Bab 13 : Memergoki Ratna dan Agung

Ratna berkata sambil mendorong tubuh sang Adik. Laila pun mencoba untuk melawan Ratna. Karena apa yang dikatakan oleh Ratna itu semuanya fitnah.

"Cukup, Mbak Ratna! Aku dan Mas Fajar tidak ada hubungan apa-apa, apa yang Mbak katakan itu semua fitnah." Laila menampik keras tuduhan Ratna padanya.

"Halah! Kamu tidak usah berbohong, Laila! Bilang aja kalau kamu itu memang iri, bukan? Kamu iri padaku karena apa? Karena aku lebih segalanya dari kamu, pacar kamu sendiri aja kepincut sama aku, harusnya kamu ngaca dong! Kamu tuh nggak bakalan bisa mendapatkan cowok selagi kamu masih berdandan seperti ini, coba lihat dirimu Laila! Lihat betapa udiknya kamu. Tentu saja Agung jadi lari dan dia lebih memilih aku. Diiih sekarang kamu coba-coba merayu dan merebut Mas Fajar dariku? Jangan mimpi kamu!" perkataan Ratna sungguh membuat Laila tidak terima.

Bagaimana pun juga Laila sudah muak tinggal bersama dengan sang kakak. Laila berpikir untuk pergi saja dari rumah dan tunggal di tempat lain, setidaknya dirinya tidak bisa lagi melihat kelakukan mereka, dan Fajar sudah mengetahui berita tentang perselingkuhan Istrinya. Biarkan mereka menyelesaikan masalah rumah tangganya sendiri, Laila tidak ingin ikut campur lagi.

"Astaghfirullah aladzim, Mbak Ratna! Aku tidak serendah yang Mbak tuduhkan, aku tidak seperti Mbak Ratna yang begitu mudah termakan rayuan pria brengsek ini, aku justru sangat bersyukur tahu kebusukan Mas Agung sebelum aku terlalu jauh berhubungan dengannya, apa jadinya jika aku benar-benar menikah dengan Mas Agung, pasti rasanya lebih sakit dari ini." Laila berkata sambil menunjuk ke arah Agung yang terlihat santai dan merasa tidak bersalah. Agung menyaksikan kedua wanita itu bertengkar sambil menyulut rokok yang ada di tangannya.

"Halah persetan dengan ucapanmu! Kamu itu tidak lebih dari Pelakor! Kelakuanmu itu tidak jauh berbeda dengan diriku," seru Ratna dengan senyum sinis.

Spontan tangan Laila ingin sekali menampar Kakaknya. Tapi, ia masih bisa beristighfar dan meredam emosinya.

"Ya Allah! Kuatkan hatiku, percuma saja meladeni mereka berdua, tidak ada gunanya. Lebih baik aku pergi saja dari sini dan menjauh dari mereka termasuk Mas Fajar, aku tidak ingin menjadi pihak ketiga yang disalahkan. Ya Allah maafkan hambamu ini!"

Laila pun tidak menghiraukan lagi ucapan Kakaknya. Laila masuk ke dalam kamar dan mengambil beberapa pakaian yang dibutuhkan, setelah itu ia pun pamit kepada Ratna untuk pergi.

"Aku pergi, Mbak! Aku berharap rumah tangga mbak Ratna bisa diselamatkan, aku tidak akan ikut campur lagi, selesaikan sendiri masalah kalian, semoga Mbak Ratna bahagia!" ucapan terakhir dari bibir Laila. Setelah itu ia pun segera meninggalkan rumah. Kepergian Laila tak luput dari perhatian Agung. Sejujurnya pria itu masih ada rasa dengan Laila, hanya karena nafsu, Agung melupakan cinta sucinya kepada Laila.

Ratna hanya menatap kepergian sang adik, meskipun ia sedang kesal, sejatinya Ratna masih teramat sayang kepada Laila. Melihat Laila yang keluar dari rumahnya, Ia pun masuk ke dalam kamar sambil menundukkan wajahnya.

Agung yang melihat Ratna tengah masuk ke dalam kamar, pria itupun mengikuti Ratna masuk ke dalam kamar. Situasi rumah yang sepi, karena ada beberapa pelayan yang pulang kampung, hanya ada satu orang pelayan yang ada di rumah Ratna, tapi Ratna sudah menyogok pelayannya itu untuk tutup mulut.

Tentu saja, kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Agung, alih-alih menenangkan Ratna, justru mereka akhirnya kembali melakukan hubungan laknat itu.

*

*

*

Sementara itu di tempat lain, Fajar yang sedang menjenguk sang Mama. Mama Ida begitu bahagia melihat sang anak yang datang melihatnya.

