Bab 11: Mimpi menyebut nama Laila

Laila langsung masuk ke dalam rumah dan segera mencari Ratna. Kebetulan saat itu Ratna sedang berjalan menuju ruang tengah.

"Mbak Ratna tunggu!" seru Laila yang seketika membuat Ratna berhenti dan membalikkan badannya.

"Laila, kamu sudah pulang!" Ratna menjawabnya sedikit khawatir. Jika saja sang adik tahu bahwa Agung baru saja pulang dari rumahnya.

"Mbak Ratna jujur deh! Apa tadi Mas Agung datang ke rumah ini? Karena aku baru saja lihat mobil Mas Agung keluar dari halaman rumah. Mbak Ratna bener-bener nggak takut ya kalo Mas Fajar tahu, Laila sengaja nutupi aib Mbak Ratna supaya Mbak Ratna bisa sadar dan menjauhi Mas Agung. Tapi, ternyata Laila sudah salah besar. Lebih baik aku telepon saja Mas Fajar, biar dia tahu bagaimana kelakuan istrinya di rumah. Sudah cukup sabar Laila menahannya. Tapi kali ini Mbak Ratna benar-benar keterlaluan," ucap Laila sembari mengambil ponselnya dan menghubungi nomor Fajar.

Tentu saja Ratna sangat cemas dan khawatir, bagaimana jika Laila benar-benar mengatakannya kepada suaminya.

"Sialan Laila! Aku harus melakukan sesuatu, jika tidak dia akan bilang kepada Mas Fajar," Ratna pun mencari cara supaya adiknya tidak mengatakannya kepada Fajar.

"Laila! Kamu salah sangka, iya tadi Agung memang datang ke rumah, tapi kami nggak ngapa-ngapain kok, dia datang ke rumah untuk minta maaf sama Mbak, em ... dia mau pergi dari kota ini dan tidak akan kembali, itu saja! Lagipula di rumah ini banyak orang, ada pelayan dan juga CCTV, jadi Mbak nggak mungkin berbuat macam-macam, dia datang hanya untuk minta maaf, percayalah!" lagi-lagi Ratna membohongi sang adik.

"Laila nggak percaya, itu nggak mungkin. Tadi pagi Laila dengar sendiri, Mbak Ratna menelpon Mas Agung, Laila nggak tuli, Mbak!" sahut Laila sambil menunjuk telinganya.

"Astaghfirullah, Laila. Nggak mungkinlah aku melakukan hal itu, kamu pasti salah dengar, aku sudah berjanji tidak akan berhubungan dengan Agung lagi dan dia tadi minta maaf sama Mbak sekalian pamit" ungkap Ratna yang kali ini ia berharap Laila bisa ditipu lagi.

"Tapi itu sama saja, Mbak. Mbak Ratna udah berani bawa laki-laki masuk ke dalam rumah tanpa seizin dari suami Mbak! Aku akan tetap berbicara kepada Mas Fajar, aku tidak perduli lagi dengan rengekan Mbak Ratna. Mbak Ratna pandai sekali membolak-balikkan fakta," sahut Laila yang terus berusaha untuk menelepon Fajar.

Sementara itu di tempat lain, di sebuah kota di mana Fajar saat ini sedang melakukan pekerjaan bisnisnya, saat itu dirinya sudah menyelesaikan tugas untuk hari ini. Waktunya bagi Fajar untuk beristirahat, ia berada di dalam sebuah kamar hotel yang sudah disediakan untuk dirinya.

Fajar memegang ponselnya dan ia pun berniat untuk menghubungi Istrinya di rumah, menanyakan bagaimana keadaan rumah. Tapi, sebelumnya menghubungi Ratna ia bertanya kepada pelayan rumah yang ia suruh untuk mengawasi sang istri selama dia pergi ke luar kota.

