MWD 19 : Suara Hati Zila, Hehe...

Setelah tiga hari menjalani masa kritisnya akhirnya dokter mengatakan jika Azka berhasil melaluinya, pihak keluarga sangat bahagia sekali namun sayangnya sampai sekarang Azka belum juga siuman, namun dokter Zico dengan segala kalimat penenangnga mengatakan jika siuman itu juga butuh waktu, tidak perlu khawatir setidaknya masa kritis sudah berlalu jadi tinggal tunggu waktu siumannya saja.

"Ehh kita salah ruangan ya, perasaan bener deh yang ini?" Wati tiba-tiba saja berhenti di ambang pintu, untung saja belum Reyna tabrak karena berhenti mendadak. Reyna mengintip, dan benar saja ada perempuan dengan pakaian yang minim alias kurang bahan, mungkin penjahitnya ketiduran saat akan membuat baju itu, perempuan tersebut duduk tepat di samping Azka sambil menggenggam tangannya, sok drama sedih lagi kan Reyna jadi cemburu.

"Ehh, Zila? Ngapain kamu di sini?" Saat Wati melihat wajah sosok perempuan yang tanpa permisi sudah ada di dalam ruangan Azka, dia begitu jengkel karena tidak memberi kabar sebelum datang.

"Aduh, Tante pake nanya segala, ya tentu saja mau jenguk calon suami aku, kenapa Tante gak bilang dari kemarin sih," Zila menghentakkan kakinya ke lantai sehingga menimbulkan bunyi yang cukup keras karena high heels yang dipakainya sangat berisik, rengekannya membuat Wati muak.

"Cukup! Itu semua tidak penting, lagipula kamu siapa sampai Tante harus kasih kabar ini itu tentang Azka ke kamu huh?," kalimat telak dilontarkan Wati membuat Zila melotot tajam. Reyna mengulum senyumnya, dia sangat puas dengan jawaban Wati.

"Tante kok ngomong gitu? Tante sudah janji loh sama Mama aku," Zila menggelengkan kepalanya tak percaya dengan apa yang di dengarnya.

"Tingkah kamu masih kayak anak kecil, manja lagi, bagaimana bisa kamu bisa jaga Farel, jaga keponakan kamu sama masih lalai," Wati memijat pelipisnya, ada rasa penyesalan dalam dirinya karena telah memberikan harapan lebih kepada perempuan cantik ini.

"Itu masalah lain, Tante. Farel akan menjadi purraku tentu saja aku akan ekstra menjaganya," Zila tampak yakin dengan ucapannya walaupun 80% belum pasti karena 20% nya masih di mulut doang.

"Tante minta maaf, Zila. Sepertinya kamu tidak bisa menikah dengan Azka, lagian kamu terima dengan kondisinya yang seperti inu?"

"Bagaimana pun keadaan nya, selama itu Azka aku rela Tan." Reyna tidak suka jika ada orang yang berbohong seperti Zila, matanya saja mengatakan lain dengan bibirnya, bagaimana orang bisa percaya.

"Kalo masalah itu, Tante langsung serahkan pada yang bersangkutan saja, termasuk Farel yang mau menerima kamu atau tidak," Wati melirik Farel di samping Reyna, seakan tau apa arti tatapan Wati, Farel refleks menggeleng dan menyembunyikan tubuh mungilnya pada Reyna.

"Tante rasa jawaban itu sudah cukup bagi kamu, Zila."

"Nggak, nggak. Farel hanya belum terbiasa, sini sayang ikut Bunda, kita beli es krim yang banyak," Zila tau pasti Farel akan luluh jika sudah menyangkut makanan favorit nya. Di luar prediksinya, Farel malah tambah takut saat Zila mendekatinya.

"Sudahlah, Zila. Farel tidak terbiasa dengan kamu, jadi terima saja ya, pintu keluar di sebelah sana."

"Tante usir aku?"

"Tentu saja, Tante tidak mau Azka melihat lekuk tubuh kamu karena pakaian yang seperti jaring laba-laba itu, nanti mata Azka ternodai, kalo mau ke sini lain kali pakai jubah ya sayang biar sopan," Wati mengelus rambut Zila.

Zila menatap nanar punggung Wati yang sudah berjalan menjauhinya, wanita paruh baya itu baru saja membuatnya malu dan kecewa, janji nya semua palsu dia telah ingkar kepada orang tua Zila.

