Bab 10: Tabir kebohongan

Laila hanya menatap kepergian sang Kakak dengan tatapan penuh kesedihan, ia hanya berharap semoga rumah tangga kakaknya dan Fajar bisa diperbaiki dan mereka hidup bahagia.

Waktu pun berjalan semakin cepat, jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Namun, Ratna juga belum kembali. Hingga akhirnya, Fajar pun pulang dari kantor. Fajar pulang mencari istrinya, tapi bukan Ratna yang ia lihat melainkan Laila.

"Ratna! Ratna!" Fajar memanggil-manggil nama istrinya. Tapi sayang belum ada jawaban dari sang istri, justru yang datang adalah Laila.

"Mbak Ratna belum pulang, Mas!" seru Laila sembari menundukkan wajahnya. Tak berani dirinya menatap wajah sang kakak ipar, ia takut jika perasaannya semakin dalam.

Fajar mendekati Laila dan bertanya, "Kemana dia?"

"Em ... Mbak Ratna, dia ... dia ...!" belum selesai Laila melanjutkan kata-katanya, tiba-tiba suara Ratna terdengar mendekati mereka.

"Eh ... kamu sudah pulang, Mas! Maaf aku terlambat," seru Ratna sambil mencium tangan sang suami.

"Dari mana saja kamu?" tanya Fajar menyelidik. Ratna pun tidak kehabisan akal untuk bisa membohongi suaminya.

"Iya, aku tadi baru saja menjenguk teman aku yang baru saja mengalami kecelakaan, Mas. Kasihan! Aku diajak teman-teman untuk datang membesuk dia di rumah sakit, semuanya dadakan, maafkan aku! Aku belum sempat izin sama kamu. Aku terburu-buru tadi. Iya kan Laila!" ucap Ratna dengan nada yang memelas sembari menatap wajah sang adik untuk meyakinkan kebohongan dirinya.

Laila hanya diam dan cuma beristighfar, kemudian ia pun berkata kepada sang kakak. "Iya, Mbak Ratna benar. Menjenguk teman yang sakit itu adalah bentuk kepedulian kita. Tapi, apa harus memakai pakaian serame ini, Mbak? Kira-kira apakah orang-orang yang ada di rumah sakit pada lihatin Mbak dengan tatapan aneh? Mungkin Mbak Ratna dikiranya sedang kondangan," sahut Laila yang memaksa Fajar melihat penampilan istrinya yang sangat glamor dan mewah, dengan memakai semua perhiasan yang di belikan sang suami, Ratna pakai semua hari itu.

"Iya, Laila benar. Kamu tidak seperti dari menjenguk orang sakit. Masa menjenguk orang sakit kayak gini penampilannya? Bisa-bisa tambah sakit temanmu itu lihat kamu seperti ini," sahut Fajar.

"Aduhh Mas Fajar ini gimana sih! Harusnya kamu tuh bangga punya istri cantik yang selalu menghargai pemberian dari suaminya. Biar kamu tuh nggak malu punya istri cantik seperti aku. Si Laila aja tuh yang iri. Secara dia nggak bisa dapatin suami seperti kamu. Yuk ah! Kita ke kamar, Mas. Entar kamu digodain lagi sama dia." seru Ratna sambil membawa suaminya masuk ke kamar.

Laila pun hanya bisa menggelengkan kepalanya dan Ia pun kembali ke kamar tidur tanpa menghiraukan ucapan Ratna.

"Astaghfirullah aladzim! Tenang saja, Mbak! Aku tidak akan pernah menggoda suamimu, meskipun aku bisa saja mengatakan rahasia Mbak Ratna saat ini juga. Sekali aku mengatakannya maka Mbak Ratna pasti akan diceraikan oleh Mas Fajar. Tapi aku bukan adik sejahat itu. Biar Allah sendiri yang akan membuka tabir kebohonganmu kepada Mas Fajar."

*

*

*

Dua hari kemudian, Fajar berpamitan kepada istrinya untuk keluar kota selama 2 hari. Tentu saja Ratna sangat bahagia, dirinya bisa bersenang-senang dan berbelanja sepuasnya, menghabiskan duit suami yang tentunya itu adalah impian Ratna menikah dengan Fajar.

"Aku berangkat dulu! Kamu baik-baik di rumah," ucap Fajar sembari mencium kening istrinya.

"Iya, Mas! Pasti." balas Ratna sembari mengantar sang suami ke depan. Setelah mobil Fajar pergi keluar dari halaman rumah. Wajah Ratna pun berubah menjadi bahagia. Ia pun segera menghubungi Agung sang kekasih gelap.

