Setiap pernikahan pasti memiliki ikatan cinta didalamnya, bahkan kedua pengantin akan sibuk mempersiapkan pernikahan terbaik. Ola kembali mengingat pernikahan pertamanya. Dimana dia dan Abrisam mempersiapkan sendiri pernikahan impian mereka. Banyak perdebatan yang mereka lalui, tapi tidak kali ini. Ola dan Farid sama-sama sibuk dengan kegiatan mereka. Padahal seminggu lagi mereka akan melangsungkan acara pernikahan.
"Mbak! Kok nggak ada acara fitting baju pengantin?" tanya Ayu saat Ola masih sibuk mengecek sisa stock pakaiannya di gudang.
"Bapak sama Mama yang sudah siapkan semuanya, lagi pula untuk fitting pun jauh Ayu! Bogor-Pekalongan bukan jarak yang dekat," jawab Ola sambil terkekeh.
"Kalo gitu kita pulang ke Bogor besok aja, Mbak! Masa iya penganten pulangnya mepet-mepet! Kalo kata si Mbok pamali!"
Ola menghela nafasnya, "Nanti lah Ayu! Lagian ini bukan pernikahan pertama buat saya. H-3 baru saya akan pulang!"
Hening..
Ayu menatap Ola, tanpa terasa airmatanya luruh begitu saja. Ola pun menoleh dan mendapati Ayu tengah terisak.
"Kamu kenapa Ayu?" kaget Ola, dia menghampiri Ayu dan memeluknya.
"Ayu bahagia, Mbak! Sebentar lagi Mbak Ola akan ada yang menjaga dan melindungi. Hal itu udah bikin Ayu bahagia. Ayu berharap, pernikahan Mbak Ola dan Mas Farid akan dilindungi Allah. Semoga kalian akan selalu bahagia.."
Perih rasanya hati Ola saat mendengar do'a tulus dari Ayu. Hampir satu tahun lebih, mereka banyak melewati waktu bersama. Dan hal itu membuat keduanya sangat dekat.
"Do'akan yang terbaik buat Mbak ya, Ayu!" Ola kembali memeluk Ayu dengan lembut. Layaknya pelukan Kakak pada adiknya.
"Nanti kan Mbak akan tinggal di Rumah Dinas. Apa Ayu boleh tinggal disini, di Ruko ini? Supaya Ayu nggak terlalu ngerasa kehilangan Mbak Ola," lirih Ayu.
"Boleh! Sangat boleh. Mbak juga akan selalu kesini setiap hari. Jadi Ayu jangan khawatir ya! Kita masih akan tetap sama-sama. Insya Allah.."
Tak jauh berbeda dengan Ola, Farid pun saat ini masih melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang abdi Negara. Saat ini dia tengah menemani sang Komandan untuk menghadiri rapat gabungan TNI dan Polri untuk menindaklanjuti kasus yang tengah meresahkan warga sekitar Jawa Tengah.
"Kapan kamu cuti, Rid?" tanya sang Komandan.
"Mohon ijin, H-1 Komandan!" jawab Farid dengan tegas.
"Berapa lama kamu cuti?" sang Komandan menatap Farid tak percaya.
"Siap! 2 hari Komandan!"
"Gilak kau ini Rid, kau pikir jarak Bogor itu dekat?" bisik Erik tak percaya.
"Tambahkan satu hari lagi masa cuti kamu! Langsung siapkan Rumah Dinas, buat senyaman mungkin agar istri kamu betah!"
"Siap Komandan!"
Usai menghadiri rapat gabungan, Erik dan Farid ditugaskan untuk kembali terlebih dahulu. Mereka harus mempersiapkan beberapa hal, karena akan melakukan latihan gabungan bulan depan.
"Rid! Jadi istri kau akan langsunt ditinggal setelah kalian menikah, begitu?' tanya Erik.
"Lah Bang! Kau kan lebih pengalaman dari saya. Begitulah bukan konsekuensi menjadi istri seorang prajurit?" Farid terkekeh.
"Kau harus perlakukan dia dengan baik, Rid. Dia sama sekali tidak bersalah dalam hal ini. Semua karena kau sendiri yang menciptakan pelik. Walaupun rumah tangga yang kau jalani nantinya tak kau inginkan, tetaplah jalankan kewajibanmu sebagai seorang suami! Berikan dia nafkah lahir batin sesuai dengan haknya!"
