Laila hanya menatap kepergian sang Kakak dengan tatapan penuh kesedihan, ia hanya berharap semoga rumah tangga kakaknya dan Fajar bisa diperbaiki dan mereka hidup bahagia.
Waktu pun berjalan semakin cepat, jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Namun, Ratna juga belum kembali. Hingga akhirnya, Fajar pun pulang dari kantor. Fajar pulang mencari istrinya, tapi bukan Ratna yang ia lihat melainkan Laila.
"Ratna! Ratna!" Fajar memanggil-manggil nama istrinya. Tapi sayang belum ada jawaban dari sang istri, justru yang datang adalah Laila.
"Mbak Ratna belum pulang, Mas!" seru Laila sembari menundukkan wajahnya. Tak berani dirinya menatap wajah sang kakak ipar, ia takut jika perasaannya semakin dalam.
Fajar mendekati Laila dan bertanya, "Kemana dia?"
"Em ... Mbak Ratna, dia ... dia ...!" belum selesai Laila melanjutkan kata-katanya, tiba-tiba suara Ratna terdengar mendekati mereka.
"Eh ... kamu sudah pulang, Mas! Maaf aku terlambat," seru Ratna sambil mencium tangan sang suami.
"Dari mana saja kamu?" tanya Fajar menyelidik. Ratna pun tidak kehabisan akal untuk bisa membohongi suaminya.
"Iya, aku tadi baru saja menjenguk teman aku yang baru saja mengalami kecelakaan, Mas. Kasihan! Aku diajak teman-teman untuk datang membesuk dia di rumah sakit, semuanya dadakan, maafkan aku! Aku belum sempat izin sama kamu. Aku terburu-buru tadi. Iya kan Laila!" ucap Ratna dengan nada yang memelas sembari menatap wajah sang adik untuk meyakinkan kebohongan dirinya.
Laila hanya diam dan cuma beristighfar, kemudian ia pun berkata kepada sang kakak. "Iya, Mbak Ratna benar. Menjenguk teman yang sakit itu adalah bentuk kepedulian kita. Tapi, apa harus memakai pakaian serame ini, Mbak? Kira-kira apakah orang-orang yang ada di rumah sakit pada lihatin Mbak dengan tatapan aneh? Mungkin Mbak Ratna dikiranya sedang kondangan," sahut Laila yang memaksa Fajar melihat penampilan istrinya yang sangat glamor dan mewah, dengan memakai semua perhiasan yang di belikan sang suami, Ratna pakai semua hari itu.
"Iya, Laila benar. Kamu tidak seperti dari menjenguk orang sakit. Masa menjenguk orang sakit kayak gini penampilannya? Bisa-bisa tambah sakit temanmu itu lihat kamu seperti ini," sahut Fajar.
"Aduhh Mas Fajar ini gimana sih! Harusnya kamu tuh bangga punya istri cantik yang selalu menghargai pemberian dari suaminya. Biar kamu tuh nggak malu punya istri cantik seperti aku. Si Laila aja tuh yang iri. Secara dia nggak bisa dapatin suami seperti kamu. Yuk ah! Kita ke kamar, Mas. Entar kamu digodain lagi sama dia." seru Ratna sambil membawa suaminya masuk ke kamar.
Laila pun hanya bisa menggelengkan kepalanya dan Ia pun kembali ke kamar tidur tanpa menghiraukan ucapan Ratna.
"Astaghfirullah aladzim! Tenang saja, Mbak! Aku tidak akan pernah menggoda suamimu, meskipun aku bisa saja mengatakan rahasia Mbak Ratna saat ini juga. Sekali aku mengatakannya maka Mbak Ratna pasti akan diceraikan oleh Mas Fajar. Tapi aku bukan adik sejahat itu. Biar Allah sendiri yang akan membuka tabir kebohonganmu kepada Mas Fajar."
*
*
*
Dua hari kemudian, Fajar berpamitan kepada istrinya untuk keluar kota selama 2 hari. Tentu saja Ratna sangat bahagia, dirinya bisa bersenang-senang dan berbelanja sepuasnya, menghabiskan duit suami yang tentunya itu adalah impian Ratna menikah dengan Fajar.
"Aku berangkat dulu! Kamu baik-baik di rumah," ucap Fajar sembari mencium kening istrinya.
"Iya, Mas! Pasti." balas Ratna sembari mengantar sang suami ke depan. Setelah mobil Fajar pergi keluar dari halaman rumah. Wajah Ratna pun berubah menjadi bahagia. Ia pun segera menghubungi Agung sang kekasih gelap.
"Halo, Agung! Aku kangen banget sama kamu, udah lama aku nggak ditabok sama kamu, iya nih. Eh suamiku baru aja berangkat, kita ketemuan, ya! Bye bye iyuuhhh!" Ratna kemudian menutup ponselnya, tiba-tiba saja ia dikagetkan dengan kemunculan sang adik yang sedang berdiri di depannya.
"Astaga, Laila! Ngagetin aku aja, minggir!" seru Ratna sembari berjalan menuju ke dalam rumah.
"Tunggu, Mbak! Mbak Ratna masih berhubungan dengan Mas Agung?" pertanyaan Laila seketika membuat Ratna membalikkan badannya.
"Kalau iya kenapa? Itu bukan urusanmu." balas Ratna sembari melotot kepada Laila.