Sayangnya, tak ada satupun dari pelayan-pelayan rumahnya yang bisa dihubungi. Karena nyatanya, Ratna sudah memberikan obat tidur kepada pelayan rumah agar dirinya bisa leluasa bersama Agung. Tentu saja mereka masih tertidur pulas dan tidak mungkin bisa menerima telepon dari Fajar.

"Sial! Kenapa mereka tidak bisa dihubungi semuanya? Apa mereka sudah tidur? Tidak mungkin, sekarang masih jam 8 malam." Fajar melihat ke arah jam dinding yang masih menunjukkan pukul 8 malam.

Hingga akhirnya, tiba-tiba Fajar melihat ponselnya berdering dan saat ia melihatnya, rupanya itu adalah panggilan telepon dari Laila.

"Laila? Tumben dia nelpon," ucap Fajar yang tiba-tiba sumringah saat tahu jika Laila sedang meneleponnya. Namun, disaat dirinya mengangkat telepon dari sang adik ipar, nyatanya sambungan telepon itu terputus.

"Halo Laila! Halo ... halo!! Ah terputus, ada apa, ya? Kenapa Laila meneleponku?" pikir Fajar sembari merebahkan punggungnya pada sofa di kamar itu.

Di saat yang bersamaan, saat Laila sedang menelepon Fajar dan hampir saja Laila berbicara dengan sang kakak ipar, sekarang Laila dibuat terkejut dengan usaha Ratna yang sangat nekat sekali, ia mengambil pisau buah yang ada di atas meja makan dan ia mencoba melukai urat nadinya menggunakan pisau itu untuk mengancam Laila agar tidak berbicara macam-macam.

"Kamu berani menelepon Mas Fajar, itu artinya kamu memaksa Mbak untuk melakukan hal ini, Laila! Ah ...!"

Ratna rela melukai dirinya sendiri untuk membuat Laila mengurungkan niatnya untuk menghubungi suaminya. Spontan Laila segera menutup ponselnya dan Ia pun segera menghampiri sang kakak yang sedang terluka.

"Mbak Ratna apa-apaan sih! Ya Allah ngapain sih Mbak Ratna harus kayak gini," seru Laila yang pada akhirnya ia pun mengambilkan obat dan membantu Ratna untuk mengobati luka sayatan pada lengan Ratna.

"Berjanjilah pada Mbak, Laila. Tolong jangan katakan kepada Mas Fajar jika kamu masih ingat melihat Mbak hidup," ancam Ratna. Bagaimana bisa Laila mengatakannya kepada kakak iparnya jika Ratna mengancam dirinya seperti itu.

*

*

*

Sementara itu, Fajar mencoba menelpon kembali adik iparnya. Mungkin saja ada sesuatu yang ingin disampaikan oleh Laila.

Si saat Laila selesai membalut luka pada tangan Ratna. Tiba-tiba ponselnya berdering dan tentu saja itu adalah telepon dari Fajar.

Laila melihat ke layar ponsel sembari menatap wajah sang kakak.

"Siapa yang menelepon, apa itu Mas Fajar?" tanya Ratna.

"Em iya, Mbak." Balas Laila.

"Sekarang, Mbak terserah sama kamu, kamu ingin mengatakan kepada Mas Fajar silahkan! Itu artinya kamu sudah tidak ingin melihat Mbak hidup lagi. Mbak pasrah!" ucap Ratna yang selalu mempengaruhi Laila untuk percaya padanya.

Laila pun akhirnya terpaksa mematikan telepon dari Fajar. Tentu saja Fajar sangat terkejut dan semakin bertanya-tanya.

"Kok dimatikan, sebenarnya ada apa? Apa mungkin Laila menyembunyikan sesuatu dariku? Entah kenapa akhir-akhir ini aku lebih kepikiran Laila daripada istriku sendiri? Ya Tuhan! Perasaan macam apa ini? Sejak Ratna selalu menolakku dan kulihat tanda itu, aku merasa ilfil dan sudah tidak punya harapan lagi untuk bersamanya. Tapi kenapa aku masih bertahan dengannya?" Fajar mulai memikirkan perasaannya kepada Laila dan semakin berkurangnya rasa cintanya kepada sang istri.

