MWD 10 : Es Krim

Reyna mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke netranya. Oh tidak sudah berapa lama dia tidur, dan di mana ini? Ini tidak tampak seperti kamar tidurnya. Indra pendengaran Reyna mendengar ada yang ribut dari luar disertai tangisan bocah laki-laki. Cepat-cepat Reyna keluar untuk melihat situasi apa yang sedang terjadi.

"Kamu! Kamu baby sitternya Farel?" tanya Wati saat melihat Reyna keluar dari tempat persembunyiannya.

"I-iya Nyonya." Reyna mencium aroma kemarahan di sini.

"Baru pertama kerja kamu gak becus sekali, kamu lihat gara-gara kelalaian kamu cucu saya jatuh dari tangga, untung saja tidak menggelinding dari atas." Sudah Reyna tebak dari raut wajah nenek lampir itu saja bisa kelihatan bahwa dia sedang marah. Apa tadu dia bilang? Farel jatuh dari tangga?

Reyna menatap Farel yang menangis di pangkuan Wati, tidak ada yang luka, seluruh badannya bersih, mungkin efek kaget Farel jadi menangis sampai sesenggukan seperti itu.

"Maaf Nyonya, apa saya boleh menggendong Farel?" seusai minta maaf Reyna mengajukan diri untuk gantian menenangkan bocah itu siapa tau bisa diam karena dari tadi tangisnya gak berhenti-berhenti, mama suaranya kayak gledek lagi bikin kuping orang pengang.

Tak lua memasang wajah sinis, Wati memberikan Farel untuk digendong Reyna.

"Hati-hati, jangan kamu banting pulak cucu saya," ucap Wati lalu berlalu pergi setelah mencium pucuk kepala Farel.

Lama kelamaan Farel mulai diam, Reyna membawanya duduk di sofa.

"Farel yang mana yang sakit?" tanya Reyna basa-basi. Sebelum menunggu jawaban Farel, netra Reyna menangkap sedikit luka goresan pada siku putih mulus Farel, dan itu mengeluarkan darah walaupun tidak banyak, luka sekecil itu sungguh sakit sekali, Reyna sampai meringis membayangkannya.

"Kakak obati ya luka Farel?"

"Bunda!!" Farel menekankan kata 'Bunda'.

"Ahh iya, Bunda obati luka Farel ya biar gak makin parah?" Farel mengangguk lucu, gemes banget di mata Reyna.

Ehh bentar dulu, Reyna kan gak tau di mana letak kotak P3K di sini dan kembali lagi pada syarat gila dari Azka yang melarangnya memasuki ruangan selain kamar Farel dan gudang berdebu yang diaebut kamar, lalu kemana dia harus mencari, bertanya pada Wati bisa-bisa kena omel lagi ntar. Tanya Farel, apa dia paham dengan semua itu? Reyna masih mondar mandir di depan ruang TV, Farel harus segera mendapat pengobatan jika tidak Farel akan merasakan sakit.

Untuk sementara, Reyna mendudukkan Farel di sofa sedangkan dia sibuk mikirin kira-kira di mana ya rumah ini menyimpan kotak P3K itu.

"Bunda! Bunda cali ini?" Reyna menoleh dan mendapati Farel yang sudah menenteng kotak warna putih yang Reyna yakini itulah yang dipusinginnya dari tadi. Tapi bagaimana bisa Farel menemukannya, dan di mana?

"Astaga Farel kenapa gak dari tadi sih, apa harus bikin Bunda pusing 15 keliling dulu," Reyna membuka kotak itu dan mulai mengobati luka Farel dengan telaten dan tentunya pelan agar anak itu tidak menangis lagi. Selesai memasangkan perban, Reyna kembali menyimpan kotak itu di atas meja dan menggendong Farel lagi.

"Saya mau pergi arisan dulu, Azka tidak akan pulang cepat hari ini, mungkin pukul 1 dini hari sampai rumah. Jaga cucu saya baik-baik, kalo lalai lagi kamu yang saya gelindingin dari atas tangga," tegas Wati lalu melenggang pergi sebelum menunggu jawaban dari Reyna yang menurutnya tidak penting.