"Istighfar, Mbak! Baru saja Mas Fajar pergi. Mbak Ratna sudah menikah dengan Mas Fajar. Mbak Ratna tidak takut hukuman dari Allah. Hentikan hubungan kalian, Mbak! Mbak Ratna udah berzina dan itu dosa yang teramat besar, Mbak! Maaf, aku bukannya sok ikut campur urusan pribadi Mbak. Tapi Laila hanya ingin kebaikan untuk Mbak Ratna. Laila sayang sama Mbak Ratna. Mbak Ratna adalah satu-satunya saudaraku. Aku hanya berharap semoga Mbak Ratna dan Mas Fajar bisa hidup bahagia, sakinah mawadah warahmah tanpa ada kebohongan seperti ini. Tinggalkan Mas Agung, Mbak!" ucapan Laila hanya seperti Cutton Budd yang menggelitik telinga Ratna.
"Udah! Udah ceramahnya? Kupingku gatal tahu nggak sih dengerin kamu ngoceh mulu, bilang aja kamu tuh iri dengan kehidupan Mbak. Mbak bisa dengan mudah dapetin laki-laki kaya seperti Mas Fajar. Nggak kayak kamu, belum dapat eh udah pergi aja lakinya, ya iyalah lihat kamu tuh membosankan. Makanya Agung lebih memilih Mbak. Sudah! Aku malas ngomong sama kamu, urus sendiri diri kamu, sholat sana! Ngaji sana!" seru Ratna yang pada akhirnya ia pun segera masuk ke dalam kamarnya.
"Astaghfirullah aladzim, semoga Mbak Ratna segera sadar ya Allah! Dia sudah terlalu jauh dari Agamamu ya Rabb!" Laila hanya bisa mendoakan sang kakak yang sudah terjerumus dalam perzinahan.
Kebetulan hari itu Laila harus berangkat ke kantor sedikit awal. Setelah berbicara kepada kakaknya. Laila pun segera bergegas ke kantor.
Sementara itu di saat rumah sepi tanpa suami dan adiknya. Ratna mulai berani membawa Agung masuk ke rumah. Seharian penuh Agung berada di rumah Ratna. Entah apa yang mereka lakukan yang jelas rumah itu terkunci rapat dari dalam.
Hari pun mulai sore. Ratna mulai mengusir Agung dan menyuruh pria itu pulang.
"Udah sore, pulang sana! Sebentar lagi Laila pulang, aku nggak mau dia bercuit lagi. Lama-lama dia bisa bilang ke Mas Fajar tentang hubungan kita," seru Ratna sambil memakai kembali underwear miliknya.
"Tega kamu ngusir aku setelah kamu buat aku lumpuh seperti ini." Agung pun memakai kembali pakaiannya yang sudah terlepas semua.
"Bukan begitu, Sayang! Kita harus hati-hati dengan adikku itu. Dia itu ancaman besar untukku, karena hanya Laila yang mengetahui hubungan kita," ucap Ratna sembari mengalungkan tangannya.
"Sebenarnya aku bisa saja membungkam mulut Laila. Tapi, kamu pasti tidak mengizinkannya!" sahut Agung dengan tersenyum miring. Ratna pun mulai mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Agung.
"Oh kamu ingin melakukannya kepada adikku? Berani kamu menyentuhnya kamu tidak akan pernah bisa lagi kencing dengan berdiri, camkan itu!" sahut Ratna dengan tatapan matanya yang tajam.
Agung pun spontan memeluk Ratna dan merayunya. "Iya iya aku tidak akan melakukannya, bukannya kamu tidak suka dengan Adikmu?" tanya Agung penasaran.
"Iya, aku memang tidak suka dengan sifat Laila yang sok bijak. Aku tidak perduli dia disentuh pria manapun, asalkan bukan kamu. Aku saja sampai tidak pernah melayani Mas Fajar hanya untuk kamu. Lagipula aku harus mencari cara supaya Mas Fajar merasa jika aku masih perawan. Sedangkan kamu selalu masuk ke gawang nggak kira-kira, tambah lebar nih lubang, udah-udah pulang sana! sahut Ratna sembari mendorong tubuh Agung untuk segera keluar dari rumahnya.
Agung pun keluar dari rumah Ratna tanpa sepengetahuan siapapun, dan Ratna pun mematikan CCTV rumah saat Agung datang, sehingga Fajar tidak akan bisa mengetahui kedatangan selingkuhan sang istri.
Mobil Agung mulai keluar dari halaman rumah Ratna. Di saat yang bersamaan, sebuah taksi berhenti di depan rumah Ratna yang tak lain adalah Laila. Laila sempat melihat mobil Agung keluar dari halaman rumahnya.
"Itu kayaknya mobil Mas Agung? Astaghfirullah aladzim, jangan-jangan Mbak Ratna sudah berani membawa Mas Agung ke rumah?" pikir Laila. Ia pun spontan segera masuk ke dalam rumah dan bertanya kepada sang kakak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
CANTIKA
nungguin Ratna kena azab jln sambil ngangkang 🤣🤣🤣🤣
2023-04-13
0
Nena Anwar
Laila jika mulut sudah tak mempan untuk menghentikan kemaksiatan Ratna dengan kekerasan juga tak masalah yg penting bisa menyadarkan Ratna kembali ke jalan yg benar karena percuma kamu bicara sampai mulut kamu berbusa juga Ratna tetap saja begitu gk akan berubah
2023-04-10
2
sita
nanti lah baca nya lagi kalo udah terbongkar,takut baca proses nya .
2023-04-10
0