Hingga pada akhirnya, tidak sampai di hari ketiga. Fajar pulang ke rumah. Perasaannya mulai sangat tidak enak. Seperti biasa ia pun disambut oleh sang istri dengan dandanannya yang kerap berdandan seksi. Ratna yang tidak tahu jika sang suami akan pulang. Ia pun hendak pergi ke luar alih-alih ingin pergi ke Supermarket. Tapi, penampilan Ratna kali ini terkesan begitu terbuka dan cukup seksi.

Baru saja Ratna keluar dari rumah, tiba-tiba mobil Fajar masuk ke dalam halaman. Spontan Ratna terkejut saat melihat kedatangan sang suami yang tiba-tiba.

"Mas Fajar!" Ratna tampak gugup dan salah tingkah, karena ia tahu sang suami pasti tidak setuju dirinya memakai pakaian di atas lutut.

Fajar turun dari mobil dan menghampiri sang istri yang saat itu sudah siap pergi ke Supermarket.

"Mas Fajar pulang kok ngabarin aku dulu sih, Mas!" seru Ratna sambil mencium tangan suaminya.

"Mau kemana kamu?" Fajar bertanya sambil memperhatikan penampilan istrinya dari atas hingga bawah.

"Emm ... aku mau belanja keperluan kita, Mas! Semuanya pada habis, dari sabun mandi, bahan makanan dan juga skincare aku juga habis," balas Ratna.

"Masuk! Ayo masuk!" titah Fajar sambil membawa istrinya untuk masuk ke dalam rumah.

"Kamu ini apa-apaan sih, Mas! Sakit tahu nggak tanganku!" seru Ratna saat Fajar memegang tangan Ratna yang kemarin ia lukai sendiri.

"Kenapa dengan tanganmu?" Fajar melihat tangan Ratna yang masih diplester.

"Em ... nggak apa-apa, cuma luka tergores," Ratna menjawab sembari berusaha untuk menyembunyikan lukanya.

"Oke ... Mas minta maaf, tapi kamu tahu kenapa aku membawamu masuk ke dalam rumah? Ganti bajumu! Aku sudah pernah bilang jangan pakai baju yang seperti ini lagi, kamu nggak ngerti juga, ya? Aku ingin kamu memakai baju yang sopan. Apalagi kamu akan pergi ke tempat umum, aku yang berdosa jika kamu seenaknya mempertontonkan aurat kamu, kamu ini tanggung jawabku sekarang, aku sudah memilihmu menjadi istriku agar aku bisa membanggakan kamu di depan keluargaku, tapi kalau seperti ini caranya? Bagaimana bisa aku membawamu untuk datang menemui Mama meminta restu sepenuhnya dari Mama. Tolonglah Ratna! Aku harap kamu bisa mengerti, aku hanya ingin melihatmu tampil sederhana, setidaknya kamu harus mencontoh Adikmu, Laila!"

Mendengar ucapan dari suaminya, Ratna pun tidak terima jika Fajar membandingkan dirinya dengan sang adik.

"Apa, Mas? Jadi kamu membanding-bandingkan aku dengan Laila? Ya jelas beda dong, Mas! Aku ini tidak bisa jauh dari mode dan fashion. Hmm tapi baiklah, jika kamu lebih memuji adikku. Aku heran aja sama kamu, kenapa kamu lebih menyukai penampilan Laila daripada istrimu sendiri, apa jangan-jangan kamu mulai menyukai adikku, ya? Ngaku aja deh kamu, Mas!" Ratna rupanya sudah terlatih untuk bersilat lidah. Ia pun justru membalikkan fakta dan menuduh suaminya macam-macam.

