Fajar Untuk Laila
Dua bulan lagi, Agung Barata seorang pemuda tampan akan mempersunting seorang gadis pujaan hatinya, mereka sudah dua tahun berpacaran dan akhirnya memutuskan untuk menikah karena Agung merasa sudah saatnya Agung mengesahkan hubungannya dengan sang kekasih.
Laila Zahira, gadis manis yang selalu memakai hijab di kesehariannya itu adalah gadis yang sudah lama ingin Agung nikahi, mereka berdua jatuh cinta dan berpacaran sejak bertemu di tempat kerja, dan Agung sangat menghormati Laila dimana gadis itu membuatnya selalu penasaran.
Hari itu, Agung datang ke rumah Laila, seperti biasa acara malam Minggu Agung selalu menyempatkan diri untuk berkunjung ke rumah calon istri dan membawakan Laila sebuah martabak manis.
Laila mempersilahkan Agung masuk, mereka berdua pun berbincang-bincang di teras rumah.
"Oh ya Laila, tumben rumahmu sepi? Kakakmu kemana?" tanya Agung sambil melihat sekeliling.
"Oh ... Mbak Ratna sedang keluar dengan Mas Fajar, biasalah malam Minggu mereka selalu pergi nonton," balas Laila.
"Oh ... kamu nggak takut sendirian di rumah?" tanya Agung sambil menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi dengan satu kaki ia angkat ke atas pahanya.
"Enggak lah ngapain takut kan ada kamu, Mas! Aku percaya kok kalau kamu bakalan melindungi aku," jawaban Laila membuat Agung ingin mengetes kesetiaan calon istrinya.
Agung tersenyum smirk sembari berkata kepada Laila yang saat itu terlihat cantik dengan jilbab warna hitam.
"Laila, ada sesuatu yang ingin aku omongin sama kamu," ucap pemuda itu penuh harap.
"Ada apa, Mas? Apa yang ingin kamu katakan?" tanya Laila penasaran. Agung mulai mendekati Laila dengan menggeser tempat duduknya di samping gadis itu. Namun, Laila terus berusaha untuk menghindari Agung dengan menggeser tempat duduknya, karena Laila merasa tidak enak mereka belum resmi menjadi suami istri, apa jadinya jika tetangga melihatnya meskipun sebenarnya mereka akan menikah.
"Maaf, Mas! Sebaiknya kamu jangan terlalu dekat, aku takut menjadi fitnah," ucap Laila dengan sopan. Agung pun mengerti maksud Laila berkata demikian, ia pun berusaha untuk membuat Laila percaya jika dirinya tidak akan berbuat macam-macam, karena nantinya Laila juga akan menjadi istrinya.
"Kamu jangan takut! Aku tidak akan berani menyentuhmu sebelum kita resmi menikah, ada sesuatu yang ingin aku ketahui dari kamu, cuma satu permintaanku dan aku berharap kamu mau mengabulkannya, La!" ucap Agung dengan tersenyum.
Laila mengerutkan keningnya dan masih belum mengerti apa yang diinginkan oleh calon suaminya itu.
"Memangnya Mas Agung ingin apa dari Laila?" tanya Laila sungguh-sungguh.
Agung menatap wajah Laila dan berkata, "Aku hanya ingin melihat wajahmu tanpa hijab sebentar saja, aku sangat ingin melihatmu tanpa penutup kepala, karena nggak tahu kenapa aku sangat penasaran dan tidak sabar lagi ingin melihatnya. Bukankah sebentar lagi kita akan menikah! Jadi, pasti ini bukanlah permintaan yang berat, bukan? Jika kamu mencintaiku, kamu pasti mau melakukannya untukku, kan?" seru Agung yang tentunya tidak mungkin Laila lakukan.
"Apa, Mas? Kamu ingin melihat rambutku? Astaghfirullah! Bagaimana bisa Mas katakan hal itu, aku memang sangat mencintaimu, tentu saja aku akan perlihatkan semuanya kepadamu, jika sudah tiba saatnya nanti aku resmi menjadi istrimu. Tapi maaf, untuk saat ini aku tidak bisa, Mas. Kita belum menikah dan tentu saja rambutku adalah aurat, kamu bukan muhrim ku dan aku takut akan dosa dan fitnah, dan kamu tidak bisa memaksaku untuk melakukan hal itu, meskipun aku mencintaimu," Laila menolak mentah-mentah permintaan Agung.
Ada sedikit kekecewaan pada wajah pria itu, Agung pun kembali ke tempat duduknya semula sembari mengumpat, "Sialan! Keras kepala juga si Laila, tinggal buka sedikit saja apa susahnya sih, bikin kesel aja!"
Suasana hangat pun berubah menjadi dingin, tiba-tiba saja Agung pamitan pulang.
"Em ... ya sudah, aku minta maaf. Tidak seharusnya aku berkata seperti itu padamu, kalau begitu aku pulang dulu, sepertinya sudah larut malam, istirahatlah!" pamit Agung sembari beranjak pergi.
Laila pun tersenyum dan tidak bisa memaksa Agung untuk tinggal lama-lama, karena bagaimanapun juga mereka berdua masih belum resmi menjadi suami istri, ia takut akan menyebabkan fitnah jika ada tetangga yang sedang melihat mereka sedang berduaan, karena saat itu sang Kakak juga tidak ada di rumah.
Laila mengantar Agung sampai ke halaman rumah, dan disaat yang bersamaan Ratna datang bersama Fajar tunangannya. Agung melihat kedatangan keduanya yang terlihat bahagia.
"Agung! Sudah pulang saja?" sapa Ratna kepada calon adik iparnya itu. Agung melihat penampilan Ratna itu sangat berbeda sekali dengan Laila, Ratna cenderung lebih suka berpenampilan casual dan energik, kakak Laila itu tidak berhijab seperti sang adik yang selalu tampil tertutup, karena tuntutan pekerjaan yang menyebabkan Ratna tidak mengenakan hijab.
Ratna bekerja sebagai teller di sebuah Bank swasta dan memaksanya harus berpenampilan menarik dan cantik.
"Gila nih cewek! Beruntung banget cowoknya dapat cewek secantik dan modern seperti Ratna, beda sekali dengan Laila, selalu itu-itu saja bajunya, bosen!" batin Agung yang mulai memuji kecantikan kakak Laila itu.
...BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Erina Munir
ohhh...begitu ya sifat agung...nmnya ga sesuai sama sifatnya kayaknya niih
2024-03-17
0
guntur 1609
dari simi sj agung gakbpantas sm laila. sdh ada niat yg tdk baik
2023-06-25
1
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
yg betul MAHROM ~~~ hub. saudara /orang yg memjadi wali
sedang Muhrim -‐- orang yg melaksanakan ihrom pd ibadah haji / umroh
maaf jika salah🙏🏻
2023-06-07
1