Deg!
Tiba-tiba saja jantung Farid berdegup lebih kencang. Erik saja yang non muslim memahami bahwa kewajiban suami adalah memberi nafkah lahir batin pada istrinya. Tapi kenyataan pada mereka berbeda, ini bukanlah pernikahan yang mereka inginkan. Apalagi Farid sudah memberikan pernyataan bahwa mereka akan tidur terpisah.
"Jangan kau melamun begitu! Bahaya kalau kau melamun sambil menyetir. Saya masih mau hidup!" bentak Erik membuyarkan lamunan Farid.
"Siap salah, Bang!"
"Menyetir yang betul. Kau ini mau menikah bukan? Jangan sampai Ola tersakiti untuk yang kedua kali karena ditinggal mati calon suaminya! Kau harus ingat itu Farid. Sebelum kau menyakiti hatinya, kau ingat berapa beratnya perjuangan dia untuk sembuh dan membuka lagi hatinya untuk kau!" omel Erik.
"Kalau kau tak bodoh dengan mengaku calon suami si Ola. Mau ku jodohkan saja dia dengan si Virgo yang jelas-jelas bujangan dan single!"
"Saya juga bujangan Bang!" ucap Farid tak terima.
"Saya tak yakin kau belum mencicipi si Anin! Kalau belum menikmati surga dunia, kau tak akan sebucin itu sama janda beranak dua itu!" kesal Erik.
"Sumpah! Saya dan Anin gak pernah melakukan hal-hal diluar pernikahan. Ya mungkin hanya sebatas pelukan dan ciumann wajar kan?" Farid benar-benar tak habis pikir dengan seniornya ini.
"Nah itu dia! Sedangkan Ola itu ibarat berlian didalam etalase, masih terlindungi! Cocok lah jika dengan si Virgo!" ucapan Erik kembali membuat hati Farid terasa panas.
"Sudahlah Bang! Ola itu calon istri saya. Gak seharusnya Abang menjodoh-jodohkan calon istri saya!" kesalnya.
"Halah! Kalau kau benar menyiakan si Ola itu, bodoh betul kau!!"
Virgo Prasetyo, teman satu letting Farid yang selalu berkompetisi dengannya. Farid dan Virgo sama-sama berbakat dan sama-sama memiliki pesona yang kuat. Sejak dulu, Farid tak pernah mau kalah dari Virgo. Maka dari itu, dia cukup kesal saat seniornya itu berniat menjodohkan Ola dengan Virgo.
* * *
Hari Pernikahan yang dinanti-nanti pun tiba, Ola sudah siap dengan kebaya putih sederhana. Ini bukan kali pertamanya, maka dari itu Ola sendiri tidak terlalu merasa gugup. Hanya saja bayangan Abrisam masih tercetak jelas dalam ingatannya. Bagaimana laki-laki itu mengucapkan ijab kabul dengan lancar. Lalu tak sadarkan diri setelahnya.
"Mbak.. Itu Mas Farid gagah sekali!" bisik Ayu membuat Ola menatap layar datar dihadapannya.
Farid memanglah terlihat gagah dengan beskap putih yang dipakainya. Namun hal itu sama sekali tak menggetarkan hati Ola. Karena ini bukanlah pernikahan yang mereka inginkan. Farid terlihat gugup, karena ini pertama kali dalam hidupnya. Walaupun menikah bukan dengan wanita yang ia cintai.
Pernikahan berlangsung di Villa milik keluarga Ola, tak banyak tamu undangan yang hadir. Hanya keluarga dan kerabat terdekat. Ola tak mau menjadi bahan cibiran para tetangga lagi, karena pernikahan keduanya yang jauh lebih mewah.
Mata Ola berkaca-kaca, saat melihat sang Ayah menjabat tangan Farid. Setelah itu maka Ola akan resmi menyandang status barunya sebagai seorang istri.
"Bismillahirahmanirahim.. Nak Farid Gibran Haidar, sebelum mengucapkan ijab kabul. Ijinkan Bapak menitipkan putri Bapak terlebih dahulu. Ini memanglah bukan kali pertama putri Bapak menikah. Tapi kehidupan yang akan kalian arungi nantinya, merupakan babak baru pertama dalam hidupnya.." lirih Bapak Ola.
"Selama ini, putri Bapak menyembuhkan luka dengan dirinya sendiri. Bapak berharap, kelak Nak Farid akan mampu membahagiakan putri Bapak. Tolong.. Jaga dia dengan baik, karena dia adalah putri kami yang berharga.."
Isak tangis mulai terdengar, bahkan Farid sendiri pun merasa tercubit hatinya.
"Tolong lindungi dia dari hal-hal yang akan menyakitinya. Karena kelak, hanya pada Nak Farid dia akan menggantungkan hidupnya. Bimbing dia dan beri dia pelajaran terbaik jika ia salah, tapi tidak dengan menyakitinya.. Jika suatu saat nanti, Nak Farid tidak lagi menginginkannya.. Kembalikan dia pada Bapak, sama seperti Nak Farid memintanya.."
Farid bangkit dan memeluk tubuh sang calon mertua. "Insya Allah.. Farid akan menjaga Ola dengan sebaik-baiknya, Pak. Farid hanya butuh do'a dari Bapak dan juga Mama.." ucapan itu meluncur begitu saja dari mulut Farid.
"Alhamdulillah.. Karena setelah ijab kabul, Ola akan menjadi tanggung jawabmu. Bukan hanya untuk urusan dunia, tapi untuk urusan akhirat juga."
Hati Farid kembali tercubit mendengar ucapan Bapak Ola. Dia diminta duduk kembali dan berjabat tangan dengan Bapak Ola. Sedangkan Ola terus berusaha menegarkan hatinya.
"Saudara Farid Gibran Haidar, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Sabrina Ola Daneen binti Khoirul Daneen dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan emas sebesar 20 gram dibayar tunai!"
Bulir keringat sudah membasahi dahi Farid, "Saya terima nikah dan kawinnya Sabrina Ola Daneen binti Khoirul Daneen dengan mas kawin tersebut dibayar tunaii..!"
"SAH!"
"SAH!"
"SAH!"
Alhamdulillah.. Farid menghembuskan nafasnya lega. Ola didampingi oleh Ayu berjalan menuju meja akad. Begitu melihat Ola dengan balutan kebaya putih yang elegan, jantung Farid berdegup lebih kencang.
'Cantik..' batin Farid.
Kini mereka berhadapan, Ola mencium tangan Farid. Dan laki-laki itu menyimpan tangannya diatas ubun-ubun Ola lalu membacakan do'a. Hati Ola terenyuh, namun ia sadar ini bukanlah yang mereka inginkan.
Cup!
Farid mencium kening Ola dengan lembut, Ola tersentak namun genggaman tangan Farid mampu menenangkannya. Kini mereka sudah sah menjadi sepasang suami istri. Acara dilanjutkan dengan penandatanganan berkas. Lalu Ola dan Farid akan berganti pakaian untuk melaksanakan tradisi Sangkur Pora bagi Bintara TNI AD.
"Neng.. Makan dulu! Nanti upacara Sangkur Pora cukup lama. Mas gak mau kamu pingsan kalo gak makan dulu!" ucap Farid saat Ola tengah dibetulkan riasan.
"Mas aja makan dulu, saya nanti menyusul!" Ola menolak, karena memang ia merasa tak lapar.
"Nurut sama suami, lho Neng.."
Ola menoleh, dia menatap Farid yang menganggukkan kepalanya. Akhirnya Ola mengambil piring ditangan Farid. Namun laki-laki itu menahannya.
"Biar Mas suapin, ya!" ucap Farid membuat Ola merasa heran. Ola mengerenyitkan dahinya.
"Aduh aduh! Aku keluar dulu deh yaaa.. Gak kuat liat keuwuan pengantin baru ini!" ucap sang perias meninggalkan mereka berdua.
Ah, akhirnya Ola paham. Dia pun mengambil piring dari tangan Farid dan laki-laki itu tidak menahannya lagi.
"Senyum ya, Ola. Ini hari pernikahan kita. Biarlah mereka mengira bahwa kita benar-benar bahagia dengan pernikahan ini," pinta Farid.