"Fajar! Apa kabar kamu, Nak?"

"Alhamdulillah, Ma! Mama sekarang kok kurusan sih! Mama harus banyak istirahat dan makan ya, Ma? Fajar jadi nggak tenang ninggalin Mama." Fajar memeluk Mama Ida yang sangat merindukan sang putra.

"Mama kepikiran kamu terus. Mama kangen banget. Bagaimana keadaan isterimu? Kenapa dia tidak ikut? Dia pasti tidak ingin bertemu dengan Mama, ya?" tanya Mama Ida.

"Bukan begitu, Ma! Fajar belum sempat memberi kabar jika Fajar datang ke sini, tadi tiba-tiba saja pas Fajar pulang, orang rumah telepon kalau Mama sakit. Eh ternyata Mama cuma sakit kangen. Jadi, Fajar langsung ke sini, padahal tadi Fajar pulang bareng sama Laila," ucap Fajar.

"Laila? Kenapa kamu tidak ajak dia sekalian, Mama pasti senang lihat dia ke sini!" ucap Mama Ida yang terlihat bersemangat saat mendengar nama Laila disebut.

"Hmm tidak, Ma! Laila tidak mau, dia takut nanti menyakiti kakaknya. Harusnya aku yang mengajak Ratna untuk datang ke sini, bukan Laila." Balas Fajar yang sebenarnya ia berharap Laila mau diajak untuk menemui Mama Ida.

"Iya, Mama juga mengerti maksud Laila. Gadis itu sangat menghargai perasaan kakaknya," sahut Mama Ida.

"Iya, Ma! Seperti itulah Laila. Dia memang gadis yang berbeda," mendengar ucapan dari sang anak, Mama Ida pun menangkap ada perasaan berbeda dari Fajar kepada Laila. Mama Ida pun sengaja menggoda sang anak agar berterus terang.

"Fajar!" panggil Mama Ida.

"Iya, Ma!"

"Katakan pada Mama! Apa kamu suka dengan Laila?" pertanyaan Mama Ida sontak membuat Fajar panik dan salah tingkah.

"Maksud Mama apa?"

"Kamu tidak akan pernah bisa membohongi Mama, apapun yang terjadi pada putra Mama, Mama pasti tahu. Sudah! Kamu mengaku saja jika kamu suka dengan adik iparmu itu iya, kan?"

Fajar pun tidak bisa menampiknya, sejak dirinya dikecewakan dan ditolak oleh istrinya. Mulai saat itu dirinya merasa ilfeel dan perhatiannya mulai fokus pada Laila yang setiap hari selalu membuatnya kagum, dari berbagai kesamaan dan chemistry diantara mereka berdua.

"Entahlah, Ma! Fajar juga bingung. Perasaan ini datang secara tiba-tiba, tapi Fajar tidak mungkin mencintai Laila, selama Fajar masih berstatus sebagai kakak iparnya. Itu tidak mungkin, Ma! Karena nyatanya Ratna adalah cinta pertama Fajar. Jadi susah untuk melupakannya," ungkap Fajar sambil menundukkan kepalanya.

"Iya, Mama mengerti. Mama sudah pernah bilang sama kamu, lebih baik kamu menikah dengan Laila. Tapi kamu tidak mau mendengar, hmm ya sudahlah! Semuanya sudah terlanjur. Maafkan Mama. Ya sudah, kamu pulang sana, pasti istrimu menunggu di rumah. Mama sudah puas hanya dengan melihatmu. Pulanglah, Fajar!" seru Mama Ida untuk menyuruh Fajar pulang.

"Waaah, Mama ngusir Fajar nih!" sahut Fajar menggoda sang Mama.

"Bukan begitu, Fajar! Katanya tadi kamu nggak pamit mau ke sini, nanti dikira Mama maksa kamu datang ke sini. Sudahlah, pulanglah ke rumah, istrimu pasti menunggumu," titah Mama Ida. Akhirnya, Fajar pun pulang ke rumah, meskipun sebenarnya hatinya masih terasa sakit saat mengetahui berita perselingkuhan Ratna dan Agung. Untuk sejenak Fajar bisa melupakannya. Tapi saat dirinya ingat tentang Ratna. Di situlah ia membayangkan perselingkuhan Istrinya.

Pada akhirnya, Fajar pun pulang dan berpamitan kepada Mama Ida. Selama dalam perjalanan, Fajar merasa tidak enak, seolah ada sesuatu yang akan membuatnya terkejut.