"Halo, Agung! Aku kangen banget sama kamu, udah lama aku nggak ditabok sama kamu, iya nih. Eh suamiku baru aja berangkat, kita ketemuan, ya! Bye bye iyuuhhh!" Ratna kemudian menutup ponselnya, tiba-tiba saja ia dikagetkan dengan kemunculan sang adik yang sedang berdiri di depannya.

"Astaga, Laila! Ngagetin aku aja, minggir!" seru Ratna sembari berjalan menuju ke dalam rumah.

"Tunggu, Mbak! Mbak Ratna masih berhubungan dengan Mas Agung?" pertanyaan Laila seketika membuat Ratna membalikkan badannya.

"Kalau iya kenapa? Itu bukan urusanmu." balas Ratna sembari melotot kepada Laila.

"Istighfar, Mbak! Baru saja Mas Fajar pergi. Mbak Ratna sudah menikah dengan Mas Fajar. Mbak Ratna tidak takut hukuman dari Allah. Hentikan hubungan kalian, Mbak! Mbak Ratna udah berzina dan itu dosa yang teramat besar, Mbak! Maaf, aku bukannya sok ikut campur urusan pribadi Mbak. Tapi Laila hanya ingin kebaikan untuk Mbak Ratna. Laila sayang sama Mbak Ratna. Mbak Ratna adalah satu-satunya saudaraku. Aku hanya berharap semoga Mbak Ratna dan Mas Fajar bisa hidup bahagia, sakinah mawadah warahmah tanpa ada kebohongan seperti ini. Tinggalkan Mas Agung, Mbak!" ucapan Laila hanya seperti Cutton Budd yang menggelitik telinga Ratna.

"Udah! Udah ceramahnya? Kupingku gatal tahu nggak sih dengerin kamu ngoceh mulu, bilang aja kamu tuh iri dengan kehidupan Mbak. Mbak bisa dengan mudah dapetin laki-laki kaya seperti Mas Fajar. Nggak kayak kamu, belum dapat eh udah pergi aja lakinya, ya iyalah lihat kamu tuh membosankan. Makanya Agung lebih memilih Mbak. Sudah! Aku malas ngomong sama kamu, urus sendiri diri kamu, sholat sana! Ngaji sana!" seru Ratna yang pada akhirnya ia pun segera masuk ke dalam kamarnya.

"Astaghfirullah aladzim, semoga Mbak Ratna segera sadar ya Allah! Dia sudah terlalu jauh dari Agamamu ya Rabb!" Laila hanya bisa mendoakan sang kakak yang sudah terjerumus dalam perzinahan.

Kebetulan hari itu Laila harus berangkat ke kantor sedikit awal. Setelah berbicara kepada kakaknya. Laila pun segera bergegas ke kantor.

Sementara itu di saat rumah sepi tanpa suami dan adiknya. Ratna mulai berani membawa Agung masuk ke rumah. Seharian penuh Agung berada di rumah Ratna. Entah apa yang mereka lakukan yang jelas rumah itu terkunci rapat dari dalam.

Hari pun mulai sore. Ratna mulai mengusir Agung dan menyuruh pria itu pulang.

"Udah sore, pulang sana! Sebentar lagi Laila pulang, aku nggak mau dia bercuit lagi. Lama-lama dia bisa bilang ke Mas Fajar tentang hubungan kita," seru Ratna sambil memakai kembali underwear miliknya.

"Tega kamu ngusir aku setelah kamu buat aku lumpuh seperti ini." Agung pun memakai kembali pakaiannya yang sudah terlepas semua.

"Bukan begitu, Sayang! Kita harus hati-hati dengan adikku itu. Dia itu ancaman besar untukku, karena hanya Laila yang mengetahui hubungan kita," ucap Ratna sembari mengalungkan tangannya.

"Sebenarnya aku bisa saja membungkam mulut Laila. Tapi, kamu pasti tidak mengizinkannya!" sahut Agung dengan tersenyum miring. Ratna pun mulai mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Agung.

"Oh kamu ingin melakukannya kepada adikku? Berani kamu menyentuhnya kamu tidak akan pernah bisa lagi kencing dengan berdiri, camkan itu!" sahut Ratna dengan tatapan matanya yang tajam.

Agung pun spontan memeluk Ratna dan merayunya. "Iya iya aku tidak akan melakukannya, bukannya kamu tidak suka dengan Adikmu?" tanya Agung penasaran.