"Cukup, Ratna! Aku sebenarnya sudah bosan dengan semua ini, selama ini aku sudah cukup sabar memahami keinginanmu, kamu memintaku untuk tidak menyentuhmu. Oke, fine. Aku bisa bersabar, tapi jika kamu seperti ini terus dan tetap tidak ingin berubah. Maka jangan salahkan aku jika aku meninggalkanmu! Kali ini aku masih beri kamu kesempatan, tutup aurat kamu atau kita pisah!" ucap Fajar sambil beranjak masuk ke dalam kamar.

Spontan Ratna panik dan Ia pun mengejar suaminya dan meminta maaf.

"Mas Fajar tunggu! Oke aku minta maaf, tapi aku mohon jangan tinggalkan aku! Baiklah, aku akan mengabulkan permintaanmu. Ji-jika kamu menginginkannya sekarang, a-aku siap dan aku akan menuruti keinginan untuk menutup aurat," rayuan Ratna cukup membuat Fajar tersenyum, ia pun mengajak istrinya untuk masuk ke dalam kamar.

Rupanya pertengkaran keduanya tak sengaja Laila saksikan, entah kenapa tiba-tiba ia bersedih saat Fajar mengajak Ratna masuk ke kamar mereka.

"Aku ini kenapa sih? Mas Fajar kan suaminya Mbak Ratna, kenapa hatiku sakit saat melihat mereka berbaikan. Ya Allah! Hamba mohon jauhkan perasaan ini, semoga hubungan mereka membaik dan mbak Ratna tidak akan pernah mengulangi dosa-dosanya lagi, semoga!" Laila berkata dibalik sebuah dinding.

Sementara itu, di dalam kamar. Tentu saja Ratna akan mengabulkan permintaan sang suami dengan memenuhi kebutuhan biologis Fajar. Meskipun sebenarnya ia sangat gugup, karena dirinya bukanlah seorang gadis lagi.

Ratna pun mulai melakukan rayuan mautnya kepada Fajar. Sebagaimana seorang wanita yang sedang membuat prianya tergoda. Tapi anehnya, Fajar justru tidak merasa penasaran lagi dengan istrinya. Meskipun Ratna mencium dan mencumbunya. Fajar tidak merasakan apa-apa, bahkan untuk berdiri saja tidak sanggup.

"Ya Allah! Kenapa aku tidak bisa merespon apapun yang Ratna lakukan? Apa aku ini masih normal?" batin Fajar yang mulai bingung, karena dirinya benar-benar tidak bisa bereaksi sama sekali terhadap sentuhan Ratna.

Karena Fajar tidak juga bisa hidup, akhirnya ia lebih memilih untuk tidur dan meminta Ratna untuk tidur juga.

"Ratna! Sebaiknya, kita tidur saja. Kayaknya aku masih capek, aku butuh istirahat dulu. Tidurlah!" titah Fajar sambil melepaskan pelukan Ratna. Kemudian ia pun beranjak untuk tidur.

Tentu saja Ratna tidak habis pikir, bagaimana bisa suaminya tidak tergoda dengan dirinya, padahal Agung hanya dengan sentuhan tangannya saja langsung siap siaga untuk menyerangnya. Tapi Fajar, dirinya justru tidur dengan membelakangi sang istri.

"Sialan! Kenapa Mas Fajar tidak bisa berdiri? Sepertinya dia tidak bisa aku setrum, shiiit!" umpat Ratna yang juga ikut tidur di samping suaminya.

Selang beberapa jam, tiba-tiba Fajar mulai bermimpi dan mengigau. Sontak Ratna terbangun dan segera melihat suaminya yang sedang berbicara dalam tidurnya.

"Laila! Laila ...!!" nama itu terdengar begitu jelas dari mulut Fajar yang sedang tertidur, sontak Ratna pun mulai geram, ternyata sang suami benar-benar sudah berani membohongi dirinya.

"Laila? Kenapa kamu menyebut nama adikku, Mas? Kalian pasti punya hubungan!" ucap Ratna yang mulai curiga dengan adik dan suaminya.

...BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Erina Munir

Erina Munir

baru nyebut nm laila aja lu udh kaya cacing kpanasan...ga nyadar klakuan luh...maluu luh ma diri luuh ratna...

2024-03-17

0

Jong Nyuk Tjen

Jong Nyuk Tjen

fajar org kaya , bnyk uang . Knapa ga sewa detektif aja utk mata2 in istri jalangny yg jelas2 ud selingkuh, ud ad bukti kiss markny agung d dada ny s ratna

2024-02-27

0

Puja Kesuma

Puja Kesuma

dasar leila bodoh...klo mai lapor ke fajar itu diam diam jgn di dpn ratna bilangnya dan tunjukan bukti..dan fajar jg...ilfil sama.ratna tp msh mau jg bertahan...jd kesannya fajar yg selingkuh dgn leila sementara ratna menjadi.korban perselingkuhan...sama sama bodoh fajar dan leila...memuakan

2023-04-12

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Tidak mau melepas hijab
2 Naksir kakaknya juga
3 Kenyataan yang benar-benar pahit
4 VISUAL
5 Bab 4: Putus
6 PENGUMUMAN GIVEAWAY
7 Bab 5: Janji Ratna
8 Bab 6: Nggak pernah berubah
9 Bab 7 : Nguping
10 Bab 8 : buku Kahlil Gibran
11 Bab 9 : Dilema berat
12 Bab 10: Tabir kebohongan
13 Bab 11: Mimpi menyebut nama Laila
14 Bab 12 : Mengusir Agung
15 Bab 13 : Memergoki Ratna dan Agung
16 Bab 14 : Pergi menjauh
17 Bab 15 : Ke luar kota
18 Bab 16 : Pulang ke rumah
19 Bab 17 : Laila pergi
20 Bab 18 : Tempat tinggal baru
21 Bab 19 : Interview
22 Bab 20 : Bertemu Lagi
23 Siap, Mas!
24 Malu-malu meong
25 PENGUMUMAN
26 Bulan
27 Sholat berjamaah
28 Sedang lucu-lucunya
29 Berdoa dulu
30 Aku cinta kepadanya
31 Aku cinta kamu, Laila.
32 Apa dia marah
33 Jangan menyebut nama pria itu
34 Salah sendiri kamu nggak mau
35 Bertemu Tuan Cheng
36 Taksi
37 Pisau
38 Jilbabmu tidak akan pernah lepas
39 Pura-pura pingsan
40 Mendapatkan sebuah berlian
41 Duda perjaka
42 Sebuah karma
43 Bertemu calon mertua
44 Menikah hari ini
45 Obat anti grogi
46 Sah
47 Tidur di kamar Fajar
48 Menggendong Laila
49 Kamu lebih berhak atas diriku
50 Tegang semuanya
51 Wajib genit
52 Andai saja
53 Besar sekali
54 Remote AC
55 Aku milikmu, Mas!
56 Digigit nyamuk
57 Tempat healing baru
58 Vampir dadakan
59 Menjadi orang yang pertama
60 Terong balado
61 Di kantor
62 Jangan pikirkan mereka
63 Mega Utami
64 Fajar Untuk Laila
65 Sebuah Blazer
66 Punya anak banyak
67 Pingsan
68 Sop buntut
69 Minyak kayu putih
70 Menabung
71 Licin
72 Karunia terbesar
73 Ratna Salsabila
74 Ratna meninggal
75 Selamat tinggal
76 Pesan terakhir
77 Hukum cambuk
78 Pengumuman
79 Menyelamatkan seorang wanita
80 Lela
81 Dua puluh tahun kemudian
82 Terlalu semangat
83 Jambak-jambakan
84 Abi adalah cinta pertama kami
85 Dosen baru
86 Pura-pura
87 Lemparan bola kertas
88 Bidadari hatiku
89 Sumpah serapah Citra
90 Ide cemerlang
91 Ummi, jangan nangis!
