Seminggu berlalu, semua persiapan fisik dan mental untuk pergi mendaki gunung sudah selesai dilakukan oleh Romy dan Novi.
Romy bersiap untuk berangkat dari rumahnya Romy memeriksa kembali semua peralatan pendakian yang sudah dia siapkan. Ia memastikan semua barang-barang yang dibutuhkannya sudah siap. Ia juga memeriksa peta gunung dan mempelajari rute pendakian yang akan mereka lalui. Setelah yakin semuanya sudah siap.
Setelah persiapan lengkap pagi-pagi sekali Romy meninggalkan rumah untuk pergi ke gunung Merbabu. Ia menyelipkan sebuah surat untuk ibunya di atas meja belajar.
"Bu Maafkan Romy, aku pamit pergi naik gunung. Mohon doanya."
Romy hendak mengirimkan pesan kepada Novi untuk memastikan apakah Novi juga sudah siap untuk berangkat.
Ternyata Novi sudah menunggu di luar rumah Romy dengan tas ransel di punggungnya. Karena rumah mereka pun letaknya tidak jauh.
"Kamu sudah siap, Nov?" tanya Romy.
"Sudah dong siap! Semua barang sudah aku cek dan siap dibawa!" jawab Novi sambil menunjukan tas ranselnya.
"Baiklah, mari kita berangkat sekarang!” Seru Romy.
“Oke Let’s Go!” Ucap Novi dengan sangat antusias.
Romy dan Novi berangkat dari rumah pagi-pagi sekali untuk menuju terminal kota Magelang menggunakan bus kota. Mereka merasa gembira karena akhirnya bisa melaksanakan rencana mendaki Gunung Merbabu yang telah mereka persiapkan akhir-akhir ini.
Setelah tiba di terminal, mereka bertemu dengan teman Novi bernama Mas Anto. Mas Anto adalah seorang pendaki gunung yang berpengalaman dan akan menjadi guide mereka selama pendakian Gunung Merbabu.
“Mas Anto!” Teriak Novi sambil melambaikan tangannya.
Seorang lelaki gondrong dengan rambut diikat pun langsung berjalan menghampiri Novi.
“Hei apa kabar?” sapa Mas Anto kepada Romy dan Novi.
“Baik mas, kenalin ini temen aku Romy.” Novi mencoba mengenalkan Romy kepada Anto.
“Halo mas, kenalin aku Romy.” Ucap Romy sembari mengulurkan tangannya.
“Halo Romy! Sampai juga ya di Magelang. Siap muncak bareng?” Ucap Mas Anto dengan antusias. Ia adalah pemuda yang baik dan sangat sopan. Romy pun tak segan dengannya walaupun baru pertama kali bertemu.
“Siap Mas Anto, mohon bimbingannya ya!” Ucap Romy sambil tersenyum.
“Santai, yuk langsung aja!” Balas Anto kepada Romy.
Ketiganya kemudian pergi menggunakan transportasi umum desa sekitar. Setelah tiga puluh menit mereka sampai di pintu utama jalur pendakian gunung Merbabu.
Romy tampak sedikit berkaca-kaca dan tak percaya bahwa gunung di depannya adalah gunung Merbabu. Impiannya akan segera terwujud.
Ketiganya berjalan menuju pos pendakian dan mempersiapkan segala perlengkapan pendakian, seperti tenda, sleeping bag, pakaian, dan makanan. Mereka juga memeriksa kondisi cuaca dan rute pendakian yang akan mereka tempuh. Setelah semuanya siap, mereka mulai mendaki gunung Merbabu dengan penuh semangat.
Romy merasa gugup namun juga bersemangat untuk menjelajahi gunung Merbabu yang terkenal dengan pemandangan alam yang indah. Ini adalah kali pertama untuknya, namun Ia telah mempersiapkan segala sesuatunya sejak beberapa hari yang lalu, termasuk membawa perlengkapan pendakian yang lengkap.
Di sepanjang perjalanan, mereka berbincang-bincang dan menikmati keindahan alam sekitar yang menakjubkan. Mereka melewati hutan yang rimbun dan melihat air terjun yang indah. Mereka melihat hamparan hijau yang memukau di sekelilingnya, danau yang tenang, serta awan-awan putih yang menambah keindahan alam tersebut. Romy merasa sangat bahagia dan merasa bahwa semua mimpinya selama ini telah teruwujud.
Perjalanan Mereka menuju gunung Merbabu cukup melelahkan. mereka harus berjalan kaki dan melewati jalur yang terjal dan berbatu. Namun, semua itu tidak membuat semangatnya surut.
“Kita istirahat di sana ya sebelum gelap." Ucap Mas Anto sambil menunjuk papan yang bertuliskan pos.