"Halo, Ma. Tante Wati membatalkan perjodohan aku sama Azka, dia tadi menolakku mentah-mentah, mau ditaruh di mana muka aku Ma."

"Kok bisa Wati membatalkannya secara sepihak, bukankah sudah sepakat---Ahhkkk, kau bisa pelan-pelan?."

"Mama kenapa teriak-teriak begitu? Mama ngomong sama siapa?"

"Gak ada sayang, tadi ada kecoa terbang, Mama lagi olahraga nih hmm." Zila tidak percaya, telinga mendengar jelas apa yang sedang terjadi di sana, dan Zila tau benar apa yang sedang dilakukan Mirna.

"See you Mom!" Zila memgumpat kesal, dia tidak suka Mama nya seperti ini, sudah berapa kali dia pergoki sang Mama membawa lelaki ke kamarnya habis itu kalian pasti tau kelanjutannya bagaimana. Semenjak Papa Zila meninggal, perubahan sikap Mama nya sungguh drastis, dia yang awalnya perempuan baik-baik kini berubah jadi wanita malam, tak jarang Zila mendengar gosip tentang dirinya dan Mirna, bahkan tak tanggung-tanggung para tetangga gibah tepat depan dirinya, memang gak ada otak.

Zila menyarankan apa tidak sebaiknya menikah saja daripada harus keluyuran trus pulang-pulang bawa lelaki hanya untuk pemuas nafsu sesaat. Saran tersebut ditolak mentah-mentah oleh Mirna, dia sudah merasa nyaman dengan kehidupannya yang seperti ini, selalu gonta ganti pasangan. Zila buru-buru pulang untuk menghentikan aksi gila Mirna, Zila sudah capek dengan kelakuan nya, akibatnya Zila juga yang kena imbasnya, harus jadi bahan gunjingan pagi para Ibu-Ibu kompleks.

Sudah Zila duga, terparkir mobil Toyota Fortuner di depan rumahnya, bukan hanya satu tapi dua.

"Udah gak bener nih," Zila segera masuk, pintu tidak ditutup malah dibiarkan terbuka, Zila tak habis pikir. Ruang tamu penuh dengan botol alkohol yang sudah kosong di atas meja dan dibiarkan berserakan begitu saja.

"Mama sudah gila," Zila bergegas menuju kamar sang Mama, sudah pasti kamar itu tertutup rapat, dapat Zila dengar suara riuh laki-laki di dalam ditambah suara rintihan dan erangan Mirna yang mendominasi. Zila meringis mendengarnya, walaupun dia juga pernah melakukannya tapi itu hanya sebuah kecelakaan, bukan karena suka sama suka.

"MAMA!!! MAMA!!! BUKA PINTUNYA MA!!" Zila menggedor pintu kayu dengan penuh amarah yang meluap-luap, tidak peduli setelah ini dia akan dimarahi ataupun dipukul yang penting semua ini harus dihentikan.

Seorang laki-laki bertubuh kekar dan tinggi muncul dari balik pintu, lelaki itu bersiul kala melihat lekuk tubuh Zila yang terpampang jelas membuatnya seketika bernafsu.

Sial, aku lupa mengganti bajuku. Ahh bodo amat.

"Minggir b*ng*at!" Zila mendorong tubuh lelaki kekar itu hanya untuk melihat kondisi Mirna. Ternyata ada lima pria di dalam sini, Zila menatap sang Mama yang terkulai lemas di atas ranjang namun dia masih bisa tersenyum bahagia saat menatap Zila, seperti bangga juga dengan apa yang telah dia lakukan.

"Cepat usir lelaki berkepala hewan ini keluar, Ma," Zila sudah dikuasai amarah, seraya menarik lengan Mirna untuk mengajaknya keluar.

"Zila jangan ikut campur!"

"Aku benci Mama, sangat benci." Zila tidak membenci Mirna, dia hanya membenci sifatnya.

"Heh bocah, jangan mengganggu aktivitas kami," seorang lelaki botak dan hanya meggunakam celana pendek membentak Zila.

"Gue gak peduli anj*ng, kalian semua keluar sekarang juga!" Zila balas membentak dengan mengeluarkan kata-kata kotor andalannya.

"Wahh berani juga dia, kita sikat saja dua duanya, lumayan lobang baru ya kan," sahutan dari temannya.

"Berani lo semua, gue panggil polisi sekarang juga," Zila mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya.

