Ratna berkata sambil mendorong tubuh sang Adik. Laila pun mencoba untuk melawan Ratna. Karena apa yang dikatakan oleh Ratna itu semuanya fitnah.
"Cukup, Mbak Ratna! Aku dan Mas Fajar tidak ada hubungan apa-apa, apa yang Mbak katakan itu semua fitnah." Laila menampik keras tuduhan Ratna padanya.
"Halah! Kamu tidak usah berbohong, Laila! Bilang aja kalau kamu itu memang iri, bukan? Kamu iri padaku karena apa? Karena aku lebih segalanya dari kamu, pacar kamu sendiri aja kepincut sama aku, harusnya kamu ngaca dong! Kamu tuh nggak bakalan bisa mendapatkan cowok selagi kamu masih berdandan seperti ini, coba lihat dirimu Laila! Lihat betapa udiknya kamu. Tentu saja Agung jadi lari dan dia lebih memilih aku. Diiih sekarang kamu coba-coba merayu dan merebut Mas Fajar dariku? Jangan mimpi kamu!" perkataan Ratna sungguh membuat Laila tidak terima.
Bagaimana pun juga Laila sudah muak tinggal bersama dengan sang kakak. Laila berpikir untuk pergi saja dari rumah dan tunggal di tempat lain, setidaknya dirinya tidak bisa lagi melihat kelakukan mereka, dan Fajar sudah mengetahui berita tentang perselingkuhan Istrinya. Biarkan mereka menyelesaikan masalah rumah tangganya sendiri, Laila tidak ingin ikut campur lagi.
"Astaghfirullah aladzim, Mbak Ratna! Aku tidak serendah yang Mbak tuduhkan, aku tidak seperti Mbak Ratna yang begitu mudah termakan rayuan pria brengsek ini, aku justru sangat bersyukur tahu kebusukan Mas Agung sebelum aku terlalu jauh berhubungan dengannya, apa jadinya jika aku benar-benar menikah dengan Mas Agung, pasti rasanya lebih sakit dari ini." Laila berkata sambil menunjuk ke arah Agung yang terlihat santai dan merasa tidak bersalah. Agung menyaksikan kedua wanita itu bertengkar sambil menyulut rokok yang ada di tangannya.
"Halah persetan dengan ucapanmu! Kamu itu tidak lebih dari Pelakor! Kelakuanmu itu tidak jauh berbeda dengan diriku," seru Ratna dengan senyum sinis.
Spontan tangan Laila ingin sekali menampar Kakaknya. Tapi, ia masih bisa beristighfar dan meredam emosinya.
"Ya Allah! Kuatkan hatiku, percuma saja meladeni mereka berdua, tidak ada gunanya. Lebih baik aku pergi saja dari sini dan menjauh dari mereka termasuk Mas Fajar, aku tidak ingin menjadi pihak ketiga yang disalahkan. Ya Allah maafkan hambamu ini!"
Laila pun tidak menghiraukan lagi ucapan Kakaknya. Laila masuk ke dalam kamar dan mengambil beberapa pakaian yang dibutuhkan, setelah itu ia pun pamit kepada Ratna untuk pergi.
"Aku pergi, Mbak! Aku berharap rumah tangga mbak Ratna bisa diselamatkan, aku tidak akan ikut campur lagi, selesaikan sendiri masalah kalian, semoga Mbak Ratna bahagia!" ucapan terakhir dari bibir Laila. Setelah itu ia pun segera meninggalkan rumah. Kepergian Laila tak luput dari perhatian Agung. Sejujurnya pria itu masih ada rasa dengan Laila, hanya karena nafsu, Agung melupakan cinta sucinya kepada Laila.
Ratna hanya menatap kepergian sang adik, meskipun ia sedang kesal, sejatinya Ratna masih teramat sayang kepada Laila. Melihat Laila yang keluar dari rumahnya, Ia pun masuk ke dalam kamar sambil menundukkan wajahnya.
Agung yang melihat Ratna tengah masuk ke dalam kamar, pria itupun mengikuti Ratna masuk ke dalam kamar. Situasi rumah yang sepi, karena ada beberapa pelayan yang pulang kampung, hanya ada satu orang pelayan yang ada di rumah Ratna, tapi Ratna sudah menyogok pelayannya itu untuk tutup mulut.
Tentu saja, kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Agung, alih-alih menenangkan Ratna, justru mereka akhirnya kembali melakukan hubungan laknat itu.
*
*
*
Sementara itu di tempat lain, Fajar yang sedang menjenguk sang Mama. Mama Ida begitu bahagia melihat sang anak yang datang melihatnya.
"Fajar! Apa kabar kamu, Nak?"
"Alhamdulillah, Ma! Mama sekarang kok kurusan sih! Mama harus banyak istirahat dan makan ya, Ma? Fajar jadi nggak tenang ninggalin Mama." Fajar memeluk Mama Ida yang sangat merindukan sang putra.
"Mama kepikiran kamu terus. Mama kangen banget. Bagaimana keadaan isterimu? Kenapa dia tidak ikut? Dia pasti tidak ingin bertemu dengan Mama, ya?" tanya Mama Ida.
"Bukan begitu, Ma! Fajar belum sempat memberi kabar jika Fajar datang ke sini, tadi tiba-tiba saja pas Fajar pulang, orang rumah telepon kalau Mama sakit. Eh ternyata Mama cuma sakit kangen. Jadi, Fajar langsung ke sini, padahal tadi Fajar pulang bareng sama Laila," ucap Fajar.
