Berbunga

Romy pulang sekolah dengan hati berbunga-bunga. Ia sudah berencana untuk mendaki gunung bersama Novi selama berbulan-bulan. Namun, sebelum ia bisa melanjutkan rencananya, ia harus meminta izin kepada ibu dan ayahnya terlebih dahulu.

"Sudah sampai, Nak? Bagaimana sekolahnya lancar?" tanya sang ibu ketika Romy masuk ke dalam rumah.

"Iya, Bu Lancar. Oh iya bu, dan dan teman-teman ingin mendaki gunung akhir pekan ini. Boleh ya Bu Romy daki gunung?" tanya Romy dengan penuh semangat.

Namun, jawaban sang Ibu tidak seperti yang Romy harapkan. "Aduh. Lebih baik jangan ya sayang! Maaf ya, Nak. Ayahmu tidak akan mengizinkanmu pergi mendaki gunung. ibu takut dimarahi olehnya," kata sang ibu dengan sedih.

Romy merasa kecewa dan frustrasi. Ia selalu ingin mencoba hal-hal baru dan petualangan seperti ini sangat menarik baginya. Namun, ia juga tahu betapa khawatirnya ayahnya tentang keselamatannya.

"Tapi, Bu, Romy janji akan sangat hati-hati. Romy tidak akan melakukan hal yang berbahaya. Tolonglah, Bu," pinta Romy dengan harap-harap cemas.

"Sudahlah, Nak. Ibu tahu kamu akan berhati-hati. Tapi sudahlah, Ibu takut ayahmu khawatir dan melarangmu pergi. Lebih baik kamu menunda dulu keinginanmu ini sampai ayahmu merasa lebih tenang. Ya?" kata sang ibu mencoba menenangkan hati Romy.

Romy mengerti kekhawatiran ibunya dan merelakan keinginannya untuk sementara waktu. Meski ia merasa sedih, ia tahu bahwa keselamatan dan kebahagiaan keluarganya adalah yang terpenting. Ia berharap suatu hari nanti, ia akan mendapatkan kesempatan untuk mencoba hal-hal baru dan mengejar petualangan yang ia impikan

Setelah mendapat jawaban dari ibunya yang menolak permintaannya untuk mendaki gunung, Romy merasa sangat sedih. Tanpa pikir panjang, ia segera mengirim pesan chat kepada Novi, temannya yang sudah berencana untuk mendaki gunung bersamanya.

"Maaf Nov, aku gak diijinkan oleh ibu dan ayah!" tulis Romy dalam pesan chat, disertai dengan emot sedih.

Novi merasa sedih mendengar kabar itu. Ia tahu betapa besar keinginan Romy untuk pergi mendaki gunung, dan ia merasa bersalah karena tidak bisa membantu temannya.

"Ah, sayang sekali, Romy. Tapi yasudah gak apa-apa! jangan khawatir ya! Masih banyak kesempatan lain untuk melakukan petualangan seru. Kita bisa mencari alternatif lain," balas Novi mencoba menghibur Romy.

Romy merasa sedikit lebih baik mendengar kata-kata Novi. Ia sadar bahwa masih banyak cara untuk menghabiskan waktu bersama teman-temannya dan mengeksplorasi alam. Ia pun berterima kasih kepada Novi dan berjanji untuk mencari alternatif lain untuk menggantikan rencana mendaki gunung tersebut.

"Makasih, Novi. Aku akan mencari alternatif lain untuk menggantikan rencana kita. Kita bisa mencoba aktivitas lain atau menjelajahi tempat lain yang menarik," tulis Romy dalam balasan pesan chatnya.

Novi setuju dan keduanya pun mulai merencanakan aktivitas alternatif yang bisa mereka lakukan bersama. Meski kecewa, mereka tetap berusaha untuk tetap bersenang-senang dan mengeksplorasi hal-hal baru bersama-sama.

Hari itu, Romy tampak murung dan sedih. Ia terus memikirkan keinginannya untuk mendaki gunung dan melukis di puncak gunung. Ia merasa sangat tertarik dengan seni dan ingin mencoba melukis pemandangan indah dari puncak gunung yang menakjubkan.

Namun, ketika ia mengutarakan keinginannya kepada orangtuanya, ia tidak mendapat izin untuk melakukannya. Romy merasa sangat kecewa dan sedih karena ia ingin sekali mengeksplorasi alam dan mengejar hobi seninya.