"Iya, aku memang tidak suka dengan sifat Laila yang sok bijak. Aku tidak perduli dia disentuh pria manapun, asalkan bukan kamu. Aku saja sampai tidak pernah melayani Mas Fajar hanya untuk kamu. Lagipula aku harus mencari cara supaya Mas Fajar merasa jika aku masih perawan. Sedangkan kamu selalu masuk ke gawang nggak kira-kira, tambah lebar nih lubang, udah-udah pulang sana! sahut Ratna sembari mendorong tubuh Agung untuk segera keluar dari rumahnya.

Agung pun keluar dari rumah Ratna tanpa sepengetahuan siapapun, dan Ratna pun mematikan CCTV rumah saat Agung datang, sehingga Fajar tidak akan bisa mengetahui kedatangan selingkuhan sang istri.

Mobil Agung mulai keluar dari halaman rumah Ratna. Di saat yang bersamaan, sebuah taksi berhenti di depan rumah Ratna yang tak lain adalah Laila. Laila sempat melihat mobil Agung keluar dari halaman rumahnya.

"Itu kayaknya mobil Mas Agung? Astaghfirullah aladzim, jangan-jangan Mbak Ratna sudah berani membawa Mas Agung ke rumah?" pikir Laila. Ia pun spontan segera masuk ke dalam rumah dan bertanya kepada sang kakak.

Terpopuler

Comments

CANTIKA

CANTIKA

nungguin Ratna kena azab jln sambil ngangkang 🤣🤣🤣🤣

2023-04-13

0

Nena Anwar

Nena Anwar

Laila jika mulut sudah tak mempan untuk menghentikan kemaksiatan Ratna dengan kekerasan juga tak masalah yg penting bisa menyadarkan Ratna kembali ke jalan yg benar karena percuma kamu bicara sampai mulut kamu berbusa juga Ratna tetap saja begitu gk akan berubah

2023-04-10

2

sita

sita

nanti lah baca nya lagi kalo udah terbongkar,takut baca proses nya .