Sudah pukul 5 sore, seharusnya Reyna ada di kontrakannya sekarang, mandi dan rebahan sebentar, tapi dia masih terkurung dalam neraka berbentuk rumah ini dalam jangka waktu yang cukup lama bagi Reyna, ye jelas lama lah sampai pukul 1 tengah malam? Gila banget. Reyna sepertinya akan menginap di sini melihat tingkah Farel yang tidak bisa lepas darinya.

"Bunda ayo jalan-jalan, belikan Falel es klim," Farel merengek. Gawat, uang Reyna tinggal sedikit, lagian tuh orang gak meninggalkan uang sepeserpun untuk anaknya, kali ini uang Reyna yang jadi tumbal sehari atau mungkin seterusnya.

"Nanti ya pulang Ayah?" Reyna coba membujuk agar uang nya gak kepake.

"Gak mau, mau cekalang." Jika sudah seperti ini Reyna mana bisa menolak. Gak apa-apa deh Reyna ikhlas lahir batin kok, siapa sih yang bisa menolak bocah manis ini.

Reyna berjalan beriringan sambil bergandengan tangan dengan Farel, anak itu sendiri yang mau jalan katanya dia sudah besar dan gak perlu lagi digendong, alhasil mereka jalannya pelan karena Farel gak bisa melangkah lebar layaknya orang dewasa, ya iyalah langkahnya saja kurang satu jengkal. Baguslah jika Farel berpikir seperti itu, setidaknya pinggang Reyna tidak encok karena menggendong Farel yang badannya berisi itu.

"Farel mau es krim yang mana?" tanya Reyna setelah sampai di Minimarket pinggir jalan.

"Mau cemuanya," jawab Farel seraya memutar tangannya di udara melambangkan bahwa Farel ingin es krim yang banyak. Reyna meneguk salivanya, dia mana mampu membelikan Farel es krim yang banyak yang ada dia bakalan ngutang.

"Dua dulu ya nanti kalo Ayah pulang baru Farel bisa beli sekalian sama tokonya. Kalo Farel makan es krim yang banyak juga nanti sakit lohh, misalnya demam menggigil dan flu, terus nanti Farel gak bisa main lagi sama Bunda, hayoo Farel mau sakit seperti itu?" Farel refleks menggelengkan kepalanya.

Usai membayar belanjaannya, Reyna mengajak Farel duduk bersantai di depa Minimarket mumpung ada kursi dan meja yang disediakan di sana sambil menikmati angin semilir sore. Seharusnya di waktu sekarang ini ada sunset tapi gak kelihatan karena dihalangi oleh pohon-pohon tepi jalan yang menjulang tinggi, padahal Reyna suka banget sama sunset hanya saja Reyna tidak punya waktu untuk menikmatinya.

"Bunda mau?" Farel menyodorkan es krim cone yang masih setengah itu pada Reyna.

"Farel saja yang makan." Reyna tak habis pikir anak ini suka sekali makan es krim, Ayah nya gak ngelarang juga padahal jika terlalu sering akan mengganggu sistem pencernaan, apalagi di umur Farel yang masih 4 tahun. Dalam sekejap saja es krim tiga biji yang dibelikan Reyna sudah habis dilahap Farel tanpa sisa, tinggal plastiknya doang sih.

"Sudah habis? Ayo pulang, nanti Ayah cariin Farel," Reyna membanti Farel turun dari kursi yang tidak terlalu tinggi itu, mereka kembali berjalan menyusuri jalanan, tidak banyak kendaraan berlalu lalang di sini begitu juga dengan pejalan kaki.

"Kamu kemana saja hah?" Pulang-pulang Reyna langsung dapat bentakan keras dari Wati, sepertinya dia baru pulang arisan.

"Tadi Farel mau jalan-jalan sambil makan es krim, jadi saya bawa aja ke Minimarket depan," jawab Reyna dengan posisi wajah menunduk.

"Kamu mau bunuh cucu saya? Jangan terlalu memberinya makan es krim," masih dengan nada membentak.

"Ma-maaf saya tidak tau."

