Karena Fajar sudah tidak bisa mengontrol lagi amarahnya, ia pun tanpa aba-aba langsung memukul Agung di tempat, dengan kondisi yang masih telanjang bulat. Fajar memberikan bogem mentah bertubi-tubi kepada pria itu, sementara Ratna ia terlihat berusaha untuk memisah Fajar.
"Rasakan ini, bajingan! Dasar laki-laki brengsek, aku tidak akan mengampunimu!" seru Fajar disela-sela dirinya memukuli wajah Agung tiada henti.
"Cukup, Mas! Jangan pukul dia! Lepaskan Agung!" ucap Ratna sambil menarik badan Fajar agar pria itu menyingkir dari tubuh Agung. Meskipun Agung sudah teler dan tidak berdaya. Fajar terus menghujamkan pukulannya pada pria yang sudah mengambil haknya itu.
Setelah Fajar cukup puas sudah menghajar Agung, jurus terakhir adalah ia menendang pusat inti tubuh Agung yang sudah teler itu.
'Buggg'
"Aaaa ... Mas Fajar cukup, Mas! Kamu bisa membunuhnya!" teriak Ratna dengan dua semangka yang masih bergelantungan serta lembah basah yang masih rimbun tidak terawat itu terlihat begitu menjijikkan bagi Fajar, meski Ratna istrinya sendiri. Rasanya Fajar muak melihat kelakuan bejat mereka berdua.
"Kamu! Mulai saat ini aku talak kamu dan aku akan segera mengurus surat-surat perceraian kita. Sungguh bodoh sekali aku selama ini, kalian berdua memang pecundang yang hebat. Kurang apa aku, Ratna? Aku sudah memberikan segalanya untukmu, apapun yang kamu minta aku selalu penuhi. Apa ini balasannya? Kamu benar-benar wanita murahan!" kali ini Fajar tidak bisa lagi menahan kata-kata mutiaranya untuk sang istri.
Ratna hanya terdiam dan menundukkan wajahnya, ia benar-benar tidak bisa lagi mengelak, Ratna tertunduk lemas. Sedangkan Agung terlihat sudah tidak tidak berdaya, ia hanya merasakan tubuhnya yang terasa remuk akibat pukulan Fajar, belum lagi burung perkutut yang sepertinya sangat pusing karena Fajar menendangnya cukup keras. Melihat dua pendosa itu, Fajar merasa risih ia pun melemparkan baju ke arah Ratna.
"Tutupi tubuhmu yang najis itu! Aku tidak sudi untuk melihatnya, aku sangat bersyukur tidak pernah menyentuhmu, ternyata Allah sudah memberikan firasat dibalik tabir kebohonganmu selama ini, sekarang kamu bukan istriku. Tunggu surat keputusan dari pengadilan agama, secepatnya aku akan mengurusnya. Dan kamu tidak akan mendapatkan apapun dariku. Selamat tinggal, Ratna!" ucapan terakhir sebelum Fajar meninggalkan rumah itu.
Perasaan Fajar saat itu sangat terluka, Ratna adalah istri pilihannya sendiri, ternyata ia sudah mengabaikan peringatan dari sang Mama. Untuk sejenak, Fajar melupakan adik iparnya. Rasa sakit hatinya benar-benar dalam, karena bagaimanapun juga Ratna adalah cinta pertamanya.
*
*
*
Sementara itu di tempat lain, Laila tiba di sebuah rumah kontrakan sederhana, ia memutuskan untuk tidak lagi mencampuri urusan rumah tangga Ratna dan Fajar, setelah Fajar sudah tahu kenyataannya. Laila bisa pergi tanpa beban.
Ia ingin menenangkan dirinya tanpa ada bayang-bayang Fajar, karena semakin ia berada di dekat Fajar, perasaan itu semakin kuat.
Seorang wanita mempersilakan Laila untuk tinggal di rumah kontrakannya, wanita itu memberikan kunci kepada Laila sambil berkata, "Ini kuncinya, Mbak! Semua perlengkapan ada di dalam. Semoga Mbak Laila betah tinggal di sini!"
Laila tersenyum, "Terima kasih banyak, Bu! Insyaallah saya pasti betah tinggal di sini." Balas Laila sembari menerima kunci tersebut.
"Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu, Mbak! Jika ada sesuatu yang Mbak Laila tanyakan, silakan cari saya!" ucap wanita yang bernama Bu Uun itu.
"Terima kasih banyak, Bu Uun. Tentu saja."
Setelah itu, Bu Uun kembali ke rumahnya yang tidak jauh dari rumah kontrakan Laila. Laila pun segera membuka pintu rumah kontrakan itu. Sebuah rumah kecil yang sederhana, tapi masih layak dan nyaman. Setidaknya Laila bisa menjauh dari Ratna dan Fajar tentunya.
Laila melihat-lihat kondisi ruangan, dengan sebuah kasur yang terhampar di lantai. Laila pun meletakkan tasnya, setelah itu ia beristirahat dengan duduk di sebuah kasur sederhana dengan sprei berwarna merah jambu. Dengan menyandarkan punggungnya pada tembok, Laila terlihat menghela nafasnya, entah bagaimana kondisi di rumahnya sekarang. Laila sudah tidak mau perduli, tuduhan Ratna pada dirinya membuat Laila terpaksa memblokir nomor Fajar.
Laila memblokir nomor Fajar dengan alasan dirinya sudah tidak ingin mengganggu rumah tangga Kakaknya lagi, dan Laila berharap perselingkuhan Ratna segera terbongkar, apapun keputusan Fajar dirinya tidak ingin lagi di curhati macam-macam oleh kakak iparnya itu.
"Maafkan aku, Mas Fajar! Sebaiknya kita jaga jarak, selesaikanlah permasalahanmu dengan Mbak Ratna secara baik-baik, aku tidak mau terjadi fitnah diantara kita, semoga kamu bisa memutuskan masalah secara dewasa, dan semoga saja kalian berdua selalu dalam lindungan Nya," lirih Laila yang kini berada di suatu tempat. Sebuah tempat yang letaknya tidak jauh dari lokasi tempat kerjanya, sehingga memudahkan Laila untuk tetap bekerja.
...BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Erina Munir
untung laila udh kabur....syukur deh
2024-03-17
0
Tari
lanjut
2023-04-14
1
Dwi ratna
cie...cie udh dblokir tp hati mna bsa dblokir untuk berhenti mencintai fajar,laila
2023-04-14
1