18. Lembaran Baru

'Rela itu bohong, yang ada terpaksa lalu terbiasa. Dipaksa keadaan untuk menerima hal yang membohongi hati. Bahagiaku, sedihku dan ekspektasiku adalah tanggung jawab diriku sendiri..'

Ola menatap Farid yang tertidur lelap, entah kenapa hatinya selalu tak tenang. Dia selalu memastikan bahwa Farid masih bernafas. Bayang-bayang kepergian Abrisam kembali menghantuinya.

"Neng.. Kamu gak tidur?" tanya Farid dengan suara parau.

"Mas.. Apa yang kamu butuhin?" Ola beranjak menghampiri sang suami karena terkejut.

"Saya gak butuh apa-apa. Tidurlah.. Udah tengah malam ini," Farid mengelus lengan Ola dengan lembut.

"Nanti saya tidur juga kok, Mas! Sekarang lebih baik Mas Farid tidur dan istirahat," Ola membetulkan selimut sang suami lalu duduk kembali dikursinya.

"Sini! Tidur bareng Mas di ranjang," pinta Farid sambil bergeser agar Ola tidur disampingnya.

"Jangan aneh-aneh ya, Mas! Perut kamu masih luka, lagian itu kan tempat tidur pasien!" omel Ola dengan pipi yang bersemu merah.

Farid terkekeh, "Mana mungkin saya bisa aneh-aneh, saya cuman mau kamu tidur disini. Pasti badan kamu sakit semua kalo tidur di sofa begitu. Lagian luka nya udah gak begitu sakit kok!"

"Cepet sini! Nurut napa sama suami.."

Ceilah suami ceunah, kemaren kemana aja Farid. Gemes author..

"Beneran gak apa-apa kalo saya tidur disitu sama Mas?" tanya Ola dengan polosnya.

"Enggak Neng! Ini masih luas kok! Lagian badan kamu kan kecil kayak bocah SMA," jawab Farid sambil terkekeh.

"Emang saya masih kaya anak SMA, sayangnya nikah sama om-om!" ledek Ola sambil menjulurkan lidah.

Keduamya bercanda tawa tanpa beban, hingga akhirnya Ola menurut dan tertidur disamping suaminya itu. Mereka tidur terlentang, Ola pikir Farid sudah terlelap. Nyatanya laki-laki itu masih menatap langit-langit rumah sakit.

"Tidur Neng.."

"Mas Farid belum tidur?" tanya Ola yang langsung menatapnya.

"Belum.. Jantung saya, deg-degan!"

Blush.. Pipi Ola memerah, dia pun berniat membelakangi Farid. Namun laki-laki itu menahannya.

"Tuhkan, deg-degan!" Farid meletakkan tangan kanan Ola di dadanya.

"Iya Mas, saya juga!" ucap Ola dengan lirih.

"Mana coba saya mau rasakan," bisik Farid membuat bulu kuduk Ola merinding.

"Jangan aneh-aneh ya Mas!" Ola mencubit pinggang suaminya itu.

"Aw..!" Farid meringis, membuat Ola panik.

"Sakit ya, Mas? Maaf ya! Kamu sihhh.." ucap Ola mengelus pinggang sang suami.

Farid tiba-tiba mengecup kening Ola, hingga gadis itu membeku. Lalu Farid memegang dagu Ola, agar kedua mata mereka bertemu.

"Saya minta maaf atas setiap kesalahan saya ya. Kita buka lembaran baru, dimana saya akan terus mencoba mencintai orang yang saya nikahi. Mencintai pernikahan ini. Saya mau hidup bersama kamu seperti suami istri lainnya.."

"Mas.."

"Saya bisa merasakan ketulusan hati kamu, Neng. Saya yang bodoh. Saya terlalu mencintai Anindita, yang ternyata itu mungkin bukanlah cinta. Tapi.. Rasa terimakasih. Karena dia yang membantu saya dalam membangun konveksi, hingga saya bisa ada di titik ini.." Farid menatap manik mata Ola.

"Saya ngerti kok, Mas! Insya Allah.. Kita bisa menjalani pernikahan ini sebaik mungkin. Saya juga ngerti gimana perasaan Mbak Anin, tapi saya gak bisa terus menerus membiarkan suami saya melakukan dosa. Sekalipun gak ada cinta dalam pernikahan ini, saya hanya akan melakukan kewajiban saya sebagai seorang istri. Selebihnya, terserah kamu aja Mas.."

Cup! Tiba-tiba saja bibir Farid mendarat di bibir Ola. Walaupun hanya saling bertemu, tapi mampu membuat jantung keduanya bertalu-talu.

"Sekarang tidur! Katanya mau jadi istri yang baik. Sini saya peluk.."

Kedua pengantin baru itu akhirnya tidur saling memeluk, tanpa ada pembatas diantara mereka. Walaupun akhirnya ranjang rumah sakit yang menjadi saksinya.

* * * * *

Ola pikir pindahan rumah akan semudah dan secepat itu, nyatanya tidak. Ola harus bolak-balik Pekalongan Purbalingga. Kini ia sudah sampai di rumah dinas yang akan mereka tempati. Seminggu setelah Farid keluar dari Rumah Sakit, Ola dan Farid mulai menyicil membeli barang dan memindahkan barang-barang mereka.

"Istirahat dulu, Neng!"

