MWD 12 : Menikah Lagi?

Kaki Reyna terasa berat untuk melangkah, dia berdiri mematung di depan pintu rumah besar itu. Kejadian semalam membuatnya ragu untuk masuk kerja, ini adalah situasi yang canggung bagi Reyna.

Pintu terbuka lebar menampilkan Azka dengan setelan jas nya berdiri menatap Reyna datar.

"Masuk!" Kalimat singkat itu berhasil menyihir Reyna yang tenggelam dalam lamunannya.

Seperti biasa, Reyna akan mendapat sambutan dari siapa lagi kalo bukan Farel yang senantiasa bahagia melihat kedatangannya. Reyna sering dengar Farel bercerita jika saat bangun tidur dia sedih karena gak ada Reyna di sampingnya, Farel ingin setiap bangun tidur objek pertama yang ditangkap netranya itu adalah Reyna.

"Bunda kenapa gak tinggal di cini aja?" Lontaran pertanyaan polos dari anak 4 tahun itu membuat Reyna mengulas senyum.

Hari ini Azka terpaksa mengubah aturannya, dia mengizinkan Reyna memasak di dapur karena menang tidak ada yang melakukan tugas itu karena ART mereka satu-satunya pulang kampung sementara Wati pergi sejak tadi pagi, jadi daripada kelaparan mending minta Reyna yang masak mumpung ada di sini.

Reyna sangat pandai memasak bahkan dulu cita-citanya ingin menjadi chef karena desakan orang tuanya. Walaupun masakannya dikenal enak tapi tetap saja jika menghidangkannya pada Azka rasanya masih ragu.

"Bagaimana? Apa ada yang kurang?" tanya Reyna ragu-ragu setelah Azka mencicipi masakannya. Hening sejenak. Azka masih mengunyah makanannya, sebenarnya dia tidak peduli enak atau nggak yang penting kenyang.

"Lumayan," jawabnya singkat kemudian lanjut makan lagi dengan lahap. Reyna akhirnya bisa bernafas lega setelah menahan nafas selama beberapa detik. Reyna menunggui Azka makan sambil menjaga Farel tentunya.

"Kamu gak makan?" Hati Reyna berdesir mendengar pertanyaan Azka, bukan masalah pertanyaannya tapi nada bicaranya. Azka yang biasanya berbicara keras padanya namun sekarang berubah lembut.

"Jangan melamun, rumah ini banyak penunggunya. Kalo kesambet saya tidak mau tanggung jawab." Azka menghentikan kegiatan makannya lalu bersidekap dada seraya menatap Reyna dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Jika sudah selesai akan saya bereskan," Reyna berdiri dari kursinya hendak membereskan semuanya, namun tangannya ditahan oleh Azka.

"Kenapa kamu menghindari tatapan saya? Takut?" Azka memberikan tatapan mengintimidasi pada Reyna.

"Ti-tidak." Reyna menggeleng cepat. Sudut bibir Azka terangkat. "Oh, benarkah?" Tanpa aba-aba Reyna sudah berada di pangkuan Azka, karena tarikan paksa tadi membuat nya linglung.

"Apa karena ciuman tadi malam?" Dapat Reyna rasakan nafas Azka menerpa wajahnya karena wajah mereka berjarak hanya beberapa centi. Reyna menunduk, enggan sekali menatap orang ini.

"Ayah, Falel juga mau dipangku kayak Bunda," Farel yang langsung melempar dirinya di atas paha Reyna membuat keduanya terdiam, jadilah aksi saling pangku memangku. Azka tertawa pelan melihat tingkah polos putranya, tapi kok lama-lama berat ya, niat hati ingin menjahili Reyna malah bocah satu ini ikut nimbrung.

Azka membantu Reyna berdiri, gepeng juga pahanya lama-lama.