"Kenapa perasaanku tidak enak begini!" batin Fajar sambil mengemudikan mobilnya. Sedangkan Ratna dan Agung masih bersenang-senang dengan nafsu binatang mereka.

Setelah beberapa saat. Akhirnya mobil Fajar mulai masuk ke dalam halaman rumah. Spontan Fajar terkejut saat melihat mobil Agung yang sedang terparkir di depan rumah. Ternyata ucapan Laila benar. Agung dan istrinya memang ada hubungan.

"Mobil Agung? Sial! Semoga saja dugaanku salah!" Fajar masuk ke dalam rumah dengan wajah kemarahan. Kali ini Ia ingin membuktikan jika ucapan Laila itu memang benar.

Fajar berjalan secara mengendap-endap agar tidak didengarkan oleh Ratna. Benar saja, kondisi di dalam rumah terlihat sepi, Fajar pun berjalan terus hingga akhirnya dirinya tiba di depan kamarnya dan seketika ia mendengar suara berisik dari dalam kamarnya.

Fajar yang sudah tidak sabar lagi ingin tahu apa yang ada di dalam, ia pun segera membuka pintu kamar tertutup rapat itu . Dan benar saja, Ratna mengunci pintu itu dari dalam, sehingga Fajar terpaksa mendobrak pintu kamar dan ternyata oh ternyata Fajar melihat dengan mata kepala sendiri sang istri dan pria lain saling tumpang tindih.

"Ratnaaaa!" teriak Fajar.

Tentu saja Ratna dan Agung tampak kocar-kacir dan panik saat Fajar memergoki mereka sedang bermain smackdown.

...BERSAMBUNG ...

Terpopuler

Comments

Erina Munir

Erina Munir

sukuriiinn...manjurkan sumpah ku...mang enak k pergok..ga krna d omongin pake mulut...naah ketauan kan akhirnyaa

2024-03-17

0

CANTIKA

CANTIKA

syukurin terciduk lo

2023-04-13

1

suharyantik

suharyantik

akhirnya semua terbongkar sepintar pintarnya orang menyimpan bangkai baunya kan tercium juga, lanjutkan thorr kutunggu karyamu selanjutnya