Farid mengelus kepala Ola dengan lembut, sejak malam itu keduanya semakin dekat. Ya meskipun mereka belum memenuhi kewajiban mereka sebagai suami istri.

"Nanggung, Mas! Ini sedikit lagi selesai deh.. Baju-baju kamu di lemari sebelah kiri ya, baju-baju saya dilemari sebelah kanan. Oh ya, Mas! Ruangan yang sebelah jadinya.." ucapan Ola terpotong.

"Jadikan tempat shalat aja, kasurnya biarin begitu aja. Nanti kalo ada orang tua kita nginap gak usah repot lagi!"

"Oke Mas.. Nanti saya beresin juga deh!"

Ola sangat semangat menata rumah yang baru akan mereka tempati itu, rumah yang Ola harap akan selalu tujuannya untuk pulang.

"Iyaa boleh.. Sekarang istirahat dulu!" omel Farid membuat Ola terkekeh.

"Nggeh Mas!"

Farid menatap Ola yang tengah memakan buah semangka yang baru saja ia potong. Baru kali ini, perasaannya sungguh sangat tenang dan lega.

"Kayaknya kita kaku sekali, masa suami istri masih saya-sayaan aja!" protes Farid.

"Hah?" Ola melongo dibuatnya.

"Mulai hari ini, biasakan panggil saya Mas dihadapan orang banyak dan Ay kalau sedang berduaan!" titah Farid hingga Ola tersedak buah semangka itu.

"Hati-hati loh, sayang!" ucap Farid membuat Ola semakin tersedak.

"Wadoh.. Wadoh.. Kanebo kering kami ini sudah melunak rupanya!" Erik yang baru saja datang bersama Ineke langsung menertawakan Farid dan Ola.

"Iya betul Bang, dia sampe tersedak begitu dengar suaminya panggil sayang!" ledek Ineke.

"Ckck! Kalian ini jangan meledek saya terus dong Bang!" omel Farid membuat mereka tertawa, sedangkan Ola tersenyum kikuk.

"Cepatlah bersiap, bukannya kalian minta kami antar beli mesin cuci dan kulkas?"

"Sebentar, Kak! Ola ambil tas dulu," ucap Ola sambil berjalan menuju kamarnya.

Keempatnya pun pergi ke salah satu pusat perbelanjaan di Kota Purbalingga. Farid menggenggam lengan Ola dengan lembut sambil melihat-lihat beberapa alat elektronik dan peralatan rumah tangga.

"Mas.. Ola boleh beli teflon gak? Satu lagi aja! Lucu warnanya.." ucap Ola yang sudah mulai membiasakan diri tidak mengatakan saya.

"Sayang, itu udah 3 loh teflon nya! Jangan definisi beli karena lucu, beli saja yang kita butuhkan dulu ya!" tegur Farid dengan lembut dan Ola pun menganggukkan kepalanya.

Hampir dua jam mereka berkeliling, Ola dan Ineke membeli peralatan rumah tangga yang mereka butuhkan. Farid mengingatkan sang istri, bahwa mereka harus tetap menjunjung sebuah kesederhanaan. Maka dari itu, Ola pun tidak terlalu banyak membeli barang-barang yang ia inginkan.

"Makan dulu yu, Mas! Ola laper.."

"Mau makan apa Ay?" tanya Farid sambil membetulkan jilbab Ola yang miring.

"Hadoh.. Kanebo kanebo.." ejek Erik karena sejak tadi mendengar Farid terus memanggil Ola dengan panggilan sayang.

Akhirnya keempatnya memutuskan untuk makan disalah satu restoran cepat saji, Farid dan Erik mengantri. Sedangkan Ineke dan Ola asyik berbincang-bincang.

"Kau dengan si Farid sudah begituan?" tanya Ineke membuat Ola tersedak ludahnya sendiri.

"Apaan sih Kak! Pertanyaanya itu loh.." rengek Ola dengan pipi bersemu merah.

"Wahhh.. Kacau sekali om Farid itu! Masa kau belum di unboxing sih!" omel Ineke.

"Kakaaaakkkk..."

"Dengar Kakak ya, Sabrina! Kalau kau mau membuka lembaran baru dengan si Farid, kau harus memberanikan diri lah.. Kata lainnya, kau goda lah suami kau itu.."

"Ola gak bisa, Kak!"

"Kau harus bisa, Ola! Pertahankan suamimu sendiri, berikan hak dia! Pakailah ini nanti malam, anggap saja ini kado pernikahan dari Kakak.."

"Apa ini Kak?" tanya Ola hendak membuka paperbag itu.

"Jangan dibuka pula disini! Nanti saja dirumah! kau ini.." omel Ineke.

Farid membawa banyak sekali makanan untuk Ola, dari mulai burger hingga nuget dan es krim. Bahkan Farid sendiri menyuapi Ola dengan tangannya. Tanpa mereka sadari ada dua pasang mata yang menatap penuh amarah.

"Jangan harap kalian akan bahagia dan membuka lembaran baru..!"

* * * * *

Semoga suka dengan ceritanya...

Jangan lupa loh buat Like, Komen, Vote dan Favorite 🥰🙏🥰

Dukung Author terus ya!

Salam Rindu, Author ❤

Terpopuler

Comments

mbu winda

mbu winda

hohoho si anin itu 🤣🤣

2023-04-14

0

Nofita Sari

Nofita Sari

klo gemes enak'ny di apa'in ya thor si farid itu

2023-04-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!