"Ada satu hal yang ingin saya luruskan di sini. Lupakan semua aturan yang sudah saya tetapkan dan kau bisa berbuat sesukamu di rumah ini asal jangan berlebihan," setelah mengucapkan kalimat itu Azka melenggang pergi menyisakan Reyna yang bingung setengah mampus, kenapa dia berubah drastis seperti itu?. Tiba-tiba Reyna teringat akan kejadian semalam. Masa iya karena insiden tadi malam Azka jadi seperti itu, sungguh di luar nalar. Reyna menggelengkan kepalanya cepat, kenapa harus muncul bayangan itu di benaknya padahal sudah susah payah dia melupakannya.

.

.

Reyna tengah asik menemani Farel bermain mobil mobilan di ruang tengah, fokusnya teralihkan kala seseorang membuka pintu utama. Ohh ternyata Wati, tapi dia bersama seorang perempuan yang jauh lebih muda dari Wati.

"Wahhh rumah Tante besar sekali," puji perempuan itu, pandangan matanya tak lepas dari setiap inci ruangan. Wati yang mendapat pujian seperti itu tersenyum malu sekaligus bangga.

"Dia siapa Tante?" Reyna menoleh, sepertinya perempuan itu menunjuk ke arahnya.

"Ohh dia hanya baby sitter Farel jangan terlalu dihiraukan," jelas Wati seraya melambaikan tangannya di udara.

"Halo Farel, masih inget sama aku?" Perempuan itu asal terobos di tengah-tengah keseruan Farel dengan mainannya, mobil mobilan Farel sampai terbalik karena tersenggol oleh kakinya. Dapat Reyna lihat reaksi Farel yang terganggu dengan kehadirannya, bibirnya mencebik kesal lalu berlari ke arah Reyna menghindari gadis itu. Farel menenggelamkan wajah imutnya di ceruk leher Reyna. Perempuan bermuka jahat yang mendapat perlakuan seperti itu hanya memutar bola matanya malas, sampai saat ini dia masih belum bisa mendapatkan hati Farel, kalo anaknya saja belum menerimanya bagaimana dengan Ayahnya, tapi setidaknya dia masih mempunyai orang dalam.

"Hey Reyna kenapa kamu diam saja? Cepat buatkan kita minum!"

"Baik Nyonya."

"Ayo Zila duduk dulu, Farel sini sayang sapa calon Bunda baru kamu." Reyna melirik dari ekor matanya, apa katanya tadi? Calon Bunda baru? Kok Reyna jadi gak rela ya.

Farel tak bergeming dari tempatnya, pandangannya lurus menatap lantai. Reyna datang dengan dua gelas teh hangat di atas nampan.

"Baiklah, kamu boleh pergi," belum apa-apa sudah diusir saja. Reyna pamit undur diri membawa Farel ke kamarnya.

"Eh-eh, Farel gak usah dibawa," ucapan gadis yang Reyna ketahui bernama Zila itu lalu mendapat anggukan dari Wati.

"Gak mau, mau cama Bunda," Farel merengek saat Reyna ingin mengantarnya kepada dua perempuan yang sedang duduk dengan elegan di sofa.

"Iya sini sama Bunda," sahut Zila seraya merentangkan tangannya kayak orang mau senam. Maaf, tapi maksud Farel bukan kamu.

Farel bersembunyi di belakang Reyna, hal itu membuat reaksi masam dari Zila.

"Sudahlah biarkan saja. Reyna, bawa Farel ke kamarnya sana!"

"Tapi Tante, aku kan mau lebih akrab lagi dengan Farel," Zila merengek layaknya anak kecil yang membuat siapapun akan gemes melihatnya, iya gemes pengen cekik lehernya sampai mampus.

"Farel kalo sudah nangis susah buat didiemin jadi kamu jangan keras kepala," ucap Wati. Reyna hanya bisa tertawa dalam hati saat melihat Zila dengan wajah kesalnya.

"Azka kapan pulang, Tante?" Zila mengalihkan pembicaraan.

"Sore ini, kamu pulangnya nanti saja ya biar Azka yang anterin."

Reyna masih bisa mendengar percakapan mereka yang samar-samar dari atah tangga.

"Sepertinya Tuan Azka akan dijodohkan dengan perempuan cantik itu, apakah itu artinya sebentar lagi aku akan berpisah dengan Farel?"

