Terpaksa, hanya satu kata itulah yang membuat Laila tinggal di rumah itu. Rengekan dari kakaknya yang meminta maaf kepadanya dan berjanji akan merubah diri, membuat Laila luluh. Tentu saja yang paling bahagia Laila tinggal lagi di rumah itu adalah Agung. Pria itu sengaja membujuk istrinya untuk mengajak Laila datang kembali.
Hari-hari pertama mereka tinggal belum ada kejanggalan karena pada waktu itu Ratna belum bekerja. Membuat Agung belum berani macam-macam kepada adik iparnya itu. Namun sekarang, Ratna mulai bekerja lagi di sebuah perusahaan, mau tidak mau Ratna harus meninggalkan rumah.
Hingga suatu ketika, kebetulan Laila merasa tidak enak badan, ia minta cuti dua hari untuk istirahat, kondisi itu dimanfaatkan oleh Agung untuk mendekati Laila.
"Laila, Mbak berangkat dulu! Kamu istirahat saja di rumah, nanti kamu bisa minta Bibi untuk membelikan sesuatu, jangan berangkat sendiri, kamu masih lemas!" pamit Ratna sebelum dirinya berangkat bekerja.
"Benar kata Ratna, kamu harus banyak istirahat. Kami berdua berangkat dulu, kalau ada apa-apa kamu bisa menghubungi kami, bukan begitu, Ratna!" timpal Agung sambil merangkul istrinya.
"Tentu saja, Agung benar. Ya sudah, kami berangkat dulu. Assalamualaikum!"
"Waalaikum salam!" balas Laila dengan wajah pucatnya.
Disaat Ratna berangkat bekerja, Agung pun ikut berangkat bersama. Sehingga Laila sedikit lega karena Ia berada di rumah tanpa ada Agung di rumah, selama Agung di rumah, Laila tidak bisa bebas saat tinggal bersama Ratna dulu.
"Alhamdulillah, setidaknya aku bisa istirahat dengan nyenyak, kepalaku pusing sekali ya Allah!" keluh Laila sambil melepas jilbabnya, hanya meninggalkan ciput jilbab saja, meskipun rambutnya tidak terlihat, tapi area leher nan putih itu terlihat begitu mulus tanpa tersentuh. Laila memiliki tekstur kulit yang kenyal dan berwarna cerah, apalagi ia menyembunyikan kecantikannya di balik jilbab panjangnya, dan itulah yang membuat Agung sangat penasaran akan bentuk dari dalam seorang Laila.
Laila merebahkan kepalanya pada bantal yang cukup tinggi, kemudian ia memejamkan matanya, Laila tidak akan khawatir Agung melihatnya, karena pria itu pasti pulang sore atau malam.
Tiba-tiba saja, mobil Agung datang dan masuk ke halaman rumah, Bibi yang sedang berada di teras melihat kedatangan Agung yang baru satu jam berangkat bersama Ratna, rupanya pria itu sengaja pulang alih-alih ingin mengambil berkas yang tertinggal. Sang asisten rumah tangga melihat kedatangan Agung dan bertanya. "Loh Pak Agung! Kok sudah pulang? Lalu Bu Ratna kemana?"
"Aku mampir sebentar, mau ambil sesuatu yang tertinggal, setelah itu aku kembali ke kantor," jawab Agung sembari tersenyum smirk.
"Oh begitu!" balas Bibi. Kemudian Agung segera masuk ke dalam rumah. Setelah Agung masuk ke dalam rumah, mendadak telepon rumah berbunyi. Sang asisten langsung berlari masuk untuk mengangkat telepon itu.
"Halo!"
"Halo, Bi! Bagaimana keadaan Laila? Apa dia baik-baik saja?" tanya Ratna yang rupanya masih mengkhawatirkan keadaan sang adik.
"Alhamdulillah Mbak Laila sudah agak mendingan, Bu! Sekarang Mbak Laila sedang istirahat di kamarnya," balas Bibi.
"Syukurlah! Aku sekarang mau ke rumah, aku mau mengambil berkas yang tertinggal sekalian melihat kondisi Laila," seru Ratna yang saat itu sedang perjalanan menuju ke rumah.
"Waduh! Bapak dan ibu kok barengan gitu ya lupanya, baru saja Pak Agung pulang dan katanya mau mengambil berkas yang tertinggal, dan sekarang Ibu juga!" ungkap bibi.
"Apa? Agung pulang?" seketika Ratna mulai tidak enak, ia pun segera menutup ponselnya dan segera meminta sopir untuk mempercepat mobilnya.
Benar saja, rupanya Agung cuma berpura-pura mengambil berkas, ia hanya ingin mengintip Laila dari pintu kamar Laila yang belum tertutup sempurna, sehingga Agung bisa melihat Laila yang saat itu sedang beristirahat.