"Panggil saja, polisi akan datang setelah kami selesai dengan tubuhmu," lelaki yang tadi membukakan Zila pintu menarik pergelangan tangan Zila dan mencengkeram nya kuat-kuat.

"Lepasin, dasar laki-laki biadab."

Plak!!

Tangan kekar nya berhasil membuat pipi Zila memerah akibat tamparannya.

"Cukup, Zila. Kamu sebaiknya keluar saja. Hey kamu, biarkan anakku keluar jangan libatkan dia di sini!"

Kelima pria itu saling tatap dan menganggukkan kepalanya serempak. Zila dipaksa keluar walaupun seberapa kuat dia memberontak, tenaga nya jelas beda dengan pria kekar itu. Zila didorong sampai terjerembab menabrak tembok, untuk saja dia berpangku dengan tangannya sehingga wajahnya tidak mencium tembok mulus tak berdosa. Pintu kembali tertutup rapat, sepertinya mereka akan melanjutkan aktivitas dosa itu lagi, tangan Zila sudah gatal ingin menghubungi polisi biar mereka jera, tapi nanti Mama nya juga kena dong.

Cukup lama menunggu, akhirnya para berandal itu keluar dengan senyum yang mengerikan.

"Hai manis, siap-siap ya besok giliran kamu yang melayani kami," lelaki botak tadi mengelus pipi Zila yang langsung ditepis dengan kasar.

"Mimpi lo anj*ng, gue gak sudi disentuh oleh pria berkepala kosong seperti kalian." Kelima pria itu tertawa terbahak-bahak, ucapan Zila mereka anggap lelucon.

"Mau nolak bagaimanapun juga kamu tidak akan bisa lepas, karena Ibu mu sendiri yang bilang begitu, see you tomorrow, sayang. Dandan yang cantik ya, besok kami kesini lagi." Si botak melayangkan flying kiss membuat Zila menatapnya jijik dan berlalu pergi.

Satu tujuannya sekarang yaitu meminta penjelasan pada Mirna, wanita paruh baya itu sedang santai dengan rokok yang diselipkan antara jari telunjuk dan jari tengah, dia tampak baik-baik saja setelah melayani lima pria sekaligus, mana pada kekar-kekar lagi.

"Mom, stop it. Aku gak suka ya liat Mama kayak gini," Zila duduk di sudut ranjang agar dapat melihat jelas wajah Mirna.

"Why hunny? Selagi Mama bahagia seharusnya kamu juga ikut bahagia," Mirna menyunggingkan senyum manis menatap putri tunggalnya.

"Ini sudah salah banget, Ma."

"Sejak kapan kamu mengerti salah atau benar, huh? Lagipula kamu pernah seperti ini 'kan, jadi jangan sok suci dan mengadili Mama seperti ini, Mama tidak suka diatur." Mirna membuang puntung rokoknya sembarangan dan menatap Zila sinis.

"Mama, ini sudah gak bener. Zila mohon, Mama berhenti ya," Zila memeluk lengan Mirna namun langsung dihempaskan dengan keras.

"Keluar! Mama capek," Mirna menenggelamkan wajahnya di atas bantal.

"Gak mau, sebelum Mama janji, Zila gak akan beranjak selangkah pun."

"Kalo Mama berhenti, kita dapat uang dari mana? Lagipula kamu juga gak jadi nikah 'kan dengan Azka."

"Mama bisa cari kerja yanh bagus gak harus seprti ini setiap hari."

"Capek, lebih baik kerja seperti ini langsung dapat uang. Jika kamu selesai, pintu ada di sebelah sana."

Zila mengusap air matanya kasar, Mirna kalo sudah begini susah bujuknya, otaknya sama kayak batu, keras.

Terpopuler

Comments

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Mengerikan seorang ibu pny kelakuan yg sgt rusak ..🙈🙈🙈

2023-10-08

0

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Mengerikan seorang ibu pny kelakuan yg sgt rusak ..🙈🙈🙈