Wati membiarkan Zila istirahat sebentar di kamar tamu sementara menunggu Azka pulang kerja.

"Wahhh nyaman sekali, kamar tamu nya aja senyaman ini apalagi kamar Azka," Zila menenggelamkan wajahnya yang memerah akibat membayangkan jika dia tidur sekamar dengan Azka, benar-benar perempuan tak tau malu.

"Azka kok lama banget ya?" Zila memandang jam tangan mahalnya, masih pukul 2 siang. Daripada melek tapi gak ada kerjaan, Zila lebih memilih tidur untuk mengistirahatkan badannya yang capek habis menemani Wati shopping di Mall.

.

.

.

Suara deru mesin mobil terdengar di telinga Zila. Sudah ia duga itu pasti Azka, cepat-cepat dia mengambil alat make up di tasnya untuk memoles sedikit wajahnya yang sedikit bengkak akibat keenakan tidur.

"Azka sini, Nak."

"Kenapa Mah? Di mana Farel?" Tentu saja yang pertama dia cari adalah putranya, aneh saja Farel gak di sini menyambut kepulangannya.

"Ada di kamarnya sama Reyna. Mama mau bicara sesuatu yang penting sama kamu mengenai Ibu sambung untuk Farel," raut wajah Wati mulai serius. Azka mengernyit, sudah tau arahnya kemana tapi dia tetap mendengarkan sampai sang Mama selesai dengan kalimatnya baru dia bisa menerima atau membantah.

"Tapi sebelum ke intinya, Mama mau bertanya sama kamu terlebih dahulu, apa kamu sudah siap untuk menikah lagi?" Wati bertanya dengan sangat hati-hati takut melukai perasaan Azka. Azka terdiam, menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Entahlah, dia tidak paham dengan hatinya, jauh di lubuk hati nya dia memang merasa kesepian tanpa seorang istri tapi setidaknya masih ada Farel yang selalu membuat hidupnya berwarna lagi setelah kepergian sang istri tercinta.

"Mama tidak akan memaksa kamu, Mama hanya ingin mengetahui jika kamu siap atau tidak siap," Wati sangat mengerti arti diam nya Azka, mungkin dinding setia Azka pada mendiang istrinya masih berdiri kokoh dalah hatinya.

"Azka masih ingin memikirkannya lebih matang lagi," jawaban dari Azka mendapat anggukan dari Wati.

Tanpa sadar semua pembicaraan itu didengar oleh Zila, hilang sudah harapannya jika begini, dia jadi enggan untuk keluar dari persembunyiannya. Di tempat lain Reyna tersenyum senang karena jawaban Azka cukup memuaskan hati, untuk sementara dia tidak akan berpisah dengan Farel, pikirnya.

Terpopuler

Comments

Mama lilik Lilik

Mama lilik Lilik

menengok apa melirik ya Thor,maaf🙏🏼

2024-07-13

1

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Smoga tdak menyatu antara Azka & Zilla...