"Laila! Sudah lama aku menunggu waktu seperti ini, dari dulu kamu selalu membuatku penasaran. Sekarang, tidak ada Ratna di rumah, aku bebas mendekatimu."
Agung dengan senyum jahatnya mencoba membuka pintu kamar Laila. Agung masuk ke dalam kamar Laila dengan mengendap-endap agar Laila tidak terbangun.
Sungguh mata keranjang Agung dibuat kelabakan saat melihat wajah polos Laila yang hanya memakai ciput jilbab.
"Ahhh gila si Laila, dia cantik parah, lebih cantik dari Ratna, pasti dalamnya lebih fresh dan lebih aduhai dari Kakaknya. Ah ... aku sudah tidak sabar ingin segera membuka semuanya," ucap Agung lirih, hingga tanpa sadar, kaki Agung menyandung sebuah kaki meja, alhasil suara gesekan kaki meja yang bergeser, membuat Laila kaget dan terbangun.
"Astaghfirullah aladzim, Mas Agung? Ngapain kamu di sini? Keluar kamu!" pekik Laila sambil meraih jilbabnya dan menutupkan pada kepalanya.
Agung pun terkekeh, ia justru tertawa melihat Laila yang sedang kebingungan.
"Ayolah, Laila! Sekarang kamu tidak bisa lari lagi dariku, Ratna tidak ada di rumah. Kita bebas melakukan apapun di rumah ini tanpa ketahuan oleh Kakakmu, sudah lama aku ingin merasakan momen seperti ini, sedari dulu aku masih sangat mencintaimu, Laila. Datanglah, Sayang!" ucap Agung sambil melebarkan kedua tangannya, berharap Laila datang ke dalam pelukannya.
"Ciihhh! Nggak usah mimpi kamu, Mas! Aku tidak akan pernah menyerahkan diriku pada laki-laki bejat seperti dirimu, sekarang keluar dari kamarku, atau aku akan teriak!!" ancam Laila dengan ekspresi marah.
Di saat yang bersamaan, pintu kamar Laila dibuka oleh Ratna yang saat itu melihat sang suami dan Laila sedang berduaan.
"Agung, Laila! Apa-apaan Kalian!" seru Ratna yang terlihat begitu marah kepada keduanya.
"Brengsek! Ngapain sih Ratna pakai masuk ke kamar, kali ini aku gagal sialan!" umpat Agung. Melihat istrinya datang Agung pun mengeluarkan jurus playing victim yang tentunya akan membuat Laila tersudut.
"Sayang! Itu adikmu, dia sudah memaksaku untuk masuk ke kamarnya, ternyata adikmu itu tidak seperti yang kuduga, aku kira dia gadis baik-baik, tapi ternyata dia ingin merayu Kakak iparnya sendiri," ucap Agung yang tentu saja membuat Ratna mulai terbakar emosi dan cemburu.
"Tidak, Mbak! Mas Agung bohong! Dia sendiri yang masuk ke kamar Laila, dia laki-laki brengsek, Mbak! Percayalah padaku!" sahut Laila yang berharap agar Ratna percaya padanya.
"Cukup! Kali ini aku tidak bisa mentolerir perbuatanmu, Laila. Mbak sangat kecewa padamu, ternyata kamu memiliki sifat perebut suami orang, kelakuanmu tidak sepadan dengan jilbabmu, kamu murahan sekali, kamu sengaja menggoda Agung hanya karena Agung lebih memilih Mbak, iya?" umpat Ratna sambil menunjuk wajah Laila.
Kali ini, Laila benar-benar yakin tidak akan tinggal di rumah itu lagi. Saat itu juga Laila tanpa basa-basi ia mengemasi barang-barangnya dan segera keluar dari rumah yang selama ini menjadi kenangan antara dirinya dengan sang kakak.
"Mbak Ratna tidak usah khawatir, Laila sendiri juga sudah muak tinggal bersama pria itu, Laila akan pergi, Laila akan pergi jauh dari kalian berdua, semoga Mbak Ratna bisa bahagia dengan pria bajingan seperti dia, selamat tinggal, Assalamualaikum!" pamit Laila yang saat itu juga ia keluar dari rumah yang sudah banyak memberikan kenangan indah bersama keluarganya.
...BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Erina Munir
naah...mendingan begitu laila...dri pda masuk kandang macan
2024-03-17
0
bunda s'as
bagus laila meski suatu hari nanti si ratna minta kamu kembali jangan mau kamu
2023-04-16
2
Ati Pct
selameeet Laila mending pergi ajaaaa aduuuh udah dag dig dug deer akuuuh 😒😒
2023-04-15
0