Ia duduk di kamarnya dan memandangi lukisan pemandangan gunung yang ia buat beberapa waktu lalu. Ia merasa sangat terinspirasi oleh keindahan alam dan ingin sekali mengalami keindahan tersebut secara langsung.

Namun, meskipun ia merasa sedih, Romy tetap memutuskan untuk tidak menyerah. Ia tahu bahwa masih ada banyak cara untuk mengeksplorasi alam dan mengembangkan hobi seninya tanpa harus mendaki gunung.

Ia mulai mencari alternatif lain untuk memuaskan keinginannya tersebut, seperti mencari tempat alam yang menarik di dekat rumahnya dan mempraktikkan teknik melukis yang baru.

Meskipun awalnya Romy merasa sedih dan kecewa, ia belajar untuk tidak menyerah dan tetap berusaha mengejar impian dan keinginannya. Ia tahu bahwa jika ia terus berusaha dan tidak menyerah, suatu saat nanti ia akan berhasil mencapai tujuannya.

Tak lama setelah Romy merenung di kamarnya, tiba-tiba ponselnya berdering. Ketika Romy melihat layar ponselnya, ia melihat pesan dari Novi yang mengajaknya untuk mendaki bukit belakang sekolah.

"Romy, bagaimana jika kita mendaki bukit belakang sekolah? Itu hanya butuh waktu 1 jam saja!" tulis Novi dalam pesan chatnya.

Romy merasa senang mendengar ajakan tersebut. Meskipun bukan gunung yang besar dan megah, setidaknya ia masih bisa mengeksplorasi alam dan menikmati keindahan pemandangan yang ada di sekitar sekolah mereka.

"Iya Nov, itu ide bagus! Ayo kita berangkat besok pagi!" balas Romy antusias.

Setelah Romy merencanakan perjalanan pendakian ke bukit belakang sekolah dengan Novi, ia tidak lupa untuk meminta izin kepada ibunya terlebih dahulu sebelum berangkat.

Romy dengan sopan mendekati ibunya dan berkata, "Bu, besok aku dan Novi mau pergi mendaki bukit belakang sekolah. Boleh gak bu?" ucap Romy dengan memasang wajah penuh belas kasihan.

Ibu Romy memperhatikan putranya sejenak dan kemudian menjawab, "Yasudah Nak, asalkan kamu tetap berhati-hati dan memperhatikan keselamatanmu selama perjalanan. Bukit itu memang gak tinggi, tapi jangan lupa untuk membawa air minum dan camilan ya nak!" Nasehat sang ibu kepada Romy.

Romy merasa sangat senang dan bersyukur atas izin yang diberikan oleh ibunya. Ia pun mengucapkan terima kasih dengan senyum di wajahnya, "Terima kasih Bu, aku akan sangat berhati-hati di sana, sekali lagi makasih Bu!” Rony tertawa kemudian memeluk sang ibu.

Dengan izin dari ibunya, Romy dan Novi dapat menjalankan rencana mereka dengan tenang dan penuh semangat. Mereka bisa mengeksplorasi alam, menikmati pemandangan, dan menyalurkan hobi mereka tanpa ada rasa khawatir ataupun terhalang oleh halangan lain.

Keesokan paginya, Romy dan Novi sudah siap-siap untuk mendaki bukit belakang sekolah. Mereka membawa peralatan yang diperlukan seperti air minum, camilan, dan alat-alat yang dibutuhkan untuk melukis.

Ketika mereka sampai di puncak bukit, Romy merasa sangat senang dan bahagia. Meskipun bukan gunung yang besar, pemandangan yang ada di sekitar bukit juga sangat indah. Romy pun mengambil alat melukisnya dan mulai melukis pemandangan di hadapannya.

Mereka juga menikmati camilan yang mereka bawa sambil menikmati keindahan alam di sekitar mereka. Romy merasa sangat bersyukur bahwa ia memiliki teman seperti Novi yang selalu mendukung dan membantunya mengejar impian dan hobi seninya.

“Kamu senang Rom?” tanya Novi

“Banget, makasih ya udah ngajakin aku ke sini!” ucap Romy.

Setelah selesai melukis, mereka turun dari bukit dengan penuh semangat dan bahagia. Meskipun hanya perjalanan singkat, Romy merasa bahwa pengalaman itu sangat berharga dan akan selalu diingatnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!