Hilangnya Cinta Terakhir

Hilangnya Cinta Terakhir

Nasihat

Pagi hari yang sangat cerah. Romy membuka matanya perlahan-lahan dan merasa segar setelah tidur semalaman. Ia melihat ke arah jendela dan melihat cahaya matahari yang mulai terbit. Romy tahu bahwa ia harus segera bangun dan bersiap-siap untuk berangkat sekolah.

Setelah mandi dan mengganti pakaian, Romy turun ke ruang makan dan melihat ibunya sudah menyiapkan sarapan. Romy merasa senang karena masakan ibunya selalu lezat dan menyenangkan untuk disantap. Ia duduk di meja makan dan menikmati sarapan sambil berbincang dengan ibunya.

"Hmmmm nasi goreng ibu emang Juara!" ucap Romy dengan terus melahap nasi goreng buatan ibunya.

"Makan yang banyak nak! Belajar yang betul di sekolah ya!" jawab ibunya dengan tersenyum.

"Iya Bu. Ayah ke mana ya bu? Kok gak kelihatan?" tanya Romy kepada sang Ibu.

"Udah berangkat nak ke kantor pagi-pagi tadi," jelas sang ibu.

"Oh ...." Romy mengangguk dan melanjutkan untuk melahap nasi goreng buatan ibunya itu.

“Ayah pesan sepulang sekolah kamu langsung pulang ya nak terus belajar ya!” pesan sang Ibu kepada Romy.

“Iya Bu, aku tau!” Romy sedikit bosan dengan nasihat yang diberikan ibunya. Hampir setiap hari nasihatnya sama yaitu belajar, belajar dan belajar.

Ayah Romy adalah seorang workaholic yang selalu sibuk dengan pekerjaannya. Ia selalu bekerja keras untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya. Sejak kecil, Romy sudah terbiasa dengan gaya hidup ayahnya yang sibuk dan selalu memprioritaskan pekerjaan di atas segalanya.

Setiap hari, ayah Romy selalu memberikan pesan kepada putranya untuk belajar dengan serius dan mendapatkan peringkat terbaik di sekolahnya. Ayahnya sangat tegas dalam hal ini dan selalu mengingatkan Romy bahwa pendidikan adalah kunci sukses di masa depan. Romy merasa terbebani dengan ekspektasi ayahnya, tetapi ia juga merasa bahwa itu adalah tanggung jawabnya untuk belajar dengan tekun.

Meskipun terkadang ayah Romy terlalu tegas dan sering terlihat kesibukan, namun ia selalu berusaha memberikan dukungan dan motivasi kepada putranya. Ayah Romy percaya bahwa dengan belajar dan bekerja keras, Romy bisa meraih masa depan yang lebih baik.

.

Romy dipaksa untuk belajar untuk menghargai dan memahami gaya hidup ayahnya yang sibuk. Ia juga memahami bahwa penting untuk bekerja keras dan belajar dengan serius untuk mencapai kesuksesan di masa depan. Meskipun terkadang sulit, Romy selalu berusaha untuk memenuhi ekspektasi ayahnya dan bekerja keras untuk meraih cita-citanya.

Setelah selesai sarapan, Romy pergi ke kamarnya untuk mengambil buku-buku yang akan dibawanya ke sekolah. Ia memastikan bahwa semua buku yang dibutuhkan sudah terpenuhi dan disusun dengan rapi di dalam tasnya. Setelah memastikan semuanya siap, Romy berpamitan kepada ibunya dan meninggalkan rumah untuk pergi ke sekolah.

“Aku berangkat ya, Bu!” ucap Romy sambil mencium tangan sang ibu.

“Hati-hati ya, Nak! Jangan pulang telat ya! Nanti ayahmu marah!” pesan Sang ibu kepada Romy.

“Iya Bu, tenang aja ya!” jawab Romy sambil bergegas menyalakan mesin motor tesayangannya.

Sesampainya di sekolah, Romy langsung menuju kelas dan bersiap-siap untuk memulai hari sekolahnya. Di pertengahan jam pelajaran, Romy merasa sangat bosan dengan pelajaran hari ini. Ia merasa seperti tidak ada yang menarik dalam pelajaran yang sedang ia ikuti. Ia terus mengamati jam di dinding, merasa seolah waktu berjalan sangat lambat. Ia merasa seperti ingin melakukan sesuatu yang lebih menarik daripada hanya duduk di kelas dan mendengarkan guru.