2023-10-08

0

lihat semua
Episodes
1 MWD 01 : Salah Paham
2 MWD 02 : Kerjaan Baru
3 MWD 03 : Masalah
4 MWD 04 : Lelaki Aneh
5 MWD 05 : Dress?
6 MWD 06 : Meet Again
7 MWD 07 : Pertemuan Terakhir? Maybe...
8 MWD 08 : Baby Sitter
9 MWD 09 : Perpisahan
10 MWD 10 : Es Krim
11 MWD 11 : Resiko
12 MWD 12 : Menikah Lagi?
13 MWD 13 : Di Usir
14 MWD 14 : Kecoa
15 MWD 15 : Belajar Masak
16 MWD 16 : Brownies Mematikan
17 MWD 17 : Hadiah untuk Farel
18 MWD 18 : Musibah
19 MWD 19 : Suara Hati Zila, Hehe...
20 MWD 20 : Kabur
21 MWD 21 : Fakta Mengejutkan
22 MWD 22 : Berita Duka
23 MWD 23 : Apakah Salah Aku Berharap?
24 MWD 24 : Resmi Menikah
25 MWD 25 : Hadiah
26 MWD 26 : Kunjungan
27 MWD 27 : Penyakit Hati
28 MWD 28 : Balas Dendam
29 MWD 29 : Mencari Tau
30 MWD 30 : Curiga
31 MWD 31 : Berusaha Jujur
32 MWD 32 : Terpesona
33 MWD 33 : Dia Tau
34 MWD 34 : Surat Perceraian
35 MWD 35 : Hamil?
36 MWD 36 : Mulai Berani
37 MWD 37 : Mencoba Kabur
38 MWD 38 : Menerima Kembali
39 MWD 39 : Weekend
40 MWD 40 : Pisah Ranjang
41 MWD 41 : Ngidam
42 MWD 42 : Musibah
43 MWD 43 : Membandingkan
44 MWD 44 : Saingan
45 MWD 45 : Tamu tak Diundang
46 MWD 46 : Posesif
47 MWD 47 : Aku Baik-baik saja
48 MWD 48 : Cari Perhatian
49 MWD 49 : Rapuh
50 MWD 50 : Habis Kesabaran
51 MWD 51 : Hasutan
52 MWD 52 : Malam yang Panjang
53 MWD 53 : Jamuan Makan Siang
54 MWD 54 : Bersuci
55 MWD 55 : Baikan
56 MWD 56 : Nonton Bioskop
57 MWD 57 : Senja
58 MWD 58 : Perkara Trauma
59 MWD 59 : Anggota Baru
60 MWD 60 : Bayi
61 MWD 61 : Dodi si Raja Gombal
62 MWD 62 : Dia Putriku
63 MWD 63 : Apa ajalah Terserah
64 MWD 64 : Di mana Azarin?
65 MWD 65 : Farel Khilaf
66 MWD 66 : Barang Berharga Bunda
67 MWD 67 : Kunjungan Kakek
68 MWD 68 : Fenomena Langka
69 MWD 69 : Terserah
70 MWD 70 : Mansion Kakek
71 MWD 71 : Apa Ajalah
72 MWD 72 : Cuddle
73 MWD 73 : Kunjungan Sahabat Lama
74 MWD 74 : Ngungsi
75 MWD 75 : Meet
76 MWD 76 : Tawaran
77 MWD 77 : Me-time
78 MWD 78 : Berkebun
79 MWD 79 : Membuat Kue
80 MWD 80 : Perang Dingin
81 MWD 81 : Gagal Deep Talk
82 MWD 82 : Horor
83 MWD 83 : Sandi, What Happend?
84 MWD 84 : Debat Unfaedah
85 MWD 85 : Berita Duka
86 MWD 86 : The Real Friend
87 MWD 87 : Tertolak
88 MWD 88 : Nice Try
89 MWD 89 : Dua Kali
90 MWD 90 : Kasmaran
91 MWD 91 : Hukuman
92 MWD 92 : Tongkrongan Laknat
93 MWD 93 : Masalah Baru
94 MWD 94 : Masalah Baru (2)
95 MWD 95 : Manusia Aneh
96 MWD 96 : Uncrush
97 MWD 97 : Kurang Fokus
98 MWD 98 : Insiden Modus
99 MWD 99 : Berita Unfaedah
100 MWD 100 : Dunia Bisnis
101 MWD 101 : Memancing Emosi
102 MWD 102 : Masa Pelatihan
103 MWD 103 : Keseleo
104 MWD 104 : Mesin Fotocopy
105 MWD 105 : Kumpul Keluarga
Episodes

