MWD 03 : Masalah

Reyna selesai dengan sesi ganti bajunya di ruang belakang karena hari ini dia akan pulang, tidak sengaja Reyna berpapasan dengan Lia yang tengah membawa beberapa piring kotor di tangannya.

"Hai Lia, butuh bantuan?" tawar Reyna ramah tak lupa juga dengan senyuman manisnya, Reyna seperti itu bukan untuk cari perhatian dia hanya ingin mengakrabkan diri.

"Tidak terima kasih, aku bisa sendiri," jawab Lia tanpa memandang lawan bicaranya. Reyna mengangguk paham lalu berjalan mendahului Lia.

*Brakkkk!!

Pranggg*!!!!

Reyna menoleh ke belakang, di sana Lia sudah tersungkur di lantai dengan piring kotor yang pecah tergeletak di lantai, cepat-cepat Reyna putar arah untuk membantu Lia yang sepertinya kaki dan tangannya terkilir.

"Lia, kamu gak apa-apa?" tanya Reyna khawatir, Lia hanya menggeleng tapi raut wajahnya tidak bisa bohong dia sedang kesakitan sekarang. Reyna kewalahan, Ana dan Dodi sudah pulang di Kafe hanya sisa dia, Lia dan Rizky tapi pemuda berkulit tan itu entah pergi ke mana karena Reyna gak sengaja melihatnya keluar Kafe tapi masih menggunakan baju kerjanya itu artinya Rizky belum betul-betul pulang.

Reyna membantu Lia berdiri dan menuntunnya ke kursi.

"Kamu duduk di sini saja biar aku yang beresin piring yang pecah tadi," Lia mengangguk mengiyakan dan terus memijat pergelangan kakinya yang terasa ngilu. Tadi dia terpeleset akibat lantainya basah, lagian siapa sih yang ngepel lantai gak pakai tanda lantai basah.

Dengan telaten Reyna memunguti pecahan piring yang menyebar di sekitar dapur, untung saja tidak terlalu banyak. Setelah selesai Reyna membuang pecahan tersebut di bak sampah tidak lupa membungkusnya dengan plastik agar tidak berceceran kemana-mana dan bisa saja nantu membuat orang lain terluka. Balik dari dapur, Reyna sudah mendapati Lia yang tengah diceramahi dan bahkan ditampar oleh Manajer mereka, Lia hanya menunduk dengan sedih dia memaksakan untuk berdiri padahal kakinya terkilir. Apakah seperti itu cara seorang atasan memperlakukan karyawannya hanya karena memecahkan beberapa piring, apakah dengan ucapan saja tidak cukup? Kenapa harus dengan kekerasan juga, Reyna rasa ini sudah tidak benar.

"Maaf Pak kalau saya boleh menyela, Lia gak salah kok lantainya tadi basah mungkin habis dipel makanya Lia gak sengaja kepeleset," Reyna mengungkapkan pendapat berdasarkan apa yang dilihatnya.

"Hey anak baru sebaiknya kamu dian saja, kamu hanya pegawai baru jadi gak usah sok pintar dan ikut campur, pulang sana!"

Tentu saja itu membuat Reyna geram, tangannya terkepal kuat, terserah setelah ini dia bakalan dipecat hanya saja dia tidak tahan dengan hal yang berbau penindasan seperti ini. Lia yang sadar akan tindakan Reyna segera menggenggam tangan Reyna yang mengepal.

"Sudahlah Na, kamu pulang saja ya, lagipula di sini aku yang salah jadi aku harus bertanggung jawab atas kesalahan ku," Lia tersenyum simpul meskipun Reyna tau itu adalah senyum paksaan. Ragu? Tentu saja, siapa yang akan percaya jika Lia akan baik-baik saja di sini nanti setelah kepergiannya, Reyna sudah mengetahui perangai Manajer di depannya ini karena mendapat cerita dari Ana tadi siang. Satu orang yang menjadi penolong bagi Lia sekarang yaitu Rizky, pemuda itu sampai sekarang tidak kelihatan batang hidungnya. Dia bersikeras jika Rizky belum datang dia tidak mau beranjak dari tempatnya, dia harus menemani Lia di sini walaupun harus ikut kena marah oleh atasan mereka.

"Sana pulang! Kenapa masih di sini?" Andi di Manajer galak bin songong itu mendesak Reyna untuk segera meninggalkan tempat karena dia harus menyelesaikan masalahnya dengan Lia, ada beberapa kalimat lagi yang belum dia keluarkan, tadi sempat tertunda karena kedatangan Reyna yang menurutnya sangat mengganggu.

"Saya gak akan pulang jika Lia juga belum pulang," sungguh Reyna gak bakalan tau apa yang terjadi selanjutnya akibat sifat keras kepalanya ini. Lia melotot kaget, baru kali ini dia menjumpai pegawai yang berani melawan Andi yang terkenal sangar dan galak ini.

"Ohh kamu menentang perintah saya ya? Pergi atau kamu gak usah lagi kerja di sini?" Andi menatap Reyna nyalang, Reyna meneguk salivanya rasanya sangat susah ditelan. Reyna balik menatap Lia yang didapatkan hanya anggukan kepala, itu artinya Lia gak apa-apa jika ditinggal sendiri. Satu helaan nafas pasrah dari Reyna, lalu bergegas pergi. Dalam hati sebenarnya dia tidak tega tapi mau gimana lagi, cari kerjaan susah sekarang, masa hari pertama kerja sudah dipecat saja kan gak lucu. Sejak itu Reyna gak tau lagi apa yang terjadi pada Lia yang ia tinggalkan sendirian bersama Manajer galak itu di Kafe, masih ada rasa bersalah menghinggapi pikiran Reyna.

"Lagi mikirin apaan sih?, aku panggil gak nyahut-nyahut, sampai kering nih tenggorokan aku." Reyna dikagetkan oleh suara Sapira yang berbicara tepat di dekat telinganya.

"Hobi banget kagetin orang, untung saja gak aku karate leher kamu tadi," gerutu Reyna, Sapira menyamai langkahnya di samping Reyna.

"Ya maaf, habis kamu budeg banget."

"Buat apa manggil kalo kamu saja bisa langsung nyamperin sih Sapi?," Reyna mencebik kesal.

"Kamu kan tau kalau aku tuh hobi teriak."

"Teriak aja sana di hutan bareng tarzan."

"Kamu belum jawab pertanyaan aku loh, lagi lamunin apaan? Serius banget. Ada masalah di tempat kerja kamu?, jangan bilang kamu dipecat di hari pertama kerja? Kasih tau aku apa kesalahan yang kamu perbuat?" Reyna mendengus kesal mendengar pertanyaan beruntun yang dilontarkan Sapira. Walaupun kesal Reyna tetap menceritakan kejadian tadi berharap Sapira bisa memberikan solusi dan sedikit informasi tentang Manajernya di Kafe kok bisa dia segalak itu padahal bukan Bos asli.

Setelah mendengar cerita Reyna, Sapira mengetuk-ngetuk pipinya seolah tengah berfikir padahal mah aslinya dia gak paham plus gak tau juga harus bereaksi kayak gimana, karena hal itu menurutnya biasa dalam suatu pekerjaan.

"Bagaimana? Apa tindakanku sudah benar meninggalkan Lia sendirian di sana?" Reyna mendesak Sapira yang masih saja belum menemukan jawaban yang tepat dan pas untuk diutarakan pada Reyna yang notabennya gak sabaran.

"Hmm gimana ya, menurut aku sih kamu seharusnya jangan terlalu ikut campur dengan masalah teman kamu itu." Jawaban Sapira tadi lantas membuat Reyna melongo kaget, bagaimana bisa dia harus berdiam diri di saat orang lain dihakimi padahal bukan salah dia dan apa wajar gitu dia mendapatkan kekerasan. Sudah mendapat luka fisik ditambah gangguan mental juga.

"Kok kamu ngomong gitu?" Reyna mengerutkan dahinya, gak biasanya Sapira seperti ini.

"Aihh sudahlah jangan terlalu dipikirkan, mungkin atasan kamu punya alasan tersendiri. Udah yuk aku lapar, kita masak di kontrakan kamu ya biar aku yang beli bahannya dan kamu yang masak soalnya aku gak jago masak," Sapira berjalan mendahului Reyna. Hari ini mereka berdua memilih pulang dengan jalan kaki sekalian jalan-jalan menikmati angin malam.

Sapira datang membawa bahan makanan berupa sayur, mie, daging dan telur ke rumah Reyna. Seperti kesepakatan, Reyna yang memasak sementara Sapira santai nonton TV di ruang tengah, tadi dia hanya bantu-bantu potong tomat dan timun itupun masih diajari Reyna, soalnya Sapira motongnya besar sebelah.

"Kalo gak bisa masak, terus di rumah kamu makannya beli di mana, bukannya jarak komplek kita jauh dari warung?" tanya Reyna. Memang benar, tempat tinggal mereka didominasi oleh rumah semua bahkan gak ada satupun dari tetangga mereka yang jualan makanan, mereka lebih memilih keluar untuk membelinya.

"Gofood dong, kan sekarang zaman online ya kita harus memanfaatkan perkembangan teknologi pada zaman ini," jelas Sapira seraya menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.

"Gak boros kayak gitu?"

"Boros, tapi dikit. Selain enak porsinya juga banyak, bonus dapet foto sama abang Gofood nya," kekeh Sapira.

Sekarang yang punya tugas cuci piring adalah Sapira, untung cuci piring dia bisa kalo nggak sih parah banget, mau bilang apa besok sama mertuanya. Selesai makan, mereka memutuskan untuk maraton film horor di kamar Reyna, Sapira hari ini nginep jadi mereka memanfaatkan momen ini untuk menonton film, tadinya Reyna gak setuju kalo harus film horor kenapa gak drama romantis aja?, tapi kata Sapira dia anti romantis kalo liat yang uwu dikit langsung muntah, makanya pilihan yang tepat jatuh pada film horor. Terpaksa Reyna ngikut saja walaupun dia takut setengah mati soalnya suka kebayang-bayang apalagi kalo mau ke kamar mandi malem-malem, berasa dibuntutin tau nggak. Sapira mematikan lampu kamar, katanya biar kesannya makin horor. Sepanjang film Reyna menutup matanya dengan selimut, jadilah Sapira hanya nonton sendiri, ini mah bukan nobar namanya.

Sapira si penggemar film horor yang sudah khatam semua jenis film horor, jadi dia merasa biasa saja gak kayak Reyna yang paling benci dengan hal yang berbau horor, tapi karena males debat sama Sapira yang gak bakalan ada ujungnya dia nurut aja asalkan gak ikut nonton, bahkan denger suaranya saja sudah bikin merinding.