"Jika ingin bekerja dengan baik seharusnya kamu tau dong apa yang gak dan boleh kamu lakukan, huh dasar!!" Nenek lampir berkedok Mama Azka itu berlalu pergi ke kamarnya. Reyna bisa bernafas lega.

Reyna melirik jam dinding di atas TV, sudah pukul 6 waktunya bagi Farel untuk mandi.

"Farel mandi sekarang ya." Anak itu mengangguk mengiyakan membuat Reyna tersenyum, ternyata Farel tidak seperti anak-anak lainnya yang akan menolak keras tidak mau mandi, (macam adik saya, males banget disuruh mandi. Harus di seret dulu baru mau itupun pake drama nangis dulu hihi maaf jadi curhat).

Reyna naik ke lantai dua menuju kamar Farel untuk memandikan tuyul menyusahkan punya Azka. Kamar Farel melewati kamar jelmaan nenek lampir, dapat Reyna dengar dia sedang ketawa-ketiwi seperti sedang cosplay jadi mbak kunti, ternyata dia sedang VC-an sama teman arisannya jadi Reyna gak terlalu peduli.

Selesai memandikan dan memakaikan Farel baju, mereka berdua turun menuju dapur karena Farel merengek lapar, maklum sarapan tadi pagi gak makan banyak.

Lagi asiknya goreng telur mata sapi, Reyna dikejutkan oleh suara Wati dari arah tangga.

"Ngapain kamu?"

"Farel lapar jadi saya gorengin telur karena gak ada lauk yang lain," jawab Reyna seraya mematikan kompor dan berbalik menghadap Wati karena kalo bicara sambil membelakangi majikan itu tidak sopan apalagi lebih tua dari Reyna.

"Untuk makan malam Farel harus makan sayur, kamu gimana sih. Taruh balik itu telur di cangkangnya!" Lawak nih orang, telur udah setengah jadi disuruh kembaliin ke cangkangnya ya mana bisa bego.

"Tapi telurnya sudah hampir matang."

"Ya sudah kamu saja yang makan, tapi dipotong dari gaji kamu soalnya telur itu diimpor dari Thailand, itu bukan telur ayam biasa jadi harganya mahal," ketusnya. Memang suka cari masalah ya Nyonya Wati, ngajak gelud mulu heran. Ini lah yang membuat baby sitter yang lain gak betah soalnya diajak gelud mulu sama majikannya. Dengan sedikit keterpaksaan, Reyna mengangguk mengiyakan saja daripada adu mulut.

Sekarang watunya Farel tidur karena jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Reyna berencana setelah Farel tidur dia akan pulang, tapi sepertinya Reyna dikehendaki menginap karena Farel susah sekali tidur dia malah menghamburkan mainan robot nya di lantai dan mulai bermain, untuk menemani Farel bermain sementara Reyna membaca novel pemberian Ana kemarin.

Tanpa sadar Farel sudah tertidur lelap di atas mainannya, Reyna mengangkat tubuh Farel dan menidurkannya di ranjang. Sekarang dia harus membereskan mainan yang berserakan di lantai. Mungkin karena terlalu capek, Reyna ketiduran di samping Farel setelah membereskan semuanya.