“Oke siap Mas Anto!” Sahut Romy dan Novi.
Romy dan Novi berjalan kaki menuju pos yang berjarak beberapa kilometer dari papan yang mereka lihat di jalan tadi. Mereka melewati jalan setapak yang terjal dan penuh dengan rintangan. Romy dan Novi saling membantu melewati rintangan tersebut.
Setelah 30 menit berjalan, mereka akhirnya tiba di pos tersebut. Mereka memasang tenda dan mempersiapkan diri untuk tidur. Esok paginya, mereka akan memulai pendakian ke puncak gunung yang menjadi tujuan mereka.
Malam itu mereka menikmati makan malam yang mereka masak sendiri dan bercerita di bawah bintang-bintang yang bersinar terang.
Romy terlihat sangat bahagia, ia banyak berbincang dengan Mas Anto. Di situ pun ada beberapa pendaki lain yang mendirikan tenda dan beristirahat. Suasana hangat sangat terasa di tempat itu.
Namun di sela-sela waktu makan Romy melihat Novi seperti mengiggil sangat kedinginan.
“Kamu gak apa-apa Nov?” Tanya Romy dengan sedikit khawatir.
“Gak apa-apa kok Rom aku seneng liat kamu seneng!” Ucap Novi.
“Beneran?Mas Anto lagi cari kayu bakar. Aku khawatir kamu kenapa-kenapa!” Tegas Romy kembali.
“Gak apa-apa Romy. Tenang aja ya aku udah biasa gini!” Jawab Novi sambil tersenyum.
“Yaudah kamu minum anget ya, aku bawa obat juga.” Ucap Romy sambil mengeluarkan box obat-obatannya.
“Iya, makasih ya Romy!” Ucap Novi sambil menyeruput segelas minuman hangat buatan Romy.
“Kamu tidur ya, besok pagi kita lanjut mendaki lagi.” Jelas Romy kepada Novi.
“Iya, makasih banyak Romy!” Ucap Novi.
Mereka pun memtuskan untuk tidur lebih awal untuk menghemat tenaga besok pagi.
Keesokan harinya, mereka melanjutkan pendakian ke puncak Gunung Merbabu yang indah dan menakjubkan itu.
Novi terus memberikan dukungan dan motivasi kepada Romy selama perjalanan, dan setelah beberapa jam mendaki, mereka berhasil mencapai puncak Gunung Merbabu. Mereka merasa sangat bangga dan senang dengan pencapaian mereka, dan mengambil waktu untuk menikmati pemandangan yang indah dari puncak gunung.
Romy merasa sangat bersyukur karena memiliki teman seperti Novi yang selalu mendukung dan memotivasi dia dalam setiap langkah hidupnya.
Romy merasa sangat bahagia karena telah berhasil mencapai puncak Gunung Merbabu. Ia merasa terinspirasi oleh keindahan alam yang ada di sekitarnya dan memutuskan untuk mengekspresikan perasaannya melalui lukisan.
Novi melihat temannya yang tengah sibuk melukis di puncak gunung dan merasa kagum. "Wow, Romy, kamu benar-benar kreatif. Bagus sekali lukisanmu!" ujarnya.
Romy tersenyum. "Terima kasih, Nov!” Romy merasa terinspirasi oleh keindahan pemandangan di sana.
Novi mengambil beberapa foto dengan kamera yang dibawanya dan mengabadikan momen indah ini. Mereka berdua duduk bersama di puncak gunung, menikmati pemandangan yang menakjubkan.
Setelah beberapa saat, Romy dan Novi dan Mas Anto mulai turun dari puncak gunung dan kembali ke kamp base mereka. Mereka merasa sangat lelah dan letih setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang. Namun, mereka juga merasa sangat bahagia dan bangga karena telah berhasil mencapai puncak gunung.
"Terima kasih, Novi dan Mas Anto karena udah mendukungku! selama perjalanan ini," kata Romy pada Novi dan Mas Anto.
"Kita adalah tim, Romy. Kita saling mendukung dan bahu-membahu untuk mencapai tujuan kita," jawab Novi dengan senyum.
“Sama-sama Rom! Gimana? Merbabu Indah kan?” Ucap Mas Anto.
Mereka berdua bersiap-siap untuk kembali ke rumah dengan perasaan bahagia dan kenangan indah yang tak terlupakan dari pendakian Gunung Merbabu.
Setelah menikmati pemandangan dari puncak, mereka turun kembali ke bawah dan kembali ke terminal kota Magelang menggunakan bus kota. Meski lelah, mereka merasa sangat senang dan puas dengan pendakian yang telah mereka lakukan bersama-sama
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments