...Bab 17. Terjebak di labirin....
Di lantai 2 Daedalus Labyrinth, aku bertemu dengan party yang dipimpin oleh seorang gadis bernama Permatasari.
Aku menduga, mereka lebih dulu menjadi Hunter dibandingkan dengan ku namun, mereka cukup bodoh dalam menghadapi jebakan labirin.
Mungkin kah mereka belum pernah ke labirin sebelum nya.
Lalu, Permatasari dan kelompok nya saling berdebat.
"Nova, apa kamu menemukan pintu keluar nya? Kau seharusnya bisa mengunakan skill Navigasi mu!" pinta Permatasari kepada rekan nya.
"Itu ... Aktifitas skill Navigasi ku dibatalkan karena berubah nya labirin."
Mendengar itu, Permatasari semakin putus asa. "Berarti kita terjebak disini!"
Mengetahui itu, Permatasari saling dan party nya saling menyalahkan satu sama lain hingga berujung kepada ku yang hanya menyaksikan mereka berdebat yang mana Permatasari menghampiri ku dengan wajah yang kesal.
"Hey, kau. Kenapa tidak beritahu kepada kami soal dindin yang berubah?! Kami terluka setelah panik menghindari dinding itu dan hampir mati karena kau!" ucap kesal Permatasari seraya menuding ku.
Lalu, rekan yang lain juga membantu nya.
"Itu benar! Pasti kau ingin memonopoli semua harta disini!"
"Teman kami mati karena mu!" sambung rekan yang lain.
Mendengar itu, aku hanya menghela nafas panjang.
"Hei, apa kita saling kenal? Lagi pula, aku tidak menyuruh kalian untuk mengikuti ku."
"Ap-apa?" jawab tertegun Permatasari.
Lalu, rekan nya sontak kesal kepada ku.
"Bjingan ini bicara omong kosong! Kita sudah terjebak oleh Bjingan ini!" seru kesal rekan seraya menghunuskan pisau dari sarungnya. "Saya tidak suka dengan mu sejak awal bertemu, bedebah!"
Seusai mengatakan itu, dia sontak berlari kearah ku namun, dari sisi samping tiba-tiba sebuah pedang besar melesat dan membelah tubuh nya.
Permatasari dan kelompok nya sontak panik.
"Ap-apa yang terjadi?!"
"Lihatlah! Dia Guardian Labirin. The Knight.
Lalu, terlihat disana sosok knight berzirah lengkap berwarna merah disertai sayap dan bulu helm nya.
Ding!
[Bloody Red - Commander Knight.]
Seusai membunuh, Bloody knight itu berjalan kearah kami dan dia sontak berlari.
"Lari lah, Kalian!" seru ku.
Mendengar seruan ku, Permatasari dan rekan nya sontak berlari ke belakang ku.
Dan, aku pun berhadapan seorang diri melawan Bloody Red Knight.
Bloody Red Knight yang melihat ku sontak mengayunkan pedang nya namun, aku berhasil menghindari nya meski begitu, saat ku melihat kebelakang dindin batu yang sebegitu keras nya terbelah seperti tahu.
Dia sangat kuat.
Lalu, aku tidak tinggal diam juga. Setelah m menghindar serangan dengan membungkukkan. Aku sontak mengeluarkan Bloody Cobra Dagger dan melepaskan skill.
"Skill Dagger. Assassinated."
Akan tetapi, serangan ku tidak bisa menembus keras armor nya dan tanpa kusadari, pedang besar nya sudah berada diatas ku dengan menghadap vertikal.
Melihat itu, aku sontak melompat mundur dan sesaat kemudian, gempa terjadi lagi dan dinding Labirin pun berubah.
Lalu, dari kejauhan Permatasari memberikan kode tangan untuk datang kepada nya. "Kak Andre, Kesini!"
Melihat itu, aku sontak berlari dengan kecepatan tinggi kearah Permatasari dan rekan nya.
Lalu, ruangan labirin terganti sehingga membuat kami mampu menghindari serangan ksatria merah tersebut.
Sebenarnya, aku bisa saja mengalahkan mereka namun, aku belum ingin menunjukkan kemampuan Shadowmancer ku kepada orang lain.
Setibanya disana, aku baru sadar bahwa mereka hanya tersisa berdua saja. Kedua teman nya juga sudah dibunuh oleh ksatria merah.
Dengan nafas yang berat, pemuda itu terduduk.
"Kita hampir saja mati seperti Nova dan lainnya."
Begitu juga, Permatasari yang duduk disampingnya dengan nafas yang terengah-engah.
"Apa dia masih akan mengejar kita?"
"Iya, selama dia tidak membunuh mangsa nya ada kemungkinan, dia akan terus mengejar."