Episodes
1 MWD 01 : Salah Paham
2 MWD 02 : Kerjaan Baru
3 MWD 03 : Masalah
4 MWD 04 : Lelaki Aneh
5 MWD 05 : Dress?
6 MWD 06 : Meet Again
7 MWD 07 : Pertemuan Terakhir? Maybe...
8 MWD 08 : Baby Sitter
9 MWD 09 : Perpisahan
10 MWD 10 : Es Krim
11 MWD 11 : Resiko
12 MWD 12 : Menikah Lagi?
13 MWD 13 : Di Usir
14 MWD 14 : Kecoa
15 MWD 15 : Belajar Masak
16 MWD 16 : Brownies Mematikan
17 MWD 17 : Hadiah untuk Farel
18 MWD 18 : Musibah
19 MWD 19 : Suara Hati Zila, Hehe...
20 MWD 20 : Kabur
21 MWD 21 : Fakta Mengejutkan
22 MWD 22 : Berita Duka
23 MWD 23 : Apakah Salah Aku Berharap?
24 MWD 24 : Resmi Menikah
25 MWD 25 : Hadiah
26 MWD 26 : Kunjungan
27 MWD 27 : Penyakit Hati
28 MWD 28 : Balas Dendam
29 MWD 29 : Mencari Tau
30 MWD 30 : Curiga
31 MWD 31 : Berusaha Jujur
32 MWD 32 : Terpesona
33 MWD 33 : Dia Tau
34 MWD 34 : Surat Perceraian
35 MWD 35 : Hamil?
36 MWD 36 : Mulai Berani
37 MWD 37 : Mencoba Kabur
38 MWD 38 : Menerima Kembali
39 MWD 39 : Weekend
40 MWD 40 : Pisah Ranjang
41 MWD 41 : Ngidam
42 MWD 42 : Musibah
43 MWD 43 : Membandingkan
44 MWD 44 : Saingan
45 MWD 45 : Tamu tak Diundang
46 MWD 46 : Posesif
47 MWD 47 : Aku Baik-baik saja
48 MWD 48 : Cari Perhatian
49 MWD 49 : Rapuh
50 MWD 50 : Habis Kesabaran
51 MWD 51 : Hasutan
52 MWD 52 : Malam yang Panjang
53 MWD 53 : Jamuan Makan Siang
54 MWD 54 : Bersuci
55 MWD 55 : Baikan
56 MWD 56 : Nonton Bioskop
57 MWD 57 : Senja
58 MWD 58 : Perkara Trauma
59 MWD 59 : Anggota Baru
60 MWD 60 : Bayi
61 MWD 61 : Dodi si Raja Gombal
62 MWD 62 : Dia Putriku
63 MWD 63 : Apa ajalah Terserah
64 MWD 64 : Di mana Azarin?
65 MWD 65 : Farel Khilaf
66 MWD 66 : Barang Berharga Bunda
67 MWD 67 : Kunjungan Kakek
68 MWD 68 : Fenomena Langka
69 MWD 69 : Terserah
70 MWD 70 : Mansion Kakek
71 MWD 71 : Apa Ajalah
72 MWD 72 : Cuddle
73 MWD 73 : Kunjungan Sahabat Lama
74 MWD 74 : Ngungsi
75 MWD 75 : Meet
76 MWD 76 : Tawaran
77 MWD 77 : Me-time
78 MWD 78 : Berkebun
79 MWD 79 : Membuat Kue
80 MWD 80 : Perang Dingin
81 MWD 81 : Gagal Deep Talk
82 MWD 82 : Horor
83 MWD 83 : Sandi, What Happend?
84 MWD 84 : Debat Unfaedah
85 MWD 85 : Berita Duka
86 MWD 86 : The Real Friend
87 MWD 87 : Tertolak
88 MWD 88 : Nice Try
89 MWD 89 : Dua Kali
90 MWD 90 : Kasmaran
91 MWD 91 : Hukuman
92 MWD 92 : Tongkrongan Laknat
93 MWD 93 : Masalah Baru
94 MWD 94 : Masalah Baru (2)
95 MWD 95 : Manusia Aneh
96 MWD 96 : Uncrush
97 MWD 97 : Kurang Fokus
98 MWD 98 : Insiden Modus
99 MWD 99 : Berita Unfaedah
100 MWD 100 : Dunia Bisnis
101 MWD 101 : Memancing Emosi
102 MWD 102 : Masa Pelatihan
103 MWD 103 : Keseleo
104 MWD 104 : Mesin Fotocopy
105 MWD 105 : Kumpul Keluarga
Episodes