92 Menawarkan pahala
93 Di pusara Ratna
94 Mulai tergila-gila
95 Salah satu diantara mereka
96 Karena Ratna
97 Mood booster dari ibu
98 OTW halal
99 Anak bungsu
100 Salah tunjuk
101 Bisik-bisik
102 Bawa dia pulang
103 Saaaahhhhhhhh
104 Punya PR
105 Ada ular
106 Menyatukan raga
107 Serangan tengah malam.
108 PENGUMUMAN PEMENANG GIVEAWAY
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1 : Tidak mau melepas hijab
2
Naksir kakaknya juga
3
Kenyataan yang benar-benar pahit
4
VISUAL
5
Bab 4: Putus
6
PENGUMUMAN GIVEAWAY
7
Bab 5: Janji Ratna
8
Bab 6: Nggak pernah berubah
9
Bab 7 : Nguping
10
Bab 8 : buku Kahlil Gibran
11
Bab 9 : Dilema berat
12
Bab 10: Tabir kebohongan
13
Bab 11: Mimpi menyebut nama Laila
14
Bab 12 : Mengusir Agung
15
Bab 13 : Memergoki Ratna dan Agung
16
Bab 14 : Pergi menjauh
17
Bab 15 : Ke luar kota
18
Bab 16 : Pulang ke rumah
19
Bab 17 : Laila pergi
20
Bab 18 : Tempat tinggal baru
21
Bab 19 : Interview
22
Bab 20 : Bertemu Lagi
23
Siap, Mas!
24
Malu-malu meong
25
PENGUMUMAN
26
Bulan
27
Sholat berjamaah
28
Sedang lucu-lucunya
29
Berdoa dulu
30
Aku cinta kepadanya
31
Aku cinta kamu, Laila.
32
Apa dia marah
33
Jangan menyebut nama pria itu
34
Salah sendiri kamu nggak mau
35
Bertemu Tuan Cheng
36
Taksi
37
Pisau
38
Jilbabmu tidak akan pernah lepas
39
Pura-pura pingsan
40
Mendapatkan sebuah berlian
41
Duda perjaka
42
Sebuah karma
43
Bertemu calon mertua
44
Menikah hari ini
45
Obat anti grogi
46
Sah
47
Tidur di kamar Fajar
48
Menggendong Laila
49
Kamu lebih berhak atas diriku
50
Tegang semuanya
51
Wajib genit
52
Andai saja
53
Besar sekali
54
Remote AC
55
Aku milikmu, Mas!
56
Digigit nyamuk
57
Tempat healing baru
58
Vampir dadakan
59
Menjadi orang yang pertama
60
Terong balado
61
Di kantor
62
Jangan pikirkan mereka
63
Mega Utami
64
Fajar Untuk Laila
65
Sebuah Blazer
66
Punya anak banyak
67
Pingsan
68
Sop buntut
69
Minyak kayu putih
70
Menabung
71
Licin
72
Karunia terbesar
73
Ratna Salsabila
74
Ratna meninggal
75
Selamat tinggal
76
Pesan terakhir
77
Hukum cambuk
78
Pengumuman
79
Menyelamatkan seorang wanita
80
Lela
81
Dua puluh tahun kemudian
82
Terlalu semangat
83
Jambak-jambakan
84
Abi adalah cinta pertama kami
85
Dosen baru
86
Pura-pura
87
Lemparan bola kertas
88
Bidadari hatiku
89
Sumpah serapah Citra
90
Ide cemerlang
91
Ummi, jangan nangis!
92
Menawarkan pahala
93
Di pusara Ratna
94
Mulai tergila-gila
95
Salah satu diantara mereka
96
Karena Ratna
97
Mood booster dari ibu
98
OTW halal
99
Anak bungsu
100
Salah tunjuk
101
Bisik-bisik
102
Bawa dia pulang
103
Saaaahhhhhhhh
104
Punya PR
105
Ada ular
106
Menyatukan raga
107
Serangan tengah malam.
108
PENGUMUMAN PEMENANG GIVEAWAY

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!