Updated 105 Episodes

1
MWD 01 : Salah Paham
2
MWD 02 : Kerjaan Baru
3
MWD 03 : Masalah
4
MWD 04 : Lelaki Aneh
5
MWD 05 : Dress?
6
MWD 06 : Meet Again
7
MWD 07 : Pertemuan Terakhir? Maybe...
8
MWD 08 : Baby Sitter
9
MWD 09 : Perpisahan
10
MWD 10 : Es Krim
11
MWD 11 : Resiko
12
MWD 12 : Menikah Lagi?
13
MWD 13 : Di Usir
14
MWD 14 : Kecoa
15
MWD 15 : Belajar Masak
16
MWD 16 : Brownies Mematikan
17
MWD 17 : Hadiah untuk Farel
18
MWD 18 : Musibah
19
MWD 19 : Suara Hati Zila, Hehe...
20
MWD 20 : Kabur
21
MWD 21 : Fakta Mengejutkan
22
MWD 22 : Berita Duka
23
MWD 23 : Apakah Salah Aku Berharap?
24
MWD 24 : Resmi Menikah
25
MWD 25 : Hadiah
26
MWD 26 : Kunjungan
27
MWD 27 : Penyakit Hati
28
MWD 28 : Balas Dendam
29
MWD 29 : Mencari Tau
30
MWD 30 : Curiga
31
MWD 31 : Berusaha Jujur
32
MWD 32 : Terpesona
33
MWD 33 : Dia Tau
34
MWD 34 : Surat Perceraian
35
MWD 35 : Hamil?
36
MWD 36 : Mulai Berani
37
MWD 37 : Mencoba Kabur
38
MWD 38 : Menerima Kembali
39
MWD 39 : Weekend
40
MWD 40 : Pisah Ranjang
41
MWD 41 : Ngidam
42
MWD 42 : Musibah
43
MWD 43 : Membandingkan
44
MWD 44 : Saingan
45
MWD 45 : Tamu tak Diundang
46
MWD 46 : Posesif
47
MWD 47 : Aku Baik-baik saja
48
MWD 48 : Cari Perhatian
49
MWD 49 : Rapuh
50
MWD 50 : Habis Kesabaran
51
MWD 51 : Hasutan
52
MWD 52 : Malam yang Panjang
53
MWD 53 : Jamuan Makan Siang
54
MWD 54 : Bersuci
55
MWD 55 : Baikan
56
MWD 56 : Nonton Bioskop
57
MWD 57 : Senja
58
MWD 58 : Perkara Trauma
59
MWD 59 : Anggota Baru
60
MWD 60 : Bayi
61
MWD 61 : Dodi si Raja Gombal
62
MWD 62 : Dia Putriku
63
MWD 63 : Apa ajalah Terserah
64
MWD 64 : Di mana Azarin?
65
MWD 65 : Farel Khilaf
66
MWD 66 : Barang Berharga Bunda
67
MWD 67 : Kunjungan Kakek
68
MWD 68 : Fenomena Langka
69
MWD 69 : Terserah
70
MWD 70 : Mansion Kakek
71
MWD 71 : Apa Ajalah
72
MWD 72 : Cuddle
73
MWD 73 : Kunjungan Sahabat Lama
74
MWD 74 : Ngungsi
75
MWD 75 : Meet
76
MWD 76 : Tawaran
77
MWD 77 : Me-time
78
MWD 78 : Berkebun
79
MWD 79 : Membuat Kue
80
MWD 80 : Perang Dingin
81
MWD 81 : Gagal Deep Talk
82
MWD 82 : Horor
83
MWD 83 : Sandi, What Happend?
84
MWD 84 : Debat Unfaedah
85
MWD 85 : Berita Duka
86
MWD 86 : The Real Friend
87
MWD 87 : Tertolak
88
MWD 88 : Nice Try
89
MWD 89 : Dua Kali
90
MWD 90 : Kasmaran
91
MWD 91 : Hukuman
92
MWD 92 : Tongkrongan Laknat
93
MWD 93 : Masalah Baru
94
MWD 94 : Masalah Baru (2)
95
MWD 95 : Manusia Aneh
96
MWD 96 : Uncrush
97
MWD 97 : Kurang Fokus
98
MWD 98 : Insiden Modus
99
MWD 99 : Berita Unfaedah
100
MWD 100 : Dunia Bisnis
101
MWD 101 : Memancing Emosi
102
MWD 102 : Masa Pelatihan
103
MWD 103 : Keseleo
104
MWD 104 : Mesin Fotocopy
105
MWD 105 : Kumpul Keluarga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!