Updated 105 Episodes

1
MWD 01 : Salah Paham
2
MWD 02 : Kerjaan Baru
3
MWD 03 : Masalah
4
MWD 04 : Lelaki Aneh
5
MWD 05 : Dress?
6
MWD 06 : Meet Again
7
MWD 07 : Pertemuan Terakhir? Maybe...
8
MWD 08 : Baby Sitter
9
MWD 09 : Perpisahan
10
MWD 10 : Es Krim
11
MWD 11 : Resiko
12
MWD 12 : Menikah Lagi?
13
MWD 13 : Di Usir
14
MWD 14 : Kecoa
15
MWD 15 : Belajar Masak
16
MWD 16 : Brownies Mematikan
17
MWD 17 : Hadiah untuk Farel
18
MWD 18 : Musibah
19
MWD 19 : Suara Hati Zila, Hehe...
20
MWD 20 : Kabur
21
MWD 21 : Fakta Mengejutkan
22
MWD 22 : Berita Duka
23
MWD 23 : Apakah Salah Aku Berharap?
24
MWD 24 : Resmi Menikah
25
MWD 25 : Hadiah
26
MWD 26 : Kunjungan
27
MWD 27 : Penyakit Hati
28
MWD 28 : Balas Dendam
29
MWD 29 : Mencari Tau
30
MWD 30 : Curiga
31
MWD 31 : Berusaha Jujur
32
MWD 32 : Terpesona
33
MWD 33 : Dia Tau
34
MWD 34 : Surat Perceraian
35
MWD 35 : Hamil?
36
MWD 36 : Mulai Berani
37
MWD 37 : Mencoba Kabur
38
MWD 38 : Menerima Kembali
39
MWD 39 : Weekend
40
MWD 40 : Pisah Ranjang
41
MWD 41 : Ngidam
42
MWD 42 : Musibah
43
MWD 43 : Membandingkan
44
MWD 44 : Saingan
45
MWD 45 : Tamu tak Diundang
46
MWD 46 : Posesif
47
MWD 47 : Aku Baik-baik saja
48
MWD 48 : Cari Perhatian
49
MWD 49 : Rapuh
50
MWD 50 : Habis Kesabaran
51
MWD 51 : Hasutan
52
MWD 52 : Malam yang Panjang
53
MWD 53 : Jamuan Makan Siang
54
MWD 54 : Bersuci
55
MWD 55 : Baikan
56
MWD 56 : Nonton Bioskop
57
MWD 57 : Senja
58
MWD 58 : Perkara Trauma
59
MWD 59 : Anggota Baru
60
MWD 60 : Bayi
61
MWD 61 : Dodi si Raja Gombal
62
MWD 62 : Dia Putriku
63
MWD 63 : Apa ajalah Terserah
64
MWD 64 : Di mana Azarin?
65
MWD 65 : Farel Khilaf
66
MWD 66 : Barang Berharga Bunda
67
MWD 67 : Kunjungan Kakek
68
MWD 68 : Fenomena Langka
69
MWD 69 : Terserah
70
MWD 70 : Mansion Kakek
71
MWD 71 : Apa Ajalah
72
MWD 72 : Cuddle
73
MWD 73 : Kunjungan Sahabat Lama
74
MWD 74 : Ngungsi
75
MWD 75 : Meet
76
MWD 76 : Tawaran
77
MWD 77 : Me-time
78
MWD 78 : Berkebun
79
MWD 79 : Membuat Kue
80
MWD 80 : Perang Dingin
81
MWD 81 : Gagal Deep Talk
82
MWD 82 : Horor
83
MWD 83 : Sandi, What Happend?
84
MWD 84 : Debat Unfaedah
85
MWD 85 : Berita Duka
86
MWD 86 : The Real Friend
87
MWD 87 : Tertolak
88
MWD 88 : Nice Try
89
MWD 89 : Dua Kali
90
MWD 90 : Kasmaran
91
MWD 91 : Hukuman
92
MWD 92 : Tongkrongan Laknat
93
MWD 93 : Masalah Baru
94
MWD 94 : Masalah Baru (2)
95
MWD 95 : Manusia Aneh
96
MWD 96 : Uncrush
97
MWD 97 : Kurang Fokus
98
MWD 98 : Insiden Modus
99
MWD 99 : Berita Unfaedah
100
MWD 100 : Dunia Bisnis
101
MWD 101 : Memancing Emosi
102
MWD 102 : Masa Pelatihan
103
MWD 103 : Keseleo
104
MWD 104 : Mesin Fotocopy
105
MWD 105 : Kumpul Keluarga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!