2023-10-08

1

lihat semua
Episodes
1 MWD 01 : Salah Paham
2 MWD 02 : Kerjaan Baru
3 MWD 03 : Masalah
4 MWD 04 : Lelaki Aneh
5 MWD 05 : Dress?
6 MWD 06 : Meet Again
7 MWD 07 : Pertemuan Terakhir? Maybe...
8 MWD 08 : Baby Sitter
9 MWD 09 : Perpisahan
10 MWD 10 : Es Krim
11 MWD 11 : Resiko
12 MWD 12 : Menikah Lagi?
13 MWD 13 : Di Usir
14 MWD 14 : Kecoa
15 MWD 15 : Belajar Masak
16 MWD 16 : Brownies Mematikan
17 MWD 17 : Hadiah untuk Farel
18 MWD 18 : Musibah
19 MWD 19 : Suara Hati Zila, Hehe...
20 MWD 20 : Kabur
21 MWD 21 : Fakta Mengejutkan
22 MWD 22 : Berita Duka
23 MWD 23 : Apakah Salah Aku Berharap?
24 MWD 24 : Resmi Menikah
25 MWD 25 : Hadiah
26 MWD 26 : Kunjungan
27 MWD 27 : Penyakit Hati
28 MWD 28 : Balas Dendam
29 MWD 29 : Mencari Tau
30 MWD 30 : Curiga
31 MWD 31 : Berusaha Jujur
32 MWD 32 : Terpesona
33 MWD 33 : Dia Tau
34 MWD 34 : Surat Perceraian
35 MWD 35 : Hamil?
36 MWD 36 : Mulai Berani
37 MWD 37 : Mencoba Kabur
38 MWD 38 : Menerima Kembali
39 MWD 39 : Weekend
40 MWD 40 : Pisah Ranjang
41 MWD 41 : Ngidam
42 MWD 42 : Musibah
43 MWD 43 : Membandingkan
44 MWD 44 : Saingan
45 MWD 45 : Tamu tak Diundang
46 MWD 46 : Posesif
47 MWD 47 : Aku Baik-baik saja
48 MWD 48 : Cari Perhatian
49 MWD 49 : Rapuh
50 MWD 50 : Habis Kesabaran
51 MWD 51 : Hasutan
52 MWD 52 : Malam yang Panjang
53 MWD 53 : Jamuan Makan Siang
54 MWD 54 : Bersuci
55 MWD 55 : Baikan
56 MWD 56 : Nonton Bioskop
57 MWD 57 : Senja
58 MWD 58 : Perkara Trauma
59 MWD 59 : Anggota Baru
60 MWD 60 : Bayi
61 MWD 61 : Dodi si Raja Gombal
62 MWD 62 : Dia Putriku
63 MWD 63 : Apa ajalah Terserah
64 MWD 64 : Di mana Azarin?
65 MWD 65 : Farel Khilaf
66 MWD 66 : Barang Berharga Bunda
67 MWD 67 : Kunjungan Kakek
68 MWD 68 : Fenomena Langka
69 MWD 69 : Terserah
70 MWD 70 : Mansion Kakek
71 MWD 71 : Apa Ajalah
72 MWD 72 : Cuddle
73 MWD 73 : Kunjungan Sahabat Lama
74 MWD 74 : Ngungsi
75 MWD 75 : Meet
76 MWD 76 : Tawaran
77 MWD 77 : Me-time
78 MWD 78 : Berkebun
79 MWD 79 : Membuat Kue
80 MWD 80 : Perang Dingin
81 MWD 81 : Gagal Deep Talk
82 MWD 82 : Horor
83 MWD 83 : Sandi, What Happend?
84 MWD 84 : Debat Unfaedah
85 MWD 85 : Berita Duka
86 MWD 86 : The Real Friend
87 MWD 87 : Tertolak
88 MWD 88 : Nice Try
89 MWD 89 : Dua Kali
90 MWD 90 : Kasmaran
91 MWD 91 : Hukuman
92 MWD 92 : Tongkrongan Laknat
93 MWD 93 : Masalah Baru
94 MWD 94 : Masalah Baru (2)
95 MWD 95 : Manusia Aneh
96 MWD 96 : Uncrush
97 MWD 97 : Kurang Fokus
98 MWD 98 : Insiden Modus
99 MWD 99 : Berita Unfaedah
100 MWD 100 : Dunia Bisnis
101 MWD 101 : Memancing Emosi
102 MWD 102 : Masa Pelatihan
103 MWD 103 : Keseleo
104 MWD 104 : Mesin Fotocopy
105 MWD 105 : Kumpul Keluarga
Episodes

