadi sempat bertanya pada orang kantor dan mereka bilang jika Zein ada di ruangannya. Dan hanya dengan menyebut nama Zayan, Aliana pun bisa dengan mudahnya masuk dan juga di tunjukkan dimana ruangan Zein berada. Dengan cepat Aliana masuk, sayangnya saat ia masuk ke dalam ruangan Zein. Zein terlihat sangat dekat dengan seorang perempuan yang lumayan cantik. Mereka terlihat akrab, bahkan Zein yang jarang tertawa pun terlihat terus tersenyum kearah gadis itu.
Ada perasaan kesal dan juga tidak nyaman saat Aliana melihat kedekatan keduanya, dan Aliana pun bukan orang yang sabar maka ia pun langsung mengeluarkan deheman yang keras. Hingga kedua orang itu melihat kearahnya.
"Eeehheeemmmm ...!!!" deheman yang dikeluarkan oleh Aliana cukup keras hingga membuat mereka agak terkejut. Zein terlihat terkejut dan kemudian tersenyum kearah Aliana.
"AL ..." Zein langsung bangkit dan menghampiri Aliana.
"Kamu lagi apa?" tanya Aliana dengan wajah ketusnya, dan perempuan yang sedang bersama dengan Zein pun terlihat tidak menyukai kedatangan Aliana.
"Aku sedang berdiskusi tentang pekerjaan, kenapa kau pulang tidak memberitahuku. Aku pasti akan menjemputmu," ucap Zein sambil mengacak-acak rambut Aliana. Melihat interaksi Zein dan Aliana, gadis itu terlihat cemburu. Karena Zein yang selalu terlihat dingin pada semua orang, kini terlihat akrab dengan gadis yang baru pertama kali dilihatnya.
"Tadinya aku mau membuat kejutan untukmu, tapi malah aku yang terkejut." Aliana mengerucutkan bibirnya kesal. Karena semua berjalan tidak sesuai ekspektasinya. Zein hanya tersenyum kearah Aliana dan kemudian menuntunnya.
"Aliana kenalkan ini Mawar, dia sekretaris aku." Dengan senyum yang dipaksakan Mawar tersenyum kearah Aliana ia juga mengulurkan tangannya untuk bersalaman pada Aliana.
"Oh ya kamu pasti lelah, istirahatlah. Dan Mawar sepertinya diskusi kita sampai di sini dulu, dan tolong minta seseorang untuk membuatkan jus apel untuk Aliana." titah Zein pada Mawar, dengan senyum manisnya ia pun menganggukan kepalanya.
"Baiklah Zein, kalau begitu aku permisi dulu," ucapnya dengan lembut. Jika dilihat sekilas Mawar terlihat seperti seorang gadis cantik yang kalem dan juga lembut. Namun, dalam pandangan Aliana Mawar terlihat seperti bunga Mawar berduri. Yang terlihat indah dan jika disentuh maka akan membuat orang terluka. Ya begitulah Aliana, ia selalu menilai orang dari hatinya.
Zein pun mengajak Aliana duduk, dan kemudian mereka pun mengobrol. Jika biasanya mereka mengobrol lewat panggilan video dan telepon. Kini mereka bisa berbicara sambil bertatap muka. Rasa kesal di hati Aliana kini menguap begitu saja saat melihat wajah tampan Zein.
"Ya ampun Zein, kau terlihat tampan saat bertemu langsung. Kau tahu rasa kesalku barusan hilang begitu saja!" ucap Aliana dengan riang, Mawar yang baru saja sampai di pintu ruangan Zein mencebikkan bibirnya. "Dasar gadis genit," gumamnya.
Seperti biasa Zein selalu menjadi pendengar setia saat Aliana bercerita tentang dirinya, ia hanya menanggapinya dengan tersenyum. Zein sangat sabar mendengarkan cerita Aliana yang nada bicaranya terkadang naik beberapa oktaf. Walaupun terkadang ia terkejut bahkan telinganya mendadak sakit, tapi Zein sama sekali tidak pernah mengeluh dengan sikap Aliana yang memang selalu apa adanya. Tidak pernah berubah sama seperti saat pertama kali ia mengenalnya, cerewet dan juga ceria.
Tak berselang lama akhirnya Mawar datang dengan membawa jus apel pesanan Zein untuk Aliana. Meskipun sebenarnya ia enggan membuatkan apalagi sampai membawakannya, namun karena ia ingin terlihat baik di hadapan Zein. Maka dengan terpaksa ia pun melakukannya demi Zein. Dan juga ia ingin tahu apa yang sebenarnya dibicarakan oleh Zein dan juga Aliana.
"Kenapa tidak OB saja yang membawakannya?" tanya zein.
"Tidak apa-apa Zein, aku harus menyambut tamumu dengan baik bukan." ucapnya dengan lembut.
"Terima kasih kau memang gadis yang baik," ucap Zein.
"Sama-sama Zein, silahkan lanjutkan lagi aku akan meneruskan pekerjaanku dulu," Zein pun mengangguk dan mempersilahkan Mawar pergi.
"Mawar adalah teman kuliahku dulu, dan kini ia menjadi sekretarisku. Dia adalah gadis yang baik," ucap Zein.
'Baik katanya, wahh mata suamiku ini memang perlu di gurah dengan air cinta. Tenang saja Zein ku yang tampan karena cinta Aliana akan membuat penglihatanmu normal. Agar kau bisa membedakan hantu genit yang menyamar menjadi malaikat,'
****
Perjalanan kisah cinta Aliana dan Zein dimulai 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Defi
setuju denganmu Al biar Zein tahu, sekretarisnya benar2 mawar berduri yang bisa membuat orang lain terluka
2023-05-27
0
Defi
karma tak semanis kurma ya, makanya jangan jadi ayah durhaka hanya demi wanita ular
2023-05-27
0
Mamh Rahma
bibit pelakor hrus di basmi di mulai dr skrng🤣🤣
2023-04-08
1