Akhirnya, Romy mulai mengkhayalkan tentang mendaki gunung. Ia membayangkan jalanan terjal yang menantang dan pemandangan alam yang indah. Ia mulai mencoret-coret bukunya dengan gambaran puncak gunung yang menjulang tinggi. Romy merasa seolah ia bisa merasakan udara segar di gunung dan merasakan kebebasan yang ia cari.

Namun sayangnya, khayalan Romy itu membuatnya tidak dapat fokus pada pelajaran yang sedang ia ikuti. Ia tidak mendengarkan dengan baik ketika sang guru memberikan penjelasan dan bahkan tidak menjawab ketika ia ditanya.

“Romy apa yang dimaksud dengan tabung dan kerucut?” tanya seorang guru kepada Romy.

Romy tidak menjawab karena memang tidak memperhatikan pelajaran tersebut. Di kepalanya hanya terisi dengan pemandangan gungung yang sangat indah.

“Tolong diperhatikan ya Romy!” tegur sang guru.

“Baik, Pak!” ucap Romy.

Romy menyadari bahwa ia harus mengendalikan khayalannya dan fokus pada pelajaran yang sedang ia ikuti. Ia mengambil napas dalam-dalam dan mencoba mengalihkan pikirannya ke pelajaran yang sedang ia pelajari.

Lagi-lagi Romy tak bisa fokus kepada pelajaran. Ia mencoba menggambar kembali pemandangan gunung yang terlintas di dalam otaknya. Ketika Romy sedang menggambar gunung tiba-tiba sang Guru datang menghampirinya.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya sang guru. Romy panik karena ketahuan tidak memperhatikan saat jam pelajaran

Romy menjawab dengan gugup, "Maaf Pak, saya sedang tidak fokus pada pelajaran."

Guru tersebut kemudian bertanya, "Lalu apa yang kamu gambar?" tanya gurunya kembali.

Romy menunjukkan gambar gunung yang telah dia lukis, "Saya sedang menggambar gunung Pak."

Guru tersebut tertarik dan bertanya lagi, "Kenapa kamu ingin menggambar gunung apayang special dari situ?"

Romy menjawab dengan antusias, "Saya ingin menjadi seorang seniman dan gunung adalah salah satu subjek favorit saya Pak! Saya ingin naik gunung dan menggambar gunung yang indah di atas puncak. Itu adalah cita-cita saya pak!"

Setelah mendengar jawaban Romy, sang guru pun tersenyum. Ia lalu memberikan nasehat yang Kepada Romy, "Meskipun kamu memiliki minat dan bakat dalam bidang seni atau pendakian gunung, tetapi tetaplah fokus pada pelajaran saat jam pelajaran ya Romy! Jangan sampai minatmu mengganggu kesuksesanmu dalam akademik. Tetaplah seimbang dan belajarlah untuk mengatur waktu dengan baik ya!" ucap sang guru sambil menepuk bahu Romy pelan.

Romy mengangguk mengerti, "Terima kasih, Pak. Saya akan belajar untuk lebih fokus pada pelajaran dan mengembangkan minat saya pada waktu yang tepat."

Romy merasa lega dan berterima kasih kepada gurunya. Dari kejadian tersebut, Romy belajar bahwa meskipun fokus pada pelajaran adalah penting, dia juga harus mengembangkan minat dan bakatnya dalam bidang yang dia sukai.

Sang guru tersenyum dan memberikan dukungan, "Saya yakin kamu bisa mengembangkan bakatmu dan meraih kesuksesan di semua bidang yang kamu minati, Romy."

Romy sangat terinspirasi dengan nasehat sang guru dan semakin bersemangat untuk mengembangkan minatnya di bidang seni. Meskipun ayahnya menentang hobi Romy dalam seni dan pendakian gunung, Romy memutuskan untuk tetap mempertahankan minat dan bakatnya.

Romy juga tetap fokus pada pendidikan dan berusaha untuk mendapatkan nilai yang baik di sekolah. Dia tahu bahwa kesuksesannya dalam akademik akan membantunya mencapai cita-citanya sebagai seorang seniman dan pendaki gunung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!