"Laila? Kenapa kamu tidak ajak dia sekalian, Mama pasti senang lihat dia ke sini!" ucap Mama Ida yang terlihat bersemangat saat mendengar nama Laila disebut.
"Hmm tidak, Ma! Laila tidak mau, dia takut nanti menyakiti kakaknya. Harusnya aku yang mengajak Ratna untuk datang ke sini, bukan Laila." Balas Fajar yang sebenarnya ia berharap Laila mau diajak untuk menemui Mama Ida.
"Iya, Mama juga mengerti maksud Laila. Gadis itu sangat menghargai perasaan kakaknya," sahut Mama Ida.
"Iya, Ma! Seperti itulah Laila. Dia memang gadis yang berbeda," mendengar ucapan dari sang anak, Mama Ida pun menangkap ada perasaan berbeda dari Fajar kepada Laila. Mama Ida pun sengaja menggoda sang anak agar berterus terang.
"Fajar!" panggil Mama Ida.
"Iya, Ma!"
"Katakan pada Mama! Apa kamu suka dengan Laila?" pertanyaan Mama Ida sontak membuat Fajar panik dan salah tingkah.
"Maksud Mama apa?"
"Kamu tidak akan pernah bisa membohongi Mama, apapun yang terjadi pada putra Mama, Mama pasti tahu. Sudah! Kamu mengaku saja jika kamu suka dengan adik iparmu itu iya, kan?"
Fajar pun tidak bisa menampiknya, sejak dirinya dikecewakan dan ditolak oleh istrinya. Mulai saat itu dirinya merasa ilfeel dan perhatiannya mulai fokus pada Laila yang setiap hari selalu membuatnya kagum, dari berbagai kesamaan dan chemistry diantara mereka berdua.
"Entahlah, Ma! Fajar juga bingung. Perasaan ini datang secara tiba-tiba, tapi Fajar tidak mungkin mencintai Laila, selama Fajar masih berstatus sebagai kakak iparnya. Itu tidak mungkin, Ma! Karena nyatanya Ratna adalah cinta pertama Fajar. Jadi susah untuk melupakannya," ungkap Fajar sambil menundukkan kepalanya.
"Iya, Mama mengerti. Mama sudah pernah bilang sama kamu, lebih baik kamu menikah dengan Laila. Tapi kamu tidak mau mendengar, hmm ya sudahlah! Semuanya sudah terlanjur. Maafkan Mama. Ya sudah, kamu pulang sana, pasti istrimu menunggu di rumah. Mama sudah puas hanya dengan melihatmu. Pulanglah, Fajar!" seru Mama Ida untuk menyuruh Fajar pulang.
"Waaah, Mama ngusir Fajar nih!" sahut Fajar menggoda sang Mama.
"Bukan begitu, Fajar! Katanya tadi kamu nggak pamit mau ke sini, nanti dikira Mama maksa kamu datang ke sini. Sudahlah, pulanglah ke rumah, istrimu pasti menunggumu," titah Mama Ida. Akhirnya, Fajar pun pulang ke rumah, meskipun sebenarnya hatinya masih terasa sakit saat mengetahui berita perselingkuhan Ratna dan Agung. Untuk sejenak Fajar bisa melupakannya. Tapi saat dirinya ingat tentang Ratna. Di situlah ia membayangkan perselingkuhan Istrinya.
Pada akhirnya, Fajar pun pulang dan berpamitan kepada Mama Ida. Selama dalam perjalanan, Fajar merasa tidak enak, seolah ada sesuatu yang akan membuatnya terkejut.
"Kenapa perasaanku tidak enak begini!" batin Fajar sambil mengemudikan mobilnya. Sedangkan Ratna dan Agung masih bersenang-senang dengan nafsu binatang mereka.
Setelah beberapa saat. Akhirnya mobil Fajar mulai masuk ke dalam halaman rumah. Spontan Fajar terkejut saat melihat mobil Agung yang sedang terparkir di depan rumah. Ternyata ucapan Laila benar. Agung dan istrinya memang ada hubungan.
"Mobil Agung? Sial! Semoga saja dugaanku salah!" Fajar masuk ke dalam rumah dengan wajah kemarahan. Kali ini Ia ingin membuktikan jika ucapan Laila itu memang benar.
Fajar berjalan secara mengendap-endap agar tidak didengarkan oleh Ratna. Benar saja, kondisi di dalam rumah terlihat sepi, Fajar pun berjalan terus hingga akhirnya dirinya tiba di depan kamarnya dan seketika ia mendengar suara berisik dari dalam kamarnya.
Fajar yang sudah tidak sabar lagi ingin tahu apa yang ada di dalam, ia pun segera membuka pintu kamar tertutup rapat itu . Dan benar saja, Ratna mengunci pintu itu dari dalam, sehingga Fajar terpaksa mendobrak pintu kamar dan ternyata oh ternyata Fajar melihat dengan mata kepala sendiri sang istri dan pria lain saling tumpang tindih.
"Ratnaaaa!" teriak Fajar.
Tentu saja Ratna dan Agung tampak kocar-kacir dan panik saat Fajar memergoki mereka sedang bermain smackdown.
...BERSAMBUNG ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Erina Munir
sukuriiinn...manjurkan sumpah ku...mang enak k pergok..ga krna d omongin pake mulut...naah ketauan kan akhirnyaa
2024-03-17
0
CANTIKA
syukurin terciduk lo
2023-04-13
1
suharyantik
akhirnya semua terbongkar sepintar pintarnya orang menyimpan bangkai baunya kan tercium juga, lanjutkan thorr kutunggu karyamu selanjutnya
2023-04-13
0