Ola tidak menjawab, dia hanya fokus untuk makan agar tubuhnya tetap kuat untuk menjalani prosesi berikutnya.
"Saya minta.. Saya juga lapar!" Farid mengambil tangan Ola, dan membelokkan sendok itu kedalam mulutnya.
Tanpa keduanya sadari, mereka makan dari sendok yang sama. Usai makan, perias kembali membenahi make up Ola dan Farid bersiap menggunakan seragam kebanggaan miliknya. Mata Farid kembali berbinar, saat ia melihat Ola memakai gaun berwarna hijau army. Walaupun bukan pilihan keduanya, namun gaun itu cocok ditubuh Ola.
"Kamu cantik!" ucap Farid tanpa ia sadari.
"Makasih, Mas!"
Ola dan Farid kini sudah berdiri sambil bergandengan tangan. Acara tradisi Sangkur Pora merupakan acara penghantaran prajurit TNI Angkatan Darat, bagi tamtama dan Bintara yang melaksanakan prosesi pernikahan.
Farid membawa 11 orang prajurit lengkap dengan atributnya. Pasukan Sangkur Pora sendiri dipimpin oleh Sertu Virgo Prasetyo yang merupakan teman satu letting Farid yang belum menikah. Dalam acara tersebut, sang Komandan beserta sang istri menyematkan rangkaian bunga serta seragam Persatuan Istri Tentara Kartika Chandra Kirana atau biasa disebut Persit KCK yang merupakan organisasi istri Prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) pada kedua pengantin.
Para tetangga Ola yang hadir sangat antusias menyaksikan pernikahan ala militer ini. Walaupun bagi Ola itu bukan pernikahan yang pertama. Usai prosesi Sangkur Pora, Ola dan Farid berdiri diatas pelaminan dan berfoto bersama para anggota Sangkur Pora.
"Selamat ya, Rid! Semoga pernikahan kalian akan langgeng sampai akhir hayat!" ucap Virgo pada Farid. Dia memeluk teman satu lettingnya itu.
"Terimakasih! Semoga cepat menyusul!" jawab Farid sambil membalas pelukan Virgo.
"Aaminn.. Insya Allah!" dia tersenyum. "Oldan, barakallahu ya! Mungkin kamu lupa siapa aku!" Virgo terkekeh, sedangkan Farid mengerenyitkan dahinya mendengar ucapan Virgo.
"Tunggu! Vivooooo! Ini beneran kamu?" tanya Ola tak percaya.
"Huftsh! Virgo, Oldan! Namaku Virgoooo.." omelnya. "Gak nyangka, ketemu kamu lagi eh pas nikahan kamu!" laki-laki itu terkekeh.
"Kamu kenal istri saya, pot?" tanya Farid tak percaya.
"Kenal lah! Orang dia..." ucapan Virgo terpotong oleh Ola.
"Dia manusia paling iseng disekolah! Isshhh.. Kamu ini kebiasaan tau!" rengek Ola, hal itu sedikit membuat Farid kegerahan.
"Turun sana! Banyak tamu yang antri!" omel Farid pada Virgo.
Virgo pun turun bersama sepuluh anggota lainnya. Sedangkan Farid menatap Ola yang terus tersenyum kearah Virgo.
"Jangan senyum begitu! Saya gak suka!"
"Tadi Mas sendiri yang suruh saya senyum! Aneh.." kesal Ola.
"Ya tapi gak usah ke temen Mas terus senyumnya!"
"Udahlah, Mas! Gak usah banyak permintaan. Ini bukan pernikahan yang diinginkan bukan? Kenapa harus terlihat sempurna?"
Farid terdiam, ada sedikit rasa nyeri dalam hatinya.
* * * * *
Semoga suka dengan ceritanya...
Jangan lupa loh buat Like, Komen, Vote dan Favorite 🥰🙏🥰
Dukung Author terus ya!
Salam Rindu, Author ❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
aqilla
lanjut thor
2023-04-09
0
Habsah Q
sama virgo aja biar g nyesek
2023-04-09
0
Tha Ardiansyah
Nah loh ... ke makan sama ucapan sendiri kan
2023-04-09
0