Episodes
1 MWD 01 : Salah Paham
2 MWD 02 : Kerjaan Baru
3 MWD 03 : Masalah
4 MWD 04 : Lelaki Aneh
5 MWD 05 : Dress?
6 MWD 06 : Meet Again
7 MWD 07 : Pertemuan Terakhir? Maybe...
8 MWD 08 : Baby Sitter
9 MWD 09 : Perpisahan
10 MWD 10 : Es Krim
11 MWD 11 : Resiko
12 MWD 12 : Menikah Lagi?
13 MWD 13 : Di Usir
14 MWD 14 : Kecoa
15 MWD 15 : Belajar Masak
16 MWD 16 : Brownies Mematikan
17 MWD 17 : Hadiah untuk Farel
18 MWD 18 : Musibah
19 MWD 19 : Suara Hati Zila, Hehe...
20 MWD 20 : Kabur
21 MWD 21 : Fakta Mengejutkan
22 MWD 22 : Berita Duka
23 MWD 23 : Apakah Salah Aku Berharap?
24 MWD 24 : Resmi Menikah
25 MWD 25 : Hadiah
26 MWD 26 : Kunjungan
27 MWD 27 : Penyakit Hati
28 MWD 28 : Balas Dendam
29 MWD 29 : Mencari Tau
30 MWD 30 : Curiga
31 MWD 31 : Berusaha Jujur
32 MWD 32 : Terpesona
33 MWD 33 : Dia Tau
34 MWD 34 : Surat Perceraian
35 MWD 35 : Hamil?
36 MWD 36 : Mulai Berani
37 MWD 37 : Mencoba Kabur
38 MWD 38 : Menerima Kembali
39 MWD 39 : Weekend
40 MWD 40 : Pisah Ranjang
41 MWD 41 : Ngidam
42 MWD 42 : Musibah
43 MWD 43 : Membandingkan
44 MWD 44 : Saingan
45 MWD 45 : Tamu tak Diundang
46 MWD 46 : Posesif
47 MWD 47 : Aku Baik-baik saja
48 MWD 48 : Cari Perhatian
49 MWD 49 : Rapuh
50 MWD 50 : Habis Kesabaran
51 MWD 51 : Hasutan
52 MWD 52 : Malam yang Panjang
53 MWD 53 : Jamuan Makan Siang
54 MWD 54 : Bersuci
55 MWD 55 : Baikan
56 MWD 56 : Nonton Bioskop
57 MWD 57 : Senja
58 MWD 58 : Perkara Trauma
59 MWD 59 : Anggota Baru
60 MWD 60 : Bayi
61 MWD 61 : Dodi si Raja Gombal
62 MWD 62 : Dia Putriku
63 MWD 63 : Apa ajalah Terserah
64 MWD 64 : Di mana Azarin?
65 MWD 65 : Farel Khilaf
66 MWD 66 : Barang Berharga Bunda
67 MWD 67 : Kunjungan Kakek
68 MWD 68 : Fenomena Langka
69 MWD 69 : Terserah
70 MWD 70 : Mansion Kakek
71 MWD 71 : Apa Ajalah
72 MWD 72 : Cuddle
73 MWD 73 : Kunjungan Sahabat Lama
74 MWD 74 : Ngungsi
75 MWD 75 : Meet
76 MWD 76 : Tawaran
77 MWD 77 : Me-time
78 MWD 78 : Berkebun
79 MWD 79 : Membuat Kue
80 MWD 80 : Perang Dingin
81 MWD 81 : Gagal Deep Talk
82 MWD 82 : Horor
83 MWD 83 : Sandi, What Happend?
84 MWD 84 : Debat Unfaedah
85 MWD 85 : Berita Duka
86 MWD 86 : The Real Friend
87 MWD 87 : Tertolak
88 MWD 88 : Nice Try
89 MWD 89 : Dua Kali
90 MWD 90 : Kasmaran
91 MWD 91 : Hukuman
92 MWD 92 : Tongkrongan Laknat
93 MWD 93 : Masalah Baru
94 MWD 94 : Masalah Baru (2)
95 MWD 95 : Manusia Aneh
96 MWD 96 : Uncrush
97 MWD 97 : Kurang Fokus
98 MWD 98 : Insiden Modus
99 MWD 99 : Berita Unfaedah
100 MWD 100 : Dunia Bisnis
101 MWD 101 : Memancing Emosi
102 MWD 102 : Masa Pelatihan
103 MWD 103 : Keseleo
104 MWD 104 : Mesin Fotocopy
105 MWD 105 : Kumpul Keluarga
Episodes