"Jadi, berapa lama kita harus melarikan diri dari Ksatria gila itu?" tanya panik Permatasari.
"Entahlah. Tapi, aku sarankan lebih baik kita mencari tempat yang aman dan bisa untuk beristirahat."
Permatasari dan rekan nya saling bertukar pandang dan menganggukkan kepala. Lalu, kembali melihat ku.
"Baiklah, saya setuju," ucap Permatasari.
"Tidak ada rencana yang lebih baik dari itu," jawab rekan nya.
Sesudah itu, kami bertiga pergi ke tempat yang aman. Setelah nya, kami berbagi tugas mengumpulkan lumut sebagai tempat tidur dan kayu untuk di bakar sebagai penghangat.
Lalu, kami pun berbincang-bincang kecil.
"... Bolehkah aku bertanya? Apa alasan kalian ingin menjadi Hunter?"
"Saya hanya ingin melindungi Permatasari," jawab rekan pria dengan senyuman kecil menatap Permatasari.
Permatasari pun memberikan senyuman kecil juga.
"Kalau kamu?"
"Ibu ku ... terkena penyakit kanker darah hingga tiap bulan nya diharuskan mencuci darah dan ku pikir, hanyalah pekerjaan Hunter yang menjanjikan penghasilan tinggi dibandingkan dengan pekerjaan lainnya."
"Meski begitu, pekerjaan ini akan membahayakan nyawa kalian," sambung ku.
"Tidak apa-apa, saya memiliki banyak teman yang mendukung dan.." Permatasari melihat rekan nya, "Melindungi ku."
Setelah itu, mereka melihat ku.
"Kak Andre, apa alasan kakak?" tanya Permatasari.
"Sederhana saja, alasan ku uang. Dari kecil aku selalu hidup sendiri dan pekerjaan ini cukup menjanjikan."
"Hahaha ... kak Andre tidak jauh dari kebanyakan orang," tawa senang Permatasari.
Dan, kami pun saling bertukar tawa.
Akan tetapi, kami bisa tertawa hanya malam itu karena selama beberapa hari kami terus berpindah-pindah dan bersembunyi dari kejaran ksatria merah sampai pada akhirnya tiba-tiba sebuah pedang terbang memutar kearah kami.
Menyadari itu, aku sontak mendorong Permatasari ke bawah. "Bahaya!"
Club!
Meski aku berhasil menyelamatkan Permatasari namun, gagal menyelamatkan rekan pria nya yang mana dia terpenggal lehernya.
Melihat itu, Permatasari sontak teriak histeris. dengan menitihkan air mata.
"Agil!!"
Dalam kemarahan nya Permatasari sontak bangkit berdiri dan mengambil pisau yang tergeletak di tanah. Lalu, dia berlari dengan amarah.
"Matilah kau, Bjingan!"
Dengan gerakan yang cepat ksatria merah itu sudah berada di hadapan Permatasari dan menusuk nya.
Melihat itu, aku hanya menghela nafas panjang dan sistem pun memberitahu.
Ding!
[Quest Darurat.
Kalahkan Bloody Red Commander Knight.
Gagal: Anda akan mati.]
Misi ini tidak akan gagal karena aku tidak akan mati.
Lalu, aku bangkit berdiri dan mengambil dagger ku dari Inventori.
"Ksatria merah, kamu memang sangat kuat namun, aku tidak sendiri," ucap ku seraya memanggil 41 pasukan bayangan.
Lalu, aku melihat kearah Permatasari. "Bocah bodoh, bertarung lah dibawah perintah ku. "Resurrection."
Sesaat kemudian, Permatasari dan rekan pria nya berubah menjadi pasukan bayangan.
[Shadow Human Swordman Lv. 1 | Rank: Normal.]
[Shadow Human Sage Lv. 3 | Rank: Elite.]
Sesaat menjadi bayangan, sosok permatasari berubah, kulit nya berubah menjadi ungu, pakaian menjadi bayangan dengan kedua mata yang bersinar.
Melihat itu, aku pun menghampiri nya.
"Dasar bodoh, kenapa seorang petapa harus bersikap bar-bar seperti itu."
Mendengar perkataan ku itu, Permatasari yang sudah menjadi bayangan. Dia pun hanya bisa tersenyum kepada ku
Dan, aku juga membalasnya dengan senyuman.
"Jika begitu, bantu lah aku menghadapi Ksatria merah ini."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
kwon dae
low profil, nanti jdi ga seru
2024-09-30
1
kwon dae
jgn naif lah, udh mau di jahatin, masih aj mau nolongin, huftt
2024-09-30
0
Arya Hafiz Saputra
semudah itu meninggal
2023-05-17
0