Updated 105 Episodes

1
MWD 01 : Salah Paham
2
MWD 02 : Kerjaan Baru
3
MWD 03 : Masalah
4
MWD 04 : Lelaki Aneh
5
MWD 05 : Dress?
6
MWD 06 : Meet Again
7
MWD 07 : Pertemuan Terakhir? Maybe...
8
MWD 08 : Baby Sitter
9
MWD 09 : Perpisahan
10
MWD 10 : Es Krim
11
MWD 11 : Resiko
12
MWD 12 : Menikah Lagi?
13
MWD 13 : Di Usir
14
MWD 14 : Kecoa
15
MWD 15 : Belajar Masak
16
MWD 16 : Brownies Mematikan
17
MWD 17 : Hadiah untuk Farel
18
MWD 18 : Musibah
19
MWD 19 : Suara Hati Zila, Hehe...
20
MWD 20 : Kabur
21
MWD 21 : Fakta Mengejutkan
22
MWD 22 : Berita Duka
23
MWD 23 : Apakah Salah Aku Berharap?
24
MWD 24 : Resmi Menikah
25
MWD 25 : Hadiah
26
MWD 26 : Kunjungan
27
MWD 27 : Penyakit Hati
28
MWD 28 : Balas Dendam
29
MWD 29 : Mencari Tau
30
MWD 30 : Curiga
31
MWD 31 : Berusaha Jujur
32
MWD 32 : Terpesona
33
MWD 33 : Dia Tau
34
MWD 34 : Surat Perceraian
35
MWD 35 : Hamil?
36
MWD 36 : Mulai Berani
37
MWD 37 : Mencoba Kabur
38
MWD 38 : Menerima Kembali
39
MWD 39 : Weekend
40
MWD 40 : Pisah Ranjang
41
MWD 41 : Ngidam
42
MWD 42 : Musibah
43
MWD 43 : Membandingkan
44
MWD 44 : Saingan
45
MWD 45 : Tamu tak Diundang
46
MWD 46 : Posesif
47
MWD 47 : Aku Baik-baik saja
48
MWD 48 : Cari Perhatian
49
MWD 49 : Rapuh
50
MWD 50 : Habis Kesabaran
51
MWD 51 : Hasutan
52
MWD 52 : Malam yang Panjang
53
MWD 53 : Jamuan Makan Siang
54
MWD 54 : Bersuci
55
MWD 55 : Baikan
56
MWD 56 : Nonton Bioskop
57
MWD 57 : Senja
58
MWD 58 : Perkara Trauma
59
MWD 59 : Anggota Baru
60
MWD 60 : Bayi
61
MWD 61 : Dodi si Raja Gombal
62
MWD 62 : Dia Putriku
63
MWD 63 : Apa ajalah Terserah
64
MWD 64 : Di mana Azarin?
65
MWD 65 : Farel Khilaf
66
MWD 66 : Barang Berharga Bunda
67
MWD 67 : Kunjungan Kakek
68
MWD 68 : Fenomena Langka
69
MWD 69 : Terserah
70
MWD 70 : Mansion Kakek
71
MWD 71 : Apa Ajalah
72
MWD 72 : Cuddle
73
MWD 73 : Kunjungan Sahabat Lama
74
MWD 74 : Ngungsi
75
MWD 75 : Meet
76
MWD 76 : Tawaran
77
MWD 77 : Me-time
78
MWD 78 : Berkebun
79
MWD 79 : Membuat Kue
80
MWD 80 : Perang Dingin
81
MWD 81 : Gagal Deep Talk
82
MWD 82 : Horor
83
MWD 83 : Sandi, What Happend?
84
MWD 84 : Debat Unfaedah
85
MWD 85 : Berita Duka
86
MWD 86 : The Real Friend
87
MWD 87 : Tertolak
88
MWD 88 : Nice Try
89
MWD 89 : Dua Kali
90
MWD 90 : Kasmaran
91
MWD 91 : Hukuman
92
MWD 92 : Tongkrongan Laknat
93
MWD 93 : Masalah Baru
94
MWD 94 : Masalah Baru (2)
95
MWD 95 : Manusia Aneh
96
MWD 96 : Uncrush
97
MWD 97 : Kurang Fokus
98
MWD 98 : Insiden Modus
99
MWD 99 : Berita Unfaedah
100
MWD 100 : Dunia Bisnis
101
MWD 101 : Memancing Emosi
102
MWD 102 : Masa Pelatihan
103
MWD 103 : Keseleo
104
MWD 104 : Mesin Fotocopy
105
MWD 105 : Kumpul Keluarga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!