Updated 105 Episodes

1
MWD 01 : Salah Paham
2
MWD 02 : Kerjaan Baru
3
MWD 03 : Masalah
4
MWD 04 : Lelaki Aneh
5
MWD 05 : Dress?
6
MWD 06 : Meet Again
7
MWD 07 : Pertemuan Terakhir? Maybe...
8
MWD 08 : Baby Sitter
9
MWD 09 : Perpisahan
10
MWD 10 : Es Krim
11
MWD 11 : Resiko
12
MWD 12 : Menikah Lagi?
13
MWD 13 : Di Usir
14
MWD 14 : Kecoa
15
MWD 15 : Belajar Masak
16
MWD 16 : Brownies Mematikan
17
MWD 17 : Hadiah untuk Farel
18
MWD 18 : Musibah
19
MWD 19 : Suara Hati Zila, Hehe...
20
MWD 20 : Kabur
21
MWD 21 : Fakta Mengejutkan
22
MWD 22 : Berita Duka
23
MWD 23 : Apakah Salah Aku Berharap?
24
MWD 24 : Resmi Menikah
25
MWD 25 : Hadiah
26
MWD 26 : Kunjungan
27
MWD 27 : Penyakit Hati
28
MWD 28 : Balas Dendam
29
MWD 29 : Mencari Tau
30
MWD 30 : Curiga
31
MWD 31 : Berusaha Jujur
32
MWD 32 : Terpesona
33
MWD 33 : Dia Tau
34
MWD 34 : Surat Perceraian
35
MWD 35 : Hamil?
36
MWD 36 : Mulai Berani
37
MWD 37 : Mencoba Kabur
38
MWD 38 : Menerima Kembali
39
MWD 39 : Weekend
40
MWD 40 : Pisah Ranjang
41
MWD 41 : Ngidam
42
MWD 42 : Musibah
43
MWD 43 : Membandingkan
44
MWD 44 : Saingan
45
MWD 45 : Tamu tak Diundang
46
MWD 46 : Posesif
47
MWD 47 : Aku Baik-baik saja
48
MWD 48 : Cari Perhatian
49
MWD 49 : Rapuh
50
MWD 50 : Habis Kesabaran
51
MWD 51 : Hasutan
52
MWD 52 : Malam yang Panjang
53
MWD 53 : Jamuan Makan Siang
54
MWD 54 : Bersuci
55
MWD 55 : Baikan
56
MWD 56 : Nonton Bioskop
57
MWD 57 : Senja
58
MWD 58 : Perkara Trauma
59
MWD 59 : Anggota Baru
60
MWD 60 : Bayi
61
MWD 61 : Dodi si Raja Gombal
62
MWD 62 : Dia Putriku
63
MWD 63 : Apa ajalah Terserah
64
MWD 64 : Di mana Azarin?
65
MWD 65 : Farel Khilaf
66
MWD 66 : Barang Berharga Bunda
67
MWD 67 : Kunjungan Kakek
68
MWD 68 : Fenomena Langka
69
MWD 69 : Terserah
70
MWD 70 : Mansion Kakek
71
MWD 71 : Apa Ajalah
72
MWD 72 : Cuddle
73
MWD 73 : Kunjungan Sahabat Lama
74
MWD 74 : Ngungsi
75
MWD 75 : Meet
76
MWD 76 : Tawaran
77
MWD 77 : Me-time
78
MWD 78 : Berkebun
79
MWD 79 : Membuat Kue
80
MWD 80 : Perang Dingin
81
MWD 81 : Gagal Deep Talk
82
MWD 82 : Horor
83
MWD 83 : Sandi, What Happend?
84
MWD 84 : Debat Unfaedah
85
MWD 85 : Berita Duka
86
MWD 86 : The Real Friend
87
MWD 87 : Tertolak
88
MWD 88 : Nice Try
89
MWD 89 : Dua Kali
90
MWD 90 : Kasmaran
91
MWD 91 : Hukuman
92
MWD 92 : Tongkrongan Laknat
93
MWD 93 : Masalah Baru
94
MWD 94 : Masalah Baru (2)
95
MWD 95 : Manusia Aneh
96
MWD 96 : Uncrush
97
MWD 97 : Kurang Fokus
98
MWD 98 : Insiden Modus
99
MWD 99 : Berita Unfaedah
100
MWD 100 : Dunia Bisnis
101
MWD 101 : Memancing Emosi
102
MWD 102 : Masa Pelatihan
103
MWD 103 : Keseleo
104
MWD 104 : Mesin Fotocopy
105
MWD 105 : Kumpul Keluarga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!