2023-04-10

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Tidak mau melepas hijab
2 Naksir kakaknya juga
3 Kenyataan yang benar-benar pahit
4 VISUAL
5 Bab 4: Putus
6 PENGUMUMAN GIVEAWAY
7 Bab 5: Janji Ratna
8 Bab 6: Nggak pernah berubah
9 Bab 7 : Nguping
10 Bab 8 : buku Kahlil Gibran
11 Bab 9 : Dilema berat
12 Bab 10: Tabir kebohongan
13 Bab 11: Mimpi menyebut nama Laila
14 Bab 12 : Mengusir Agung
15 Bab 13 : Memergoki Ratna dan Agung
16 Bab 14 : Pergi menjauh
17 Bab 15 : Ke luar kota
18 Bab 16 : Pulang ke rumah
19 Bab 17 : Laila pergi
20 Bab 18 : Tempat tinggal baru
21 Bab 19 : Interview
22 Bab 20 : Bertemu Lagi
23 Siap, Mas!
24 Malu-malu meong
25 PENGUMUMAN
26 Bulan
27 Sholat berjamaah
28 Sedang lucu-lucunya
29 Berdoa dulu
30 Aku cinta kepadanya
31 Aku cinta kamu, Laila.
32 Apa dia marah
33 Jangan menyebut nama pria itu
34 Salah sendiri kamu nggak mau
35 Bertemu Tuan Cheng
36 Taksi
37 Pisau
38 Jilbabmu tidak akan pernah lepas
39 Pura-pura pingsan
40 Mendapatkan sebuah berlian
41 Duda perjaka
42 Sebuah karma
43 Bertemu calon mertua
44 Menikah hari ini
45 Obat anti grogi
46 Sah
47 Tidur di kamar Fajar
48 Menggendong Laila
49 Kamu lebih berhak atas diriku
50 Tegang semuanya
51 Wajib genit
52 Andai saja
53 Besar sekali
54 Remote AC
55 Aku milikmu, Mas!
56 Digigit nyamuk
57 Tempat healing baru
58 Vampir dadakan
59 Menjadi orang yang pertama
60 Terong balado
61 Di kantor
62 Jangan pikirkan mereka
63 Mega Utami
64 Fajar Untuk Laila
65 Sebuah Blazer
66 Punya anak banyak
67 Pingsan
68 Sop buntut
69 Minyak kayu putih
70 Menabung
71 Licin
72 Karunia terbesar
73 Ratna Salsabila
74 Ratna meninggal
75 Selamat tinggal
76 Pesan terakhir
77 Hukum cambuk
78 Pengumuman
79 Menyelamatkan seorang wanita
80 Lela
81 Dua puluh tahun kemudian
82 Terlalu semangat
83 Jambak-jambakan
84 Abi adalah cinta pertama kami
85 Dosen baru
86 Pura-pura
87 Lemparan bola kertas
88 Bidadari hatiku
89 Sumpah serapah Citra
90 Ide cemerlang
91 Ummi, jangan nangis!
92 Menawarkan pahala
93 Di pusara Ratna
94 Mulai tergila-gila
95 Salah satu diantara mereka
96 Karena Ratna
97 Mood booster dari ibu
98 OTW halal
99 Anak bungsu
100 Salah tunjuk
101 Bisik-bisik
102 Bawa dia pulang
103 Saaaahhhhhhhh
104 Punya PR
105 Ada ular
106 Menyatukan raga
107 Serangan tengah malam.
108 PENGUMUMAN PEMENANG GIVEAWAY
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1 : Tidak mau melepas hijab
2
Naksir kakaknya juga
3
Kenyataan yang benar-benar pahit
4
VISUAL
5
Bab 4: Putus
6
PENGUMUMAN GIVEAWAY
7
Bab 5: Janji Ratna
8
Bab 6: Nggak pernah berubah
9
Bab 7 : Nguping
10
Bab 8 : buku Kahlil Gibran
11
Bab 9 : Dilema berat
12
Bab 10: Tabir kebohongan
13
Bab 11: Mimpi menyebut nama Laila
14
Bab 12 : Mengusir Agung
15
Bab 13 : Memergoki Ratna dan Agung
16
Bab 14 : Pergi menjauh
17
Bab 15 : Ke luar kota
18
Bab 16 : Pulang ke rumah
19
Bab 17 : Laila pergi
20
Bab 18 : Tempat tinggal baru
21
Bab 19 : Interview
22
Bab 20 : Bertemu Lagi
23
Siap, Mas!
24
Malu-malu meong
25
PENGUMUMAN
26
Bulan
27
Sholat berjamaah
28
Sedang lucu-lucunya
29
Berdoa dulu
30
Aku cinta kepadanya
31
Aku cinta kamu, Laila.
32
Apa dia marah
33
Jangan menyebut nama pria itu
34
Salah sendiri kamu nggak mau
35
Bertemu Tuan Cheng
36
Taksi
37
Pisau
38
Jilbabmu tidak akan pernah lepas
39
Pura-pura pingsan
40
Mendapatkan sebuah berlian
41
Duda perjaka
42
Sebuah karma
43
Bertemu calon mertua
44
Menikah hari ini
45
Obat anti grogi
46
Sah
47
Tidur di kamar Fajar
48
Menggendong Laila
49
Kamu lebih berhak atas diriku
50
Tegang semuanya
51
Wajib genit
52
Andai saja
53
Besar sekali
54
Remote AC
55
Aku milikmu, Mas!
56
Digigit nyamuk
57
Tempat healing baru
58
Vampir dadakan
59
Menjadi orang yang pertama
60
Terong balado
61
Di kantor
62
Jangan pikirkan mereka
63
Mega Utami
64
Fajar Untuk Laila
65
Sebuah Blazer
66
Punya anak banyak
67
Pingsan
68
Sop buntut
69
Minyak kayu putih
70
Menabung
71
Licin
72
Karunia terbesar
73
Ratna Salsabila
74
Ratna meninggal
75
Selamat tinggal
76
Pesan terakhir
77
Hukum cambuk
78
Pengumuman
79
Menyelamatkan seorang wanita
80
Lela
81
Dua puluh tahun kemudian
82
Terlalu semangat
83
Jambak-jambakan
84
Abi adalah cinta pertama kami
85
Dosen baru
86
Pura-pura
87
Lemparan bola kertas
88
Bidadari hatiku
89
Sumpah serapah Citra
90
Ide cemerlang
91
Ummi, jangan nangis!
92
Menawarkan pahala
93
Di pusara Ratna
94
Mulai tergila-gila
95
Salah satu diantara mereka
96
Karena Ratna
97
Mood booster dari ibu
98
OTW halal
99
Anak bungsu
100
Salah tunjuk
101
Bisik-bisik
102
Bawa dia pulang
103
Saaaahhhhhhhh
104
Punya PR
105
Ada ular
106
Menyatukan raga
107
Serangan tengah malam.
108
PENGUMUMAN PEMENANG GIVEAWAY

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!