2023-04-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Tidak mau melepas hijab
2 Naksir kakaknya juga
3 Kenyataan yang benar-benar pahit
4 VISUAL
5 Bab 4: Putus
6 PENGUMUMAN GIVEAWAY
7 Bab 5: Janji Ratna
8 Bab 6: Nggak pernah berubah
9 Bab 7 : Nguping
10 Bab 8 : buku Kahlil Gibran
11 Bab 9 : Dilema berat
12 Bab 10: Tabir kebohongan
13 Bab 11: Mimpi menyebut nama Laila
14 Bab 12 : Mengusir Agung
15 Bab 13 : Memergoki Ratna dan Agung
16 Bab 14 : Pergi menjauh
17 Bab 15 : Ke luar kota
18 Bab 16 : Pulang ke rumah
19 Bab 17 : Laila pergi
20 Bab 18 : Tempat tinggal baru
21 Bab 19 : Interview
22 Bab 20 : Bertemu Lagi
23 Siap, Mas!
24 Malu-malu meong
25 PENGUMUMAN
26 Bulan
27 Sholat berjamaah
28 Sedang lucu-lucunya
29 Berdoa dulu
30 Aku cinta kepadanya
31 Aku cinta kamu, Laila.
32 Apa dia marah
33 Jangan menyebut nama pria itu
34 Salah sendiri kamu nggak mau
35 Bertemu Tuan Cheng
36 Taksi
37 Pisau
38 Jilbabmu tidak akan pernah lepas
39 Pura-pura pingsan
40 Mendapatkan sebuah berlian
41 Duda perjaka
42 Sebuah karma
43 Bertemu calon mertua
44 Menikah hari ini
45 Obat anti grogi
46 Sah
47 Tidur di kamar Fajar
48 Menggendong Laila
49 Kamu lebih berhak atas diriku
50 Tegang semuanya
51 Wajib genit
52 Andai saja
53 Besar sekali
54 Remote AC
55 Aku milikmu, Mas!
56 Digigit nyamuk
57 Tempat healing baru
58 Vampir dadakan
59 Menjadi orang yang pertama
60 Terong balado
61 Di kantor
62 Jangan pikirkan mereka
63 Mega Utami
64 Fajar Untuk Laila
65 Sebuah Blazer
66 Punya anak banyak
67 Pingsan
68 Sop buntut
69 Minyak kayu putih
70 Menabung
71 Licin
72 Karunia terbesar
73 Ratna Salsabila
74 Ratna meninggal
75 Selamat tinggal
76 Pesan terakhir
77 Hukum cambuk
78 Pengumuman
79 Menyelamatkan seorang wanita
80 Lela
81 Dua puluh tahun kemudian
82 Terlalu semangat
83 Jambak-jambakan
84 Abi adalah cinta pertama kami
85 Dosen baru
86 Pura-pura
87 Lemparan bola kertas
88 Bidadari hatiku
89 Sumpah serapah Citra
90 Ide cemerlang
91 Ummi, jangan nangis!
92 Menawarkan pahala
93 Di pusara Ratna
94 Mulai tergila-gila
95 Salah satu diantara mereka
96 Karena Ratna
97 Mood booster dari ibu
98 OTW halal
99 Anak bungsu
100 Salah tunjuk
101 Bisik-bisik
102 Bawa dia pulang
103 Saaaahhhhhhhh
104 Punya PR
105 Ada ular
106 Menyatukan raga
107 Serangan tengah malam.
108 PENGUMUMAN PEMENANG GIVEAWAY
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1 : Tidak mau melepas hijab
2
Naksir kakaknya juga
3
Kenyataan yang benar-benar pahit
4
VISUAL
5
Bab 4: Putus
6
PENGUMUMAN GIVEAWAY
7
Bab 5: Janji Ratna
8
Bab 6: Nggak pernah berubah
9
Bab 7 : Nguping
10
Bab 8 : buku Kahlil Gibran
11
Bab 9 : Dilema berat
12
Bab 10: Tabir kebohongan
13
Bab 11: Mimpi menyebut nama Laila
14
Bab 12 : Mengusir Agung
15
Bab 13 : Memergoki Ratna dan Agung
16
Bab 14 : Pergi menjauh
17
Bab 15 : Ke luar kota
18
Bab 16 : Pulang ke rumah
19
Bab 17 : Laila pergi
20
Bab 18 : Tempat tinggal baru
21
Bab 19 : Interview
22
Bab 20 : Bertemu Lagi
23
Siap, Mas!
24
Malu-malu meong
25
PENGUMUMAN
26
Bulan
27
Sholat berjamaah
28
Sedang lucu-lucunya
29
Berdoa dulu
30
Aku cinta kepadanya
31
Aku cinta kamu, Laila.
32
Apa dia marah
33
Jangan menyebut nama pria itu
34
Salah sendiri kamu nggak mau
35
Bertemu Tuan Cheng
36
Taksi
37
Pisau
38
Jilbabmu tidak akan pernah lepas
39
Pura-pura pingsan
40
Mendapatkan sebuah berlian
41
Duda perjaka
42
Sebuah karma
43
Bertemu calon mertua
44
Menikah hari ini
45
Obat anti grogi
46
Sah
47
Tidur di kamar Fajar
48
Menggendong Laila
49
Kamu lebih berhak atas diriku
50
Tegang semuanya
51
Wajib genit
52
Andai saja
53
Besar sekali
54
Remote AC
55
Aku milikmu, Mas!
56
Digigit nyamuk
57
Tempat healing baru
58
Vampir dadakan
59
Menjadi orang yang pertama
60
Terong balado
61
Di kantor
62
Jangan pikirkan mereka
63
Mega Utami
64
Fajar Untuk Laila
65
Sebuah Blazer
66
Punya anak banyak
67
Pingsan
68
Sop buntut
69
Minyak kayu putih
70
Menabung
71
Licin
72
Karunia terbesar
73
Ratna Salsabila
74
Ratna meninggal
75
Selamat tinggal
76
Pesan terakhir
77
Hukum cambuk
78
Pengumuman
79
Menyelamatkan seorang wanita
80
Lela
81
Dua puluh tahun kemudian
82
Terlalu semangat
83
Jambak-jambakan
84
Abi adalah cinta pertama kami
85
Dosen baru
86
Pura-pura
87
Lemparan bola kertas
88
Bidadari hatiku
89
Sumpah serapah Citra
90
Ide cemerlang
91
Ummi, jangan nangis!
92
Menawarkan pahala
93
Di pusara Ratna
94
Mulai tergila-gila
95
Salah satu diantara mereka
96
Karena Ratna
97
Mood booster dari ibu
98
OTW halal
99
Anak bungsu
100
Salah tunjuk
101
Bisik-bisik
102
Bawa dia pulang
103
Saaaahhhhhhhh
104
Punya PR
105
Ada ular
106
Menyatukan raga
107
Serangan tengah malam.
108
PENGUMUMAN PEMENANG GIVEAWAY

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!